Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Masalah kesehatan merupakan suatu problem utama dalam

masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa sampai saat ini msalah

kesehatan tetap menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan

nasional, dimana pembangunan kesehatan itujukan untuk tercapainya

kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan secara optimal (Notoatmodjo, 2005).

Semakin hari ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju

dan membawa manusia menuju kehidupan modern dengan perubahan

gaya hidup. Perubahangaya hidup itu ternyata di barengi dengan

permasalahan kesehatan yang tidak sedikit.Jika dahulu masalah

kesehatan banyak terkait dengan higienitas atau kebersihan dan

infeksi,maka hari ini menghadapi masalah kesehatan terkait gaya hidup

(Freitag,2011).

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu masalah

kesehatan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.Diabetes

melitus sering juga disebut oleh orang awam sebagai penyakit gula

atau kencing manis. Penyakit ini merupakan gangguan metabolisme

yang menyebabkan terjadinya peningkatan gula darah melebihi nilai

normal.Diabetes mempunyai efek-efek yang serius pada kesehatan,

1
2

pencegahan yang efektif dan penatalaksanaan dari penyakit ini menjadi

sesuatu yang diprioritaskan di seluruh dunia (Anonim, 2005).

Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai

dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh

penurunan sekresi insulin atau penurunan sensifitas insulin atau

keduanya menyebabkan komplikasikronis mikrovaskular dan neuropati

(Setiawan, 2011).

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, bahwa

177 juta penduduk dunia mengidap diabetes.Jumlah ini akan meningkat

hingga melebihi 300 juta pada tahun 2025. Tercatat 4 dari 5 negara di

dunia dengan jumlah penderita diabetes yang terbesar ada di Asia,

yaitu: India (32,7 juta penderita), RRC (22,6 juta penderita),Pakistan

(8,8 juta penderita), dan Jepang (7,1 penderita) (Vitahealth,2004).

Kejangkitan Diabetes Melitus di negara-negara berkembang

tidak pernah mendapat perhatian para ahli Diabetes di negara-negara

barat sampai dengan kongres Internasinal Diabetes Federation (IDF) ke

IX tahun 1973 di Brussel. Kemudian pada tahun 1976, ketika kongres

IDF di New Delhi India, diadakan acara khusus yang membahas

kejangkitan diabetes mellitus di daerah tropis dan pola makannya. Pola

makan yang kurang baik ditengarai sebagai salah satu pemicu utama

tingginya prevalensi penyakit papanatas ini (Lanny, 2004).


3

Penyakit Diabetes Melitus tergolong penyakit degeneratif

artinya penyakit yang menunjukan peningkatan insiden sesuai

pertumbuhan usia seseorang. Usia 50 tahun ke atas merupakan

populasi yang mendapat prevalensi sekitar 80% kasus sehingga

Diabetes Melitus merupakan penyakit middle age (Yusriana, 2000).

Sementara peneliti Verikayat menemukan bahwa wanita di USA lebih

beresiko terkena DM 38,5%, sedangkan laki-laki sebanyak 32,8%

(Lanny, 2004).

Modalitas utama dalam penatalaksanaan diabetes mellitus

terdiri dari terapi non farmakologis yang meliputi perubahan gaya hidup

yang salahsatunyadengan melakukan pengaturan pola makan yang

dikenal sebagai terapi gizi medis atau diet. Pasien DM yang memiliki

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai tentang standar

diet yang tepat dapat mengaplikasikannya dalam asupan dietnya baik

ketika menjalani perawatan di rumah sakit maupun dalam

kesehariannya di rumah (Waspadji , 2007).

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) faktor

yang mempengaruhi perilaku kesehatan meliputi faktor predisposisi

(faktor faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai tradisi), faktor-faktor pemungkin (faktor-faktor yang

memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan) dan faktor -


4

faktor penguat (faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku).

Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit

Labuang Baji Makassar diperoleh penderita Diabetes Melitus pada

tahun 2010 adalah 178 jiwa penderita Diabetes Melitus.Pada tahun

2011 jumlah penyakit Diabetes Melitus adalah 174 jiwa penderita

Diabetes Melitus. Data tahun 2012 berjumlah 215 dengan rincian pada

bulan Januari-Maret 2012 yaitu umur 15-24 tahun sebanyak 1 orang,

umur 25-44 tahun sebanyak 9 orang, umur 45-64 tahun sebanyak 31

orang, umur > 65 tahun sebanyak 18 orang. Pada bulan april sampai

juni yaitu dari umur 15-24 tahun sebanyak 4 orang, umur 25-44 tahun

sebanyak 26 orang, umur 45-64 tahun sebanyak 35 orang, umur

> 65 tahun sebanyak 4 orang. Pada bulan Juli sampai september yaitu

umur 25-44 tahun sebanyak 15 orang, umur 45-64 tahun sebanyak

40 oran dan umur > 65 tahun sebanyak 5 orang.Bulan Oktober sampai

desember yaitu dari umur 25-44 sebanyak 15 orang, umur 45-64 tahun

20 orang dan umur > 65 tahun sebanyak 3 orang.

Dengan melihat angka kejadian penderita diabetes melitus di

Rumah Sakit Labuang Baji Makassar yang terus bertambah setiap

tahunnya dan merupakan masalah kesehatan masyarakat, maka

penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian faktor-faktor

yang berhubungan dengan ketidakpatuhan diet pada penderita

Diabetes Melitus di Rumah Sakit Labuang Baji.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas,maka dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan diet

pada penderita DM ?

2. Apakah ada hubungan tingkat ekonomi dengan kepatuhan diet

pada penderita DM ?

3. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet

pada penderita DM ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan

Diet pada Penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Labuang Baji

Makassar tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pada

penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Labuang Baji

Makassar tahun 2014.

b. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan

diet pada penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Labuang Baji

Makassar tahun 2014.


6

c. Mengetahui hubungan tingkat ekonomi dengan kepatuhan diet

pada penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Labuang Baji

Makassar 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan wadah untuk menuangkan ide dan

buah pikiran ilmiah, merupakan pengalaman berharga dan

menambah wawasan dalam metodologi penelitian dan diet

Diabetes Melitus.

2. Bagi pasien/masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan bagi masyarakat terutama penderita DM dalam

pengaturan Diet Diabetes Melitus

3. Bagi institusi

Dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan informasi untuk

penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai