Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Diabetes melitus

1. Definisi Penyakit Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) adalah istilah yang di kedokteran

untuk penyakit yang di indonesia dikenal dengan nama penyakit

gula atau kencing manis. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani.

Diabetes artinya mengalir terus, melitus berarti madu atau manis

(Setiawan, 2012).

Penyakit Diabetes Melitus (DM) yang juga dikenal sebagai

penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan

penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula

dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme

dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi

hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (Halim, 2009).

Diabetes merupakan gangguan metabolisme (Metabolik

Syndrome) dari distibusi gula oleh tubuh. Penderita diabetes tidak

bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tak

mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah

kelebihan gula dalam darah. Kelebihan gula yang kronis didalam

darah hiperglikimia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian

glukosa yang tertahan didalam darah itu melimpah ke sistem urine

untuk dibuang melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang

7
8

mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut,

karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis (Maya,

2010).

Gangguan tersebut terjadi bila insulin tidak diproduksi oleh

tubuh, jumlahnya tidak cukup atau sel-sel tubuh tidak bisa

meresponnya secara nomal (insulin resistence). Dalam kasus

normal, setiap orang membutuhkan glukosa atau zat gula untuk

kesehatannya, karena organ vital kita membutuhkannya sebagai

sumber energi yang nantinya dibakar oleh oksigen. Terutama otak,

sepenuhnya tergantug pada pasokan gula dan oksigen untuk bisa

bekerja dengan baik (Setiawan, 2012).

Pada orang normal konsentrasi glukosa darah biasanya

berkisar antara 80-90 mg/100 ml, darah pada orang puasa setiap

pagi sebelum makan pagi dsan konsentrasi ini meningkat menjadi

120-140 mg/100 ml selama 1 jam pertama atau lebih setelah

makan. Nilai abnormal dari glukosa darah jika lebih dari 140

mg/100 mg.

2. Penyebab Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh

destruksi sel pulau Langerhans akibat proses autoimun.

Sedangkan Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)

disebabkan kegagalan relatif sel dan resistensi insulin. Resistensi

insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang


9

pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat

produksi glukosa oleh hati. Sel tidak mampu mengimbangi

resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadinya defesiensi

relative insulin. Ketidak mampuan ini terlihat dari berkurangnya

sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada

rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin

lain. Berarti sel pangkreas mengalami desensitisasi terhadap

glukosa ( Halim, 2009).

DM mempunyai etiologi yang heterogen, yakni beragam

jenis lesi dapat membawa pada keadaan insufisiensi insulin. Jenis-

jenis gangguan berikut ini dinyatakan sebagai kausa-kausa yang

dapat menyebabkan DM :

a. Abnormalitas yang ditemukan secara genetic terdapat fungsi sel

beta.

b. Faktor-faktor lingkungan yang merubah fungsi dan integritas sel

beta.

c. Sistim imum yang detektif.

d. Kelainan aktifitas insulin.

3. Jenis-jenis Diabetes Melitus

a. Diabetes Tipe I bergantung pada insulin

Diabetes Tipe I bila tubuh perlu pasokan insulin dari luar

karena sel-sel beta dari pulau langerhans telah mengalami

kerusakan sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin.


10

Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun

setelah dewasa. Diabetes Tipe I diidap oleh sekitar 10-15

penderita diabetes di Amerika Serikat. Penderitanya harus

mendapatkan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga itu

dikenal dengan istilah insulin Dependen Diabetes Melitus

(IDDM) atau diabetes melitus yang bergantung pada insulin

untuk mengatur metabolisme gula dalam darah. Dari kondisinya

inilah jenis diabetes yang paling parah (Vitahealth,2004).

Diabetes Tipe I sebagian besar terjadi pada orang

dibawah umur 30 tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering

dijuluki diabetes anak-anak karena penderitanya lebih

banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada

diabetes tipe I, pangkreas tidak dapat menghasilkan cukup

insulin akibat kealainan sistem imun tubuh yang

menghancurkan sel yang menghancurkan sel yang

menghasilkan insulin atau karena infeksi virus sehingga

hormon dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan

timbunan gula pada aliran darah (Maya, 2011).

Separuh penderita diabetes yang mengidapnya

setelah usia dewasa,tetapi tidak berbadan gemuk

seperti umunya penderita diabetes Tipe II.Ternyata termasuk

dalam kategori diabetes Tipe I yang tergantung pada insulin.

Para peneliti menyebutkan sebagai diabetes 1,5 yang disebut


11

sebagai LADA (Latent Autoimunera Diabetes in Adults), karena

sistem imun menyerang (reaksi autonium) sel-sel beta

pankreas secara perlahan-lahan sehingga berhenti

memproduksi insulin. Di bedakan dengan diabetes Tipe I dan

diabetes Tipe II,karena dokter sering tidak menemukan tanda-

tanda dari faktir resiko yang biasanya digunakan untuk

mendeteksi diabetes Tipe II sudah tidak mampan lagi ditangani

dengan obat-obatan diabetes yang biasa digunakan

(Vitahealth, 2004).

Diabetes Tipe I biasanya sering berhubungan dengan

gejala-gejala yang berat seperti rasa haus yang berlebihan, dan

penurunan berat badan yang tajam yang berkembang secara

cepat dibandingkan dengan memburuknya penyakit itu sendri

yang terjadi secara berangsur-angsur dalam waktu yang

panjang.Sebagaian besar kasusu dapat didiagnosa pada

stadium awal penyakitnya karena buruknya gejala-gejala yang

timbul (Harry, 2011).

b. Diabetes Tipe II, tidak tergantung pada insulin

Diabetes Tipe II terjadi jika insulin hasil produksi

pankreas tidak cukup tahu sel lemak dan otot tubuh menjadi

kebal terhadap insulin,sehingga terjadilah gangguan

pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes Tipe II ini merupakan

Tipe diabetes yang paling dijumpa, sering disebut diabetes


12

yang di mulai pada masa dewasa dikenal sebagai NIDDM

(Insulin Dependent Diabetes Melitus). Jenis diabetes ini

mewakili sekitar 90% dari seluruh kasus diabetes karena

umumnya 4 dari 5 orang penderita Diabetes Tipe II ini

memiliki kelebihan berat badan, maka obesitas sering

dijadikan sebagai indikator bagi penderita diabetes (Savitri

,2006).

Diabetes Tipe II ini dapat menurunkan dari orang tua

yang penderita diabetes.Tetapi resiko terkena penyakit ini

akan semakin tinggi jika kelebihan berat badan dan memiliki

gaya hidup yang membuat kurang bergerak. Oleh karena itu,

dengan diet yang seimbang untuk mengontrol berat badan

dan olah raga yang baik, biasanya diabetes Tipe II ini dapat

dikendalikan, kalau cara tersebut sudah tidak ampuh lagi,

perlu minum obat atau suntikan insulin (Vitahealth,2004)

Banyak Diabetes Tipe II yang tidak mengalami gejala

apapun atau hanya berupa gejala ringan yang kemudian

berkembang secara perlahan.Penemuanya sering waktu

pemeriksaan kesehatan,misalnya pada pada saat Medical

Chek Up untuk perekrutan atau asuransi kesehatan. Pada

saat itulah ditemukan ketidaknormalan pada kadar gula

darahnya.
13

Umumnya penderita Diabetes Tipe ini berusia 40 tahun

ke atas. Namun dari diagnosa akhir-akhir ini menunjukan

bahwa anak-anak pun sudah banyak yang menderita

diabetes tipe II ini yang sering juga disebut sebagai MODY

(Maturity Onset Diabetes Of The Young). Pada Diabetes Tipe

II, yang dianggap sebgai pencetus utama adalah faktor

obesitas (gemuk berlebihan). Penyebabnya bukan makanan

yang manis tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang

terlalu banyak. Sehingga cadangan gula darah di dalam

tubuh berlebihan, sekitar 80% penderita diabetes Tipe II

adalah mereka yang tergolong gemuk.

c. Diabetes Karena Kehamilan

Diabetes karena kehamilan hanya terjadi ketika hamil saja.

Sekitar 95% tidak mengalaminya lagi setelh melahirkan,

namun perlu diwaspadai akan kemungkinan mengalami

diabetes yang sesungguhnya dikemudian hari.

Diabetes menyebabkan keguguran, kematian janin

di dalam kandungan, atau janin terlalu besar atau

terlalu kecil. Wanita penderita diabetes yang hamil

perlu di kontrol oleh dokter ahli penyakit dalam dan

ahli kandungan agar kondisi kehamilanya dapat

dipertahankan dengan baik. Juga agar proses kelahiran

anaknya dapat berlangsung dengan normal. Demikian pula


14

kebutuhan sudah melahirkan akan penilaian ulang serta

pengklarifikasian lebih tepat

jenis dan keparahan intoleransi glukosa dan memperkirak

an perkembngan berikutnya menjadi diabetes melitus

(Askandar, 2011).

Menurut Sarwono Waspadji, Diabetes Melitus pada

kehamilan dapat dibagi atas dua, yaitu :

1) Diabetes yang memang sudah diketahui sebelumnya dan

kemudian menjadi hamil (DM Hamil = DM = DM

Progestasional). Sebagian besar termasuk golongan

IDDM (Insulin Dependent DM)

2) Diabetes Melitus yang baru saja ditemukan pada saat

kehamilan (DM Gestasional = DM ). Umumnya termasuk

golongan NIDDM (Non Insulin Dependent DM).

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologis

tersebut, terjadi juga keadaan jumlah/fungsi insulin yang

tidak optimal. Terjadi juga perubahan kinetika insulin dan

resistensi terhadapa efek insulin. Akibatnya komposisi

sumber energi dalam plasma itu berubah (kadar gula darah

tinggi) (Lanny,2004).

4. Gambaran klinis DM

Diabetes Melitus dapat mengenai semua golongan umur dan

organ tubuh serta menimbulkan berbagai macam keluhan,


15

gejalanya sangat bervariasi. DM dapat timbul perlahan-perlahan

sehingga penderita tidak menyadari adanya perubahan (Savitri

2006 ).

a . Gejala Akut

Gejala penderita DM dari satu penderita dengan yang

lainnya selalu sama, bahkan ada penderita DM yang tidak

menunjukan gejala apapun sampai pada saat tertentu.Gejala

yang umum timbul adalah :

1) Gejala dini yang tediri dari :

a) Banyak makan (Polifagi)

b) Banyak minum (Polidipsi)

c) Banyak kencing (Poliuri)

Akibat keadaan ini biasanya penderita menunjukan berat

badan yang terus naik karena pada saat ini insulin masih

mencukupi.

2) Berat keadaan tersebut tidak lekas diobati maka lama

kelamaan mulai timbul gejala yang disebabkan oleh

kemunduran kerja insulin dari mulai timbul gejala-gejala

: nafsu makan mulai berkurang, banyak minum, banyak

kencing, mudah capek, berat badan menurun dengan cepat

dapat mencapai 5-10 kg dalam 2-4 minggu, bila tidak lekas

diobati, maka timbul rasa mual, bahkan penderita akan tidak


16

sadarkan diri atau mengalami koma diabetik akibat kadar

glukosa dalam darah terlalu tinggi.

b. Gejala Kronis

Kadang-kadang penderita DM tidak menunjukkan gejala

mendadak tetapi penderita tersebut baru menunjukan gejala

sudah beberapa bulan sesudah mengidap penyakit DM. Gejala

DM yang sering timbul adalah kesemutan, rasa kulit panas, rasa

kebal pada kulit, kram, gampang mengantuk, mata kabur,sering

ganti kacamata, gigi cepat goyah dan mudah lepas. Pada wanita

hamil sering mengalami keguguran atau melahirkan bayi mati

dan kemampuan seksual menurun (Harry, 2011).

5. Diagnosis

Diagnosis DM umumnya akan diperkirakan dengan

adanya gejala khas DM berupa Poliuria (banyak kencing), Polidipsi

(banyak minum), Polifagi ( banyak makan ), badan lemah

,penurunan BB yang tidak diketahui penyebabnya. Diabetes

didiagnosis jika kadar gula darah lebih dari 200 mg/100 ml darah

puasa lebih dari 140 mg/100 ml ( Savitri, 2006 ).

Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil

pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl atau glukosa

DM. Bila hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan,

pemeriksaan TTGO (testoleransi glukosa oral ) diperlakukan

untuk memastikan diagnosis DM diperiksa glukosa darah 2 jam


17

setelah beban glukosa. Kadar glukosa darah diperlukan 2 kali

abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain

atau (TTGO) yang abnormal.

6. Upayapencegahan DM

Dalam upaya pencegahan DM dikenal 4 pilar utama

pengelolaan : (Harry, 2011) yaitu:

a. Penyuluhan

Edukasi merupakan bagian integral asuhan perawatan

diabetes, edukasi diabetes adalah pendidikan dan latihan

mengenai pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan diabetes

yang diberikan kepada setiap pasien diabetes.Disamping kepada

pasien diabetes, edukasi juga diberikan kepada anggota

keluarganya, kelompok masyarakat berisiko tinggi dan pihak-

pihak perencana kebijakan kesehatan.

1) Perencanaan Makan

a) Karbohidrat 60-70%

b) Protein 10-15%

c) Lemak 20-25%

2) Latihan Jasmani

Program latihan jasmani yang dianjurkan adalah

latihan aerobic secara teratur 3-4 kali/minggu @ 30 menit

yang bersifat CRIPE (Continous, Rhythmic, Interval,

Progressive, Endurance). Dalam melaksanakan latihan


18

aerobic diusahakan tercapai denyut nadi 70-75% denyut

nadi maksimal (220 - umur). Perlu diadakan penyesuaian

kegiatan dengan kemampuan kondisi penyakit penyerta.

3). Obat Hipoglikemik

Oba Hipoglikemik Oral (OHO) dapat dijumpai dalam

bentuk golongan sulfonilurea, golongan biguanid dan

inhibitor glukosi dasealfa.Sulfonilurea diberikan pada DM

tipe 2 yang tidak gemuk, biguanid (metformin) pada DM

gemuk, dan inhibitor glukosida sealfa (acarbose) pada

diabetes dengan kadar glukos adarah 2 jam sesudah makan

yang tinggi. Pada umumnya OHO tidak dianjurkan pada DM

dengan gangguan hati dan ginjal (Maya, 2011).

B. Tinjauan Umum Diet Diabetes Melitus

Diet merupakan terapi utama yang dapat menekan

munculnya diabetes Latent serta dapat menekan penyakit

millitus kronik akut pada penderita DM. Diet sebagian dari

pengobatan DM yang mempunyai arti penting, bahkan

sebagian penderita DM ringan sampai berat dapat

dikendalikan dengan diet dan olahraga Diet bagi penderita

Diabetes Mellitus adalah diet kalori seimbang dengan

memperhatikan pedoman 3J ( jadwal makan, jumlah dan

jenis makanan) (Askandar, 2011).


19

Dengan demikian dapat dikatakan kepatuhan diet adalah

ketaatan terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi

orang tiap hari dalam keadaan sehat untuk menjaga

kesehatan dan untuk mempercepat proses penyembuhan

bagi orang yang sakit .

1. Dasar terapi diet

a. Tujuan terapi diet (Sunaryo, 2010).

Memperbaiki gangguan metabolisme menjadi senormal

mungkinsehingga dapat merasakan hidup nyaman dengan jalan:

1) Menurunkan kadar gula darah sampai mendekati normal

2) Memberikan makanan yang adekuat dalam semua zat gizi

3) Mencegah terjadinya komplikasi

4) Membantu mempercepat penyembuhan luka

5) Mempertahankan berat badan normal

6) Membuat pasien agar dapat melakukan aktifitas seperti

orangnormal.

b. Syarat terapi diet

Makanan yang diberikan secara seimbang merupakan dasar

pengontrolanmetabolisme yang baik. Sebagai pedoman

penyusunan diet penderita DM adalah:

1) Energi sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai berat badan

normal

2) Karbohidrat antara 60-70% dari total kalori


20

3) Protein antara 15-20% untuk mengganti jaringan yang rusak

4) Lemak antara 20-25% dari total kalori , jenis lemak yang

diberikanadalah lemak tidak jenuh

5) Menghindari gula murni dan makanan yang manis manis

6) Vitamin dan mineral yang cukup

7) Makanan tidak merangsang dan mudah dicerna

(Alatmasier sunita 2005).

2. Perencanaan terapi diet pada Diabetes Melitus

a. Pada pasien DM Tipe 1

Perencanaan makanan penting untuk mencegah

hiperglikemia, hipoglikemia dan mempertahankan keseimbangan

metabolic. Total asupan energi sehari-hari secara tetap dengan

paling sedikit 3 kali makan, satu atau dua kali snack antara

makan dan snack sebelum tidur.

b. Pada pasien DM Tipe 2

Intervensi gizi yang bertujuan untuk menurunkan berat

badan, perbaikan kadar glukosa dan lemak darah pada

pasien yang gemuk dengan DM tipe 2 mempunyai pengaruh

positif pada morbiditas. Orang yang kegemukan dan menderita

DM mempunyai resiko yang lebih besar daripada mereka yang

hanya kegemukan.

Meskipun banyak yang belum diketahui tentang hasil

berbagi susunan diet penurunan berat badan yang dapat


21

dipertahankan, beberapa hal perlu diperhatikan dalam memilih

pendekatan- pendekatan yang ada yaitu ;

1) Diet mengandung gizi seimbang dengan jumlah kalori yang

dibatasi yaitu 500 - 1000 kurang dari asupan makanan

sehari-hari dapat menurunkan BB secara bertahap

2). Pertahankan BB yang sudah turun dengan mempertahankan

kebiasaan makan yang baru. Kalori yang tidak berlebihan

juga memberikan pengaruh yang menguntungkan pada

kadar glukosa darah, kebutuhan insulin dan OHO.

3). Penekanan tujuan terapi gizi DM tipe 2 hendaknya pada

pengendalian glukosa, lipid dan hipertensi.

4) Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan gizi yang

cukup dan dibarengi dengan pengurangan lemak

terutama

lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan sedemikian

rupa sehingga asupan Zat gizi tersebar sepanjang hari

(Dewa, 2011).

Tujuan pola makan adalah terjadinya perubahan perilaku optimal

terutama pada diri pasien dan keluarga. Dalam hal ini ingin

terjadi perubahan menuju perilaku pola makan sehat untuk

pasien atau penderita. Tapi kenyataanya di ruang rawat

inap selama ini paling susah merubah pola makan orang yang

sudah terbentuk puluhan tahun, betapa nikmatnya makan bebas


22

apalagi pada pasien rawat jalan. Oleh karena itu berikan edukasi

makanan pada pasien dan keluarga secara menyeluruh,

pengembangan keterampilan dan motivasi langsung awal rawat,

secara bertahap selama perawatan sehingga selama perawatan

pasien mengerti Three in one ( pola makan sehat), subtitusi,

dan konversi makanan sehingga asupan baik, BB baik dan

grafik gula darah baik.

Variabel yang perlu diperbaiki :

a) Three in one ; pola makan (agar pasien tidak cepat lapar,

grafik gula darah tidak ekstrim)

Boleh : Bahan makanan yang boleh (nasi, mie, bubur ayam,

kentang, ketoprak)

Benar : Porsi yang benar untuk setiap makanan

Benar : Jam makan

b) Bentuk makanan tepat

c) Total kalori yang diberikan sesuai kemampuan makan

d) Total perhitungan kalori tepat

e) Kombinasi bentuk makanan bila asupan kurang

f) Subtitusi makanan

g) Konversi makanan (jelaskan makanan penukar agar

merasa diet DM sama dengan makanan biasa)

h) Variasi makanan
23

Jumlah kalori makanan yang diperlukan setiap orang berbeda

tergantung dari jenis kelamin, usia, tinggi dan berat badan.

Jika makanan yang dikonsumsi melebihi jumlah kalori

yang dibutuhkan tubuh, akan timbul obesitas yang

merupakan salah satu factor pemicu timbulnya DM.

3. Terapi yang diberikan kepada klien DM\

Terapi yang diberikan kepada klien DM t erbagi dalam tiga

type

a. Diet rendah kalori

Untuk menurunkan berat badan bagi klien Diabetes yang

gemuk dan diikuti diet untuk mempertahankan berat badan

agar tidak naik lagi.

b. Diet bebas gula

Digunakan untuk klien yang lanjut usia dan tidak tergantung

insulin tidak memakan gula dan makanan yang mengandung

gula. Mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat sebagai

bagian dari keseluruhan hidangan secara teratur.

c. Sistem penukar

System penukar memungkinkan variasi makanan sehingga

klien tidak bosan tetapi tetap dalam kalori yang telah

ditentukan. Misalnya nasi ditukar roti, kentang, dan lainnya

(Almatzeir, 2005)
24

4. Makanan yang perlu dihindari

Makanan tertentu jika dikomsumsi dapat menaikkan kadar

gula dalam darah, karena itu klien harus berhati-hati memilih

makanan, bahan pangan kaya karbohidrat membuat kerja organ

pankreas menjadi lebih berat. Karbohidrat akan segera diubah

menjadi glukosa akibatnya kadar gula darah meningkat,

selanjutnya pangkreas bereaksi mengeluarkan insulin agar dapat

menarik gula dalam darah dan menyimpannya dalam otot sebagai

cadangan energi (glikogen).

Makanan yang perlu dihindari oleh kilen DM :

a. Gula murni, seperti yang terdapat pada gula pasir, gula jawa,

dan sirup.

b. Madu, selai manis, jeli, permen, coklat, susu kental manis,

minuman botol ringan dan es krim.

c. Kentang, mengandung indeks glisemik tinggi sehingga mudah

menaikkan kadar gula darah.

d. Biskuit, kue-kue, roti manis, dodol, makanan yang digoreng dan

berlemak.

e. Susu fullcream yang dikonsumsi secara berlebihan

f. Snack yang mengandung gula dan pemanis buatan yang

tinggi kalori

g.Pudding,sari buah dan buah-buahan yang di kalengkan dalam

sirup
25

h. Abon, dendeng dan sarden

i. Mentega dari lemak hewani dan minyak jenuh (Askandar,, 2011)

5. Makanan Yang Perlu Dikonsumsi

Sebaiknya klien DM mengkonsumsi makanan yang tidak terlalu

merangsang produksi insulin secara berlebihan. Makanan

berserat tinggi dapat membantu menurunkan kebutuhan akan

insulin, serat merupakan bahan makanan yang mengandung

karbohidrat cukup rendah tapi mngenyangkan. Karbohidrat dalam

makanan kaya serat diserap lebih lambat dan kenaikan gula darah

berlangsung berlahan.

Makanan yang perlu dikonsumsi oleh klien DM :

a. Sayur-sayuran (buncis, wortel, taoge/kecambah, sawi, bayam)

b. Buah - buahan (apel, jeruk, mangga, dan buah-buahan lain

yang kaya serat)

c. Roti yang terbuat dari gandum, mengandung kulit ari yang kaya

serat.

d. Sumber protein nabati (tempe, tahu, kedelai) dan sumber serat

lain yang mengandung protein hewani, seperti ikan dan telur.

e. Sumber lemak (kacang-kacangan) baik untuk dikonsumsi

(Almatsier, 2005).

6. Hidangan untuk Diabetes mellitus

Gizi seimbang merupakan syarat utama dalam menyusun

menu untuk mencapai kesehatan optimal. Istilah menu dapat


26

diartikan sebagi suatu daftar makanan yang disajikan. Susunan

menu bagi pasien DM sebaiknya memberikan penampilan yang

menarik dan memenuhi citarasa disamping memenuhi kebutuhan

gizi. Menu disusun bervariasi dengan tujuan tidak membosankan.

Dengan pengertian yang baik mengenai makanan pada dirinya,

pelaksanaan perencanaan makanan menjadi tidak kaku dan tidak

menjadi beban bagi pasien diabetes. Pasien diabetes tidak perlu

takut lagi pergi ke pesta atau menghadiri undangan makan,

asalkan dapat dengan benar memilih makanan yang tepat untuk

dirinya. Baik macam maupun jumlahnya. (Dewa, 2011)

Pada dasarnya diit diabetes diberikan dengan cara 3 kali

makanan utama dan 3 kali makanan antara dengan jarak antara

(interval) 3 jam. Namun jadwal ini dapat berubah sesuai ketetapan

diit rumah.

C. Tinjauan Umum tentang Kepatuhan Diet

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1995 disebutkan

bahwa kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti suka menurut

(perintah dan sebagainya), taat ( pada perintah, aturan dan

sebagainya), berdisiplin. Sedangkan kepatuhan berarti sifat patuh atau

ketaatan. Ilmu Dietetika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara

menyembuhkan, atau mempercepat proses penyembuhan, atau

membantu menghilangkan komplikasi-komplikasi dan gejala-gejala


27

yang mungkin timbul dari suatu penyakit, dengan jalan pengaturan

makanan penderita (Moehji, 2005).

Kepatuhan diet merupakan salah satu usaha untuk tercapainya

tujuan pengobatan.Dengan obat obatan yang sangat penting tidak

cukup. Pengobatan DM memerlukan keseimbangan antara beberapa

kegiatan yang merupakan bagian intergral dari kegiatan rutin sehari-

hari seperti makan, tidur, bekerja dan lainlain. Pengaturan jumlah dan

jenis makanan serta olahraga merupakan pengobatan yang tidak dapat

dapat ditinggalkan, walaupun diakui banyak diabaikan oleh penderita

DM serta keluarganya. Hal lain yang perlu di ingat adalah bahwa

penderita lebih mudah mengontrol kadar gula darah bila penderita DM

makan secara teratur. Berhasilnya pengobatan DM tergantung

padakerja sama antar petugas kesehatan dengan penderita DM

(Askandar, 2011).

Diet dapat diartikan pula sebagai makanan dan minuman yang

dikonsumsi orang tiap hari. Diet bagi penderita Diabetes Mellitus

adalah diet kalori seimbang dengan memperhatikan pedoman 3J

( jadual makan, jumlah dan jenis makanan) (Hartono, 1995).

Dengan demikian dapat dikatakan kepatuhan diet adalah ketaatan

terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi orang tiap hari

dalam keadaan sehat untuk menjaga kesehatan dan untuk

mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sakit.


28

Faktor-faktor yang berhubungan kepatuhan diet di antaranya yaitu:

1. Pengetahuan gizi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui

proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek

tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk

terbentuknya perilaku terbuka. Perilaku yang didasari pengetahu

an umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004)

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai

hasil panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan

(belief), takhyul (superstition) dan penerangan-penerangan yang

keliru (Soekanto, 2005).

Pengetahuan pada dasarnya menunjukkan pada suatu yang

diketahui, jadi ada sesuatu pokok soal yang mengharuskan orang

mempunyai pengetahuan, tidaklah mungkin ada pengetahuan

mengenai sesuatu yang tidak diketahui (Gie, 2010).

a. Macam pengetahuan :

1). Pengetahuan analitisa priori : hal-hal yang diketahui lepas dari

pengalaman dan karena itu bersifat pasti, namun tidak

informative atau tak berisi sebab ia hanya menjelaskan apa yang

sudah terdapat dalam makna kata.

2). Pengetahuan sintesis a posteriori yaitu pengetahuan yang

diperoleh lepas dari pengalaman.


29

3). Pengetahuan sintesis a priori : pengetahuan yang dapat

diperoleh lepas dari pengalaman. Jadi bersifat pasti,namun

pada saat yang sama berisi. Pengetahuan jenis ini diperolah

dengan merefleksikan pengalaman rasional sedemikian rupa,

dan mengungkapkan adanya kategori-kategor i dalam

pemikiran yang manata hasil cerapan indera itu menjadi

pengalaman rasional (Sandjaja, 2006).

b. Tingkatan pengetahuan

Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup 6

tingkatan yaitu (Sunaryo, 2009).

1) Tahu

Tahu merupakan tingkatan pengetahuan paling rendah.

Tahu artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa klien itu

tahu, adalah klien dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan dan menyatakan

2) Memahami

Memahami artinya kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterprestasikan dengan benar tentang objek yang

diketahui. Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus

dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.

3) Penerapan
30

Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat

mengguankan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi

nyata.

4) Analisis

Analisis artinya kemampuan untuk menguraikan objek

kedalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu

struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran

kemampuan ialah klien dapat menggambarkan, membuat

bagian, membedakan, memisahkan, membuat bagan proses

adopsi perilaku, dan dapat membedakan pengertian psikologi

dengan fisiologi.

5) Sintesis

Sintesis yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan

bagia-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau

kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasinya. Ukuran

kemampuan ialah klien dapat menyusun, meringkas,

merencanakan, dan menyusaikan suatu teori atau rumusan

yang telah ada.

6) Evaluasi

Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek. Evaluasi dapat menggunakan criteria

yang telah ada atau dususun sendiri.


31

Pentingya pengetahuan gizi terhadap konsumsi didasari atas

dua kenyataan :

a) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan

kesejahteraan

b) Ilmu gizi memberikan fakta fakta yang diperlu sehingga

penduduk dapat berlajar mengunakan pangan dengan baik

bagi perbaikan gizi.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha menanamkan pengertian dan

tujuan agar pada diri manusia (masyarakat) tumbuh pengertian,

sikap dan perbuatan positif. Pada dasarnya usaha pendidikan

adalah perubahan sikap dan perilaku pada diri manusia menuju

arah positif dengan mengurangi faktor-faktor perilaku dan sosialn

budaya negatif (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dapat

memengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi

yang dimiliki menjadi lebih baik. Seseorang dengan pendidikan

rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang

memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang yang

pendidikannya lebih tinggi. Karena sekalipun berpendidikan rendah,

kalau orang tersebut mendengarkan atau melihat informasi


32

mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik

(Apriadji, 2005).

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan

sikap dan perilaku hidup sehat.Tingkat pendidikan yang rendah

akan mempersulit seseorang atau masyarakat menerima dan

mengerti pesan-pesan kesehatan yang disampaikan sedangkan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang

atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikannya dalam aku dan gaya hidup sehari-hari,

khususnya dalam hal kesehatan dan gizi. Tingkat pendidikan,

khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat

kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang

akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang

pendidikan terdiri dari beberapa kelompok yaitu :

1). Pendidikan anak usia dini (PAUD)

Anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun.

2). Pendidikan dasar


33

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal

selama 9 tahun pertama, diselenggarakan selama 6 tahun

Sekolah Dasar (SD) dan 3 tahun Sekolah Menengah

Pertama (SMP).

3). Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan

lanjutan pendidikan dasar.

4). Pendidikan tinggi

Pendidika tinggi adalah jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program

pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor dan spesialis

yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (Arifin, 2005).

Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta

didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses

pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur

pendidikan terdiri dari beberapa kelompok yaitu :

1). Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dis

elenggarakan di sekolah sekolah pada umumnya. Jalur

pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikanyan jelas,

mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai

pendidikan tinggi.
34

2). Pendidikan nonformal

Nonformal paling banyak terdapat pada usia dini dan

pendidikan dasar seperti Taman Pendidikan Al Quran di

Mesjid dan Sekolah Minggu di Gereja. Selain itu, ada juga

berbagai kursus seperti kursus musik dan bimbingan

belajar.

3). Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga

dan ingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri

(Arifin, 2005).

3. Ekonomi

Tingkat pendapatan seseorang berbedabeda tergantung

jenis pekerjaan. Pada tingkat pekerjaan berpengaruh juga pada

tingkat pendidikanya. Pada umumnya masyarakat yang

berpendapatan rendah akan mengutamakan kebutuhan sehari

hari. Untuk hal kesehatan cenderung diabaikan sehingga ada

kemungkinan masyarakat yang hanya memikirkan kebutuhan

ekonomi dan mengabaikan kesehatan yang akan mengalami

beberapa penyakit karena berhubungan dengan pola kebutuhan

sehari- hari (Berg, 2010).

4. Lingkungan

Lingkungan dalam kesehatan sangat berpengaruh dalam

kesembuhan seseorang, lingkungan keluarga mempunyai arti


35

penting dan berperan dalam memotivasi pasien agar mematuhi

semua diet yang diberikan oleh ahli gizi maupun dokter.Dengan

adanya motivasi dari keluarga maka pasien akandapat mencapai

keberhasilan untuk sembuh dari penyakit (Bilous, 2010).

Anda mungkin juga menyukai