Anda di halaman 1dari 23

BIOLOGI SEL

SINTESIS PROTEIN

DOSEN MATA KULIAH :


Dra. Arni Amir, MS

DI SUSUN OLEH :

Yenny Aulya
Citra Dewi Anitasari
Bony Nofita
Silvie Permata Sari
Melda Amalia
Febby Herayono
Hasanalita
Suci Rahmani Nurita
Nurelilasari Siregar

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2014
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas karunia Allah SWT, akhirnya tugas
makalah mata kuliah Biologi Sel dengan judul Sintesis Protein dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Materi tugas ini diambil dari berbagai sumber ilmiah. Tugas ini disusun terutama untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel, dengan harapan dapat memperdalam wawasan
keilmuan penulis sebagai mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kebidanan tentang Sintesis Protein.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Sel, ibu Dra. Arni
Amir, MS, yang telah memberi kesempatan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu penulis
mengharapkan saran serta masukan yang bermanfaat dalam kesempurnaan makalah ini.

Padang, Februari 2015

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN : ....................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 4
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................... 5
A. Sintesis Protein.................................................................................................................................. 5
B. Komponen Sintesis Protein ............................................................................................................... 6
C. Polipeptida ...................................................................................................................................... 11
D. Mekanisme Sintesis Protein ............................................................................................................ 13
E. Modifikasi Pasca Translasi Protein .................................................................................................. 16
F. Struktur Protein .............................................................................................................................. 19
BAB II PENUTUP .......................................................................................................................................... 22
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional
dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa bagian
diluar sel seperti kutikula,serabut dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan
hormon) mengawasi hamper semua kegiatan metabolisme, biosintesis, pertumbuhan,
pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin
membuat protein yang dibutuhkan oleh individu yang bersel banyak.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel,
sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun
begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus
melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi
genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di
dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi
ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari
urutan asam amino yang spesifik(Suryo, 2008:59-61).

B. Tujuan
Tujuan dari penulusan makalah ini secara umum adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Biologi Sel dan secara khusus untuk mengetahui Sintesis Protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sintesis Protein
Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional
dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa bagian
diluar sel seperti kutikula,serabut dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan
hormon) mengawasi hamper semua kegiatan metabolisme , biosintesis, pertumbuhan,
pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin
membuat protein yang dibutuhkan oleh individu yang bersel banyak.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel,
sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun
begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus
melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi
genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di
dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi
ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari
urutan asam amino yang spesifik. Menurut Suryo (2008:59-61) menyatakan bahwa
DNA merupakan susunan kimia makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga
macam molekul yaitu: Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat,
dan Basa nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu: pirimidin {sitosin (C) dan timin
(T)} dan purin {adenine (A) dan guanine (G)} membentuk rangkaian kimiawi dengan
deoksiribosa.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu jenis
makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke asam amino
(protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap pertama dogma
genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua dogma
genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNA menjadi
urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut.

DNA transkripsi RNA translasi Protein


Pada tahun 1968, Barry Commoner menduga bahwa informasi genetik dapat
beralih secara memutar (sirkuler), yaitu dengan DNA mencetak RNA, dan RNA dapat
membuat DNA kembali dengan cara transkripsi balik menggunakan enzim DNA
polymerase bergantung RNA (disebut juga transcriptase sebaliknya).
transkripsi translasi
DNA RNA Protein

Pendapat ini menjadi sebuah hal yang penting bagi Biologi Molekuler karena
ditemukannya dogma baru yang selanjutnya disebut dogma pusat sebaliknya.Adanya
teori tentang dogma pusat semakin mempengaruhi perkembangan pengetahuan sintesis
protein karena berawal dari teori itulah kini sintesis protein semakin diketahui dengan
jelas proses-prosesnya.

B. Komponen Sintesis Protein


Pembuatan atau penyusunan protein terjadi di dalam masing-masing sel tubuh.
Komponen-komponen di dalam sel yang berperan penting dalam terlaksananya proses
sintesis protein adalah sebagai berikut:
1. Asam amino
Oleh karena protein adalah polimer dari asam-asam amino, maka proses sintesa
protein membutuhkan asam-asam amino sebagai bahan mentah. Asam amino
yang umum dijumpai berjumlah 20 dan berkumpul di dalam sitoplasma
membentuk suatu kumpulan asam amino.Semua asam amino (kecuali prolin)
memiliki gugus amino dan karboksil yang bebas seperti tertera di bawah ini.

gugus H H O
amino H N C C OH gugus karboksil
R
gugus tambahan
Asam amino satu dengan lainnya berbeda pada gugus tambahannya.Selama
sintesa protein, asam-asam amino terangkai oleh peptida yang dihasilkan oleh
hidrolisa dari gugus amino dan karboksil.
peptida
H O H O H O H O
H2N C C OH H N C C OH H2N C C N C C OH H2O
R1 H R2 R1 H R2
dipeptida

Polipeptida adalah deretan asam-asam amino, yang dapat terdiri dari 51 asam
amino (seperti pada insulin) sampai lebih dari 1000 asam amino (seperti pada
fibroin, protein sutera).
2. DNA
DNA merupakan pusat informasi genetik.Ia dapat mengatur sebuah sel dengan
informasi yang disampaikannya ke bagian-bagian sel dalam rangka pengaturan
sel tersebut.
DNA merupakan singkatan dari deoksiribonucleic acid, yang dalam bahasa
Indonesia disebut asam deoksiribonukleat, disingkat ADN. DNA dimiliki oleh
semua jenis mahluk hidup kecuali beberapa virus saja.DNA terletak di dalam sel,
terutama terdapat pada kromosom.Sebuah pita molekul DNA tersusun atas tiga
senyawa kimia, yaitu:
a. Asam pospat,
b. Gula deoksiribosa,
c. Basa nitrogen, yang aterdiri atas 2 tipe dasar, yaitu:
1. Pirimidin, terdiri atas timin(T) dan sitosin(C).
2. Purin, terdiri atas adenine(A) dan guanine(G).
Menurut Waston dan Crick molekul DNA terbentuk sebagai dua pita spiral yang
saling berpilin (double helix). Di bagian luar terdapat deretan gula pospat yang
membentuk tulang punggung dari double helix tersebut, didalamnya terdapat
basa purin dan pirimidin. Pita spiral tersebut dihubungkan dengan pita spiral yang
lain oleh atom hidrogen, yaitu antara pasangan purin dan pirimidin tertentu.
Adenin hanya dapat berpasangan dengan timin yang dihubungkan dengan ikatan
hidrogen, sedangakan guanin hanya dapat berpasangan dengan sitosin dengan
ikatan hidrogen.
Struktur DNA berbentuk double helix yangterdiri dari gula deoksiribosadan asam pospat sebagai
tulang punggung, serta basa nitrogen yang terdiri dari timin, adenin, guanin dan sitosin
didalamnya.

Di dalam sintesis protein, DNA berperan sebagai pengatur jenis protein yang
akan disintesis. Peran DNA ini disebabkan karena DNA memiliki kode genetik.
Kode genetik adalah kode-kode pada DNA yang dapat memberikan informasi
kepada bagian sel lain untuk diterjemahkan.
3. RNA
RNA merupakan singkatan dari ribonucleic acid yang dalam bahasa Indonesia
disebut asan ribonukleat, disingkat ARN. RNA merupakan molekul genetik dan
pembawa segala informasi genetik pada beberapa mahluk hidup seperti virus
yang tidak memiliki DNA.RNA yang berfungsi demikian disebut dengan RNA
genetik.
Pada sel-sel yang memiliki DNA sebagai penyimpan informasi, terdapat RNA
dengan fungsi yang non-genetik.RNA inilah yang berperan penting dalam sintesis
protein pada manusia.
Molekul RNA berbentuk pita tunggal, atau pita double tetapi tidak berpilin. Satu
pita RNA terdiri atas:
a. Gula ribosa,
b. Asam pospat,
c. Basa nitrogen, yang terbagi atas:
1. Pirimidin, terdiri atas urasil(U) dan sitosin (C)
2. Purin, terdiri atas adenine (A) dan guanine (G)
RNA non-genetik dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan tempat terdapatnya
dan fungsinya, yaitu sebagai berikut:
a. RNA duta, disingkat RNAd (messenger RNA = mRNA). mRNA berbentuk
pita tunggal, terdapat di dalam nukleus, dihasilkan oleh DNA dalam proses
transkripsi. Fungsi mRNA adalah sebagai penerima dan pembawa kode
genetik dari DNA.
b. RNAp atau RNA pemindah (transfer RNA = tRNA). Menurut R. Holley,
tRNA dibentuk di dalam nukleus, lalu ditempatkan di dalam sitoplasma. Oleh
karena itu, tRNA sering disebut RNA larut (disingkat RNAl, atau soluble
RNA = sRNA). RNAt berfungsi menerjemahkan kode dari mRNA ke
ribosom.
c. RNA ribosom disingkat RNAr (ribosom RNA = rRNA). rRNA terdapat di
dalam ribosom, tetapi disintesis di dalam nukleus. Fungsi rRNA sampai
sekarang belum diketahui, tetapi diduga mempunyai peranan penting dalam
berlangsungnya proses sintesis protein yang sempurna.

Struktur mRNA yang terdiri dari basa nitrogen, asam pospat, dan gula ribosa, tersusun atas satu pita saja.
4. Ribosom
Ribosom adalah struktur makromolekular (organel sel) di dalam sel yang
memimpin berbagai interaksi yang ada hubungannya dengan sintesis
protein.Ribosom mengandung faktor-faktor yang berfungsi sebagai
enzim.Di dalam menjalankan fungsinya, ribosom-ribosom berderet
membentuk kelompok yang disebut poliribosom atau polisom.Banyaknya
poliribosom menentukan panjangnya suatu protein. Semakin banyak
poliribosom, maka protein yang dibentuk akan semakin panjang. Misalnya
pembentukan polipeptida hemoglobin dibutuhkan lima ribosom atau dikenal
dengan istilah pentamer.
Sebuah ribosom memiliki struktur yang terdiri dari subunit besar dan
subunit kecil.Subunit kecil menjadi tempat melekatnya mRNA. Subunit
kecil ini mengandung 3 faktor yang disebut dengan IFsatu, IFdua, dan IFtiga
yang masing-masing memiliki peranan yang penting selama proses translasi.
Subunit besar merupakan tempat pembentukan rantai polipeptida.Menurut
W.D. Stanfield, subunit ini memiliki tiga sisi yang mengikat tRNA yang
masuk, yaitu sisi A (sisi amino asil tRNA) dan sisi P (sisi peptidil tRNA),
serta sisi E (sisi exit).
Kedua struktur ribosom tersebut, yaitu subunit besar dan subunit kecil hanya
akan berkumpul jika akan mengadakan proses sintesis protein. Dengan kata
lain, kedua subunit itu akan berpisah jika tidak akan melakukan proses
sintesis protein.

Ribosom terdiri atas subunit kecil dan subunit besar.


Subunit besar memiliki tiga sisi, yaitu sisi E, sisi A, dan sisi P.
C. Polipeptida
1. Struktur polipeptida
Polipeptida merupakan nama lain dari protein. Polipeptida tersusun
atas asam amino-asam amino yang terhubung satu sama lain dengan ikatan
peptida membentuk diri seperti rantai. Protein merupakan zat yang sangat
penting bagi kehidupan mahluk hidup.Kata protein berasal dari bahasa
Yunani protos atau proteos yang artinya pertama atau utama. Disebut
demikian karena protein memegang peranan penting dalam penyusunan
tubuh mahluk hidup, dan jika tidak karena protein yang menyusunnya, maka
manusia dan mahluk lainnya tidak akan hidup. Jika kekurangan saja, ia akan
sakit, dan jika sudah sangat kronis kekurangannya, maka ia akan mati secara
perlahan-lahan.
Sebuah protein tersusun atas asam amino-asam amino dalam jumlah
yang banyak.Asam amino merupakan asam karboksilat yang mempunyai
gugus amino. Rumus umum dari asam amino adalah sebagai berikut:

Asam karboksilat
Gugus amino

Terdapat dua puluh jenis asam amino yang sampai sekarang sudah
diketahui.Asam amino-asam amino tersebut dapat dikelompokkan menjadi asam
amino esensial dan asam amino non-esensial.Asam amino esensial adalah asam
amino yang tidak dapat dibuat atau disintesis oleh tubuh manusia.Sedangkan asam
amino non-esensial adalag asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Berikut merupakan jenis asam amino-asam amino yang termasuk essensial dan
non-esensial.
Asam amino non-esensial Asam amino esensial
Triptofan Isoleusin Tirosin Arginin
Treonin Fenilalanin Sistein Glutamin
Metionin Valin Serin Histidin
Lisin Leusin Prolin Alanin
Glisin Asparagin
Asam glutamat Asam aspartat

Pada pembahasan sebelumnya diketahui bahwa asam amino-asam amino dapat


dibuat atau disintesis oleh tubuh.Asam amino tersebut dikodekan dengan sebuah
kodon.Sebuah kodon terdiri dari tiga buah nukleotida, yang dengan kata lain
terdiri dari tiga gula, tiga asam pospat, dan tiga basa nitrogen. Jadi, satu asam
amino dikodekan oleh tiga basa nitrogen.
Pada proses sintesis protein dengan cara transkripsi dan translasi, protein disusun
dengan cara penerjemahan kode-kode basa nitrogen menjadi asam amino, dan
asam amino-asam amino disusun menjadi sebuah protein. Demikianlah proses
yang terjadi pada sebuah sel yang memproduksi protein untuk keperluan dirinya
melanjutkan hidup.

2. Fungsi Polipeptida
Protein yang dikonsumsi manusia dan hewan akan berfungsi untuk:
a. Pembentukan dan pertumbuhan tubuh dengan cara berikatan dengan
lipid atau lemak,atau zat anorganik seperti fosfor menjadi fosfolipid.
b. Sebagai biokatalis, yaitu protein yang menyusun sebuah enzim,
berfungsi untuk mempercapat reaksi-reaksi kimia yang ada di dalam
tubuh.
c. Mengangkut berbagai jenis gas. Misalnya jenis protein yang
membangun hemoglobin yang berada di dalam sel-sel darah
merah(eritrosit), berfungsi mengangkut oksigen dan karbon dioksida
dari paru-paru ke seluruh tubuh dan sebaliknya.
d. Sebagai antigen atau antibodi yang melawan zat-zat asing yang masuk
ke dalam tubuh manusia, misalnya sel darah putih.
e. Sumber energi. Protein dapat dijadikan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan energi jika sumber energi utama, yaitu karbohidrat,
sedang mengalami kekurangan, atau karena aktivitas otot yang terlalu
aktif.
f. Sebagai zat yang menguatkan ikatan antara tulang dan daging,
misalnya tendon dan kolagen.
g. Untuk penyimpanan, misalnya feritin untuk menyimpan besi dalam
darah dan gliadin untuk menyimpan asam amino dalam biji gandum
yang dorman.
D. Mekanisme Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan proses terbentuknya protein yang terdiri dari 2
tahap yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi. Tahap transkripsi adalah tahap
dimana pada saat pembentukan mRNA di dalam nukleus dari DNA template
dengan dibantu oleh enzim polimerase. Tahap translasi adalah tahap dimana
mRNA keluar dari inti sel dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom
yang terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil.
1. Transkripsi
Pada organisme eukariot (memiliki dinding inti sel), DNA terdapat pada
kromosom, artinya bahwa DNA berada si dalam inti sel. DNA akan tetap berada
di dalam sel, sedangkan protein dibuat di dalam sitoplasma. DNA tidak ikut
berperan secara langsung dalam pembuatan protein, tetapi pita double helix DNA
sangat berperan penting dalam terbentuknya mRNA.
Transkripsi adalah proses pembentukan molekul RNA dari DNA. Proses
transkripsi memerlukan kerja sekelompok enzim yang disebut dengan RNA
polimerase. Untuk memulai proses ini, dibutuhkan adanya sinyal atau tanda yang
berupa gen tertentu. Gen yang menjadi tanda itu adalah kodon AUG. Tempat
mulainya transkripsi ini disebut hulu, atau dikodekan dengan bentuk 5`. Proses
dimulainya transkripsi dikenal dengan istilah inisiasi. Pada pengakhiran proses
transkripsi, ada daerah yang disebut hilir yang sering ditandai dengan bentuk 3`.
Proses diakhirinya transkripsi dikenal dengan istilah terminasi. Proses transkripsi
selalu berjalan dari hulu ke hilir, artinya selalu berjalan menurut arah 5` ke 3`.
Sudah kita ketahui bahwa DNA memiliki dua untai atau dua pita. Pada
proses transkripsi, hanya satu untai saja yang berfungsi sebagai pencetak RNA.
Pita DNA yang mencetak mRNA ini dikenal dengan istilah DNA sens. Pita
DNA komplementer (pelengkap) lainnya yang tidak mencetak mRNA disebut
DNA antisens().
Proses antara inisiasi dan terminasi adalah proses pemanjangan atau dikenal
dengan proses elongasi. Pita mRNA dengan pita DNA memiliki panjang yang
berbeda. Untaian RNA lebih pedek dari pada untaian DNA. Di dalam satu untai
DNA double helix bisa terjadi beberapa proses transkripsi yang menghasilkan
beberapa untai mRNA.
Informasi yang diterjemahkan dari DNA ke RNA adalah basa nitrogennya.
Jika pada untai DNA sens terdapat basa nitrogen adenin (A), maka pada rantai
mRNA akan diterjemahkan sebagai basa nitrogen urasil (U). Jika pada untai DNA
sens terdapat basa nitrogen guanin (G), maka pada untai mRNA akan diartikan
sebagai basa nitrogen sitosin (S). Hal ini berlaku sebaliknya. Untai inisiasi pada
DNA-pun akan diterjemahkan menjadi untai terminasi pada mRNA, dan
sebaliknya.
mRNA yang telah selesai dicetak (dalam arti telah selesai menerima
informasi genetik dari DNA) akan meninggalkan DNA, keluar dari inti sel melalui
pori-pori membran inti sel menuju sitoplasma untuk melanjutkan proses translasi.

RNA dibuat dari untai DNA.Tahap transkripsi terdiri dari tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi.
2. Translasi
Pada proses ini, mRNA telah keluar dari inti sel. Sekali mRNA keluar dari
inti sel dan telah berada dalam sitoplasma, maka mRNA akan bergabung dengan
satu atau lebih ribosom yang memungkinkan asam-asam amino disusun menjadi
rantai polipeptida sesuai dengan kode genetik yang diamanahkan pada rantai
mRNA. Jadi proses translasi merupakan proses pemindahan informasi genetik
dari RNA ke protein.
Proses translasi dibantu dengan bantuan molekul-molekul perantara lain
yang terdapat di dalam sitoplasma, yaitu tRNA atau RNA pemindah.
tRNAberfungsi untuk mengikat asam amino pada satu ujungnya, sedangkan ujung
yang lain mampu untuk mengenal kodon mRNA untuk tempat melekatnya asam
amino yang dia ikat.
Asam amino yang terdapat di dalam sitoplasma akan diikat oleh tRNA.
Pengikatan ini dibantu dengan menggunakan energi yang berupa ATP(adenin
tripospat).ATP berfungsi untuk mengaktifkan asam amino agar siap untuk
diangkut ke subunit ribosom.
Translasi meliputi tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Proses pertama translasi disebut dengan inisiasi atau permulaan. mRNA yang
telah keluar dari inti sel(nukleus) dan sudah berada di sitoplasma akan bersatu
dengan subunit kecil ribosom. Ribosom akan menempel pada mRNA yang
memiliki kodon AUG. Kodon ini merupakan kodon penanda yang menandai akan
dimulainya sintesis protein. Kodon AUG adalah kode kodon untuk asam amino
metionin.Kodon AUG biasanya ada di ujung 5`. Setelah ditemukan kodon ini,
maka akan dilanjutkan dengan tahapan translasi selanjutnya, yaitu tahap elongasi
atau perpanjangan.
Tahap kedua yaitu tahap elongasi. Setelah kodon AUG ditemukan, tRNA
akan membawa asam amino dari sitoplasma yang memiliki kode UAS sebagai
terjemahan dari metionin. Setelah metionin diterjemahkan, subunit besar ribosom
akan bersatu dengan subunit kecil yang membentuk ribosom yang sempurna.
Setelah menerjemahkan metionin, kodon-kodon selanjutnya akan terbaca dan
akan diterjemahkan dengan cara yang sama.
tRNA membawa asam amino masuk ke dalam subunit besar dan melekat
pada sisi A, lalu akan dilepaskan pada sisi P. tRNA akan keluar melalui sisi E
pada bagian subunit besar ribosom.Misal setelah AUG terdapat kodon ASG.
Maka tRNA akan mencarikan terjemahan dari kodon itu, yaitu UGS, yang berarti
kode untuk asam amino treonin. Kodon treonin itu akan diangkut oleh tRNA
memasuki bagian sisi A dan melepaskannya pada sisi P. tRNAakan keluar dari
ribosom melalui sisi E pada subunit besar untuk membawa asam amino yang
lainnya.Demikian proses yang terjadi sampai terbentuk untaian yang cukup
panjang, sampai ditemukan kode untuk menghentikan proses ini.
Tahap ketiga yaitu tahap terminasi atau penghentian sintesis protein. Tahap
ini terjadi karena terdapat kode-kode yang menandai mRNA untuk menghentikan
proses pengangkutan asam amino. Kode-kode itu berbentuk kodon UAA, UAG,
atau UGA. Jika salah satu kodon itu ditemukan oleh tRNA, maka secara langsung
proses sintesis protein akan terhenti karena tRNA tidak mengikat asam amino
kembali.
Setelah selesai tahap terminasi, maka secara otomatis ribosom akan berpisah
antara subunit besar dan subunit kecilnya, serta asam amino akan membentuk zat
lain yang sedang dibutuhkan oleh sel. Sub unit besar dan subunit kecil akan
bersatu kembali jika akan dilakukan proses sintesis kembali.
Berikut merupakan gambar proses sintesis protein yang meliputi transkripsi
dan translasi sampai terbentuk polipeptida yang berupa rantai.

E. Modifikasi Pasca Translasi Protein


Protein adalah polimer yang berfungsi sebagai penyususn protoplasma dan
struktur tubuh lainnya, yang dapat berupa enzim atau hormon. Mekanisme sintesis
pada protein terjadi melalui dua tahap utama yaitu transkkrip dan translasi.
Transkripsi adalah pencetakan mRNA oleh DNA, sedangkan translasi adalah
penerjemahan kode oleh tRNA berupa urutan yang dikehendaki. Translasi pada
sintesis protein mengacu pada fase perakitan protein dalam sel yang melibatkan
ribosom di mana RNA diterjemahkan untuk menghasilkan rantai asam amino.
Secara sistematis sintesis protein meliputi aktivasi asam amino yang diikat
pada tRNA dengan bantuan enzim aminoasil-tRNA. Inisiasi adalah proses antara
kompleks sub-unti ribosom 30s bergabung dengan 50s kemudian kodon dan anti
kodon terikat. Terjadi elongasi yaitu perpanjangan rantai, bertemunya asam amino
1, 2, 3 dan seterusnya sehingga terjadi ikatan peptide sampai terbentuk kodon
stop. Terminasi merupakan akhir terbentuknya protein tetapi belum
sempurna.Pelepasan dan pelipatan (releasing and folding) merupakan modifikasi
pasca translasi, bisa juga seperti penambahan gugus fosfat, gula, dll.Targeting
merupakan dimana asam amino menuju tempat masing-masing, ada yang masih di
sitosol namun ada juga yang kemembran dan tempat lain yang membutuhkan.
Pemrosesan pasca translasi protein merupakan komponen penting dalam
jalur ekpresi genom. Translasi bukan akhir jalur ekspresi genom. Polipeptida hasil
trnaslasi tidak langsung aktif, untuk menjadi protein aktif atau fungsional dalam
sel maka protein harus diproses sekurang kurangbya satu satu dari empat tipe
pemrosesan, yaitu:
1. Protein folding (pelipatan protein)
Sekuens asam amino pada protein menentukan proses pelipatannya.
Banyak protein yang butuh bantuan untuk:
a. Mencegah salah pelipatan (misfolding) sebelum sintesis selesai
b. Terlipat secara tepat
Protein folding dimediasi oleh protein lain dan dapat diinduksi oleh
stres pada sel. molekul protein yang membantu proses folding adalah
Chaperon molekuler yaitu mengikat dan menstabilkan protein yang belum
dilipat (unfolded protein), sehingga tidak beragregat dengan protein lain.
Chaperonin yaitu membantu proses pelipatan protein dalam sel (in vivo).
Begitu diperoleh kondisi yang sesuai, kebanyakan polipeptida akan
segera melipat menjadi struktur tersier yang tepat karena biasanya struktur
tersier ini merupakan konformasi dengan energi yang paling rendah. Akan
tetapi, secara in vivo pelipatan yang tepat seringkali dibantu oleh protein-
protein tertentu yang disebut chaperon.
2. Proteolytic cleavage (pemotongan proteolitik)
Pemotongan protein oleh protease ini dapat membuang segmen
segmen dari satu atau kedua ujung polipeptida. Hasil pemotongan dapat
berupa fragmen protein aktif yang lebih pendek atau menjadi fragmen
fragmen protein yang seluruh atau beberapa fragmen protein aktif.
Pemotongan proteolitik mempunyai dua fungsi pada pemrosesan
paska translasi, yaitu:
a. Digunakan untuk membuang potongan pendek dari ujung daerah N
dan atau C dari polipeptida, meninggalkan suatu molekul tunggal
yang pendek yang melipat menjadi protein yang aktif.
b. Digunakan untuk memotong poliprotein menjadi bagianbagian
dengan semua atau beberapa diantaranya adalah potein yang aktif.
Pemotongan proteolitik seperti menghilangkan residu terminal
metionin, peptide signal, konversi prekursor inaktif menjadi aktif.
3. Chemical modification (modifikasi kimia)
Asam amino polipeptida dimodifikasi melalui penambahan gugus kimia baru
seperti:
a. Fosforilasi
Penambahan gugus fosfat pada peptida atau asam amino
b. Modifikasi Lipofilik
Penambahan komponen lipid pada protein
c. Metilasi
Penambahan gugus metil pada residu asam amino misalnya pada
aspartate dan lisin
d. Penambahan gugus prosteotik
Pembentukan ikatan sulfide misalnya pada insulin
e. Glikolisis
Merupakan penambahan komponen gula
Ada dua tipe umum glikolisasi, :
- Glikolisasi terpaut O adalah penempelan sisi rantai gula lewat gugus hidroksil
suatu serin atau asama amino threonin
- Glikolisasi terpaut N melibatkan penempelan melalui gugus amino pada sisi
rantai aspargin.
4. Intein splicing (pembuangan intein)
Intein adalah urutan penyela pada beberapa protein, mirip intron pada
mRNA. Intein harus dibuang (splicing) dan disambung (exteins) menjadi
protein aktif
F. Struktur Protein

Struktur Protein Primer, Sekunder, Tersier, Kuartener, Kimia - Penyusun


utama protein adalah urutan berulang dari satu atom nitrogen dan dua atom
karbon. Protein tersusun atas beberapa asam amino melalui ikatan peptida.
Perhatikan struktur molekul protein berikut ini.

Secara teoritik dari 20 jenis asam amino yang ada di alam dapat dibentuk
protein dengan jenis yang tidak terbatas. Namun diperkirakan hanya sekitar 2.000
jenis protein yang terdapat di alam. Para ahli pangan sangat tertarik pada protein,
karena struktur dan sifatnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Struktur protein dapat dibagi menjadi sebagai berikut.

1. Struktur Primer

Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer.


Susunan tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang
menentukan sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan
bentuk struktur sekunder dan tersier.

2. Struktur Sekunder

Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein


menyebabkan struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri.
Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk
ini dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein
biasanya merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga
dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling
berdekatan.
Contoh bahan yang memiliki struktur sekunder ialah bentuk -heliks pada
wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada molekul-molekul sutra, serta bentuk
heliks pada kolagen. Perhatikan bentuk -heliks protein di bawah ini.

Gambar 1. Skema Alfa - Heliks. (Sumber: Kimia Pangan dan Gizi)

Pada struktur ini ikatan peptida, dan ikatan hidrogen antara gugus N - H dan
C = O berperan sebagai tulang punggung struktur.

3. Struktur Tersier

Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur sekunder yang


berbeda. Jika digabungkan, secara keseluruhan membentuk struktur tersier
protein. Bagian bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan
hidrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan
disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan struktur
tersier protein. Ikatan hidrofobik terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari
molekul-molekul, sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu penting
peranannya terhadap struktur tersier molekul. Ikatan garam mempunyai
kecenderungan bereaksi dengan ion-ion di sekitar molekul. Perhatikan
ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut.
Gambar 1. Ikatan pada Struktur Tersier Protein a. Interaksi Elektrostatik; b. Ikatan Hidrogen; c. Interaksi
Hidrofobik; d. Interaksi Hidrofilik; e. Interaksi Disulfida. (Sumber: Kimia Pangan dan Gizi)
4. Struktur Kuartener

Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu


rantai polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa
polipeptida dalam membentuk suatu protein, maka disebut struktur
kuartener. Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya
protein sama dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari
monomer peptide yang diatur susunannya oleh kode genetic
yang melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.
Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan
ribosom.
2. Sintesis protein terdiri dari 2 tahap yaitu tahap transkripsi dan
tahap translasi.
3. Tahap transkripsi adalah tahap dimana pada saat pembentukan
mRNA di dalam nukleus dari DNA template dengan dibantu
oleh enzim polimerase.
4. Tahap translasi adalah tahap dimana mRNA keluar dari inti sel
dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom yang
terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil.
5. Pelaksana proses sintesis yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA.
Sumber energinya Adenosin Triphosphat (ATP). Bahan sintesis
protein berupa asam amino. Dan enzim yang diperlukan untuk
transkripsi adalah RNA polimerase.
6. Modifikasi Protein terdiri dari 4 proses yakni Protein folding
(pelipatan protein), Proteolytic cleavage (pemotongan
proteolitik), Chemical modification (modifikasi kimia) dan
Intein splicing (pembuangan intein)
7. Jenis protein berdasarkan strukturnya terdiri dari 4 yakni protein
primer, sekunder, tersier dan kuarter
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S..2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia


Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Elrod, Susan L dan William D. Stansfield. 2007. Schaums Outlines
Teori danSoal-soal Genetika, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. 1992. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
McGilvery,Robert W., 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.
Surabaya:Airlangga University Press.
Murray, Robert K.,dkk. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta :
EGC
Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Universitas
Indonesia
Sukmanawati, W. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/ MA Kelas XII. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Suryo. 2008. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Stryyer Lubert ,2000.Biokimia Edisi 4.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC
http://desybio.wordpress.com/tag/1-transkripsi/.
http://chacagus.wordpress.com/2011/09/18/sintesis-protein-
%E2%80%93
transkripsi-dan-translasi/.
WWW.elmhurst.edu/chm/vchembook/584proteinsyn.html.
WWW.en.wikipedia.org/wiki/protein-biosynthesis.

Anda mungkin juga menyukai