Anda di halaman 1dari 2

HTI, Adyaksa Dault, Setya Novanto dan Strategi Jokowi Tutup Pintu Bakar Lumbung Penuh Tikus

Langkah-langkah Presiden Jokowi sungguh menarik untuk diikuti. Strategi dan pendekatan melawan
radikalisme, intoleransi, Islam radikal, koruptor, bandar narkoba dan teroris secara komprehensif terus
dilakukan. Hampir semua gerakan mereka dibatasi. Tentu perlawanan dari mereka terjadi. Cara Presiden Jokowi
itu seperti membakar lumbung yang dihuni oleh para tikus.

Melawan gerekan tersebut, selain pendekatan pembangunan, tindakan memberangus semua musuh bangsa itu
dilakukan oleh Presiden Jokowi. Mengenali semua kekuatan lawan, dan konsolidasi kekuatan sendiri dilakukan
dengan penuh perhitungan. Presiden Jokowi selalu menghitung tentang siapa, kapan, dan dampak politik dan
sosialnya, ketika suatu tindakan hendak dilakukan.

Strategi menyeluruh dan komprehensif dan tidak parsial dilakukan oleh Presiden Jokowi. Contoh nyatanya
adalah kasus Obor Rakyat. Obor Rakyat didekati dengan UU dan ITE. Kini bukan hanya Obor Rakyat, semua
yang berbau fitnah, penghinaan, bohong, menghina, melanggar ketertiban akan terkenal UU ITE.

Kini dalam konteks politik yang saling terkait antara gerakan Islam radikal, FPI, HTI, FUI, MUI, para partai
politik, dan para begundal politik, tindakan untuk menghancurkan mereka pun dilakukan secara tepat. Akar
permasalahan dikenali dengan baik dan tindakan strategis diambil. Akar radikalisme salah satunya adalah
bersatunya kekuatan mafia dan koruptor dengan Islam radikal.

Untuk memutus mata rantai itu tentunya menutup dengan langkah hukum, maka dikeluarkan Perppu Ormas oleh
Presiden Jokowi. Keluarnya Perppu Ormas ini menghantam secara telak dan menimbulkan penolakan di DPR
dan para pendukung gerakan radikal dan para pengkhianat bangsa dan negara.

Terhadap HTI

HTI yang merongrong eksistensi NKRI telah dibubarkan. Para pengikutnya pun harus disingkirkan dari
percaturan kebangsaan Indonesia.Tidak perlu memberi ruangan bagi gerakan seperti itu. HTI harus dibasmi
karena bahaya laten HTI akan tetap mengancam NKRI. Pembersihan HTI ala terhadap anggota PKI pun
selayaknya dilakukan jika mereka bertindak dan berubah menjadi teroris.

Adyaksa Dault tinggal menunggu waktu untuk tersingkir baik dari Pramuka maupun dari komisaris BUMN.
HTI dan para anggotanya dilibas. Islam radikal di Indonesia dihabisi. Para PNS anggota dan simpatisan HTI,
juga Adyaksa Dault pun akan disingkirkan. Rangkaian pembubaran HTI dan serangan mematikan terhadap
Islam radikal oleh Presiden Jokowi sangat mencengngkan.

Adyaksa Dault tidak bisa mengelak kecuali blingsatan dan kebingungan mencari dalih pembenaran sebagai
pendukung HTI. HTI yang didukungnya dalam video nyata itu memojokkannya. Setelah HTI dibubarkan,
selanjutnya adalah melibas seluruh gerakan HTI.

PKB merangkul HTI dalam bentuk memberi penjelasan kepada kaum bumi datar, daster Arabia, penolak
ideoloogi Pancasila, tentang Perppu. Bukan merangkul dan mendukung HTI. Merangkul anggota dan simpatisan
HTI sama saja dengan memelihara anak macan. Tidak akan ada ruangan untuk memelihara HTI.

Para anggota dan simpatisan HTI diburu, seperti PNS anggota HTI harus dipecat. HTI sebagai organisasi pun
akan tercerai berai. Kini, para anggota HTI memiliki pilihan masuk ke partai agama PKS, atau masuk parpol
seperti Gerindra atau partai lain. Pilihan lainnya adalah bergabung dengan FPI yang kini juga tengah terbakar
di dalamnya.

Maka pembubaran HTI menjadikan para anggota dan simpatisan berada dalam lumbung terbakar yang pintunya
tertutup. Ke mana pun akan terbakar. Keluar pun tinggal dipukul mati.

Terhadap Setya Novanto dan Pansus KPK

Setya Novanto yang menjadi tersangka korupsi E-KTP, kini menghadapi serangan internal di Golkar. Selain di
internal Golkar, Setya Novanto pun akan menghadapi serangan dari DPR. Langkah DPR menggenjot pansus
KPK adalah wujud perlawanan DPR dan pembelaan DPR terhadap para koruptor.
Mendatangi para koruptor di Sukamiskin adalah wujud upaya pelemahan KPK. Bahkan pembubaran KPK
adalah tujuan utama DPR. Orang waras mana pun akan tahu bahwa mengundang dan meminta pendapat para
terpidana korupsi di Sukamiskin tentu menunjukkan upaya tersebut. Dipastikan nyanyian para koruptor yang
dipenjarakan oleh KPK akan negative dan subyektif terhadap KPK. Nyanyian Yulianis dan para koruptor tentu
menyerang KPK.

Kini, Setya Novanto berada dalam posisi tersulit dalam sejarah. Kekuatan nyatanya kini sebagai manusia terkuat
di Indonesia tengah diuji. Semua sumber daya akan dilakukan, mungkiin termasuk paling spektakuler adalah
kooptasi terhadap peradilan. Jika hanya seorang Fahri Hamzah saja dimenangkan di pengadilan, apalagi
manusia terkuat di Indonesia, Setya Novanto!

Namun, jika ditelisik, Setya Novanto dan Golkar dengan ditetapkannya menjadi tersangka, telah merusak
citra Golkar secara keseluruhan. Novanto telah menjadikan Golkar sebagai the last bastion for his battle, alias
benteng terakhir pertempurannya. Novanto pun didukung penuh oleh para pentolan Golkar. Kondisi ini secara
nyata meruntuhkan nama Golkar, dan menjadikanyya sebagai pendukung korupsi.

Kini, pintu ditutup rapat dan hawa panas politik tengah terjadi di dalam tubuh Golkar. Kasus korupsi E-KTP
akan membayangi semua partai. Simalakama mendukung Presiden Jokowi terjadi. Di lain pihak Presiden
Jokowi bersikap tegas terhadap para pengkhianat dan musuh bangsa dan negara. Setya Novanto dan Golkar
dibiarkan berada di dalam lumbung yang terbakar, baik di DPR, di internal Golkar, dan di masyarakat.

Terhadap FPI, GNPF, dan Islam Radikal

Meskipun di masyarakat tengah terjadi euphoria 212 dengan motor FPI, namun sesungguhnya mereka
dipastikan tengah menggali kubur mereka sendiri. Pendanaan besar-besaran untuk gerakan kampanye dengan
demo 212, 411, dengan dukungan SBY dan para kroninya dengan pretext seolah mendukung Agus telah
berakhir.

FPI dan FUI yang bangkrut secara finansial dan politik, tengah berusaha menggalang dana. Maka gerakan FPI
dan 212 berusaha membuat pasar berupa 212 Mart, dengan tujuan untuk menggalang kekuatan ekonomi
berdasarkan sektarianisme dan intoleransi dengan menggemborkan sentimen keagamaan. Mart 212 ini
dipastikan hanya akan menjadi Republika II menggalang dana masyarakat tidak bertanggung jawab. Pun para
pembeli mini market 212 yang berdasarkan euforia demo 212 akan menjadi target pemicingan warga
masyarakat. Silent majority pun tak akan sudi berbelanja di sana. Gagal total upaya pengikut Islam radikal
secara psikologis, finansial, ideologis dan politik.

Lebih lucu lagi, ada upaya memasarkan dan membangun apartment 212 di Bekasi dan Timur Jakarta yang
seluruh penghuninya adalah para pendemo 212. Langkah ini menjadi lucu dan akan sangat seru karena kita akan
menonton celana cingkrang, daster Arabia, dan kendaraan onta dalam satu tempat. Menggapangkan intelejen
untuk memicingkan mata.

FPI dan Islam radikal dibiarkan berkeliaran dan saling membakar diri mereka, setelah pintu lumbung ditutup
rapat. Pintu lumbung dan kran dana ditutup sehigga mereke terbakar dan saling cakar sendiri di dalam lumbung
yang tidak ada padinya lagi.

Pun lumbung yang berisi SBY, FPI, Gerindra, partai agama PKS, gerakan Islam radikal, satu per satu akan
tercerai-berai. Gerindra mulai merasakan kebakaran itu dan keluar dari Pansus KPK.

Cara Presiden Jokowi menutup pintu adalah dengan merangkul MUI, membentuk UKP Pancasila, menguatkan
TNI-Polri, dan menggerakkan kesadaran berbangsa bagi rakyat Indonesia. Jargon politik Saya Pancasila, Saya
Indonesia bergema melawan radikalisme dan musuh bangsa Indonesia.

Maka di dalam tubuh gerakan Islam radikal itu tengah terjadi kebakaran hebat yang akan menghanguskan
mereka. Strategi membakar lumbung penuh tikus di dalamnya efektif membungkam musuh bangsa dan negara.
Negara dan ormas tidak akan merangkul dan memelihara bahaya laten para penganut idelogi khilafah.

Dipastikan Adyaksa Dault yang mendukung khilafah dan HTI akan terbakar sendiri. Setya Novanto yang
menjadi tersangka E-KTP pun akan terbakar di dalam lumbungnya sendiri, Golkar. HTI, FUI, dan GNPF pun
bangkrut. Gerakan mencari uang baru lewat jargon 212 dengan mendukung Hary Tanoe dan pendirian 212 mart
dipastikan akan membakar mereka dari dalam. Salam bahagia ala saya.

Anda mungkin juga menyukai