Anda di halaman 1dari 21

Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

LINGKUNGAN FISIK TERNAK


Oleh
(Ir.Upik Syamsiar Rosnah, MP)

PENDAHULUAN

Setiap makluk hidup mempunyai lingkungan tersendiri dimana ia hidup. Lingkungan


sangat mempengaruhi penampilan setiap makluk hidup misalkan ternak. Lingkungan
selalu ikut dimana individu atau ternak itu berada. Mikroklimat atau lingkungan mikro
ternak adalah keadaan yang lebih mengarah pada kondisi ternak dimana diekspos secara
langsung selama beberapa waktu tertentu. Lingkungan mikro ternak ini terdiri dari
lingkungan fisik, lingkungan biologi, lingkungan kimia dan lingkungan sosial. Setiap
unsur-unsur lingkungan mikro ini mempengaruhi ternak baik sendiri-sendiri maupun
saling berinteraksi. Lingkungan fisik ternak meliputi suhu atau temperatur, kelembaban,
curah hujan, angin, radiasi matahari, cahaya, dan ketinggian tempat. Pengaruh dari
unsur-unsur lingkungan fisik ini sangat besar pada ternak karena prosese fisiologis
ternak sangat sensitif terhadap perubahan unsur-unsur lingkungan fisik tersebut maka
perhatian utama manusia adalah pada kerja langsung unsur-unsur tersebut terhadap
performans atau penampilan ternaknya. Unsur-unsur lingkungan fisik ternak secara
umum digambarkan sebagai jari-jari sebuah roda, yang saling berinteraksi. Apabila
pengaruh dari satu unsur mencapai ekstrim, maka satu jari ini akan patah dan
keseimbangan antara lingkungan dan ternak akan terganggu.
Manfaat dan relevansi modul ini, membahas mengenai Lingkungan Fisik Ternak agar
mahasiswa Fakultas Peternakan dapat memahami mengenai unsur-unsur lingkungan
mikro ternak yang kemudian lebih spesifik diarahkan ke lingkungan fisik ternak.
Selanjutnya akan masuk pada modul-modul berikutnya yang membahas mengenai
lingkungan mikro ternak yang lain yaitu lingkungan biologi, lingkungan kimia,
lingkungan sosial dan kemampuan adaptasi ternak.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-19


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Tujuan Pembelajaran /Kompetensi /Kemampuan akhir yang diharapkan adalah


mahasiswa mampu menghubungkan pengaruh unsur-unsur lingkungan fisik terhadap
penampilan produktivitas ternak .
Pada modul ini urutan bahasannya, untuk materi modul dua modul tiga, modul empat
dan modul lima dapat diputar. Akan tetapi untuk penyajian modul satu dan modul enam
tetap pada waktu atau urutannya karena materi pertama membawa mahasiswa untuk
berpikir tentang unsur-unsur lingkungan mikro ternak secara umum, kemudian pada
modul enam mengarahkan mahsiswa pada aplikasi kehidupan ternak yang mana setiap
unsur lingkungan ternak bersama-sama mempengaruhi ternak dan selanjutnya agar ternak
mampu bertahan maka ternak harus melakukan adaptasi terhadap lingkungan tersebut.
Dalam mempelajari modul ini, untuk menambah wawasan mahasiswa diharapkan dapat
menelusuri pustaka yang berkaitan dengan topik pokok bahasan ini untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan dalam bentuk paper. Apabila mahasiswa mengerjakan latihan
mendapat nilai mininmal 70 dan mengerjakan tugas dengan baik maka mahasiswa akan
lulus dengan nilai skor minimal B.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-20


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

PENYAJIAN MATERI

I. Lingkungan Mikro Ternak


Selain manusia, ternak juga membuat lingkungan yang baik untuk berprestasi.
Lingkungan selalu ikut dimanapun ternak itu berada. Kondisi ini dapat kita lihat pada
persamaan berikut.
P = G + E +GE
Dimana : P = Performance / tampilan
G = genotip
E = Enviromen / lingkungan
Penampilan seekor ternak merupakan pengaruh dari faktor genetik yang didukung
oleh faktor lingkungan serta inter aksi antara faktor lingkungan dan genetik. Seekor
ternak menampilkan produktivitas yang tinggi itu merupakan dukungan dari setiap unsur
tersebut secara maksimal. Istilah lingkungan dan iklim terkadang disamakan. Kata iklim
sering digunakan dalam meteorologi oleh karena itu kita mengucapkan iklim lingkungan.
Iklim adalah rataan kondisi cuaca, atau nilai rataan dari nilai fenomena meteorologi
beberapa tahun. Cuaca (Weather) merupakan perubahan kondisi meteorologi yang
dibandingkan dari hari ke hari. Iklim lingkungan terbagi atas dua bagian besar yaitu
makroklimat (lingkungan makro) dan mikroklimat (lingkungan mikro). Lingkungan
makro lebih mengarah pada kondisi yang berlaku disuatu wilayah atau negara sedangkan
lingkungan mikro lebih mengarah pada kondisi dimana ternak diexpos secara langsung
pada waktu-waktu tertentu.. Karena proses-proses fisiologis ternak sangat sensitif
terhadap perubahan temperatur dan angin dan setingkat agak lebih rendah terhadap
kelembaban dan radiasi matahari dari lingkungan sekitar (mikroklimat) maka perhatian
utama manusia adalah pada kerja langsung unsur-unsur tersebut terhadap performans atau
tampilan ternaknya.
Lingkungan mikro ternak meliputi unsur-unsur lingkungan fisik, lingkungan
biologi, lingkungan kimia dan lingkungan sosial. Unsur-unsur lingkungan fisik meliputi
suhu udara atau temperatur, kelembaban, radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin,

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-21


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

cahaya dan ketinggian tempat; unsur-unsur lingkungan biologi meliputi tanah atau lahan,
flora dan fauna; unsur-unsur lingkungan kimia meliputi berbabagai unsur kimia yang
menyebabkan polutan dan toksikan atau racun baik yang berada di air, udara, lahan
maupun dalam pakan yang membahayakan ternak; dan unsur-unsur lingkungan sosial
meliputi lingkungan sosial antar atau oleh ternak, menyangkut tingkahlaku ternak dan
lingkungan sosial oleh atau karena manusia, menyangkut manajemen. Lingkungan sosial
akan mempunyai makna pada tingkat kesejahteraan dan kenyamanan bagi ternak yang
berpengaruh pada tampilan produktivitasnya.

II. Lingkungan Fisik Ternak


Ternak piaraan merupakan pabrik bagi manusia karena mampu mengubah energi
yang di dalam pakan menjadi bentuk yang bermanfaat. Seperti halnya pabrik, maka
secara ekonomi diharapkan nisba masukan dan keluaran setinggi mungkin. Banyak
komponen lingkungan yang mempengaruhi nisba masukan dan keluaran, ditentukan oleh
alam maupun manusia, yang secr keseluruhan disebut sebagai lingkungan fisik. Untuk
mencapai nisba yang optimum, pad sapi, domba atau kerbau kita menginginkan
lingkungan iklim dengan temperatur udara berkisar 13 – 18˚C, kelembaban relatif 60-
70%, kecepatan angin 5-8 kl per jam dan tingkat radiasi matahari yang sedang.
Temperatur, kelembaban relatif dan tingkat radiasi matahari yang berlaku di lintang
antara 30˚LS-30˚LU, umumnya berada diatas kisaran ideal untuk menunjang efisiensi
optimum danri penampilan ternak. Karena itu peternak harus mempertimbangkan cara
memodifikasi dampak atau pengaruh dari lingkungan terhadap tampilan ternaknya.
Sangatlah penting untuk banyak memahami bagaimana pengaruh berbagai unsur
lingkungan fisik terhadap ternak baik secara langsung maupun interaksinya.
Usaha peternakan di daerah tropis umumnya dilaksanakan secara tradisional.
Pengusahannya secara kecil-kecilan dan tekniknya meniru dari peternak pendahulu.
Sistem peternakan yang demikian ini sangat bergantung pada kondisi lingkungannya.
Lingkungan yang baik akan mempercepat laju perkembangan peternakan, tetapi pada saat
lingkungan jelek akan terjadi sebaliknya.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-22


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Adapun lingkungan yang perlu diperhatikan harus dikelola dengan baik yaitu
metabolisme makanan di dalam tubuh yang mana kecepatannya sangat bergantung pada
suhu lingkungan. Suhu lingkungan dipengaruhi oleh cahaya dan kekuatan pancar dari
sinar matahari. Disamping itu suhu udara tergantung pada letak daerah, daerah diatas
lintang 23˚ lebih dingin dibanding dengan daerah dibawah 23˚. Suhu udara tergantung
pula pada kecepatan angin dimana hembusan angin akan membuat udara dingin sehingga
suhu udara menjadi lebih rendah. Selain itu, suhu udara dipengaruhi oleh curah hujan,
kelembaban udara, penyakit, endoparasit dan ektoparasit. Variabel lingkungan diatas
merupakan unsur lingkungan fisik yang tidak dapat dihapuskan, tetapi perlu dikurangi
atau dihindari. Untuk menghindari lingkungan fisik yang tidak mendukung, manusia
sebagai peternak memerlukan pemikiran yang layak dalam mengetrap sistem manajemen
yang baik. Lingkungan fisik yang mempengaruhi kehidupan ternak di daerah tropis dapat
digambarkan sesuai dengan Teori Bonsma 1958 (Gambar 1.).
Bonsma (1958) Mengungkapkan konsep roda pada peternakan tradisional,
karena pada sistem peternakan tradisional ternaknya tidak dilindungi oleh faktor
lingkungan. Peternakan diumpakan sebagai roda, bila tidak ada gangguan maka roda
akan mengelinding dengan mulus. Unsur-unsur lingkungan fisik ternak secara umum
digambarkan atau dilukiskan sebagai jari-jari dari sebuah roda. Dalam ilustrasi ini
manusia bertindak sebagai as roda, ternak sebagai pusat roda dan manajemen sebagai
pelumas untuk menjaga roda tetap berputar. Lingkaran permukaan roda menggambarkan
lingkungan keseluruhan yang ditopang bentuknya oleh jari-jari roda yang melambangkan
pengaruh berbagai unsur lingkungan fisik tersebut. Arah anak panah melingkar
menunjukkan inetraksi penting diantara unsur-unsur tersebut. Apabila pengaruh
dari suatu unsur mencapai ekstrim maka satu jari-jari akan patah dan keseimbangan
antara lingkungan dan ternak menjadi terganggu.
Apabila ternak ditempatkan pada kondisi temperatur 8 – 10˚C diatas kisaran
optimum, maka roda akan mencerminkan tekanan atau depresi. Keadaan demikian
membuat ternak berada dalam beberapa tingkatan tidak nyaman (disconfor) dan
menstimulir reaksi proses fisiologis tertentu yang membawa perubahan tingkah laku
umum, yang mencakup menurunnya feed intake dan sejumlah pengurangan efisiensi

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-23


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Gbr. 1. Unsur lingkungan fisik yang langsung dan tidak langsung mempengaruhi
penampilan ternak (McDowel et al., 1972)

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-24


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

nisba input dan output energi. Meskipun unsur tersebut langsung berpengaruh namun
roda tersebut akan terus berputar walaupun kurang efektif dibanding sebelum terjadi
lekukan yang diakibatkan temperatur. Dampak utama perunbahan temperatur tidak
langsung bereaksi tetapi melalui jalur tidak langsung. Apabila kondisi temperatur yang
tinggi berlangsung terus, maka pengaruh tidak langsung terhadap ternak adalah melalui
ketidakcukupan atau minimnya pakan, penyakit dan parasit akan membuat roda tersebut
roboh. Apabila beberapa jarinya hancur maka lingkungan yang demikian membuat
ternak menjadi kurang menguntungkan baik efisiensinya maupun total produktivitasnya.
Kesulitan selanjutnya adalah menjaga lingkungan roda tersebut tetap dalam
keseimbangan adalah praktek pemeliharaan ternak secara tradisional, seperti membatasi
ternak untuk menjaga mereka tetap pada jangkauan naungan selama saat-saat hari sangat
panas atau menempatkan mereka dalam suatu pagar untuk membiarkan mereka
merumput pada jam-jam sore yang lebih dingin.
Berikut ini, adalah beberapa elemen iklim yang berpengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan, reproduksi dan produksi ternak disertai penjelasan perananya secara
ringkas.

II.1. Temperatur (suhu udara)


Temperatur udara adalah sangat penting sebagai faktor bioklimatik dalam
lingkungan fisik ternak. Wilayah temperatur ditentukan oleh panas matahari yang jatuh
dari musim ke musim. Jumlah panas matahari tergantung pada sudut matahari dan sifat
atmosfer. Udara kotor, berdebu, asap dan kandungan uap air tinggi mengurangi energi
panas mencapai permukan bumiAwan yang menyerap energi matahari kemudian
dipantulkan ke uadara, sehingga pdapat menyebabkan temperatur meningkat.
Temperatur udara disekitar tubuh ternak sangat penting untuk kenyamanan ternak
dan fungsi-fungsi proses fisiologisnya. Secara normal panas tubuh ternak akan dilepas
secara konduksi melalui permukaan kulit (panas ternak 33˚C) ke udara yang lebih dingin
disekitarnya. Tetapi temperatur udara yang berada diatas kisaran kenyamanan (13-18˚C)
maka pelepasan panas menurun dan apabila temperatur udara melebihi temperatur kulit
maka aliran panas akan terjadi berlawanan arah.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-25


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Temperatur dapat membuat ternak hidup nyaman, kepanasan maupun kedinginan.


Ternak yang hidup di daerah tropis umumnya banyak yang kepanasan. Sumber panas
selain matahri adalah pancaran panas dari tanah. Tanah yang kering lebih besar daya
pancarnya dari pada tanah basah. Pancaran panas dari tanah kering paling besar terjadi
pada sore hari, yang mana waktu tersebut bersamaan dengan mulai keluarnya ternak yang
akan digembalakan. Di daerah yang agak kering (semi arid) dan kering (arid) temperatur
udara dapat mencapai di atas 40˚C. Temperatur tersebut sangat mencekam kehidupan
ternak terutama pada bagian tubuh sebelah bawah (ventral). Walaupun demikian panas
yang berasal dari pantulan tanah cepat menghilang atau menurun, karena matahari cepat
juga tenggelam, inipun memberikan keuntungan pada ternak untuk melepas dengan
cepat panas tubuh yang tertimbun dengan cara konduksi ke tanah yang sudah dingin.
Cekaman yang berlangsung terus menerus mengakibatkan kaki ternak menjadi panjang
dan tubuhnya tidak dapat gemuk seperti halnya ternak-ternak di daerah dingin. Untuk itu
perlu penanaman rumput di daerah penggembalaannya yang bisa mengurangi pancaran
panas dari tanah.
Pola temperatur udara yang berlaku juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
Temperatur udara cenderuung menurun 0,65˚ setiap 100m kenaikan tinggi tempat dari
permukaan laut. Kecepatan arah angin dan sumber angin mempunyai arti penting
terhadap temperatur udara yang berlaku.
Kondisi temperatur udara yang berlaku, sangat nyata mempengaruhi secara
tidak langsung terhadap ternak melalui suplai pakan dan masalah kesehatan. a)
Pengaruhnya terhadap pakan ternak dapat dilihat dimana iklim tropik berpengaruh pada
kuantitas dan kualitas pakan. Kuantitas pakan yang tersedia bergantung pada suhu udara,
curah hujan efektif, lama siang hari, dan intensitas radiasi matahari, sedangkan kualitas
pakan terutama tergantung pada curah hujan efektif dan radiasi sinar matahari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa curah hujan berkorelasi positif dengan kadar protein
kasar, kadar miniral tanpa silika, dan BETN, tetapi berkorelasi negatif dengan serat kasar.
Sebagai akibat musim kemarau yang lebih panjang dari musim hujan di daerah tropik,
maka ternak herbivora dan ruminansia hanya tergantung pada hijauan tua dan kering
dengan nilai gizi yang rendah untuk waktu yang lama. Rendahnya kadar protein kasar

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-26


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

(hanya 2-4 %) disertai dengan rendahnya kecernaan pakan hijauan merupakan faktor
penyebab utama buruknya penampilan ternak di daerah tropik. Tingginya intensitas
radiasi matahari dan kurangnya curah hujan di daerah tropik menyebabkan proses
lignifikasi berlangsung lebih awal yang berdampak pada serat kasar pakan yang tinggi.
Kekurangan gizi secara umum telah diterima sebagai faktor pembatas terpenting untuk
produksi ternak ruminansia di daerah tropik. Untuk ternak yang merumput, maka hijauan
merupakan sumber yang esensial untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti energi, protein,
vitamin, dan mineral. b) kesehatan ternak. Parasit eksternal dan internal ternak, jamur,
vektor antropoda penyakit menular dapat ditemukan diseluruh dunia tetapi lebih umum
dan dapat dijumpai dengan mudah di daerah tropik dibanding dengan daerah manapun.
Tingginya penyakit parasiter di daerah tropik disebabkan oleh kondisi panas dan lembab
terutama bila ditansmisikan oleh vektor serangga. Kondisi ekologi tropik lembab dan sub
lembab merupakan media yang baik untuk pertumbuhan dan multifikasi (perbanyakan)
parasit dan serangga ternak. Pada daerah tropik gersang kasus penyakit parasit internal
tidak begitu tinggi, tetapi kasus penyakit parasit luar merupakan persoalan yang gawat
(Gatmaitan, 1977). Pengelolaan ternak secara tradisional seperti dilakukan di negara-
negara berkembang di darah tropik menyebabkan ternak sangat peka akan gangguan
penyakit parasiter yang disebabkan oleh ektoparasit maupun endoparasit, viral, dan
bakterial.

II.2. Kelembaban Udara


Kelembaban udara bersama-sama dengan temperatur udara berpengaruh secara
langsung terhadap fisiologis ternak. Temperatur udara tinggi kelembaban tinggi maupun
temperatur udara rendah dan kelembaban udara rendah tidak baik untuk kehidupan
ternak. Temperatur optimal untuk ternak 13˚C-18˚C (McDowell, 1977) dan 22˚C-27˚C
(Ames dan Ray. 1983) dengan kelembaban udara sedang maka akan menghasilkan
daerah yang nyaman bagi kehidupan ternak. Konsentrasi uap air di udara atau
kelembaban penting dalam mengimbangi laju pelepasan panas dari tubuh ternak.
Pelepasan panas pada tubuh ternak dapat dilakukan secara radiasi, konveksi, konduksi
dan evaporasi. Pelepasan panas rubuh yang bergantung pada kelembaban udara adalah

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-27


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

secara evaporasi. Pelepasan panas secara evaporasi dapat dikeluarkan melalui


permukaan kulit ataupun saluran pernapasan. Apabila kelembaban rendah sebagaimana
kondisi panas di daerah kering, maka evaporasi terjadi capat (kadang-kadang terlalu
cepat) dapat menyebabkan iritasi kulit dan dehidrasi umum. Sebaliknya, bila kelembaban
tinggi, seperti di iklim sedang, evaporasi berjalan lambat dan membatasi kehilangan
panas. Kelambatan atau kecepatan pelepasan panas tubuh secara evaporasi akan
mengganggu keseimbangan panas tubuh.
Ternak yang sudah beradaptasi dengan daerah yang mempunyai temperatur
uadara dan kelembaban tertentu akan sulkit dipindahkan ke daerah lain yang situasinya
berlainan. Pelepasan panas secara evaporasi melalui saluran pernapasan, dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Hr = 0,00057 V (Pb - Pa)

Keterangan :
Hr = Pelepasan panas melalui saluran pernapasan (Kcal.jam-1)
V = Volume udara selama pernapasan (Liter jam-1)
Pa = Tekanan uap air (mmHg
Pb = Tekanan uap air jenuh di dalam tubuh ternak (mmHg)

Contoh :
Jika temperatur udara 29˚C dengan tekanan uap aor 22 mmHg (kelembaban udara ^0%)
dan volume ternak sapi melakukan pernapasan selama satu menit sebesar 130 liter, maka
pelepasan panas tubuhnya sekitar 2,07 Kcal.jam-1. Jika tekanan uap air meningkat
menjadi 29 mmHg (kelembaban udara 90%) meke pelepasan panas tubuh menurun
sekitar 25%.
Pelepasan panas secara evaporasi melalui permukan kulit dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Kes (Pe – Pa)
Hes = --------------------
Ra + rc

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-28


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Keterangan:
Hes = Kehilangan panas permukaan tubuh (Kcal. m-1 )
Kes = Konstanta pelepasan panas tubuh melalui permukaan kulit
(5 untuk Kcal. m -1 jam -1)
Pc = Tekanan uap air dipermukan kulit mmHg
Pa = Tekanan uap air di udara mmHg
Ra = Resistensi (tahanan) udara
Rb = Resistensi bulu atau rambut

Jika suhu dan kelembaban udara tinggi, banyak spesies hijauan pakan ternak
bertumbuh cepat, kandungan lignin tinggi sementara itu N dan karbohidrat rendah.
Ternak cenderung makan banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya namun hijauan
itu mempunyai nilai nutrisi yang rendah. Kelembaban udara dalam hubungannya dengan
penyakit, yaitu dapat merangsang kehidupan organisme, penyabaran serangga dan vektor
lain, potensi hewan perantara dan kondisi kulit untuk tempat kehidupan atau
pertumbuhan bakteri, jamur dan ektoparasit. Hal ini penting untuk diperhatikan dalam
memproduksi komoditi peternakan. Ancaman lingkungan yang kurang menguntungkan
dapat menaikan biaya produksi maupun hal lain yang mengarahkan ke uasaha tidak baik.
Perkembangbiakan serangga selain mengganggu kehidupan ternak juga mencemari
persediaan pakan. Pemberantasan serangga menggunakan obat-obatan selain biayanya
mahal, kemungkinan juga mengganggu kehidupan ternak.
Alat untuk mengukur kelembaban udara yang sederhana dapat berupa bola basah
dan bola kering. Alat pengukur kelembaban, tekanan dan temperatur udara sudah banyak
diperjual belikan. Dengan alat ini kita dapat mengidentivikasie daerah kenyamanan.
Kelembaban udara maksimum terjadi pada pagi hari sedang kelembaban udara minimum
dicapai pada sore hari .Ternak yang selalu ada di dalam kandang perlu diperhatikan
kelembabannya.

II.3. Energi radiasi


Ternak di daerah tropis perlu diadakan pengontrolan keseimbangan panas
tubuhnya. Radiasi yang datang bisa berasal dari matahari, hewan, tumbuhan dan benda-

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-29


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

benda lain yang memantulkan sinar. Energi radiasi yang diterima saling dipantulkan,
sehingga menyebabkan suhu udara menjadi meningkat.

Gbr. 2. Macam-macam energi radiasi yang diterima oleh ternak dari lingkungan
sekitarnya. (Edey et. al. 1981; McDowell, 1972)

Ternak yang merumput dilapangan terbuka terpapar terhadap : (1) radiasi


langsung (sinar kasat mata dan gelombang merah jauh) yang sebagian dipantulkan dan
sisanya diserap sebagai panas, (2) Penyerapan energi radiasi selain dilakukan oleh bulu

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-30


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

atau rambut juga benda-benda lain yang terdapat pada bulu atau rambut tersebut. (3)
Sinar matahari yang dipantulkan dari awan dan partikel atau benda-benda lain di awan
sebagian akan dipantulkan lagi oleh tanah atau oleh ternak. Sinar matahari yang
dipantulkan oleh tanag juga akan mengena pada ternak, sedangkan yang dipantulkan oleh
tumbuhan, hewan dan benda-benda lain sebagian mengena pada ternak. Jadi ternak
sepertinya menjadi sasaran dari sinar pantul yang datangnya dari berbagai macam
sumber. Pengurangan salah satu sistem tidak mungkin dapat dilakukan, tetapi
pengelolaan sinar pantul akan lebih menunjang. Kelembaban udara sebagai salah satu
unsur iklim yang dapat mengurangi energi radiasi. Energi radiasi yang diterima ternak
dapat dilihat pada Gambar 2.
Pancaran enersi sinar matahari sebagian besar datang langsung dari matahari dan
sebagian hasil pantulan dari berbagai makhluk lain. Pancaran radiasi tersebut mempunyai
berbagai macam gelombang. Bentuk tanah yang datar atau bergelombang merupakan
faktor penentu dalam menerima energi radiasi dari lingkungan. Secara umum energi
radiasi mempunyai korelasi negatif dengan kelembaban, tetapi level radiasi mempunyai
korelasi positif dengan temperatur maksimum. Permukaan yang berwarna putih banyak
memantulkan sinar, bagi ternak yang berbulu putih lebih tahan digembalakan daripada
yang berwarna lainnya. Ternak yang berwarna hitam lebih mudah terengah-engah
sewaktu berada di padang pengembalaan yang terkena sinar matahari langsung.

II. 4. Gerakan Udara


Pergerakan udara dapat juga disebut angin. Angin bergerak dari daerah padat ke
arah udara renggang. Angin membawa panas tubuh ternak melalui pergerakannya. Laju
gerakan udara bergrak diatas permukaan kulit ternak mempengaruhi laju pelepasan panas
permukaan tubuh. Pelepasan tubuh ternak akan sulit dibawa angin apabila bulu tubuh
tidak dapat ditembus atau banyak kotoran yang melekat.Perhitungan pelepasan panas
tubuh ternak tampaknya cukup mudah, tetapi jika memperhatikan anatomi, bentuk dan
susunan rambut atau bulu maka hal tersebut menjadi kompleks. Pelepasan panas tubuh
ternak secara evaporasi sangat bergantung pada cepat atau lambatnya pergerakan udara
yang ada di sekitar tubuh ternak. Ternak tidak semuanya tahan terhadap pengaruh aliran

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-31


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

udara Permukaan tubuh ternak yang lembab pelepasan panas tubuh relatif lebih sulit bila
dibandingkan dengan yang kering. Penggembalaan ternak yang mempunyai permukaan
tubuh kering perlu mendapat perhatian. Pelepasan panas tubuh ternak akan mudah terjadi
jika suhu udara sedang dan kecepatan angin tinggi. Hal ini terjadi di daerah tropis yang
mempunyai ketinggian daerah tertentu (sedang) dan berada di daerah aliran angin. Angin
akan membawa panas tubuh secara konduksi sepanjang temperatur udara lebih rendah
bila dibandingkan dengan temperatur permukaan kulit. Akan tetapi jika pergerakan udara
semakin meningkat maka radiasi matahari menjadi bertambah. Karena kecepatan angin
Disamping membawa panas tubuh juga mempercepat pengeringan permukaan tubuh,
akibatnya radiasi matahari semakin terasa.
Pergerakan udara umumnya mengena langsung pada ternak. Angin panas di
daerah kering cukup baik jika mempunyai kecepatan sekitar 8 km per jam . Angin yang
mempunyai kecepatan sekitar 8 km / jam – 16 km / jam di daerah panas penting untuk
menolong ternak yang tercekam panas. Angin yang berhembus dimalam hari dengan
kecepatan sekitar 8 km / jam – 16 km / jam kurang menguntungkan bagi kehidupan
ternak di daerah tropis. Pergerakan udara yang tinggi tidak menguntungkan bagi ternak
sapi, domba dan babi. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibangun kandang yang
memenuhi syarat, sehingga pelepasan panas tubuh secara konveksi dan evaporasi tidak
terhambat. Kecepatan angin di daerah tropis sangat tergantung pada musim.

III. 5. Curah hujan


Curah hujan di daerah tropis dalam satu tahun terjadi hanya satu musim. Lamanya
musim hujan di Indonesia atau di tropis lainnya tidak sama. Kehidupan ternak di daerah
tropis sangat dipengaruhi oleh musim hujan. Secara tidak langsung curah hujan dapat
meningkatkan kelembaban udara dan meningkatkan kehidupan tumbuhan untuk makanan
ternak. Selama musim hujan penyediaan pakan ternak relatif banyak, sedangkan
penyakit dan parasit lainnya juga sering menyerang pada ternak. Akibat curah hujan,
kelembaban dalam kandang meningkat yang akan mengganggu kehidupan ternak.
Disamping itu selama musim hujan banyak mineral tanah yang tercuci. Akibatnya tidak
sedikit hijauan makanan ternak yang kekurangan mineral. Selama terjadi hujan, sinar

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-32


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

matahari kurang terang bahkan tidak mengeluarkan atau memancarkan cahaya ke bumi.
Kekurangan sinar matahari menyebabkan sistem lain menjadi terhambat. Sebagai contoh
dalam proses pembentukan vitamin D dan asimilasi untuk merubah CO 2 dan H2O
menjadi amylum di dalam daun hijauan.
Pola hujan musiman sangat penting bagi ternak karena (a) jumlah pakan yang
dapat diproduksi, (b) panjang waktu hijauan mempertahankan kualitas (c) praktek
pengembalaan yang dapat dilakukan (d) kebutuhan akan penyiraman dan suplai pakan
suplemen, dan (e) tipe pengawetan pakan yang paling sesuai.

III. 6. Cahaya
Periode cahaya dalam satu hari dinamakan fotoperiode dan didefinisikan sebagai
waktu antara matahari terbit dan terbenam. Fotoperiode bervariasi menurut lintang dan
musim. Cahaya baik yang dari matahari maupun buatan perlu untuk proses fisiologis
ternak. Cahaya langsung dari sinar matahari pa jam-jam tertentu bernmanfat bagi
kehidupan ternak di daerah tropis. Sinar mathari langsung pagi hari penting sebagai
katalisator fisiologis tubuh. Cahaya buatan dapat dipakai sebagai pembantu dari cahaya
matahari yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ternak.
Cahaya sinar matahari secara fisiologis mempengaruhi tubuh ternak. Cahaya yang
diterima oleh mata ternak disalurkan ke hypothalamus. Rangsangan cahaya terhadap
mata ternak akan menggertak hypothalamus untuk mensekresi hormon. Hormon dari
hypothalamus menstimulir kerja hipofisa yang akhirnya dapat mensekresi hormon yang
dapat berfungsi untuk melestarikan hormon-hormon lain yang dikeluarkan oleh target
organ.
Pengaturan cahaya matahari dapat dilakukan dengan cara membentuk susunan
kandang yang baik. Kandang yang baik bukan berarti dari bahan yang mahal tetapi
komposisi dan strukturnya yang nyaman. Sebagai contoh, ternak domba sinar yang dapat
menerangi kandang bisa mempertinggi produksi hormon target organ. Salah satu contoh
misalnya hormon yang berperan dalam proses reproduksi. Ternak domba di daerah tropis
tidak mengenal musim berahi. Hal ini karena di daerah tropis tidak kekurangan cahaya.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-33


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Untuk daerah yang berada di pegunungan sering tertutup oleh awan sehingga
mempengaruhi lama penyinaran. Akibatnya cahaya yang diterima ternak menjadi
berkurang. Bagi ternak ayam kekurangan cahaya di daerah tropis dapat diperpanjang
dengan menggunakan cahaya buatan. Umumnya petani peternak memakai lampu sebagai
sumber cahaya.
Cahaya mempengaruhi penyediaan pakan ternak. Tumbuhan penghasil pakan
ternak perkembangannya sangat bergantung pada lama penyinaran matahari. Penyinaran
matahari yang pendek mempengaruhi sistem pernafasan hijauan tanaman makanan
ternak. Hijauan makan ternak menerima cahaya pendek maka akan memperpanjang
proses respirasinya. Perpanjang proses respirasi akan mempengaruhi kadar gizi dalam
hijauan. Proses respirasi di dalam tumbuhan akan membongkar hasil asimilasi, yang
mengakibatkan mutu hijauan makan ternak menjadi rendah, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi produksi ternak.

II. 7. Awan
Awan di dalam kehidupan sehari-hari bertugas menutupi sinar matahari sebelum
hujan turun., tetapi awan yang tidak mengandung air lain fungsinya. Pada dasarnya awan
disamping menutupi matahari sebelum hujan juga memantulkan sinar panas. Pantulan
sinar panas yang jatuh ke bumi akan diterima oleh lingkungan dipermukaan bumi.
Panasnya temperatur udara dan tertutupnya sinar matahari akan mempengaruhi
tumbuhan dan ternak. Tumbuhan secara tidak langsung dapat menghentikan proses
asimilasi dan memperpanjang proses respirasi. Keberlangsungan proses tersebut akan
menurunkan mutu dari hijauan makanan ternak. Temperatur udara yang meningkat
akibat terkjadinya awan dibawa pancaran sinar matahari akan meningkatkan proses
pelepasan panas secara evaporasi dari ternak. Proses pelepasan panas secara evaporasi
dapat mengurangi konsumsi pakan. Ternak yang selalu melepaskan panas secara
evaporasi biasanya membuka mulut, kondisi ini membuat ternak akan tidak sempat untuk
meningkatkan konsumsi pakan.
II.8. Tekanan udara

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-34


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Di daerah tropis tekanan udara tergantung pada letak daerah. Daerah di tepi pantai
tekanan udaranya lain dengan di daerah pegunungan. Selain tersebut diatas tekanan udara
juga ditentukan oleh letak bintang.
Tekanan udara tampaknya mempengaruhi kehidupan ternak. Hal ini terbukti
dengan habitat ternak yang ada. Sebagai contoh misalnya ternak kambing lebih cocok di
daerah dataran tinggi, sedangkan domba lebih cocok di daerah dataran rendah. Ternak
yang hidup di daerah dengan ketinggian tempat tertentu umumnya kalau dipindahkan
mengalami kesulitan, kadang-kadang penyesuainnya membutuhkan waktu yang cukup
lama, bahkan setelah mengalami beberapa kali penyilangan baru terasa manfaatnya. Bila
ternak dipindahkan dari dataran rendah ke dataran tinggi ternak sering mengalami
kesulitan. Penyakit pegunungan tinggi sering dialami ternak karena perubahan letak
ketinggian yang tiba-tiba. Menurunnya tekanan atmosfer akan merangsamg jumlah
konsumsi, tetapi jika tekanan tinggi sebagian makanan yang normal diberikan tidak akan
dimakan ternak. Berdasarkan hasil penelitian, untuk sapi Bali di Timor pada ketinggian
tempat yang berbeda menunjukkan penampilan yang berbeda pula. Penelitian yang
dilakukan di dataran tinggi daerah Lelogama (Kupang) dan dataran rendah Besipae (Soe)
menunjukkan pengaruh yang nyata pada frekuansi respirasi, denyut jantung dan
komposisi darah. Sapi Bali dengan pola pemeliharan ekstensif tradisional dapat
beradaptasi dengan baik di daerah dataran tinggi dengan suhu udara yang dingin, tetapi di
dataran rendah menunjukkan pertambahan berat badan harian, berat potong dan
persentase karkas yang lebih tinggi.
Pengembangan peternakan dengan memperhatikan unsur-unsur lingkungan
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas ternak dan sekaligus
pendapatan.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-35


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

PENUTUP

Rangkuman
Penampilan seekor ternak merupakan pengaruh dari faktor genetik yang didukung
oleh faktor lingkungan serta inter aksi antara faktor lingkungan dan genetik. Seekor
ternak menampilkan produktivitas yang tinggi itu merupakan dukungan dari setiap unsur
tersebut secara maksimal. Lingkungan selalu ikut dimanapun ternak itu berada, dan
ternak selalu berusaha membentuk lingkungan yang baik atau nyaman agar dapat
berprestasi. Iklim lingkungan terbagi atas dua bagian besar yaitu makroklimat
(lingkungan makro) dan mikroklimat (lingkungan mikro). Lingkungan makro lebih
mengarah pada kondisi yang berlaku disuatu wilayah atau negara sedangkan lingkungan
mikro lebih mengarah pada kondisi dimana ternak diexpos secara langsung pada waktu-
waktu tertentu.. Lingkungan fisik merupakan bagian dari lingkungan mikro ternak.
Unsur-unsur lingkungan fisik meliputi temperatur, kelembaban, radiasi matahari, curah
hujan, kecepatan angin, cahaya dan ketinggian tempat yang berpengaruh pada tampilan
produktivitasnya. Lingkungan fisik mempengaruhi ternak baik secara langsung yaitu
melalui unsur-unsur lingkungannya baik sendiri-sendiri maupun interaksi diantaranya dan
secara tidak langsung melalui pakan dan penyakit. Pengembangan peternakan dengan
memperhatikan unsur-unsur lingkungan fisik merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas ternak dan sekaligus pendapatan.

Tes Mandiri (Total skor nilai 100)


1. Jelaskan yang termasuk dalam lingkungan mikro ternak.(30)
2. Jelaskan tentang konsep Bonsma tentang pengaruh lingkungan fisik terhadap
produktivitas ternak. (35)
3. Jelaskan tentang hubungan temperatur, kelembaban, curah hujan dan cahaya
dengan penyediaan pakan ternak dan penyakit pada ternak.(35)

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-36


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Jawaban Tes Mandiri


1. Lingkungan mikro ternak meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologi,
lingkungan kimia dan lingkungan sosial. Unsur-unsur lingkungan fisik meliputi
temperatur, kelembaban, radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin, cahaya
dan ketinggian tempat; unsur-unsur lingkungan biologi meliputi lahan, flora dan
fauna; unsur-unsur lingkungan kimia meliputi unsur kimia yang menyebabkan
polutan dan toksikan atau racun baik yang berada di air, udara, lahan dan pakan
yang membahayakan ternak; dan unsur-unsur lingkungan sosial meliputi
lingkungan sosial antar atau oleh ternak, menyangkut tingkahlaku ternak dan
lingkungan sosial oleh atau karena manusia, menyangkut manajemen.
Lingkungan sosial akan mempunyai makna pada tingkat kesejahteraan dan
kenyamanan bagi ternak yang berpengaruh pada tampilan produktivitasnya.
2. Bonsma (1958) Mengungkapkan konsep roda pada peternakan tradisional, karena
pada sistem peternakan tradisional ternaknya tidak dilindungi oleh faktor
lingkungan. Peternakan diumpakan sebagai roda, bila tidak ada gangguan maka
roda akan mengelinding dengan mulus. Unsur-unsur lingkungan fisik ternak
secara umum digambarkan atau dilukiskan sebagai jari-jari dari sebuah roda.
Dalam ilustrasi ini manusia bertindak sebagai as roda, ternak sebagai pusat roda
dan manajemen sebagai pelumas untuk menjaga roda tetap berputar. Lingkaran
permukaan roda menggambarkan lingkungan keseluruhan yang ditopang
bentuknya oleh jari-jari roda yang melambangkan pengaruh berbagai unsur
lingkungan fisik tersebu (temperatur, kelembaban, radiasi, curah hujan, cahaya,
kecepatan angin, awan, tekanan udara, endoparasi, ektoparasit). Arah anak panah
melingkar menunjukkan inetraksi penting diantara unsur-unsur tersebut. Apabila
pengaruh dari suatu unsur mencapai ekstrim maka satu jari-jari akan patah dan
keseimbangan antara lingkungan dan ternak menjadi terganggu.
3. Selama terjadi hujan, sinar matahari kurang terang bahkan tidak mengeluarkan
atau memancarkan cahaya ke bumi karena ditutupi oleh awan. Kekurangan sinar
matahari menyebabkan sistem lain menjadi terhambat. Tumbuhan secara tidak

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-37


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

langsung dapat menghentikan proses asimilasi untuk merubah CO 2 dan H2O


menjadi amylum di dalam daun dan memperpanjang proses respirasi.
Keberlangsungan proses tersebut akan menurunkan mutu dari hijauan makanan
ternak. Temperatur udara yang meningkat dibawa pancaran sinar matahari akan
meningkatkan proses pelepasan panas secara evaporasi dari ternak. Proses
pelepasan panas secara evaporasi dapat mengurangi konsumsi pakan. Ternak yang
selalu melepaskan panas secara evaporasi biasanya membuka mulut, kondisi ini
membuat ternak akan tidak sempat untuk meningkatkan konsumsi pakan.
Selanjutnya akibat curah hujan, kelembaban dalam kandang meningkat yang akan
mengganggu kehidupan ternak dan kurangnya sinar matahari pagi akan
mempengaruhi proses pembentukan vitamin D.

Tugas:
Buatlah paper”pengaruh unsur-unsur lingkungan fisik terhadap penampilan produksi
ternak”. (Acuan penulisan dapat dilihat pada RKPS)

Umpan Balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
1. Membuat ringkasan materi pada setiap pertemuanb sebelum materi
tersebut dibahas dalam diskusi (dapat dilihat pada GBPP/RKPS)
2. Aktif dalam diskusi
2. Mengerjakan latihan dan tugas

Daftar Pustaka
Edey, T.N., A.C.Bray, R.S.Copland and T.O”Shea. 1981. A Course Manual in Tropical
Sheep and Goat Production. Notes for training course at Universitas
Brawijaya. Malang. Indonesia.

McDowell. 1972. Improvement of Livestock Produktion In Warm Climates. Freeman and


Company. San Francisco.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-38


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana
Lingkungan Fisik Ternak Modul 2

Rosnah, U.Sy., 1998. Studi Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Status Faali dan
Produktivitas Sapi Bali Di Timor Barat. Tesis. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.

Shaver, 1986, Starro parent management guide. Poultry Breeding Farms Limited Ontario,
Canada.

Setiadi, D. dan P.D. Tjondronegoro. 1989. Dasar-Dasar Ekologi. Gahan Pengajaran.


PAU Ilmu Hayat IPB, Bogor.

Mata Kuliah Dasar Lingkungan Ternak (PT. 42216) II-39


Fakultas Peternakan Uniersitas Nusa Cendana

Anda mungkin juga menyukai