Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan berperan sebagai seorang ibu baru, seorang perempuan dapat

merasakan hidupnya menjadi lebih berarti dan bermakna. Hal itu dapat

meningkatkan rasa percaya diri dalam berperan di dalam kehidupannya

sehari-hari. Dalam menikmati hari-hari pertama bersama bayi yang dinanti-

nantikannya, sang ibu baru akan mersakan perasaan-perasaan yang berbeda,

yang bahkan mungkin tidak dibayangkan sebelumnya, pada umumnya ibu

baru akan takjub dan terpana melihat dan merasakan betapa cantik dan lucu

bayinya, betapa menyenangkan bermain dan melihat serta mendengar

celotehnya. Sang ibu baru juga akan bersemangat menyusui bayinya,

mengganti popok di malam hari ketika semua orang sedang terlelap. Rasa

lelah hampir tidak dirasakannya karena ia merasakan bahwa ia menjadi

berarti bagi bayinya. Dengan demikian ia akan merasakan bahwa hidupnya

menjadi lebih bermakna (Sylvia, 2006).

Beberapa ibu merasa tidak nyaman dengan bayi baru mereka. Ada

beberapa alasan yang menyebabkannya, misalnya ibu sangat lelah setelah

melahirkan atau dia sakit dan mengalami perdarahan hebat. Bisa jadi ibu

tidak menginginkan bayi itu atau khawatir tidak bisa merawatnya, ibu juga

bisa merasa sangat depresi (Saleha, 2009).

Antara 8% sampai 12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai

orang tua dan menjadi sangat tertekan sehingga mencari bantuan dokter,

1
wanita yang lain berusaha melanjutkan hidupnya sendiri. Depresi yang

terdeteksi secara klinis biasanya muncul pada 6 sampai 12 minggu pertama

setelah kelahiran, tetapi mungkin tidak akan diketahui sampai jauh setelah itu

(Derek, 2005).

Dari penelitian-penelitian diketahui bahwa di negara-negara barat,

depresi pasca persalinan dialami oleh lebih kurang 15 20% dari perempuan

yang melahirkan, baik yang pertama kali maupun yang berikutnya. di

Malaysia pada tahun 1995 diketaui bahwa ibu yang mengalami depresi

pasca persalinan sebanyak 3,9% sedangkan di Singapura, angka

kejadiannyahanya 1%. di Indonesia, semula diperkirakan bahwa angka

kejadiannya rendah atau setidaknya lebih rendah dari negara-negara lain

atau masyarakat di tempat lain dibelahan dunia ini (Elvita, 2009).

Delapan puluh lima persen wanita mengalami gangguan mood atau

suasana hati setelah melahirkan yang dapat mempengaruhi banyak hal,

terutama respons atau penerimaan terhadap bayi baru lahir, sedangkan

kurang lebih 10-15% mengalami depresi pasca persalinan atau yang dikenal

dengan istilah postpartum depressiion. Pemberian dukungan dari pasangan,

keluarga, lingkungan maupun profeisonal selama pasca persalinan dapat

mencegah depresi serta mempercepat proses penyembuhan (Saleha, 2009).

Pada tahun1998 2001, antara lain di Jakarta, Yogyakarta dan

Surabaya, ternyata ditemukan bahwa angka kejadiannya 1130%, suatu

jumlah yang tidak sedikit yang tidak mungkin dibiarkan begitu saja, terlebih

bila mengingat berbagai dampak negatif yang menyertainya (Elvita, 2006).

2
Angka kejadian terjadinya psikosis postpartum ini adalah 1 2 per 1.000

dari ibu yang baru melahirkan biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama post

partum. Gejala tampak terdapat perbaikan 95% dair ibu dalam 2 sampai 3 bulan

(Amik Maryunani, 2009).

Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan

kebidanan sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam

tindakan kebidanan. Sebagai seorang bidan yang profesional, bidan perlu

mengembangkan ilmu dan kiat asuhan kebidanan, khususnya dalam pemberian

asuhan kebidanan ibu pada masa nifas. (Saleha, 2009).

Berdasarkan latar belakang di atas dan berdasarkan banyaknya ibu

nifas yang mengalami depresi pasca persalinan, maka peneliti tertarik untuk

mengambil penelitian di Klinik Bersalin Lena Barus, karena di Klinik

Bersalin Lena Barus terdapat banyak terdapat ibu nifas yang mengalami

depresi pasca persalinan, yang disebabkan karena kelahiran anak yang tidak

diinginkan, kecemasan yang berlebihan sebab belum mampu mengutus

bayinya, suami tidak ikut berperan serta dalam mengurus bayinya,

melahirkan anakyang cacat, melahirkan anak dari hubungan yang tidak syah

dan peneliti juga tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran

pengetahuan ibu nifas tentang depresi pasca persalinan di Klinik Bersalin

Lena Barus, binjai tahun 2011.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas tentang depresi pasca

persalinan di Klinik Bersalin Lena Barus, Binjai tahun 2011.

3
1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang depresi

pasca persalinan di Klinik Bersalin Lena Barus Binjai Tahun 2011.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam melakukan

penelitian Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan bidang ilmu dan hasil

penelitian dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dan pengetahuan perpustakaan Akademi

Kebidanan Deli Husada Delitua dan menambah wawasan serta informasi

bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Deli Husada Delitua.

3. Bagi Ibu

Sebagai masukan dan sarana informasi bagi ibu nifas dalam mengetahui

tentang depresi pasca persalinan serta penanganannya apabila terjadi

sesuatu kepada ibu tersebut.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk tenaga kesehatan, khususnya bagi ibu

Klinik Bersalin Lena Barus dalam memberikan pelayanan kesehatan

terhadap ibu pasca persalinan, khususnya mengenai masalah depresi

pasca persalinan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yuakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007l, pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahanyang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi

tersebut secra benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

5
5
3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi itu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan

menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.2. Ibu Post Partum

Ibu post partum adalah ibu yang berada pada masa setelah melahirkan

plasenta yang berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil, dan masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau

40 hari (Sarwono Maternal dan Neonatal, 2006).

6
Ibu post partum adalah masa setelah partus selesai yang berlangsung

antara berakhirnya periate persalinan dan kembalinya organ-organ

reproduksi wanita ke kondisi normal, seperti sebelum hamil dan berlangsung

atau berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Amik Maryunani, 2009).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai saat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

Lama masa nfias ini 6 8 minggu.

2.3. Defenisi Pasca Persalian

2.3.1 Defenisi Depresi Pasca Persalinan

Depresi pasca persalinan (DPP) adalah suatu depresi yang

ditemukan pada perempuan setelah melahirkan, yang terjadi dalamkukrun

waktu 4 minggu. Hal ini berlangsung hingga beberapa bulan bahkan

beberapa tahun bila tidak diatasi (Sylvia, 2006).

Depresi pasca melahirkan (depresi post partum) terjadi bilamana ibu

merasakan kesedihan yang berlebihan karena kebebasan, dimana ibu

merasa mempunyai baban tambahan sehingga ruang geraknya terbatas,

interaksi sosial dan kemandiriannya berkurang. Gejala ini biasanya

meliputi insomnia (susah tidur), berfikir tidak rasional, kesulitan

mengingat dan konsentrasi, tidak bisa membuat keputusan, halusinasi dan

sebagainya (Amik Maryunani, 2009).

Depresi pasca persalinan adalah dikategorikan sebagai kondisi stres

ringan akibat perubahan suasana hati pada saat ibu sehabis melahirkan.

7
Gejala ini seringkali terjadi tiba-tiba begitu saja, dan membuat orang

mengalami hal-hal seperti :

1. Malas bangun untuk mengerjakan sesuatu

2. Tidak dapat / susah tidur

3. Merasa gemetar dan panik

4. Berpikiran obsesif seperti perasaan putus ada dan menangis tanpa sebab

jelas.

Jika hal ini dibiarkan, perubahan emosi ini akan menjurus ke hal-hal

yang lebih buruk. Beberapa wanita tak bisa menahan diri untuk melakukan

perbuatan bunuh diri atau melukai dan membahayakan dirinya (Uzzi

Reiss, M.d, 2008).

2.3.2 Penyebab Depresi Pasca Persalinan

Menurut Elvita (2006) dalam buku Depresi Pasca Persalinan, penyebab

yang pasti belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor yang

diperkirakan mempengaruhi atau merupakan faktor resiko untuk terjadinya

depresi pasca persalinan. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Dukungan sosial (terutama dari suami dan keluarga)

Dukungan yang diberi berupa perhatian, komunikasi dan hubungan

emosional yang intim, merupakan faktor yang paling bermakna

menjadi pemicu terjadinya depresi pasca prsalinan. Adapun dukungan

keluarga yang dimaksud adalah komunikasi dan hubungan emosional

yang baik dan hangat dengan kedua orang tua, terutama ibu.

2. Keadaan atau kualitas bayi (termasuk problem kehamilan dan

kelahiran)

8
Problem yang dialami bayi menyebabkan sang ibu kehilangan minat

untuk mengurus bayinya tersebut. Problem pada bayi tersebut antara

lain adanya komplikasi kelahiran (misalnya perdarahan yang terlalu

banyak atau ibu mengalami infeksi, sehingga ibu harus tinggal lebih

lama di RS).

3. Kesiapan melahirkan bayi dan menjadi Ibu

Dari penelitian didapatkan bahwa kesiapan menjadi seorang ibu

ternyata juga mempengaruhi terjadinya depresi pasca persalinan pada

perepuan yang sudah menikah, namun sudah tidak menginginkan anak

lagi karena berbagai alasan.

4. Stresor Psikossosial

Stresor psikososial adalah suatu peristiwa atau kejadian yang

mengakibatkan seseorang harus melakukan penyesuaian terhadap

kondisi yang dialami tersebut. Peristiwa yang terjadi tersebut

menyebabkan keadaanyang semula telah stabil selama bertahun-tahun

kini terpaksa harus diubah atau disesuaikan.

5. Riwayat depresi sebelumnya atau problem emosional

Riwayat pernah mengalami depresi ketika anak-anak remaja juga dapat

melupakan faktor yang berperan pada seorang perempuan pada saat ia

mengalami hari-hari pasca persalinan.

6. Faktor hormonal

Depresi ppasca persalinan diduga juga terjadi karena perubahan

hormone pada masa nifas, perubahan kadar hormone progesteron,

9
estrogen, prolaktin dan hormone kortisol diketahui kecil pengaruhnya

terhadap terjadinya depresi pasca persalinan.

7. Faktor budaya

Peran budaya hingga kini masih terus diteliti pada berbagai latar

belakang budaya. Banyak problem kejiwaan pasca persalinan tidak

terdeteksi, yang kemungkinan oleh beberapa faktor yaitu keengananibu

yang melahirkan untuk mengungkapkan perasaan sedihnya, rasa sedih,

pasca persalinan dianggap akan hilang dengan sendirinya, serta

perhatian staf medis hanya diutamakan pada kondisi fisik ibu.

Menurut Anik Maryuni (2009), dalam bukunya Asuhan pada ibu

Post Partum adapun faktor-faktor yang menyebabkan depresi pasca

persalinan pada ibu post partum sebagai berikut :

1. Primi para

2. Perasaan takut dalam mempertahankan kehamilannya

3. Riwayat depresi post partum sebelumnya

4. Kurangnya dukungan sosial

5. Kurangnya hubungan yang stabil dan mendukung dengan pasangan

atau orang tuanya

6. Ketidak puasan ibu terhadap dirinya sendiri, seperti masalah bayi

image (gambaran tubuh) dan masalah makan.

2.3.3 Tanda dan Gejala Depresi Pasca Persalinan

Menurut Uzzi Reiss (2009) dalam bukunya Menjadi Ibu Bahagia Pasca

Persalinan gejala post partum yaitu :

1. Rasa suntuk sebagai seorang ibu

10
2. Perasaan sedih

3. Lebih pendiam dari biasanya

4. Sering mengeluh dan melontarkan kritik

Gejala yang muncul pada depresi post partum yaitu :

1. Sering menangis

2. Depresi

3. Cemas

4. Konsentrasi menurun

5. Mudah marah

6. Menangis sebelum beberapa jam dan kemudian kembali normal tetapi

menangis lagi pada hari berikutnya

7. Mudah lelah dan murung

8. Susah tidur

9. Mut yang mudah berubah-ubah

10. Kehilangan minat pada seks

11. Gelisah

2.3.4 Dampak Depresi Pasca Persalinan

Menurut Silvia Elvira (2006), pada ibu yang mengalami depesi pasca

persalinan, minat dan keterampilan terhadap bayinya berkurang. Ia sering

tidak merespon positif (menyambut dengan hangat terhadap komunikasi

yang dilakukan terhadap bayinya, baik melalui suara tangis, tatapan mata,

ataupun gerak tubuh) sehingga bayi akan lebih keras untuk menarik

perhatian ibunya, maka sang bayi akan menangis dengan suara lebih keras

atau mungkin disertai gerak tubuh tertentu agar ibunya bisa menolongnya,

11
namunibu yang sedang depresi tidak mampu mengenali kebutuhan bayinya

sehingga tidak dapat merespon seperti yang diharapkan dan dibutuhkan

anaknya.

2.3.5 Tanda dan Gejala Depresi Pasca Persalinan

Menurut Auzzi (2008) dalam bukunya Menjadi ibu bahagia pasca

persalinan:, wanita yang mengalami depresi pasca persalinan biasanya akan

terulang lagi pada kehamilan berikutnya. Rata-rata kemungkinan mereka

mengalami depresi kembali di kehamilan berikutnya adalah lebih dari 25%.

Tentu saja dengan apa yang dialami sebelumnya menjadikan anda lebih

berpengalaman. Maka hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah

timbulnya kembali depresi pasca persalinan pada kehamilan berikutnya

yaitu :

1. Usahakan cukup tidur, karena kurang tidur adalah penyebab utama

terjadinya depresi setelah perubahan hormon estrogen.

2. Bantulah mengevaluasi beberapa tanggung jawab baru yang berkenaan

dengan kehadiran anak, berilah bantuan sehingga ia dapat fokus pada

proses pemulihan.

3. Bukalah komunikasi diantara anda berdua, biarkan ia mengekspresikan

perasannya

4. Dukung dan yakinkan bahwa anda berdua bahu membahu dalam

mengatasi masalah.

5. Buatlah rencana untuk perawatan secara keseluruhan. Jasmani (seperti

program dietnya), rohani (seperti masalah emosi) dan gaya hidup

12
(seperti sarana yang berkaitan dengan kepulangan bayi dari rumah

sakit).

6. Diet dan makanan bergizi berpengaruh besar kepada emosi ibu dan

perasaan dihargai. Selain itu juga harus memperhatikan asupan gizi

yang dikonsumsi sudah cukup.

7. Kontrol kadar DHEAS, yaitu hormone yang berperan dalam

menyeimbangkan hormone wanita yang berfungsid memperkuat

stamina tubuh.

8. Tes darah yang meliputi, kadar elektrolid dan CO2 (cek keseimbangan

elektrolit dan keseimbahan PH), fungsi tiroid, kadar zat besi.

Cara pencegahan yang bisa dilakukan sebelum depresi pasca persalinan

yaitu :

1. Tetapkan perjanjian waktu rutin. Memastikan bahwa si bayi ada

yang menjaganya sama pentingnya untuk si ibu ada yagn menjaga.

Bicarakan baik-baik dengan pasangan anda,

2. Pastikan ibu dalam keadaan sehat, dan menjaga asupan makanan

yang sehat dan bergizi dan diteruskan mengkonsumsi makan-

makanan yagn sehat se telah melahirkan.

3. Dukungan keluarga atau teman amatlah penting, harus ada bantuan

yang bisa membantu anda tetap merasa tidak sendirian.

4. Riset metode perawatan, konseling, perawatan medis, atau

penyembuhan natural dan alternatif lain membantu anda mengatasi

depresi pasca persalinan sebelum benar-benar menderita

(www.infoibu.com)

13
2.3.6 Penanganaan Depresi Pasca Persalinan

Menurut Sylvia D.Elvita (2006) dalambuku Depresi Pasca Persalinan

program pengobatan yang dilakukan bagi ibu yang mengalami depresi

pasca persalinan, yaitu antara lain :

1. Latihan Relaksasi

Melakukan latihan relaksasi yang diajarkan oleh dokter pada saat

konsultasi dan diminta dilatih sendiri di rumah atau dapat pula

diarahkan melakukan relaksasi sederhana yang sudah biasa dilakukan

oleh ibu tersebut dalam kehidupan sehari-hari seperti olahraga,

berenang, dll).

2. Restrukturisasi Kognitif

Terdiri dari menentang perilaku dan pikiran negatif dengan cara

berdialog dalam hati dan pikiran sendiri yang bersifat negatif yang

timbul pada saat-saat tertentu.

3. Pemecahan masalah

Yaitu pengarahan atau pemberian alternatif pemecahan masalah saat ini.

4. Komunikasi

Yaitu melatih sang ibu memperbaiki komunikasi dengan suaminya dan

anggota keluarga lain.

5. Humor

Apabila cocok dan membuat ibu merasa lebih nyaman (maksudnya

yaitu pada saat sebelum sakit memang suka humor, hal ini sulit

dilakukan)

6. Pemberian obat

14
Bila gejala berat biasanya baru diberikan obat anti depresi

7. Merawat bayi sesering mungkin

Misalnya selama 2 3 jam berada di naungan yang sepi hanya berdua

dengan bayinya dengan mengusahakan kontakmata sambil menyusui.

8. Menyediakan tempat istirahat

Tempat yang nyaman bagi bayi dan dirinya sendiri, ibu juga dianjurkan

untuk beristirahat ketika bayi istirahat, sehingga ketika bayinya

terbantun, ia juga merasas segar dan diap bermain dan mengurus

bayinya kembali.

9. Peluk bayi dan berbicara dengan lembut

Persentuhan kulit bayi dan ibunya akan menurunkan depresi baik pada

anak maupun ibu.

10. Melibatkan anggota keluarga yang lain

Yang dimaksud dengan anggota kelaurga yang ikut serta dalam merawat

bayi misalnya sang ayah, kakak, nenek, bibik dan lainnya.

11. Ajarkan bayi keluar rumah

Yaitu dengan menghirup udara segar did luar rumah dilakukan pada

pagi hari, yaitu udara segar akan memperbaiki perasaan bayi.

12. Biarkan bayi di rumah sejenak

Apabila timbul perasaan-perasaan negati, lelah, marah, frustrasi,

sebaiknya tinggalkan bayi sejenak, minta orang lain yang dipercaya

untuk menjaga sementara waktu. Dengan demikian pada saat kembali

menjumpai bayi, perasaan ibu sudah nyaman sehingga dapat

menyambut komunikasi bayinya dengan hangat.

15
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Kosep

Kerangka konep dari penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu

Post Partum tentang Depresi Pasca Persalian di Klinik Bersalin Lena Barus

Binjai Kec. Bingai Tahun 2011, sebagai berikut :

Baik
Pengetahuan tentang
Ibu Post
Depresi Pasca Cukup
Partum
Persalinan
Kurang

3.2. Depenisi Konseptual

3.2.1. Pengetahuan

Merupakan hasil dari kata tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

3.2.2. Ibu Post Partum

Dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir setelah atau ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode

puerperium disebut puerpara. Puerperium (nifas) berlangsung selama

16
16
65 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan

kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini 6 8 minggu.

Batasan waktu masa niras yang paling singkat (minimum) tidak ada

batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek

darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari

(Eny Retna dan Wulandari, 2008).

3.2.3. Depresi Pasca Persalinan

Suatu depresis yang ditemukan pada perempuan setelah melahirkan,

yang terjadi dalam kurun waktu 4 minggu. Hal ini berlangsung hingga

beberapa bulan bahkan beberapa tahun bila tidak diatasi (Sylvia, 2006).

3.3. Dedenisi Operasional

3.2.1. Pengetahuan

1. Merupakan suatu keahlian atau keterampilan seseorang yang

diperolehnya melalui pengalaman-pengalaman atau pemahaman

tentang suatu hal apa yang dikenal di bidang tertentu.

2. Kemampuan seseorang dalam menyikapi suatu hal, sehingga orang

tersebut dapat menarik kesimpulan dan mampu menjawab

pertanmyuaan yang berhubungan dengan hal tersebut.

3. Kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang

depresi pasca persalinan yang diajukan dalam bentuk kuesioner

yang diberikan.

3.2.2. Ibu Post Paartum

17
1. Ibu yang baru selesai melahirkan

2. Ibu yang baru selesai melahirkan dimulai dari 2 jam pertama

proses persalinan sampai 40 hari pasca persalinan.

3. Ibu yang sedang berada pada periode pemulihan alat-alat

kandungan seperti sebelum hamil.

3.2.3. Depresi Pasca Persalinan

1. Perasaan takut a tau cemas yang berlebihan pada ibu yang baru

melewati proses persalinan, sehingga berpengaruh pada bayi

apagila tidak diatasi.

2. Pola pikir seorang ibu yang psikisnya sedang terganggu akibat

kecemasan yang berlebihan yang seharusnya tidak terjadi pada ibu

yang baru saja melalui proses persalinan.

18
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

dimana tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh Gambaran

Pengetahuan ibu Post Partum tentang Depresi Pasca Persalinan di Klinik

Bersalin Lena Barus Binjai Kecamatan Bingai Tahun 2011.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Lena Barus Binjai

Kecamatan Bingai di karenakan jumlah ibu bersalin di klinik ini

cukup dan banyak dan jumlahnya tersedia untuk dijadikan sampel

penelitian.

4.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni Tahun 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang mengalami depresi

pasca persalinan yang bersalin di Klinik Bersalin Lena Barus Binjai

Kec. Bingai.

4.3.2. Sampel

31

19
Sampel dalam penelitian adalah 25 responden, teknik pengambilan

sampel dengan menggunakan teknik aksidental sampling yang artinya

cara pengambilan sampel yang dilakukan dilakukan kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sampel bila dipandang orang yang

kebetulan bertemu itu cocok sebagai sumber data. Adapun kriteria

sampel yang saya pilih untuk menjadi responden terdiri dari :

4. Mengerti bahasa Indonesia

5. Ibu nifas yang bersalin di Klinik Lena Barus yang mengalami

depresi pasca persalinan.

6. Bersedia menjadi responden

4.4. Pertimbangan Etik

Adapun pertimbangan etik dari penelitian antara lain :

a. Peneliti mendapat rekomendasi dari Direktur Akademi Kebidanan Deli

Husada Delitua.

b. Peneliti mendapat izin dari Ibu Klinik Bersalin lena Barus dalam

melakukan penelitian dengan memberikan rekomendasi dari Direktris

Akademi Kebidanan Deli Husada Delitua.

c. Lember persetujuan penelitian ini, diberikan kepada respondenyang

diteliti dengan tujuan untuk memberikan kebebasan kepada responden

untuk menentukan sendiri keikutsertaan dalam penelitian serta

responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian.

20
d. Kuesioner yang digunakan peneliti diberikan kepada responden yang

akan diteliti setalah responden menandatangani lembar persetujuan

penelitian.

e. Kerahasiaan responden juga sangat dirahasiakan dengan mencantumkan

nama identitas responden yang lengkap tetapi hanya peneliti yang

mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

4.5. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang

dibuat sendiri oleh peneliti. Instrumen ini dibagi tiga bagian yaitu :

a. Bagian pertama, yang berisi tentang petunjuk pengisian

b. Bagian kedua, berisi tentang identitas responden yaitu nama inisial,

umur, pendidikan terakhir, pekerjaan.

c. Bagian ketiga, berisi tentang kuesioner pernyataan

4.6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilalukan dengan data primer dan alat bantu kuesioner.

Beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :

a. Peneliti melakukan pengajuan permohonan izin kepada Ibu Klinik

Bersalin Lena Barus Binjai Kecamatan Bingai.

b. Peneliti memberi penjelasan kepada calon responden tentang tujuan

penelitian yang dilakukan dan mengatakan kepada responden apakah

calon responden bersedia atau tidak menjadi responden.

21
c. Responden diberikan waktu untuk menjawab pernyataan yang diajukan

dalam kuesioner.

d. Responden diminta menandatangani lembar persetujuan kuesioner.

e. Responden diminta menandatangani lembar persetujuan kuesioner.

f. Pengolahan / analisa data dilakukan setelah data yang diperlukan

terkumpul, jenis pernyataan yang digunakan adalah pernyataan tertutup,

dimana jumlah soal yang diberikan adalah 20 soal. Adapun kuesioner

yang berjumlah 20 soal tersebut yaitu :

- 1 Soal dari defenisi depresi post partum yaitu soal nomor (1)

- 2 soal dari tanda dan gejala depresi post partum yaitu soal nomor (2,

3)

- 3 soal dari penyebab depresi post partum yaitu soal nomor (4, 5 6,)

- 3 soal dari dampak depresi pasca persalinan terhadap anaknya yaitu

soal nomor (7, 8, 9)

- 4 soal dari pencegahan depresi pasca persalinan yaitu soal nomor

(10, 11, 12, 13)

- 4 soal dari penanganan depresi pasca persaslinan yaitu soal nomor

(14, 15, 16, 17)

- 3 soal dari pengobatan depresi post partum yaitu soal nomor (18, 19,

20)

22
4.7. Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1. Pengolahan Data

Data yang terkumpul didolah dengan cara manual dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul. Apabila

terdapat kesalahan dan kekurangan dalam perbaikan data maka

didlakukan perbaikan seperlunya dan menyatakan langsung kepada

yang bersangkutan.

b. Coding

Hasil jawaban setiap pertanyaan diberikan kode-kode dari

jawabanyang diberikan oleh responden. Proses yagn akan dilakukan

untuk menghitung suatu variabel berdasarkan kaktegori-kategori

yang ditetapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian.

c. Tabulating (Pentabulasian)

Untuk mempermudah analisa data serta pengambilan keputusan dan

dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi.

4.8. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat frekukensi

data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi.

Kemudian dicari besarnya persentase untuk jawaban masing-masing

responden, kemudian dilakukan pembahasan dengan menggunakan

teori pustaka yang ada sehingga dapat diambil kesimpulan.

23
4.9. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran terhadap jawaban responden pada pernyataan

positif tertinggi adalah skor maksimal 1 untuk setiap jawaban yang benar

dan jumlah skor minimal 0 bagi jawaban yang salah. Pada pernyataan

negatif nilai tertinggi adalah skor maksimal 1 untuk setiap jawaban yang

salah dan skor minimal 0 untuk setiap jawaban yang benar. Jumlah

pernyataan-pernyataan terdiri dari 20 pernyataan dengan kategori 10

pernyataan positif yaitu soal nomor (1, 3, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 19, 20) dan 10

pernyataan negatif yaitu soal nomor (2, 4, 6, 8, 10, 12, 17, 18) pada lembar

kuesioner.

Menurut Nursalam 2008, ada 3 kategori pengetahuan yaitu :

a. Baik : Bila responden dapat menjawab pernyataan dengan benar 76%

- 100% dari seluruh jumlah pernyataan yang benar (16 20).

b. Cukup : Bila responden dapat menjawab pernyataan dengan benar 56%

- 75% dari seluruh jumlah pernyataan yang benar (12 15 soal)

c. Kurang : Bila responden dapat menjawab pernyataan dengan benar <

56% dari seluruh jumlah pernyataan yang benar (0 11 soal)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Gutman dan skala

Ordinal

- Skala Gutman merupakan skala bersifat tegas dan konsisten

dengan memberikan jawaban pernyataan ya dan tidak, benar dan salah,

positif dan negatiuf, setuju dan tidak setuju. skala Gutman ini pada

24
umumnya dibuat seperti checklist () dengan interprestasi penilaian

apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0.

- Skala Ordinal merupakan skala berjenjang atau tingkatan

seperti : baik, cukup dan kurang; tingkatan 1, tingkatan 2 dan tingkatan

3; tinggi, sedang dan rendah; kaya, sederhana dan miskin.

Persentase

Untuk menghitung total skor dari setiap pengetahuan responden dalam

presentase digunakan rumus :

Jumlah jawaban yang benar


x 100%
Jumlah soal

25

Anda mungkin juga menyukai