Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME 10

Nama : Amining Rahmasiwi


NIM/Kelas : 160341800334/C
Matakuliah : Asesmen Pembelajaran Biologi

PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)


A. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pengertian
Pemberian nilai sekelompok mahasiswa dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat
penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu
(Zainul&Nasution, 1997).
Tujuan
Untuk membedakan peserta didik atas kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi (Arifin, 2016). Penilaian PAN juga digunakan apabila pendidik dihadapkan pada
kurikulum yang bersifat dinamis, artinya materi pelajaran yang diberikan selalu bisa berubah dan
dikembangkan sesuai dengan tuntunan zaman. Sehingga pendidik agak sulit menetapkan kriteria
benar dan salah (Ermawati, dkk., 2012).
Prinsip
Prinsip-prinsip penilaian PAN berlaku pada kurva normal. Hasil-hasil perhitungannya dipakai sebagai
acuan penilaian dan memiliki sifat relatif sesuai dengan naik turunnya nilai rata-rata dan simpangan
baku yang dihasilkan pada saat itu.
Penggunaan dalam Pembelajaran
Penggunaan sistem PAN membiarkan siswa berkembang seperti apa adanya. Namun demikian guru
tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP) sesuai dengan tuntutan kompetensi. TKP yang
berorientasi pada kompetensi tetap dipakai sebagai tumpuan dalam penyusunan evaluasi akan tetapi
pada saat pemberian skor yang diperoleh siswa maka TKP tidak dipergunakan sebagai pedoman. Batas
kelulusan tidak ditentukan oleh penguasaan minimal siswa terhadap kompetensi yang ditetapkan
dalam TKP, melainkan didasarkan pada nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan
kelompoknya.
Syarat Penggunaan Penilaian PAN
- Skor nilai terpencar atau dapat dianggap terpencar sesuai dengan pencaran kurva normal
- Jumlah yang dinilai minimal 50 orang atau lebih dari 100 orang dalam arti sampel yang digunakan
besar.
Implementasi PAN
- Dipakai untuk semua mata pelajaran
- Dimplementasikan dalam tes sumatif untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat pindah dari satu
unit ke unit lain.
- Pada umumnya digunakan untuk tes seleksi (Arifini, 2016).

B. Penilaian Acuan Patokan (PAP)


Pengertian
Model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (TKP) yang
telah ditetapkan sebelumnya. PAP merupakan suatu cara menentukan kelulusan siswa dengan
menggunakan sejumlah patokan. Bilamana siswa telah memenuhi patokan tersebut maka
dinyatakan berhasil. Tetapi bila siswa belum memenuhi patokan maka dikatakan gagal atau belum

Penilaian PAN dan PAP Page 1


menguasai bahan pembelajaran tersebut. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dihubungkan dengan
tingkat pencapaian penguasaan siswa tentang materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan (Zainul&Nasution, 1997). Penilaian ini meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh siswa
dan bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya (Arifin, 2016).
Tujuan
Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk menguur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian ini sangat bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai
standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui dpencapaiannya
(Arifin, 2016).
Prinsip
Menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning), sehingga patokan yang digunakan
menunjukkan ketercapaian materi pelajaran yang dapat diserap oleh siswa. Dengan kata lain,
penilaian acuan patokan merupakan penilaian dengan standar ketuntasan yang dapat dicapai oleh
peserta didik. Derajat kesukaran soal test acuan patokan didasarkan atas berapa jauh tingkat prestasi
belajar yang akan diukur (Zainul&Nasution, 1997).
Penggunaan dalam Pembelajaran
Penggunaan tes formatif dalam penilaian ini sangat mendukung untuk mengetahui keberhasilan
belajar siswa (Arifin, 2016).
Implementasi PAN
PAP pada umumnya digunakan untuk menafsirkan hasil tes formatif. Pendekatan ini lebih
menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan-
kemampuan apa yang telah dicapai oleh peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari
suatu keseluruhan program (Zainal, 2009).

C. Perbedaan dan Persamaan PAN dan PAP


Perbedaan PAN dan PAP
PAN PAP
Biasanya mengukur sejumlah besar perilaku Biasanya mengukur perilaku khusus dalam
khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes
perilaku untuk setiap perilaku.
Menekankan perbedaan di antara peserta tes dari Menekankan penjelasan tentang apa perilaku
segi tingkat pencapaian belajar secara relatif yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh
setiap peserta tes.
Lebih mementingkan butir-butir tes yang Mementingkan butir-butir tes yang relevan
mempunyai tingkat kesulitan sedang dan dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli
biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan dengan tingkat kesulitannya.
terlalu sulit
Digunakan terutama untuk survey Digunakan terutama untuk penguasaan

Penilaian PAN dan PAP Page 2


Persamaa PAN dan PAP
Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai
penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan
tujuan intruksional khusus
Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang hendak
dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak
menjadi target akhir pengambilan keputusan.
Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua pengukuran sama-sama
memerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan dasar
penulisan instrument.
Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes
penampilan atau keterampilan.
Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.

D. Kelebihan dan Kekurangan PAN dan PAP


1. Kelebihan dan kekurangan PAN
Kelebihan
a. Dapat digunakan untuk menetapkan nilai secara maksimal
b. Dapat membedakan kemampuan peserta didik yang pintar dan kurang pintar. Membedakan
kelompok atas dan bawah.
c. Fleksibel: dapat menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda-beda
d. Mudah menilai karena tdk ada patokan
e. Dapat digunakan untuk menilai ranah kognitif, afektif dan psikomotor
Kekurangan
a. Sedikit menyebutkan kompetensi siswa tentang apa yang mereka ketahui atau yang dapat
mereka lakukan.
b. Tidak fair karena peringkat siswa tidak hanya bergantung pada tingkatan prestasi, tetapi juga
atas prestasi siswa lain.
c. Tidak dapat diandalkan siswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus tahun berikutnya.
2. Kelebihan dan Kekurangan PAP
Kelebihan
a. Hasil penilaian dengan menggunakan pendekatan PAP merupakan umpan balik yang dapat
digunakan guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi,
apakah tergolong tinggi, cukup atau rendah?.jika siswa nilainya tinggi maka tingkat

Penilaian PAN dan PAP Page 3


kedalaman materinya juga tinggi, begitu pula sebaliknya jika nilainya rendah maka tingkat
penguasaan materinya juga rendah.
b. Dalam penentuan nilai hasil tes digunakan standar mutlak, sangat cocok diterapkan pada tes-
tes formatif, dimana guru/dosen ingin mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk,
setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu. Sehingga guru/dosen dapat
melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara
optimal.
c. Hasil penilaian PAP dapat membantu pengajar untuk merancang program remidi.
d. Patokan dalam penilaian acuan patokan bersifat tetap/mutlak karena tidak ditentukan dari
prestasi kelompok.
Kekurangan
Karena standar penilaian dalam PAP telah ditentukan sebelumnya, maka siswa yang memiliki
nilai tinggi seolah-olah mencerminkan prestasinya dalam belajar, sekaligus penguasaannya
terhadap pelajaran. Padahal pada sebenarnya untuk dikatakan menguasai atau tidaknya peserta
didik terhadap materi tidak hanya ditentukan dari nilai yang berdasarkan KKM saja, melainkan
juga dari faktor yang lainnya.
E. Implementasi PAN dan PAP dalam Penilaian Pengelolaa Data Hasil Tes.
Setelah diperoleh skor dari setiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa dalam
menentukan restasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh setelah
membagi skor dengan jumlah soal, karea cara tersebut dianggap kurang proporsional. Misalnya,
seorang peserta didik memperoleh skor 60 sementara skala nilai yang digunakan untuk mengisi buku
rapor adalah skala 0-10 atau 0-5, maka skor tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi skor
standar sebelum ditetapkan sebagai nilai akhir. Dalam hal ini diketahui ada dua pendekatan penafsiran
hasil tes, yaitu pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) dan pendekatan penilaian acuan norma
(PAN). Pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) pada umumnya digunakan untuk menafsirkan hasil
tes formatif, sedangkan penilaian acuan norma (PAN) digunakan untuk menafsirkan hasil tes sumatif.

Penilaian Acuan Patokan (PAP)


Penilaian acuan patokan ini meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dan bukan
membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau
patokan yang spesifik. Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau
kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan patokan sangat
bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta didik diusahakan untuk
mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat
pencapaiannya. Untuk menentukan batas lulus (passing grade) dengan pendekatan ini, setiap skor
peserta didik dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik. Misalnya,

Penilaian PAN dan PAP Page 4


dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik yang memperoleh skor 85
sama dengan memperoleh nilai 8,5 dalam skala 0-10.

Diketahui skor dari 52 orang peserta didik sebagai berikut:

32 20 35 24 17 30 36 27 37 50
36 35 50 43 31 25 44 36 30 40
27 36 37 32 21 22 42 39 47 28
50 27 43 17 42 34 38 37 31 32
22 31 38 46 50 38 50 21 29 33
34 29
Pedoman konversi yang digunakandalam mengubah skor mentah menjadi skor standar pada norma
absolut skala lima adalah

Tingkat Penguasaan SkorStandar


90% - 100% A
80% - 89% B
70% - 79% C
60% - 69% D
59% E
Jika skor maksimum ditetapkan berdasarkan kunci jawaban = 60, maka penguasaan 90% = 0,90 x
60 = 55, penguasaan 80% = 0,80 x 60 = 48, penguasaan 70% = 0,70 x 60 = 42, penguasaan 60% =
0,60 x 60 = 36, dengan demikian, diperoleh table konversi sebagai berikut.

SkorMentah SkorStandar
54 - 60 A
48 - 53 B
42 - 47 C
36 - 41 D
35 E

Jadi peserta didik yang memperoleh skor 50 berarti nilainya B, skor 35 nilainya E (tidak lulus), skor
44 nilainya C, dan seterusnya.jika dikhendaki standar sepuluh, maka skor peserta didik dapat
dikonversi dengan pedoman sebagai berikut.

Penilaian PAN dan PAP Page 5


Tingkat Penguasaan SkorStandar
95%- 100% 10
85%- 94% 9
75% - 84% 8
65% - 74% 7
55% - 64% 6
45% - 54% 5
35% - 44% 4
25% - 34% 3
15% - 24% 2
05% - 14% 1

Selanjutnya persentase tingkat penguasaan terlebih dahulu diubah dalam bentuk table konversi.
Caranya sama dengan skala lima diatas, setiap batas bahwa tingkat penguasaan dikalikan dengan skor
maksimum. Contoh: penugasan 95% 0,95 x 60 = 57, penguasaan 80% = 0,85 x 60 = 51, penguasaan
75% = 0,75 x 60 = 45 dan seterusnya. Berdasarkan table diatas, maka peserta didik yang mempunyai
skor 47 nilainya 8, skor 35 nilainya 6, skor 24 nilainya 4 dan seterusnya lagi. Selain hal ini, penafsiran
pendekatan PAP dapat juga menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

1.) Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik, jika semua soal dapat
dijawab dengan benar.
2.) Mencari rata-rata ( X ) ideal dengan rumus
X ideal = 0,5 x skor ideal
3.) Mencari simpangan baku ( S) ideal dengan rumus
s X ideal = 0,5 x skor ideal
4.) Menyusun pedoman koversi sesuai dengan kebutuhan,

Penilaian Acuan Norma (PAN)


Penilaian acuan norma adalah makna angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan
cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam satu
kelompok/kelas. Tujuan penilaian acuan norma adalah untuk membedakan peserta didik atas
kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan tertinggi. Pada
umumnya, penilaian acuan norma digunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini
dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru urgen sebagai sampel dari bahan yang
telah disampaikan. Penilaian acuan norma biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk

Penilaian PAN dan PAP Page 6


menentukan tingkat hasil belajar peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam pendekatan
PAN sama dengan pendekatan PAP. Perbedaannya hanya terletak pada menghitung rata-rata dan
simpangan baku. Dalam pendekatan PAN, rata-rata simpangan baku dihitung dengan rumus statistik
sesuai dengan skor mentah yang diperoleh peserta didik. Langkah-langkah pengolahan data dengan
pendekatan PAN adalah sebagai berikut.
1.) Mencari skor mentah setiap peserta didik
2.) Menghitung rata-rata (X ) aktual dengan rumus:

X aktual = + ( )

Keterangan:
Md : mean duga
F : frekuensi
d : deviasi
Fd : frekuensi kali deviasi
n : jumlah sampel
i : interval

3.) Menghitung simpangan baku (s) aktual dengan rumus:


n( ) ( )
=
( 1)
4.) Menyusun pedoman konversi
Contoh:
Diketahui dari 52 orang peserta didik mengikuti ujian akhir semester pada pelajaran bahasa inggris
dan memperoleh nilai/skor mentah sebagai berikut:

32 20 35 24 17 30 36 27 37 50
36 35 50 43 31 25 44 36 30 40
27 36 37 32 21 22 42 39 47 28
50 27 43 17 42 34 38 37 31 32
22 31 38 46 50 38 50 21 29 33
34 29
Pertanyaan: tentukan nilai peserta didik dengan pendekatan PAN
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Menyusun skor terecil sampai dengan skor terbesar seperti berikut.
17 25 30 34 37 42 50

Penilaian PAN dan PAP Page 7


17 27 31 34 37 42 50
20 27 31 35 37 43 50
21 27 31 35 38 43 50
21 28 32 36 38 44
22 29 32 36 38 46
22 29 32 36 39 47
24 30 33 36 40 50

Selanjutnya data ini ditabulasikan dalam daftar distribusi frekuensi, yaitu mengelompokkan data
sesuai dengan kelas interval. Untuk membuat kelas interval dapat digunakan rumus Sturges.
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut.
a. Mencari rentang, yaitu skor terbesar dikurangi skor terkecil.
b. Mencari banyak kelas interval:
Banyak kelas = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 52 = 6,6628 = 7
c. Mencari interval kelas
d. Menyusun daftar distribusi frekuensi

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Z. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: RemajaRosdaKarya.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Ermawati, dkk. 2012. Penerapan Penilaian Beracuan Patokan dan Beracuan Norma pada Seni Musik di
SMP. Program Studi Pendidikan Sendratasik. Universitas Negeri Padang.

Zainul, A & Nasution, N. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI

Penilaian PAN dan PAP Page 8


PERTANYAAN DAN JAWABAN
No Pertanyaan Jawaban
1. Analisislah hal-hal apa saja yang Beberapa yang harus dipahami ketika menerapkan PAP antara
perlu dipahami untuk lain; pertama hal-hal yang dipelajari mahasiswa mempunyai
menerapkan penilaian acuan struktur hierarkis artinya mahasiswa mempelajari taraf
patokan (PAP) dan PAP! selanjutnya setelah menguasai secara baik tahap sebelumnya,
kedua dosen harus mengidentifikasi masing- masing taraf
kompetensi setidak-tidaknya mendekati ketuntasan
pencapaian tujuan, ketiga nilai yang diberikan dengan
menggunakan PAP berarti menggunakan standar mutlak1.
Dalam penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang harus
ditetapkan yaitu: banyaknya siswa yang akan lulus dan
penetapan batas lulus. Terdapat dua cara di dalam menentukan
batas kelulusan antara lain: menetapkan terlebih dahulu
jumlah yang diluluskan, misalnya 75% dari seluruh peserta
tes, kemudian skor tiap siswa disusun dan diranking sehingga
akan diketemukan skor terendah. Cara kedua dengan
menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal
dengan menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku,
sehingga akan diketemukan luas daerah kurva normal atau
jumlah anak yang diluluskan2.
Sumber:
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PR Raja Grafindi Persada1
Zainul, A & Nasution, N. 1997. Penilaian Hasil Belajar.
Jakarta: PAU-PPAI2
2. Analisislah bagaimana Penilaian Acuan Norma adalah pendekatan penilaian yang
penerapan PAN dan PAP dalam lebih manusiawi dan lebih mempertimbangkan posisi siswa
penilaian pembelajaran, mana secara psikologis dalam kelompok belajarnya (kelas).
yang lebih baik? Memang tidak ada
salahnya melaksanakan pendekatan penialaian acuan patokan
pada ulangan 57 harian, namun untuk menentukan kelulusan
siswa pada Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Semester (UTS) sebaiknya menggunakan pendekatan
penilaian PAN3

Sumber:
Ermawati, dkk. 2012. Penerapan Penilaian Beracuan Patokan
dan Beracuan Norma pada Seni Musik di SMP. Program Studi
Pendidikan Sendratasik. Universitas Negeri Padang.

Penilaian PAN dan PAP Page 9


Penilaian PAN dan PAP Page 10

Anda mungkin juga menyukai