Anda di halaman 1dari 4

B.

Standar internasional Akuntansi sector public(international public sector accounting


standards-IPSAS)
Saat ini, banyak entitas yang termasuk dalam kategori organisasi sektor publik yang telah
mengimplementasikan akuntansi dalam sistem keuangannya. Akan tetapi, praktik akuntansi yang
dilakukan oleh entitas-entitas tersebut memiliki banyak perbedaan khususnya dalam proses
pelaporan keuangan. Hal tersebut sangat dimungkinkan oleh belum banyaknya pemerintah suatu
negara yang menerbitkan standar baku akuntansi untuk mengatur praktik akuntansi bagi organisasi
sektor publik.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, International Federation of Accountants-IFAC (Federasi
Akuntan Internasional) membentuk sebuah komite khusus yang bertugas menyusun sebuah
standar akuntansi bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional yang kemudian
disebut International Public Sector Accounting Standards-IPSAS (Standar Internasional Akuntansi
Sektor Publik). Dalam pelaksanaannya, komite tersebut tidak hanya menyusun standar tetapi juga
membuat program yang sistematis yang mendorong aplikasi IPSAS oleh entitas-entitas publik di
seluruh dunia.
IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual (accrual basis), namun
juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna merinci kebutuhan untuk basis kas (cash
basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik yang sedang dalam
proses perubahan dari cash basis ke accrual basis. Jika demikian, maka organisasi sektor publik
yang telah memutuskan untuk mengadopsi basis akrual menurut IPSAS, harus mengikuti
ketentuan waktu mengenai masa transisi dari basis kas ke basis akrual yang diatur oleh IPSAS.
Pada akhirnya, cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor publik
termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat, pemerintah regional (provinsi),
pemerintah daerah (kabupaten/kota), dan komponen-komponen kerjanya (dinas-dinas).
Dari proses tersebut dihasilkanlah Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor Publik yang
dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Ada
enam exposure draft yang dikeluarkan:
Penyajian Laporan Keuangan
Laporan Arus Kas
Koreksi Surplus Defisit, Kesalahan Fundamental, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi
Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Luar Negeri
Kos Pinjaman
Laporan Keuangan Konsolidasi dan Entitas Kendalian
Selanjutnya dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, penetapan Komite
SAP dilakukan dengan Keputusan Presiden (Keppres) setelah diterbitkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan pada
Tanggal 5 Oktober 2004, yang telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2005 Tanggal 5 Januari 2005.
KSAP bertugas mempersiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang wajib diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah.
Dengan demikian, KSAP bertujuan untuk mengembangkan program-program pengembangan
akuntabilitas dan manajemen keuangan pemerintahan, termasuk mengembangkan SAP dan
mempromosikan penerapan standar tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut, SAP telah disusun
dengan berorientasi pada IPSAS. Selain itu dalam penyusunannya, SAP juga telah diharmoniskan
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam menyusun SAP, KSAP menggunakan materi yang diterbitkan oleh:
International Federation of Accountant (IFAC).
International Accounting Standards Committee (IASC).
International Monetary Fund (IMF).
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Financial Accounting Standards Board (GASB).
Perundang-undangan dan peraturan pemerintah lainnya yang berlaku di Republik Indonesia.
Organisasi profesional lainnya di berbagai negara yang membidangi pelaporan keuangan,
akuntansi, dan audit pemerintahan.
Pengembangan SAP mengacu pada praktik-praktik terbaik di tingkat international, dengan tetap
mempertimbangkan kondisi di Indonesia, baik peraturan perundangan dan praktik-praktik
akuntansi yang berrlaku maupun kondisi sumber daya manusia. Selain itu, strategi peningkatan
kualitas pelaporan keuangan pemerintahan dilakukan dengan proses transisi menuju basis akrual.
Saat ini, pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat berbasis kas; sementara aktiva, kewajiban,
dan ekuitas dana dicatat berbasis akrual.
SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-
departemennya maupun di pmerintah daerah dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP diyakini akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah. Ini
berarti informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di
pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ini terdiri atas sebuah kerangka konseptual dan 11
pernyataan, yaitu:
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran
PSAP 03 Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidas

Sumber: noridiawa,Deddy.akuuntansi sector public.jakarta:salemba empat 2011.

C. Tujuan IPSAS
Untuk improvisasi kualitas pelaporan keuangan untuk tujuan umum oleh entitas sektor publik,
yang mengarah ke penilaian informasi yang lebih baik dari alokasi sumber daya keputusan yang
dibuat oleh Pemerintah, sehingga Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Cakupan IPSAS adalah standar akuntansi untuk aplikasi oleh Pemerintah nasional, regional
(misalnya, negara bagian, propinsi, teritorial) Pemerintah, lokal (misalnya, kota, kota) Pemerintah
dan badan pemerintah terkait (misalnya, lembaga,dan komisi. Standar IPSAS secara luas
digunakan oleh organisasi antar pemerintah. IPSAS tidak berlaku untuk badan usaha pemerintah.
Dalam IPSAS( internasional publik sektor accounting standart ) NO. 1 paragraf 37 disebutkan
bahwa manajemen harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi entitas dan meyakinkan
bahwa laporan keuangan telah memberikan informasi sebagai berikut :
1. Relevan dengan pengambilan keputusan bagi para pemakai. Informasi yang relevan harus
mempunyai seperangkat standar yang jelas dengan tujuan akuntansi dan berlandaskan pada
konsep-konsep yang jelas serta dapat diterima umum.
2. Reliabel (dapat dipercaya) yang berarti informasi harus :
Disajikan secara cepat dalam hal kinerja dan posisi keuangan entitas,
Mencerminkan substansi ekonomi atas kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi dan tidak
hanya bentuk formalitasnya,
Netral yang berarti bebas dari bias dan kesalahan,
Kehati-hatian (prudent), dan
Lengkap dalam semua hal yang material.

Anda mungkin juga menyukai