Anda di halaman 1dari 13

TEORI AKUNTANSI

LIABILITAS DAN EKUITAS

Makalah
Malakah ini diajukan untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Teori Akuntansi Universitas Hasanuddin

Disusun Oleh

Kelompok 5

Muh. Ikram Ashari (A31115014)


Marsuki (A31115046)
Moh Faris Arfandhy F (A31115520)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T., Tuhan yang menciptakan,
mengatur dan memelihara alam semesta yang menundukkan segala sesuatu untuk
kepetingan dan kemaslahatan semua makhluk ciptaannya, salam dan salawat
semogah terlimpah atau tercurah kepada junjungan Rasul-Nya Muhammad S.A.W.,
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti sunnah-nya sampai akhir
zaman..
Makalah ini disusun dan diselesaikan dalam waktu yang begitu singkat
sebagai upaya untuk memenuhi harapan dan tuntutan sebagai mahasiswa yakni
Mata Kuliah Teori Akuntansi.
Makalah ini diberi judul Liabilitas dan Kewajiban. Penyusun berharap
dengan selesainya makalah ini dapat menambah khazanah keilmuan dan sebagai
tolak ukur dosen dalam memberikan penilaian. Penyusun menyadari betul bahwa
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga menjadi harapan Penyusun
kirannya kritik korektif yang bersifat kontruktif dalam proses revisi atau perbaikan
selanjutnya.
Pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri serta
berharap semoga bimbingan, pertolongan dan perlindungan tetap tercurah
untuk mendapat ridha-Nya.
Nasrum minAllah wathun qarib, Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Makassar, 22 Oktober 2017

Penyusun,
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Teori Proprietary dan Entitas ................................................................. 2


B. Liabilitas ................................................................................................. 3
C. Ekuitas .................................................................................................... 6
D. Tantangan untuk Pembuat Standar......................................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 9

A. Kesimpulan ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Bab ini diawali dengan menguraikan tentang defenisi Teori proprietary


memusatkan perhatiannya pada pemilik (proprietor). Dengan ini, semua konsep,
prosedur, dan aturan-aturan akuntansi semuanya dilihat dari sudut pandang pemilik.
Lain halnya dengan teori entitas. Teori entitas melibatkan bisnis sebagai entitas
terpisah dari pemilik dan akuntansi mencatat transaksi dari entitas tersebut.
Liabilitas adalah kewajiban pada saat ini yang berasal dari transaksi yang
lalu. Penyelesaiannya diharapkan dari sumberdaya perusahaan dalam bentuk
penyerahan manfaat ekonomik dimasa yang akan datang
Ekuitas pemilik adalah konsep dasar akuntansi yang ketiga pada persamaan
akuntansi. Ekuitas tidak melibatkan kewajiban penyerahan asset pada pemilik dana,
pemegang saham mempunyai klaim terhadap perusahaan apabila dilikuidasi.
Ekuitas adalah asset bersih entitas dalam perusahaan setelah dikurangi semua
kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik bukan utang untuk mentransfer aset
, namun sebagai klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara
terpisah dari aktiva dan kewajiban. Dengan demikian, definisi aset dan kewajiban
yang harus disepakati sebelum definisi ekuitas dapat diselesaikan dan diterapkan
dalam arti teoritis atau praktis. Sebagai hasil dari sifat residu, jumlah yang
ditampilkan dalam neraca mewakili ekuitas tergantung pada tidak hanya aset dan
kewajiban yang diakui tetapi juga bagaimana mereka diukur.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
a. Teori Proprietary dan Entitas
b. Liabilitas
c. Ekuitas
d. Tantangan untuk Pembuat Standar
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI PROPRIETARY DAN TEORI ENTITAS

Teori proprietary memusatkan perhatiannya pada pemilik (proprietor).


Dengan ini, semua konsep, prosedur, dan aturan-aturan akuntansi semuanya dilihat
dari sudut pandang pemilik. Lain halnya dengan teori entitas. Teori entitas
melibatkan bisnis sebagai entitas terpisah dari pemilik dan akuntansi mencatat
transaksi dari entitas tersebut.

TEORI PROPRIETARY (KEPEMILIKAN)

Teori proprietary dapat digambarkan dengan persamaan :

P=AL

Dimana ekuitas pemilik adalah asset dikurang liabilitas. P merupakan


kekayaan bersih pemilik bisnis. Sprague mengatakan bahwa neraca kepemilikan
adalah jumlah dari beberapa waktu tertentu semua elemen yang merupakan
kekayaan beberapa orang atau sekumpulan orang. Semua hasil bisnis adalah
peningkatan kekayaan, yang berarti meningkatkan ekuitas pemilik. Asset
merupakan kepunyaan pemilik dan liabilitas adalah kewajiban pemilik.
Definisi teori proprietary menurut Vatter adalah teori pembukuan
berpasangan yang dilandasi pada ide bahwa beban dan pendapatan mempunyai
karakteristik aljabar yang sama, yaitu meningkatkan kekayaan pada sisi kredit dan
sebaliknya. Modal keuangan daripada pandangan modal fisik sesuai dengan teori
proprietary.
Pandangan teori akuntansi proprietary dikembangkan ketika bisnis masih
dalam skala kecil dan dalam bentuk perseorangan atau persekutuan. Namun dengan
munculnya perusahaan, teori ini telah terbukti tidak memadai sebagai dasar untuk
menjelaskan akuntansi perusahaan. Dengan hukum, perusahaan adalah entitas
terpisah dari pemilik.
TEORI ENTITAS

Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan dari teori proprietary.


Teori ini bermula dari fakta bahwa perusahaan adalah entitas terpisah dari pemilik.
Teori ini melampaui asumsi entitas akuntansi mengenai pemisahan urusan bisnis
dan pribadi. Martin menguraikan dua asumsi yang terkait dengan gagasan entitas
akuntansi yaitu ;
1. Pemisahan. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan adalah terpisah dari
pemilik.
2. Sudut pandang. Prosedur akuntansi dilakukan dari sudit pandang entitas.
Meskipun , teori enitas secara khusus cocok untuk akuntansi perusahaan ,
para pendukungnya percaya bahwa hal itu dapat diterapkan pada bisnis
perseorangan, persekutuan dan bahkan yang bukan merupakan organisasi nirlaba,
menyediakan :
3. Akun dan transaksi diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut pandang
entitas sebagai unit operasi.
4. Prinsip dan prosedur akuntansi tidak diformulasikan hanya pada
kepentingan pemilik saja.

KONSEP LABA

Aliran masuk aset yang disebabkan adanya transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan. Pendapatan bersih merupakan hak perusahaan, Pemegang saham
mempunyai kontrak klaim total aset residu ( haknya diberikan setelah hak kreditor
diselesaikan).

B. LIABILITAS

Liabilitas adalah kewajiban pada saat ini yang berasal dari transaksi yang
lalu. Penyelesaiannya diharapkan dari sumberdaya perusahaan dalam bentuk
penyerahan manfaat ekonomik dimasa yang akan datang

1. Kewajiban pada saat ini: kewajiban tersebut sudah menyebabkan


pengorbanan manfaat ekonomik dimasa yang akan datang
2. Transaksi dimasa yang lalu: kewajiban tersebut sudah terjadi, jadi tidak
termasuk transaksi yang direncanakan.
3. Pengakuan Liabilitas: sesuai dengan ketentuan hukum, sudah menyebabkan
adanya klaim dari pihak lain.
4. Kerangka kerja IASB

Definisi IASB tersebut memiliki dua komponen utama, yaitu:

1. Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa


mendatang
2. Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.
Dalam hal mengakui kewajiban, akuntan membutuhkan aturan apakah
untuk menjelaskan bagaimana kewajiban tersebut dapat diakui. Jenis peraturan
yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan untuk pengakuan
aset, yaitu :

1. Ketergantungan pada hukum.


Menggunakan hukum kesesuian yaitu suatu kejadian atau transaksi antar
pihak yang menyebabkan adanya kewajiban dimasa yang akan datang.

2. Penentuan substansi ekonomi dari kejadian ekonominya.

Transaksi kedua belah pihak memiliki nilai ekonomis.

3. Kemampuan untuk mengukur nilai dari kewajiban.


Adanya kemampuan untuk dapat diukur nilai kewajibannya. Nilai
kewajiban akan didasarkan pada nilai yang diharapkan saat ini dari arus
kas masa depan, bukan nilai nominal
4. Penggunaan prinsip konservatisme.
Secara historis, akuntan telah mengambil pendekatan konservatif untuk
pengakuan aktiva dan kewajiban.
PENGUKURAN KEWAJIBAN
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk
kewajiban adalah biaya historis. Pada transaksi sewa guna usaha, kewajiban diakui
pada awal berdasarkan nilai wajar sewa atau nilai kini dari pembayaran sewa
minimum jika lebih rendah ( IAS 17, ayat 20).

Hal ini karena manfaat suatu entitas dari kemampuan untuk mendapatkan
bunga pada dana yang belum digunakan saat ini untuk menyelesaikan kewajiban.
Bagian berikutnya membahas pengukuran kewajiban yang terkait dengan pensiun,
provisi dan kontijensi.

Pada tahun-tahun berikutnya, kewajiban diukur berdasarkan metode biaya


diamortisasi, yaitu biaya dari kewajiban pada awal (nilai wajar atau nilai tunai
pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah) disesuaikan dengan dasar tahunan
untuk mencerminkan estimasi nilai saat ini. Amortisasi sesuai dengan penyelesaian
dengan utangnya. Pengalokasian biaya sesuai dengan tahun yang menikmati. Utang
tersebut harus dapat diukur secara reliable.

1. IMBALAN KERJA RENCANA PENSIUN


Di banyak negara, rencana pensiun ditetapkan oleh pengusaha untuk
melayani manfaat pensiun untuk karyawan. Pengusaha melakukan pembayaran
kepada dana pensiun yang memiliki asset, kepercayaan, untuk mendanai
pembayaran ketika karyawan pensiun. Dana pensiun berbadan hukum dan terpisah
dari perusahaan.
2. PROVISI DAN KONTIJENSI
Provisi dan kontinjensi terjadi dimana ada batas kabur antara kewajiban
sekarang dan masa depan. PSAK 37 mengenai provisi , kewajiban kontinjensi dan
aset kontinjensi mengakui tumpang tindih definisi dalam ayat 12, ketika
menyatakan bahwa semua ketentuan yang kontingen karena mereka tidak yakin
dalam waktu atau jumlah. Mencoba untuk membedakan antara sekarang, masa
depan dan potensi (atau kontinjen) kewajiban tidak sesederhana mungkin yang
terlihat. Perbedaan ini tergantung tingkat besar pada sifat bahkan kejadian masa
lalu. IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai :

a) kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang
keberadaannya akan dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa masa depan pasti tidak sepenuhnya
dalam kendali entitas
b) kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui
karena:
- ketidakmungkinan tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya
dan manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
kewajiban tersebut
- jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan
yang cukup.

C. EKUITAS PEMILIK

Ekuitas pemilik adalah konsep dasar akuntansi yang ketiga pada persamaan
akuntansi. Ekuitas tidak melibatkan kewajiban penyerahan asset pada pemilik dana,
pemegang saham mempunyai klaim terhadap perusahaan apabila dilikuidasi.
Ekuitas adalah asset bersih entitas dalam perusahaan setelah dikurangi semua
kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik bukan utang untuk mentransfer aset
, namun sebagai klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara
terpisah dari aktiva dan kewajiban. Dengan demikian, definisi aset dan kewajiban
yang harus disepakati sebelum definisi ekuitas dapat diselesaikan dan diterapkan
dalam arti teoritis atau praktis. Sebagai hasil dari sifat residu, jumlah yang
ditampilkan dalam neraca mewakili ekuitas tergantung pada tidak hanya aset dan
kewajiban yang diakui tetapi juga bagaimana mereka diukur.

HAK PEMEGANG SAHAM

Satu fitur dari hak yang diberikan kepada para pihak baik oleh hukum atau
oleh kebijakan perusahaan berkaitan dengan prioritas hak untuk (kembali) dibayar
dalam hal badan tersebut ditutup. Secara hukum, untuk kepemilikan tunggal atau
kemitraan, kreditur mempunyai klaim pada pemilik dan untuk korporasi, tuntutan
terhadap perusahaan. Namun, dalam teori akuntansi, tidak peduli apa bentuk hukum
organisasi, entitas diakui sebagai unit akuntabilitas. Oleh karena itu, kreditur
mempunyai klaim atas entitas dan dengan demikian terhadap aset. Kreditor
memiliki hak penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui
pengalihan aset (barang atau jasa)

Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang


mungkin berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian).
Sebaliknya, pemilik memiliki kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan
kontrak kelas yang berbeda dari pemilik mungkin memiliki prioritas yang berbeda
dalam pengembalian modal.

SUBSTANSI EKONOMI

Argumen ini sesuai dengan pengertian tentang pengusaha dalam ilmu


ekonomi. Konsep pengusaha bisa idealis bila diterapkan kepada para pemegang
saham rata-rata dalam bahwa suatu pembedaan yang dibuat antara kewajiban dan
ekuitas pemilik 'untuk semua perusahaan bisnis. Pengakuan ekuitas pemilik
'menganggap posisi teori proprietary, yang akan aneh bila dikenakan pada
perusahaan besar.

KONSEP MODAL

Terpenting adalah kebutuhan pemeliharaan modal yang menuntut bahwa


perusahaan mempertahankan utuh awal mereka (dan berikutnya) basis modal.
Kerangka mengakui bahwa baik atau tidak perusahaan mempertahankan modal
yang utuh merupakan fungsi tidak hanya dari definisi ekuitas sebagai suatu
kepentingan sisa dalam suatu entitas, tetapi juga konsep modal. Modal dapat
dikonseptualisasikan sebagai uang ditemukan atau ditemukan daya beli (modal
keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari entitas (modal fisik).
Perbedaan antara kontribusi dan memperoleh modal adalah salah satu
penemuan berguna bagi akuntan. Alasannya adalah untuk menjaga pemisahan nilai
investasi dari jumlah yang diinvestasikan kembali. Yang pertama adalah karena
transaksi pembiayaan, sedangkan surat ini berasal dari aktivitas laba-diarahkan.
Saldo laba atau laba dicadangkan, membentuk modal diperoleh.

D. TANTANGAN UNTUK PEMBUAT STANDAR


1. Utang Vs Ekuitas
Modal dikeluarkan untuk membentuk bagian dari investor dan pinjaman
dari kreditur merupakan kewajiban. Utang mempunyai tingkat resiko yang
rendah karena besarnya sudah dipastikan, sedangkan modal mempunyai
tingkat resiko yang tinggi karena belum pasti, besarnya imbalan tergantung
pada kinerja perusahaan. Selain itu, modal mempunyai hak suara, hak
diberikan setelah pelunasan hutang sedangkan hutang tidak ada hak suara,
hutang harus dilunasi dulu sebelum memberi hak kepada pemilik.
2. Penyelesaian Utang
Jika kita berhutang lima kali angsuran sudah dilunasi dua kali kemudian
perusahaan mengalami likuiditas maka hutang-hutang perusahaan dianggap
lunas dengan adanya perjanjian muncul hutang baru.
3. Saham bagi karyawan
Saham bagi karyawan adalah hak yang diberikan kepada pegawainya dalam
bentuk saham. Saham tersebut merupakan bagian dari kepemilikan saham
dari perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Liabilitas adalah kewajiban pada saat ini yang berasal dari transaksi yang
lalu. Penyelesaiannya diharapkan dari sumberdaya perusahaan dalam bentuk
penyerahan manfaat ekonomik dimasa yang akan datang
Ekuitas pemilik adalah konsep dasar akuntansi yang ketiga pada persamaan
akuntansi. Ekuitas tidak melibatkan kewajiban penyerahan asset pada pemilik dana,
pemegang saham mempunyai klaim terhadap perusahaan apabila dilikuidasi.
Ekuitas adalah asset bersih entitas dalam perusahaan setelah dikurangi semua
kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik bukan utang untuk mentransfer aset
, namun sebagai klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara
terpisah dari aktiva dan kewajiban. Dengan demikian, definisi aset dan kewajiban
yang harus disepakati sebelum definisi ekuitas dapat diselesaikan dan diterapkan
dalam arti teoritis atau praktis. Sebagai hasil dari sifat residu, jumlah yang
ditampilkan dalam neraca mewakili ekuitas tergantung pada tidak hanya aset dan
kewajiban yang diakui tetapi juga bagaimana mereka diukur.

DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, J., A Hodgon, A.Tarca, J.Hamilton, S. Holmes. Accounting Theory

edition. Part 1. Singapore: John Wiley & Sons,Inc.

Anda mungkin juga menyukai