Bukaan 1
Pengukuran V1 V2 V t t Q
1 10 20 10 13,1 13,1 0,763
2 20 30 10 26,7 13,6 0,735
3 30 40 10 40,3 13,6 0,735
4 40 50 10 54,2 13,9 0,719
5 50 60 10 68,1 13,9 0,719
3,671
Bukaan 2
Pengukuran V1 V2 V t t Q
1 10 20 10 7,6 7,6 1,315
2 20 30 10 16,3 8,7 1,149
3 30 40 10 24,9 8,6 1,162
4 40 50 10 33,8 8,9 1,23
5 50 60 10 42,3 8,5 1,176
6,032
Bukaan 3
Pengukuran V1 V2 V t t Q
1 10 20 10 3,9 3,9 2,564
2 20 30 10 5,1 5,2 1,926
3 30 40 10 14,3 5,2 1,923
4 40 50 10 26,3 6 1,667
5 50 60 10 25,6 5,3 1,886
9,963
Bukaan 4
Pengukuran V1 V2 V t t Q
1 10 20 10 2,5 2,5 4
2 20 30 10 5,9 3,4 2,5
3 30 40 10 9,7 3,8 2,63
4 40 50 10 13,5 3,8 2,63
5 50 60 10 17,2 3,7 2,7
14,46
Bukaan 5
Pengukuran V1 V2 V t t Q
1 10 20 10 1,5 1,5 6,6
2 20 30 10 3,7 2,2 4,54
3 30 40 10 5,9 2,2 4,54
4 40 50 10 8,4 2,5 4
5 50 60 10 10,8 2,4 4,16
23,84
Analisa :
V
Q=
Kesimpulan :
Jadi, dengan selisih volume (V) yang tetap pada setiap bukaan dan selisih waktu (t) yang
berbeda pada setiap bukaan, maka akan mempengaruhi debit air yang mengalir. Dari bukaan
1 5 mengalami peningkatan debit (Q)
Dasar Teori :
Tekanan diaplikasikan pada pemberat yang ditempatkan di atas suatu pen penahan berat atau
beban. Yang mana terhubung ke piston berisi minyak di dalam system pipa, sedemikian
hingga manometer akan menunjukkan tekanan tertentu
F = m.g P = F/A
A = /4.d2 = /4.122 = 113,1 mm2
g = 9.81 m/det2
Prosedur Pelaksanaan :
1. Buka kran overflow
2. Buka Penutup
3. Jika pelu, isikan minyak ke dalamnya
4. Atur manometer hingga menunjukkan angka nol dengan memutar Counterbalance
Cylinder
5. Masukkan piston
6. PutarCounterbalance Cylinder hingga angka di manometer menunjukkan angka sesuai
dengan tekanan piston
7. Tambahkan tekanan sesuai dengan petunjuk asisten
8. Ukur / baca manometer pada setiap penambahan tekanan
Analisa :
F = m.g
Maktual = Faktual.g
P = F/A KR = Mtimbang Mmanometer / Mmanometer.100%
Faktual = Paktual.A
Fmanometer = Pmanometer.A
Kesimpulan :
Terdapat perbedaan angka pada setiap KR disebabkan karena adanya perbedaan antara
Mmanometer dan Mtimbangan yang mungkin disebabkan oleh pembacaan tekanan yang
kurang akurat.
Data dan Analisa Data :
Angle () Lowest Water Level ss (mmWC) Highest Water Level ss (mmWC)
0 0 100
Level Arm I Timbangan Fg WaterLevel s
(mm) (N) (mm) Id (mm) Resultan Fp (N)
180 1.5 72 176 1,53
190 1.5 74 175,3 1,62
200 1.5 76 174,6 1,17
210 1.5 78 174 1,18
220 1.5 80 173,33 1,19
Angle () Lowest Water Level ss (mmWC) Highest Water Level ss (mmWC)
25 110
Level Arm I Timbangan Fg WaterLevel s
(mm) (N) (mm) Id (mm) Resultan Fp (N)
190 1 84 172 1,10
200 1 86 171,3 1,16
210 1 88 170,6 1,23
220 1,5 100 166,66 1,98
230 1,5 102 166 2,07
Analisa :
s
ID = 200
3
FG.IG= ID.FD
Fg.Ig
FD =
Id
Kesimpulan :
Nilai FDdapat menunjukkan tekanan hidrostatis yang bekerja pada permukaan.
Data dan Analisa Data :
9,000
8,000 8,016
7,000 7,236
6,924
6,000 6,144
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0 0
0 1 2 3 4 5 6
Series1
Pengukuran 2
X= 1,5 cm Xs= 0,0825
dx
Z Zs Zm Kondisi
d
17 28 8.016 0,155 0,0294 Stabil
16 25 7,86 0,176 0,0033 Stabil
12 10 7.236 0,467 0,0082 Stabil
10 7 6.192 0,671 0,0117 Stabil
5 5 6.144 0,942 0,0165 Stabil
9,000
8,000 8,016
7,000 7,236
6,000 6,192 6,144
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0 0
0 1 2 3 4 5 6
Series1
Analisa :
Zs = 5.364 + 0.156.z
Xs = 0.055.x
Kesimpulan :
Benda akan stabil jika >0, sedangkan benda tidak akan stabil jika <0
Data dan Analisa Data
Data Dimensi Pipa
Panjang D dalam
Segmen D luar (m) A P R
(m) (m)
Hulu - 2 0,48 0,06025 0,05525 0,00239 0,00159 1,5
2 - 2E 3,59 0,06025 0,05525 0,00239 0,00159 1,5
2E - 2D 0,25 0,06025 0,05525 0,00239 0,00159 1,5
2D - 2C 3,29 0,04805 0,04305 0,00145 0,0096 1,5
2C - 2B 0,215 0,04875 0,04305 0,00145 0.0096 1,5
2B - 2A 2,76 0,0375 0,02705 0,0057 0,0038 1,5
2A - Hilir 0,155 0,0375 0,02705 0,0057 0,0038 1,5
Hilir
Kesimpulan :
Berdasarkan panjang segmen pipa dan perbedaan diameter pipa maka terjadi perbedaan
tekanan dan laju pada pipa tersebut.
Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan stop watch dan ember
2. Setelah aliran stabil, tamping air pada ember secukupnya dan catat waktu di stop
watch
3. Ukur banyaknya air yang ditampung tadi dengan menggunakan gelas ukur, catat
hasilnya
4. Hitung debit dan hitung koefisien Thompson yang terjadi
5. Bandingkan dengan angka yang ditentukan
6. Lakukan prosedur ini beberapa kali sehingga diperoleh angka yang mendekati dengan
toleransi <5%
7. Ukur tinggi zat cair pada masing-masing piezometer
Kesimpulan :
Pengukuran debit berdasarkan volume dan waktu serta penggunaan Piezometer untuk
mengetahui debit selama percobaan.
Dimana
V = kecepatan aliran (m/dt)
C = koefisienChezy
R = jari-jari hidraulik (m)
I = kemiringan garis energi
Persamaan Darcy-Weisbach
Persamaan Darcy-Weisbach untuk kehilangan energi adalah sebagai berikut :
H = .L.V2
2.g.D
Dimana
H = kehilangan energi
= koefisien tak berdimensi
V = kecepatan aliran (m/dt)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
D = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
Darcy-Weisbach
Kesimpulan
Mendapatkan H dari :
H = .L.V2
2.g.D
Pada sistem perpipaan
8. Ukur volume air yang melalui pembuangan dan catat waktunya menggunakan stop
watch
9. Lakukan percobaan ini beberapa kali
10. Ukur suhu air pada saat percobaan
Analisa :
d = 1cm 1mL = 1x10-6 m3
A = d2
Q = v/t
Re = v.d /
Kesimpulan
Jadi pada percobaan ini kecepatan aliran sangat berpengaruh untuk menentukan jenis aliran
tersebut. Karena jika kecepatan lambat, maka arah aliran akan bergerak sejajar/ tidak terjadi
pencampuran partikel. Jika kecepatan cepat maka akan terjadi pencampuran partikel dalam
aliran. Hal ini yang dapat membedakan jenis aliran laminer atau turbulen.
Data dan Analisa
Analisa Jenis Aliran
Segmen Ddalam V Re
hulu - 2 0.05525 0.487309623 0.9055 29733.69044
2 - 2E 0.05525 0.487309623 0.9055 29733.69044
2E - 2D 0.05525 0.487309623 0.9055 29733.69044
2D - 2C 0.04305 0.80322069 0.9055 38187.35581
2C - 2B 0.04305 0.80322069 0.9055 38187.35581
2B - 2A 0.02705 2.043280702 0.9055 61038.92102
2A - hilir 0.02705 2.043280702 0.9055 61038.92102
Kesimpulan
Menentukan jenis aliran berdasarkan bilangan Reynolds dengan hasil data sebelumnya.
\
Dimana :
= tebal lapisan batas
R= jari-jari hidraulik
C = koefisien Chezy
k = kekasaran pipa
Syarat batas :
k > 6. = hidraulik kasar
> 4.k = hidraulik licin
k/ < 4.k = teknik kasar
Kesimpulan
Kekasaran pipa didapatdari perhitungan sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut
k > 6. = hidraulik kasar
> 4.k = hidraulik licin
k/ < 4.k = teknik kasar
k = kekasaran pipa
= tebal lapisan batas