Anda di halaman 1dari 16

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

(IPAL)

1. A. Latar Belakang
1. 1. Air Limbah

Limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair, gas dan padat yang mengandung bahan
kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya sehingga air limbah tersebut harus diolah
agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.

Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai
keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan
baik.

Unsur unsur dari suatu sistem pengolahan air limbah yang modern terdiri dari :

1. Masing masing sumber air limbah

2. Sarana pemrosesan setempat

3. Sarana pengumpul

4. Sarana penyaluran

5. Sarana pengolahan, dan

6. Sarana pembuangan.

Dan dua faktor yang penting yang harus diperhatikan dalam sistem pengolahan air limbah yaitu
jumlah dan mutu.

1. 2. Ciri- Ciri Air Limbah

Disamping kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air bersih air limbah
mengandung tambahan kotoran akibat pemakaian untuk keperluan rumah tangga, komersial dan
industri. Beberapa analisis yang dipakai untuk penentuan ciri ciri fisik, kimiawi, dan biologis
dari kotoran yang terdapat dari air limbah.

Ciri-ciri fisik

Ciri ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan suhunya.
Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta
senyawa senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan
mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.

Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air limbah. Jika
warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu abu muda sampai
setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami pembusukanatau telah ada
dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila warnanya abu abu tua atau hitam, air
limbah sudah membusuk setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik.

Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan
langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah. Senyawa utama
yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa senyawa lain seperti indol skatol, cadaverin dan
mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan menyebabkan bau yang sangat
merangsang dari pada bau hidrogen sulfida.

Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya tambahan air hangat
dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga
tergantung pada letak geografisnya.

Ciri-ciri kimia

Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama adalah yang bersangkutan
dengan Amonia bebas, Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor anorganik.
Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan
sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian pengujian lain seperti Klorida, Sulfat,
pH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah
dipakai kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan. (Linsley.K.R. 1995).

1. 3. Jenis Limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Limbah cair

2. Limbah padat

3. Limbah gas dan partikel

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn
2001).
Limbah padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya
berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu,
kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll

Limbah gas dan partikel

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung
partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut
fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah
B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan
dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui
termasuk limbah B3.

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal
dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut.
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
banyak mengandung padatan organik.

Macam Limbah Beracun

Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan
gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala
akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia
dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit
atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang
diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang
bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

(http://educorolla8.blogspot.com)

1. 4. Volume Limbah

Semakin besar volume limbah, pada umumnya, bahan pencemarnya semakin banyak. Hubungan
ini biasanya terjadi secara linier. Oleh sebab itu dalam pengendalian limbah sering juga
diupayakan pengurangan volume limbah. Kaitan antara volume limbah dengan volume badan
penerima juga sering digunakan sebagai indikasi pencemaran. Perbandingan yang mencolok
jumlahnya antara volume limbah dan volume penerima limbah juga menjadi ukuran tingkat
pencemaran yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Misalnya limbah sebanyak 100 m3 air per 8
jam mempunyai konsentrasi plumbum 4 mg/hari dialirkan ke suatu sungai. Yang mempunyai
debit 8.000 m3 perjam. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/).

1. 5. Pengolahan Limbah Cair

Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi

Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)

Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi
pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air
dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limba, seperti pasir, kayu,
sampah, plastik dan lain-lain.

Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel padat
organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat
akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas /
permukaan (disebut grease).

Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau
menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah pendekatan yang
umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film dan lagoon system.
Pengolahan Akhir (Final Treatment)

Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab
penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun
dengan menggunakan sinar ultraviolet

Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)

Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang
dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah.
(http://aimyaya.com/)

Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
industry, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang
dapat membehayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan.

Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:

1. Rumah tangga

Contoh: air bekas cucian,air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.

2. Perkotaan

Contoh: air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-tempat ibadah.

3. Industri

Contoh: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan pabrik karet.

Industri dan kegiatan lainnya yang mempunyai air buangan yang membentuk limbah cair dalam
skala besar harus melakukan penanganan agar tidak berdampak pada lingkungan disekitarnya.
Apabila limbah cair tersebut tidak dilakukan pengolahan dan dibuang langsung ke lingkungan
umum, sungai, danau, laut akan berdampak pada lingkungan karena jumlah polutan di dalam air
menjadi semakin tinggi. Pada dasarnya ada dua alternative penanganan yaitu membawa limbah
cair ke pusat pengolahan limbah atau memiliki sendiri instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
proses pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu proses
pengolahan primer, sekunder, dan tersier. ( Sunu.P., 2001)

Air limbah sebelum dilepas kepembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu.
Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan
yang baik. Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:

1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup dalam air.


3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.

4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vector penyakit.

Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan
berikut.

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air didalam
penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vector atau serangga yang menyebabkan penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. (Chandra.B.2007).

Pabrik yang secara kontiniu membuang limbah berbeda dengan pabrik yang membuang limbah
secara periodik walau konsentrasi pencemar sama, dan jumlah buangan nya pun sama. Pengaruh
terhadap lingkungan mengalami perbedaan.

Dalam hal sering tidaknya suatu pabrik membuang limbah tergantung terhadap proses
pengolahan dalam pabrik. Artinya volume air buangannya tergantung dari volume produksinya.
Semakin tinggi produksi semakin tinggi volume limbahnya. Ada pabrik yang dalam periode
tertentu jumlah airnya melebihi dari pada kondisi sehari-hari. Setiap lima hari dalam sebulan
volume limbahnya sangat berlebih, kecuali bila pabrik blow down. Atau ada pabrik yang hanya
membuang limbah sekali dalam seminggu sedangkan pada hari-hari lainnya tidak. Semakin
banyak frekuensi pembuangan limbah, semakin tinggi tingkat pencemaran yang ditimbulkan.

Dampak pencemaran limbah terhadap lingkungan harus dilihat dari jenis parameter pencemar
dan konsentrasinya dalam air limbah. Dari satu sisi suatu limbah mempunyai parameter tunggal
dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Disisi lain ada limbah dengan 10 parameter tapi dengan
konsentrasi yang juga melewati ambang batas. Persoalannya bukan yang mana lebih baik dari
pada yang terburuk, melainkan seharusnya lebih mendapat prioritas. ( Ginting.P.1992).

1. Karakter Limbah

Domestik

Limbah domestic adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat
cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah sakit, rumah makan dan sebagainya
yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri dari zat organic baik berupa zat padat ataupun cair,
bahan berbahaya, dan beracun, garam terlarut, lemah dan bakteri terutama golongan fekal coli,
jasad pathogen, dan parasit.

Non domestik

Limbah domestic sangat bervariasi, terlebih lebih untuk limbah industri. Limbah pertanian
biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang besifat organis, bahan pemberantas hama
dan penyakit ( peptisida bahan pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, sulfur, mineral, dan
sebagainya. (Sastrawijaya.T.A. 2001).

Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsure karbon, hydrogen, dan oksigen
dengan unsure tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung
menyerap oksigen.

Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini diperlukan untuk
mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organic yang sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh
karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD
selalu lebih kecil dari pada nilai COD diukur pada senyawa organic yang dapat diuraikan
maupun senyawa organic yang tidak dapat berurai. ( Agusnar.H.2008 )

Laju aliran dan keragaman laju aliran merupakan factor penting dalam rancangan proses.
Sejumlah unit dalam kebanyakan system penanganan harus dirancang berdasarkan puncak laju
aliran dan memberikan pertimbangan untuk meminimumkan keragaman laju aliran bila mana
mungkin. ( Jenie.L.S.1993 ).

1. 7. Logam Berat

Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranya berbagai jenis logam berat
yang berbahaya, yang beberapa diantaranya banyak digunakan dalam skala industri. Industri
industri logam berat tersebut harus mendapatkan pengawasan yang ketat sehingga tidak
membahayakan bagi para pekerja maupun lingkungan sekitarnya.

Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang terutama adalah Merkuri
(Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), Nikel (Ni), dan Zink (Zn).
Logam-logam berat tersebut diketahui dapat mengumpul dalam tubuh suatu organisme dan tetap
tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi. (
Kristanto.P. 2002 ).

1. Chemical Demand Oxygen (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organis yang terdapat dalam 1 ml sampel air, di mana pengoksidasi
K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen terlarut.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat
dioksidasi melalui proses mukrobiologi dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di
dalam air. (Alaerts.1984)

Uji COD adalah suatu pembakaran kimia secara basah dari bahan organik dalam sampel. Larutan
asam dikromat digunakan untuk mengoksidasi bahan organik pada suhu tinggi. Berbagai
prosedur COD yang menggunakan waktu reaksi dari menit sampai 2 jam dapat digunakan.

Penggunaan dua katalis perak sulfat dan merkuri sulfat diperlukan masing-masing untuk
mengatasi gangguan klorida dan untuk menjamin oksidasi senyawa-senyawa organik kuat
menjadi teroksidasi.

Analisis BOD dan COD dari suatu limbah akan menghasilkan nilai-nilai yang berbeda karena
kedua uji mengukur bahan yang berbeda. Nilai-nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD.
Perbedaan di antara kedua nilai disebabkan oleh banyak faktor seperti bahan kimia yang tahan
terhadap oksidasi kimia, seperti lignin ; bahan kimia yang dapat dioksidasi secara kimia dan peka
terhadap oksidasi biokimia tetapi tidak dalam uji BOD 5 hari seperti selulosa, lemak berantai
panjang atau sel-sel mikroba dan adanya bahan toksik dalam limbah yang akan menggangu uji
BOD tetapi tidak uj COD.

Walaupun metode COD tidak mampu mengukur limbah yang dioksidasi secara biologik, metode
COD mempunyai nilai praktis. Untuk limbah spesifik dan pada fasilitas penanganan limbah
spesifik, adalah mungkin untuk memperoleh korelasi yang baik antara nilai COD dan BOD.

Perubahan nilai-nilai BOD dan COD suatu limbah akan terjadi selama penanganan. Bahan yang
teroksidasi secara biologik akan turun selam penanganan, sedangkan bahan yang tidak
teroksidasi secara biologik tetapi teroksidasi secara kimia tidak turun. Bahan yang tidak
teroksidasi secara biologik akan terdapat dalam limbah yang belum diberi penanganan dan akan
meningkat karena residu massa sel dari respirasi endogenes. Nisbah COD dan BOD akan
meningkat dengan stabilnya bahan yang teroksidasi secara biologik.(Jenie.L.S.1993.).

Terdapat 2 macam limbah yaitu :

Limbah rumah tangga yaitu limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas
industri rumah tangga dan kotoran manusia.

Limbah industri yaitu limbah yang berasal dari industri berupa bahan-bahan kimia berbahaya.

Berdasarkan bentuknya, limbah dibagi menjadi 2 macam yaitu :

Limbah Padat

Limbah Cair (terdiri atas limbah organik dan anorganik)


Sesuai dengan sumber asalnya, air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari
setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara garis besar zat yang terdapat di dalam air
limbah dikelompokkan seperti skema berikut :

Pengetahuan mengenai karakteristik air buangan baik kuantitas maupun kualitasnya adalah suatu
hal yang perlu dipahami dalam merencanakan suatu unit pengolahan limbah air buangan.
Kualitas air buangan dibedakan atas tiga karakteristik, yaitu :

1. 1. Karakteristik fisik.

Parameter yang termasuk dalam kategori ini adalah solid ( zat padat ), temperatur, warna, bau.

1. 2. Karakteristik kimia

terbagi dalam tiga kategori : zat organik, zat anorganik dan gas gas. Polusi zat organik biasanya
dinyatakan dalam BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand ).

1. 3. Karakteristik Biologi

Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah tersebut, seperti :
bakteri, algae, virus, fungi. Sifat biologis ini perlu diketahui dalam kaitannya untuk mengetahui
tingkat pencemar air limbah sebelum dibuang ke badan air penerima.

Bahan polutan yang terkandung di dalam air buangan secara umum dapat diklasifikasikan dalam
tiga kategori, yaitu bahan terapung, bahan tersuspensi dan bahan terlarut. Selain dari tiga
kategori tersebut, masih ada lainnya yaitu panas, warna, rasa, bau dan radioaktif. Menurut
sifatnya tiga kategori bahan polutan tersebut dapat dibedakan sebagai yang mudah terurai secara
biologi (biodegradable) dan tidak mudah terurai secara biologi (non biodegradable).

Dampak terhadap badan air, limbah industri dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Suhu
Setiap organisme mempunyai suhu minimum, optimum dan maksimum untuk hidupnya dan
mempunyai kemempuan menyesuaikan diri sampai batas tertentu. Suhu air mempunyai
pengaruh yang besar dalam proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk hidup. Selain
itu suhu juga berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi temperatur
suatu perairan, semakin cepat pula perairan tersebut mengalami kejenuhan. Suhu air untuk
budidaya ikan berkisar antara 25 300C.

pH

Efek polutan bersifat asam terhadap kehidupan ikan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangbiakan. Batas minimum air tawar pada umumnya adalah pada pH 4 dan batas
maksimum pada pH11.

Oksigen terlarut (DO)

Kadar DO merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting bagi kelangsungan hidup
dan pertumbuhan ikan. Ikan memerlukan oksigen dalam bentuk oksigen terlarut. Oksigen terlarut
dipengaruhi oleh suhu, pH dan karbondioksida. Air kolam yang mengandung konsentrasi
oksigen terlaut yang rendah akan mempengaruhi kesehatan ikan, karena ikan lebih mudah
terserang penyakit atau parasit. Bila konsentrasi oksigen terlarut dibawah 4 5 mg/l maka ikan
tidak mau makan dan tidak berkembang dengan baik. Bila konsentrasi oksigen terlarut tetap
sebesar 3 atau 4 mg/l untuk jangka waktu yang lama maka ikan akan menghentikan makan dan
pertumbuhannya terhenti. Kadar oksigen 0,2 0,8 mg/l merupakan konsentrasi yang dapat
mematikan ikan gurameh.

Zat organik terlarut (BOD)

Zat organik terlarut menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut di badan air, sehingga
badan air tersebut mengalami kekurangan oksigen yang sangat diperlukan oleh kehidupan air dan
menyebabkan menurunnya kualitas badan air tersebut.

COD (Chemical Oxygen Demand)

COD diperlukan untuk menentukan kekuatan pencemaran suatu limbah dengan mengukur
jumlah oksigen untuk mengoksidasi zat zat organik yang terdapat pada air limbah tersebut.
COD adalah ukuran dari jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi kimia bahan
bahan organik perairan. COD juga dikatakan sebagai jumlah oksigen yang dikonsumsi.

Mengingat sifat sifat limbah sedemikian kompleksnya maka cara pengolahannya harus
disesuaikan dengan sifat sifat limbah yang bersangkutan, harus dilakukan survei, analisis
contoh limbah dan yang paling penting adalah dilakukan percobaan dalam skala laboratorium
untuk menentukan parameter yang akan digunakan sebagai kriteria perencanaan. Proses
pengolahan air limbah merupakan proses tiruan dari proses self purification, yaitu proses
pemurnian kembali pada badan air yang terkena buangan limbah tanpa pengolahan/bantuan
manusia, dimana selama prosesnya meliputi tahapan tahapan perbaikan kualitas air yang terdiri
dari empat zone, yaitu dimulai dari zone degradasi, zone pengurai aktif, zone perbaikan dan zone
normal yang waktunya dipersingkat.

Penyingkatan waktu tersebut dapat dilakukan dengan cara melalui pengolahan limbah. Unsur
unsur yang tidak dikehendaki kehadirannya dalam air limbah dapat dihilangkan dengan cara
fisik, kimia, dan biologi. Cara pengolahan secara fisik disebut unit operasi. Sedangkan
pengolahan dengan mempergunakan zat zat kimia atau aktivitas biologi disebut unit proses.
Pengolahan fisik sering disebut pengolahan primer dengan maksud untuk mereduksi zat padat
tersusupensi dan tergantung dari waktu tinggal dalam bak pengendapan. Pengolahan kimia sering
disebut pengolahan sekunder yang bertujuan untuk mengendapkan partikel yang mudah
mengendap. Pengolahan biologi sering pula disebut pengolahan sekunder dengan tujuan untuk
mengurangi kandungan bahan organik dalam limbah cair (BOD).

B. Pengolahan air limbah

Pengolahan Fisik

Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar
bahan bahan tersusupensi berukuran besar dan ang mudah mengendap atau bahan bahan yang
terapung disisihkan terlebih dahulu. Metode metode pengolahan secara fisik meliputi
penyaringan, pengendapan, pengapungan, pengadukan dan pengeringan lumpur.

1. Screen (Penyaringan)

Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda- benda terapung
lainnya.

2. Equalisasi

Karakteristik air buangan dari industri seringkali tidak konstan, misalnya unsur unsur pH,
warna, BOD dan sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dalam pengoperasian suatu instalasi
pengolahan air limbah, sehingga dibuat suatu sistem equalisasi sebelum air limbah tersebut
diolah.

3. Sedimentasi (Pengendapan)

Proses Pengendapan adalah pengambilan partikel partikel tersuspensi yang terjadi bila air diam
atau mengalir secara lambat melalui bak. Partikel partikel ini akan terkumpul pada dasar
kolam, membentuk suatu lapisan lumpur. Air yang mencapai outlet tangki akan berada dalam
kondisi yang jernih. Proses pengendapan yang terjadi dalam suatu bak pengendapan merupakan
unit utama pada pengolahan fisik. Ada dua macam bak pengendapan yaitu bak pengendapan
dengan arah aliran horizontal dan aliran vertikal.

4. Mixing dan Stiring (Pencampuran dan pengadukan)


Mixing adalah pencampuran dua zat atau lebih membentuk campuran yang homogen. Stiring
adalah pengadukan campuran homogen hasil mixing sehingga terjadi proses penggumpalan dari
zat zat yang ingin dipisahkan dari air.

5. Pengeringan lumpur

Penurunan kadar lumpur yang dilakukan dengan pengolahan fisik yang terdiri dari salah satu
atau kombinasi unit unit berikut :

1. Pengentalan lumpur (Sludge Thickener)

2. Pengeringan lumpur (Sludge Drying Bed)

Pengolahan Kimia

Pengolahan kimia untuk air yang dapat dilakukan pada pengolahan air buangan industri adalah
koagulasi flokulasi, netralisasi, adsorbsi, dan desinfeksi. Pengolahan ini menggunakan zat zat
kimia sebagai pembantu yang bertujuan untuk menghilangkan partikel partikel yang tidah
mudah mengendap (koloid), logam berat dan zat organik beracun.

Pengolahan Biologi

Pengolahan biologi adalah pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas biologi
(aktivitas mikroorganisme) dengan tujuan menyisihkan bahan pencemar dalam air limbah.
Proses pengolahan biologi adalah penurunan bahan organik terlarut dan koloid dalam air limbah
menjadi serat serat sel biologi (berupa endapan lumpur), kemudian diendapkan pada bak
sedimentasi. Proses ini dapat berlangsung secara aerob (dengan bantuan oksigen) maupun
anaerob (tidak dengan bantuan oksigen).

Ada 3 macam pengolahan biologi yang banyak diterapkan saat ini, yaitu:

1. Lumpur aktif.

2. Trickling filter.

3. Kolam oksidasi.

Diantara sistem pengolahan limbah secara biologi tesebut tricling filter dapat menurunkan nilai
BOD 80 90 %. Pada proses pengolahan biologi dengan menggunakan jenis trickling filter
dengan cara melewatkan air limbah ke dalam media filter yang terdiri dari materi yang kasar dan
keras. Zat organik yang terdapat di dalam air limbah diuraikan oleh bakteri dari mikroorganisme
baru, sehingga populasi mikroorganisme pada permukaan media filter semakin banyak dan
membentuk lapisan seperti lendir (slyme).

1. C. Unit IPAL
Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya operasionalnya
murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang. Perangkat utama dalam
system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-
flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan
karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat
penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi treatment yang
terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki
bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke
saringan/filter, dan perpipaan serta kelengkapan lainnya.

Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian
diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian
dicampur melalui static mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang
teroksidasi dialirkan ke bak koagulasiflokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air
dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil
air olahan di masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian.
Diagram proses IPAL industri pelapisan logam dapat dilihat

Gambar 3.6. Proses Pengolahan Limbah Industri Kecil

D. Cara Kerja IPAL

a. Pompa Air Baku (Raw water pump)

Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan
untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang
dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri
pelapisan logam.

b. Pompa Dosing (Dosing pump)

Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan
laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari
pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.

c. Pencampur Statik (Static mixer)

Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan
pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.

d. Bak Koagulasi-Flokulasi

Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok
dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.
e. Pompa Filter

Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan
multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.

f. Saringan Multimedia

Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia dengan tekanan
maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air
olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan
keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan
sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi
filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa
pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan
dalam hal pengoperasiannya dan pemeliharaannya. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar
besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi
sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.

g. Saringan Karbon Aktif

Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor
organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media
penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 2,5 mm
atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian
dasar.

h. Saringan Penukar Ion

Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran ini
berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan
yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan
bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan
greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari
sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti
dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya
terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu
diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke
dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu
kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.

i. Sistem Jaringan Perpipaan

Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan
outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan
air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran
perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1 dan pembuangan dari bak koagulasi-
flokulasi sebesar 2. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve)
yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.

j. Tangki Bahan-Bahan Kimia

Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing 30 liter.
Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai oksidator.

1. E. IPAL Skala Rumah Tangga

Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem
pengolahan air limbah (SPAL). Caranya gampang; bahan yang dibutuhkan adalah bahan yang
murah meriah sehingga rasanya tak sulit diterapkan di rumah Anda. Instalasi SPAL terdiri dari
dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang
untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap
lemak, dan ruang untuk menangkap pasir.Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak
pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu
koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam greywater.

Cara kerja ipal skala rumah tangga, air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke ruang
penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah akan
tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung pasir, pasir
akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat jenisnya lebih ringan
akan mengambang di ruang penangkap lemak.

Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang berada di tengah-
tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan keluar dari
bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati penyaring berupa
batu koral dan batok kelapa.

Beberapa kompleks perumahan seperti Lippo Karawaci dan hampir semua apartemen telah
memiliki instalasi pengolah limbah greywater yang canggih dan modern. Greywater yang telah
diolah akan digunakan lagi untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan untuk mencuci
mobil. Di Singapura dan negara-negara maju, greywater bahkan diolah lagi menjadi air minum.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka sistem pengolahan limbah (SPAL) yang menghasilkan
greywater seperti ini akan sangat bagus ubtuk diterapkan di lingkungan perumahan dosen
Universitas Haluoleo karena selain biayanya yang murah dan bahan yang digunakan mudah
didapatkan, juga air hasil olahannya ramah lingkungan bahkan dapat digunakan kembali atau
diolah lebih lanjut menjadi air minum.

Dampak dari IPAL Rumah Tangga yaitu terjadi pencemaran air


Cara Mengatasi Pencemaran IPAL Rumah Tangga
Salah satu alternative untuk mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga adalah
dengan cara mengolah air limbah rumah tangga tersebut secara individual (on site treatment)
sebelum di buang ke saluran umum.

Prses Pengolahan Air Limbah dengan system Kombinasi Biofilter Anaerob Aerob

Air limbah rumah tangga di alirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah
berukuran besar seperti daun, kertas, plastic dan lain-lain. Stelah melaui screen air limbah di
alirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, bak pengurai
senyawa organic yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung
lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak kontaktor bak anaerob (dapat dipasang
lebih dari satu sesuai dengan kualitas dari jumlah air baku yang akan di olah) yang diisi dengan
media dari bahan plastik atau kerikil/batu split dengan arah aliran dari atas ke bawah dan bawah
ke atas.

Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni
penyaringan dengan sistem aliran dari bawah keatas akan mengurangi kecepatan partikel yang
terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di
dasar bak filter. Sistem biofilter anaerb-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa
memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan untuk
mengolah air limbah rumah tangga dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.

Anda mungkin juga menyukai