Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PELABELAN BAHAN KIMIA

Disusun oleh :

Nisa Elvira Dwipayana


0514040108

PROGRAM STUDI
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2016
1. SISTEM LABELLING MENURUT NFPA

National Fire Protection Association (NFPA) mengembangkan label berwarna dengan


kode untuk mengindikasikan bahaya bahan kimia terhadap kesehatan, flammabilitas, dan
reaktivitas. Label dibutuhkan dipasang pada seluruh bahan kimia yang ada di sebuah
laboratorium, bila belum mencantumkan label yang sesuai, maka label NFPA ini
merupakan label yang perlu dipasang. Untuk menunjukkan derajat bahaya maka
digunakan angka yaitu 0 = minimal, 1 = ringan, 2 = moderat, 3 = serius, 4 = ekstrim.

Kesehatan (Biru) Terbakar (Merah)

Dengan cepat atau sepenuhnya menguap


Sangat sedikit paparan dapat pada suhu dan tekanan atmosfer normal,
mengakibatkan kematian atau luka atau segara tersebar di udara dan akan
4 4
residual parah (misalnya, hidrogen mudah terbakar
sianida, fosfin) (misalnya, propana). Titik nyaladibawah
23 C (73 F)

Cairan dan zat padat yang dapat terbakar


pada hampir semua kondisi suhu sekitar
Sedikit paparan dapat mengakibatkan (misalnya, bensin). Cairan memiliki titik
3 luka sementara atau luka residual sedang 3 nyala dibawah 23 C (73 F) dan
yang serius (misalnya, gas klorin) memiliki titik didih pada dan di atas
38 C (100 F) atau titik nyala 23 C
(73 F) dan 38 C (100 F)

2 Paparan besar atau terus menerus tapi 2 Harus dipanaskan secara sedang atau
tidak kronis dapat mengakibatkan cacat dipaparkan ke suhu sekitar yang lebih
sementara atau kemungkinan luka tinggi sebelum pembakaran bisa terjadi
residual (misalnya, dietil eter) (misalnya, diesel). Titik nyala 38 C
(100 F) dan 93 C (200 F)

Paparan hanya menyebabkan iritasi Harus dipanaskan sebelum pembakaran


1 dengan luka residual kecil 1 terjadi (misalnya, minyak kedelai). Titik
(misalnya, aseton) nyala di atas 93 C (200 F)

Tidak menimbulkan bahaya kesehatan,


0 tidak ada tindakan pencegahan yang 0 Tidak akan terbakar (misalnya, air)
diperlukan (misalnya, lanolin)

Instabilitas/Reaktivitas (Kuning) Khusus (Putih)

Label putih dapat mengandung beberapa


Dapat terjadi detonasi atau dekomposisi
peringatan khusus. Simbol-simbol ini
4 eksplosif pada tekanan udara dan suhu
adalah yang digunakan oleh standar
normal (misalnya, nitrogliserin, RDX)
NFPA 704.

Dapat terjadi detonasi atau dekomposisi


eksplosif namun membutuhkan sumber
Bereaksi dengan air dengan cara yang
inisiasi yang kuat, harus dipanaskan di
tidak biasa atau berbahaya
3 bawah penjagaan sebelum inisiasi, W
(misalnya, cesium,sodium, asam sulfat)
bereaksi eksplosif dengan air, atau akan
= NO WATER
meledak apabila "terkejut"
(misalnya, amonium nitrat)

Mengalami perubahan kimia yang besar


pada tekanan dan suhu tinggi, bereaksi Oksidan (misalnya, kalium
2 keras dengan air, atau dapat membentuk OX perklorat, amonium nitrat, hidrogen
campuran eksplosif dengan air peroksida)
(misalnya, fosfor,kalium, sodium)

Stabil, namun dapat tidak stabil pada


1 tekanan dan suhu tinggi ALK ALKALI
(misalnya, propana)

0 Stabil, bahkan apabila terpapar dengan COR CORROSIVE


api, dan tidak bereaksi dengan air
(e.g. helium)

2. SISTEM LABELLING MENURUT US DOT

United States - Department of Transportation (US-DOT) digunakan tanda-tanda


dalam bentuk simbul dan label. Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat
sehingga membentuk belah ketupat. Pada keempat sisi belah ketupat tersebut dibuat garis
sejajar yang menyambung sehingga membentuk bidang belah ketupat dalam ukuran 95
persen dari ukuran belah ketupat bahan. Warna garis yang membentuk belah ketupatdalam
sama dengan warna simbol. pada bagian bawah simbol terdapat blok segilima dengan
bagian atas mendatar dari sudut terlancip terhimpit dengan garis sudut bawah belah
ketupat bagian dalam. Simbol yang dipasang pada kemasan minimal berukuran 10 cm x
10 cm, sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut tempat penyimpanan minimal 25
cm x 25 cm. Sedang label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan
informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari suatu bahan yang dikemas.

Simbol atau label tersebut pada dasarnya dibagi berdasarkan kelas bahaya dari
limbahyang akan diangkut. Terdapat 9 klasifikasi bahan berbahaya menurut versi US-
DOT yaitu:
a) Kelas-1: bahan yang mudah meledak (explosive), terbagi lagi menjadi 5 divisi dengan
nomor 1.1 sampai 1.5 sesuai dengan jenis akibat yang dapat ditimbulkan oleh eksplosif
tersebut. Definisi eksplosif menurut USDOT adalah setiap senyawa kimia, campuran atau
peralatan, yang penggunaannya adalah dengan memfungsikan ledakannya.
b) Kelas 2 : gas, terbagi menjadi 3 divisi dengan nomor 2.1 sampai 2.3 sesuai dengan
sifat - sifatnya, yaitu:
- Divisi 2.1: flammable gas (gas mudah terbakar) yaitu bahan berupa gas yang pada
temperatur - 20 C dan tekanan 1 atmosfir akan terbakar bila bercampur dengan
udara sekitar 13 % volume atau kurang

- Divisi 2.2 : nonflammable compressed gas yaitu setiap bahan atau campuran yang
dikemas pada tabung gas dengan tekanan dan tidak termasuk ke dalam divisi 2.1 dan 2.

- Divisi 2.3: poisonous gas (gas beracun) yaitu bahan berupa gas yang pada temperatur -
20 C dengan tekanan 1 atmosfir akan merupakan bahan toksik pada manusia, atau
dianggap toksik pada manusia dengan adanya pengujian pada binatang di laboratorium
dengan harga LC50< 5000 ppm.
c) Kelas-3: cairan mudah terbakar (flammable). Kriteria cairan yang mudah terbakar
adalah setiap cairan dengan titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60,5 C.

d) Kelas-4: padatan mudah terbakar atau berbahaya bila lembab, terbagi menjadi 3 divisi
dengan nomor 4.1 sampai 4.3 sesuai dengan sifat-sifatnya, yaitu :
- Divisi 4.1: flammable solid yaitu bahan padat, bukan peledak, yang bila pada kondisi
normal terjadi kecelakaan akan menyebabkan terbentuknya api akibat gesekan dan
sebagainya, atau bila dibakar akan menyala segera dan cepat.

- Divisi 4.2: spontaneously combustible materials yaitu bahan yang bila pada kondisi
normal terjadi kecelakaan secara spontan akan menjadi panas akibat berkontak dengan
udara, misalnya bahan yang termasuk pyrophoric.

- Divisi 4.3: dangerous when wet materials yaitu bahan yang secara spontan menyala
atau memberikan gas bila berkontak dengan air.
e) Kelas-5: pengoksidasi dan peroksida organik, terbagi menjadi 2 divisi. Oksidator adalah
bahan kimia seperti khlorat, permanganat, peroksida organik, nitrat dan sebagainya yang
dapat mengoksidasi materi organik, sedang peroksida organic adalah senyawa yang
mengandung struktur - O - O - .

f) Kelas-6: bahan racun dan menular, terbagi menjadi 2 divisi. Kelompok berikutnya
adalah bahan beracun (di luar gas) yang diketahui toksik pada manusia, dan bahan
menular baik berupa mikroorganisme atau toxin yang dapat mendatangkan penyakit pada
manusia.

g) Kelas-7: bahan radioaktif. Bahan radioaktif (termasuk kelas-7) menurut versi USDOT
adalah setiap materi atau kombinasi materi yang secara spontan mengionisasi radiasi
dengan aktivitas spesifik lebih besar dari 0,002 microcurie per-gram. Plakat yang
digunakan berlabelkan Radioactive white-Radioactive yellow-II dan Radioactive yellow-
III. Radioactive white-I dengan bahaya minimum, dengan plakat warna putih dan simbol
hitam. Radioactive Yellow-III adalah dengan bahaya maksimum. Plakat Radioactive
yellow-II dan Radioactive yellow-III berwarna kuning di atas, dan putih di bawah dengan
symbol hitam, sedang tulisan I, II atau III dengan warna merah.
h) Kelas-8: bahan korosif. Bahan korosif (kelas-8), baik cair atau padat, menurut versi
USDOT didefinisikan sebagai bahan yang dapat menyebabkan kerusakan visibel ke materi
yang kontak dengannya.

i) Kelas-9: lain-lain. Kelompok lain-lain (kelas-9) adalah bahan yang yang dapat
menyebabkan bahaya, tetapi belum termasuk dalam katagori kelas sebelumnya, seperti
obat bius dan sebagainya.

Disamping itu, terdapat bahan yang tidak termasuk dalam kelas tersebut (tertulis 'none'),
yaitu:
- Bahan-bahan terlarang
- Bahan-bahan eksplosif terlarang
- Bahan-bahan dengan aturan lain, dengan kode ORM (other regulated materials)
ORM-D : komuditas konsumer seperti hair spray
ORM-E: lain-lain yang diatur oleh USDOT
3. SISTEM LABELLING MENURUT KEP-05/BAPEDAL/09/1995

Penandaan limbah B3 dimaksudkan untuk memberikan identitas limbah


sehingga kehadiran limbah B3 dalam suatu tempat dapat dikenali. Melalui penandaan
dapat diketahui informasi dasar tentang jenis dan karakteristik/sifat limbah B3 bagi orang
yang melaksanakan pengelolaan (menyimpan, mangangkut, mengumpulkan,
memanfaatkan, dan mengolah) limbah B3 dan bagi pengawas pengolahan limbah B3 serta
bagi orang sekitarnya. Penandaan terhadap limbah B3 sangat penting guna menelusuri dan
menentukan pengolahan limbah B3. Tanda yang digunakan untuk penandaan ada 2 (dua)
jenis yaitu, simbol dan label.

1. Simbol
Bentuk dasar, ukuran dan bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah
ketupat. Pada keempat sisi belah ketupat tersebut dibuat garis sejajar yang
menyambung sehingga membentuk bidang belah ketupat dalam dengan ukuran 95
persen dari ukuran belah ketupat bahan. Warna garis yang membentuk belah ketupat
dalam sama dengan warna gambar simbol. Pada bagian bawah simbol terdapat blok
segilima dengan bagian atas mendatar dan sudut terlancip berhimpit dengan garis sudut
bawah belah ketupat bagian dalam. Panjang garis pada bagian sudut teriancip adalah
1/3 dari garis vertikal simbol dengan lebar 1/2 dari panjang garis horizontal belah
ketupat dalam (gambar 1). Simbol yang dipasang pada kemasan minimal berukuran 10
cm x 10 cm, sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut limbah B3 dan tempat
penyimpanan limbah B3 minimal 25 cm x 25 cm.

Gambar 1. Bentuk Dasar Simbol


Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan atau bahan
kimia yang kemungkinan akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut limbah B3 harus dengan cat yang dapat berpendar
(fluorescence).

Jenis-Jenis Simbol
Terdapat 8 (delapan) jenis simbol, yaitu:

A. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah meledak


Warna dasar bahan oranye. Simbol berupa gambar berwarna hitam suatu
materi limbah yang menunjukkan meledak, yang terletak di tepi antara sudut atas
dan sudut kiri belah ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan
"MUDAH MELEDAK" berwarna hitam yang diapit oleh 2 (dua) bangun segitiga
sama kaki pada bagian dalam belah ketupat. Blok segilima berwarna merah.

B. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah terbakar


Terdapat 2 (dua) macam simbol untuk klasifikasi limbah yang mudah terbakar,
yaitu simbol untuk cairan mudah terbakar dan padatan mudah terbakar:

1. Simbol cairan mudah terbakar : Bahan dasar berwarna merah. Gambar simbol
berupa lidah api berwarna putih yang menyala pada suatu permukaan
berwarna putih. Gambar terletak di bawah sudut atas garis ketupat bagian
dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan CAIRAN dan dibawahnya terdapat
tulisan ..MUDAH TERBAKAR berwarna putih. Blok segilima berwarna
putih.
2. Simbol padatan mudah terbakar : Dasar simbol terdiri dari warna merah dan
putih yang berjajar vertikal berselingan. Gambar simbol berupa lidah api
berwarna hitam yang menyala pada satu bidang berwarna hitam. Pada bagian
tengah terdapat tulisan PADATAN ... dan di bawahnya terdapat tulisan ...
MUDAH TERBAKAR berwarna hitam. Blok segilima berwarna kebalikan
dari warna dasar simbol.
C. Simbol klasifikasi limbah B3 reaktif
Bahan dasar berwarna kuning dengan blok segilima berwarna merah. Simbol
berupa lingkaran hitam dengan asap berwarna hitam mengarah ke atas yang
terletak pada suatu permukaan garis berwarna hitam. Di sebelah bawah gambar
simbol terdapat tulisan "REAKTIF" berwarna hitam.
D. Simbol klasifikasi limbah B3 beracun
Bahan dasar berwarna putih dengan blok segilima berwarna merah. Simbol
berupa tengkorak manusia dengan tulang bersilang berwarna hitam. Garis tepi
simbol berwarna hitam. Pada sebelah bawa gambar simbol terdapat tulisan
BERACUN berwarna hitam.

E. Simbol klasifikasi limbah B3 korosif


Belah ketupat terbagi pada garis horisontal menjadi dua bidang segitiga. Pada
bagian atas yang berwarna putih terdapat 2 gambar, yaitu: di sebelah kiri adalah
gambar tetesan limbah korosif yang merusak pelat bahan berwarna hitam, dan di
sebelah kanan adalah gambar lengan yang terkena tetesan limbah korosif. Pada
bagian bawah, bidang segitiga berwarna hitam, terdapat tulisan KOROSIF
berwarna putih, serta blok segitiga berwarna merah

F. Simbol klasifikasi limbah B3 menimbulkan infeksi


Warna dasar bahan adalah putih dengan garis pembentuk belah ketupat bagian
dalam berwarna hitam. Simbol infeksi berwarna hitam terletak di sebelah bawah
sudut atas garis belah ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan
"INFEKSI" berwarna hitam, dan di bawahnya terdapat blok segilima berwarna
merah.

G. Simbol limbah B3 klasifikasi campuran


Warna dasar bahan adalah putih dengan garis pembentuk belah ketupat bagian
dalam berwarna hitam. Gambar simbol berupa tanda seru berwarna hitam terietak
di sebelah bawah sudut atas garis belah ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah
bawah terdapat tulisan "CAMPURAN" berwarna hitam serta blok segilima
berwarna merah.
2. Label
Terdapat 3 jenis label yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu :

Label identitas limbah: berfungsi untuk memberikan informasi tentang asal usul
limbah, identitas limbah serta kuantifikasi limbah dalam suatu kemasan limbah B3.
Label identitas limbah berukuran minimum 15 cm x 20 cm atau lebih besar, dengan
warna dasar kuning dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, dan tulisan
PERINGATAN ! dengan huruf yang lebih besar berwarna merahdiisi dengan huruf
cetak dengan jelas terbaca dan tidak mudah terhapus serta dipasang pada setiap
kemasan limbah B3 yang disimpan di tempat penyimpanan, dengan mencantumkan
antara lain: nama dan alamat penghasil, jumlah dan jenis limbah serta tanggal
pengisian. Label identitas dipasang pada kemasan di sebelah atas simbol dan harus
terlihat dengan jelas.
Label untuk penandaan kemasan kosong: bentuk dasar label sama dengan bentuk
dasar simbol dengan ukuran sisi minimal 10 x 10 cm2 dan tulisan KOSONG
berwarna hitam ditengahnya. Label harus dipasang pada kemasan bekas pengemasan
limbah B3 yang telah dikosongkan dan atau akan digunakan untuk mengemas limbah
B3.
Label penunjuk tutup kemasan: berukuran minimal 7 x 15 cm2 dengan warna dasar
putih dan warna gambar hitam. Gambar terdapat dalam frame hitam, terdiri dari 2
(dua) buah anak panah mengarah ke atas yang berdiri sejajar di atas balok hitam.
Label terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak karena goresan atau akibat terkena
limbah dan bahan kimia lainnya. Label dipasang dekat tutup kemasan dengan arah
panah menunjukkan posisi penutup kemasan. Label harus terpasang kuat pada setiap
kemasan limbah B3, baik yang telah diisi limbah B3, maupun kemasan yang akan
digunakan untuk mengemas limbah B3.

4. SISTEM LABELLING MENURUT UN

1. Kelas 1 : Bahan Mudah Meledak (Eksplosif)


Warna dasar bahan oranye. Simbol berupa gambar berwarna hitam suatu materi
limbah yang menunjukkan meledak, yang terletak di tepi antara sudut atas dan sudut
kiri belah ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat nomor berwarna hitam
yang menandakan kategori pada explosive.
2. Kelas 2 : Gas

3. Kelas 3 : Flammable Liquid


Bahan dasar berwarna merah. Gambar simbol berupa lidah api berwarna putih yang
menyala pada suatu permukaan berwarna putih. Gambar terletak di bawah sudut atas
garis ketupat bagian dalam.
4. Kelas 4 : Flammable Solid

5. Kelas 5 : Bahan Oksidator dan Organik Peroksida

6. Kelas 6 : Bahan Beracun dan Infection Subtances


7. Kelas 7 : Radioactive Subtances

8. Kelas 8 : Corrosive Subtances

9. Kelas 7 : Miscellaneous
5. SISTEM LABELLING MENURUT GHS

Globally Harmonized System of Classification and Labeling of Chemicals disingkat


GHS, adalah suatu sistem klasifikasi bahan-bahan kimia terpadu yang disepakati secara
internasional untuk menggantikan standar-standar klasifikasi dan pelabelan bahan kimia
yang digunakan secara berbeda-beda oleh berbagai negara. GHS yang dimandatkan oleh
PBB melalui ILO telah mewajibkan perubahan global dalam hal komunikasi bahaya
termasuk Klasifikasi Bahaya, MSDS, beserta Penandaannya. Implementasi GHS
menyangkut MSDS memerlukan pembahasan lintas sektoral terkait dengan amandemen
dan revisi peraturan perundangan terkait. Semua bahan kimia dan produk kimia yang
diperdagangkan dibuat di tempat kerja (termasuk produk konsumen), bahan kimia yang
berhubungan langsung dengan pekerja penanganan selama
transportasi,penyimpanan,penangan darurat maka tidak ada pengecualian secara utuh dari
ruang lingkup GHS untuk semua tipe bahan kimia atau produk tertentu. Terakhir adalah
format MSDS akan diseragamkan di Indonesia yaitu menggunakan format GHS yang
terdiri dari 16 sections / bagian. Diharapkan dengan adanya sistem ini, seluruh instansi dan
sektoral terkait akan menggunakan satu sistem yang sama dan tidak akan ada lagi
perbedaan sistem yang digunakan.Pada pelabelan mengenai klasifikasi dan pelabelan
bahan kimia terdapat dalam GHS revisi 06.

Menurut GHS pada Chapter 1.4

1. Simbol-simbol bahaya yang ada adalah simbol standar yang harus digunakan dalam
GHS dengan pengecualian simbol baru yang digunakan untuk beberapa bahaya
kesehatan dan tanda seru adalah simbol standar yang digunakan dalam rekomendasi
peraturan PBB
2. Pictogram adalah komposisi grafis (simbol) yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi spesifik
3. Pictogram yang digunakan harus memiliki simbol hitam dengan latar putih dengan
bingkai lebar berwarna merah
4. Kata sinyal adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan dan
sebagai peringatan. Kata bahaya menunjukkan kondisi yang sangat parah dan kata
peringatan memiliki arti kondisi yang tidak terlalu parah.
5. Jika sinyal kata "Bahaya" berlaku, kata sinyal "Peringatan" harus muncul.
6. Sinyal kata dan bahaya pernyataan seharusnya berada bersama-sama pada label.
Pelabelan bahaya GHS terdiri dari 9 logo piktogram, yaitu piktogram dari bahaya :
1.Label bahan pengoksidasi
2.Label bahan mudah terbakar
3.Label bahan mudah meledak
4.Label bahan beracun
5.Label bahan korosif
6.Label gas bertekanan
7. Label bahan karsinogen
8.Label bahan irritan
8.Label bahan racun lingkungan

1. Eksplosif

a. Eksplosif

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Eskplosif Eksplosif tidak stabil Berbahaya Eksplosif tidak
stabil
Kategori 1.1 Eksplosif,ledakan
massa berbahaya
Kategori 1.2 Eksplosif,proyeksi
parah berbahaya
Kategori 1.3 Peledak; api,
ledakan atau
proyeksi bahaya
Kategori 1.4 Peringatan Api atau proyeksi
bahaya
Kategori 1.5 Tidak ada Berbahaya Mungkin massa
symbol meledak dalam
api
Kategori 1.6 Tidak ada Tidak ada hazard
kata sinyal statement

b.Eksplosif de-sensitif

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Bahan 1 Berbahaya Api,ledakan proyeksi
cairan bahaya,meningkatkan
mudah resiko kecelakaan
terbakar apabila agen de-
sensitif tereduksi
2 Api atau bahaya
proyeksi,meningkatkan
resiko dakan jika agen
de-sensitif tereduksi
3 perhatian Api atau bahaya
proyeksi,meningkatkan
resiko dakan jika agen
de-sensitif tereduksi
4 Bahaya api;
meningkatkan rsiko
ledakan jika agen de-
sensitif tereduksi

2. Bahan mudah terbakar

a. Gas mudah terbakar

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Bahan 1 Berbahaya Gas sangat mudah
gas terbakar
mudah
terbakar 2 Tidak ada perhatian Gas mudah
piktogram terbakar
A (gas kimia tidak Tidak ada Tidak ada Pernyatan
stabil) piktogram kata sinyal tambahan bahaya
: mungkin
bereaksi bahkan
tidak ada udara
B (gas kimia tidak Tidak ada Tidak ada Pernyatan
stabil piktogram kata sinyal tambahan bahaya
: Dapat bereaksi
eksplosif bahkan
dalam ketiadaan
udara di tekanan
dan / atau suhu
tinggi

b. Cairan mudah terbakar

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Bahan 1 Berbahaya Cairang sangat
cairan mudah terbakar
mudah dan uap
terbakar 2 Berbahaya Cairan sangat
mudah terbakar
dan uap
3 perhatian Cairan mudah
terbakar dan uap

4 perhatian Cairan
kombustibel

c. padatan mudah terbakar

Classification Pelabelan
Hazard class Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
padatanmudah 1 Berbahaya Padatan mudah
terbakar terbakar

2 perhatian Padatan mudah


terbakar
3. Oksidator

a. Gas oksidator

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Gas 1 Berbahaya Dapat
oksidator menyebabkan atau
meningkatkan
api;oksidator

b. Cairan oksidator

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Bahan 1 Berbahaya Mungkin
cairan menyebabkan api
mudah atau
terbakar ledakan;oksidator
kuat
2 Berbahaya Mungkin
meningkatkan
api;oksidator
3 perhatian Mungkin
meningkatkan
api;oksidator

c. padatan oksidator

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Bahan 1 Berbahaya Mungkin
cairan menyebabkan api
mudah atau
terbakar ledakan;oksidator
kuat
2 Berbahaya Mungkin
meningkatkan
api;oksidator
3 perhatian Mungkin
meningkatkan
api;oksidator
4. Korosif
a. Korosif untuk logam

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Korosif 1 perhatian Mungkin
untuk menyebabkan
logam korosi untuk
metal

5. Iritasi

a. Iritasi(kulit)

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Iritasi(kulit) 1 Berbahaya Menyebabkan
kulit terbakar
parah dan
kerusakan mata
2 perhatian Menyebabkan
iritasi kulit

3 Tidak ada perhatian Menyebabkan


piktogram iritasi kulit ringan
*berlaku pada beberapa pihak berwanang

b. Iritasi/kerusakan mata serius

Classification Pelabelan
Hazard Hazard category GHS Kata sinyal Statement bahaya
class
Iritasi 1 Berbahaya Menyebabkan
/kerusakan kerusakan mata
mata serius
serius 2/2A perhatian Menyebabkan
iritasi mata serius

2B Tidak ada perhatian Menyebabkan


piktogram iritasi mata
6. Gas Bertekanan

Classification Labelling

Kelas Katergori Pictogram Tanda Pernyataan Bahaya


Compressed Peringatan Bisa meledak bila
Gas gas dipanaskan
bertekanan Liquefied Bisa meledak bila
gas dipanaskan
Refrigerated Dapat menyebabkan
liquefied kriogenik luka
gas bakar atau cedera

Dissolved Bisa meledak bila


gas dipanaskan

7. Bahan Beracun

a. Bagi sistem reproduksi

Classification Labelling

Kelas Katergori Pictogram Tanda Pernyataan Bahaya


Beracun 1 (1A 1B) Bahaya Dapat merusak kesuburan atau
(pada yang belum lahir
bagian
reproduksi) 2 Peringatan Diduga merusak kesuburan at
au janin

Kategori Tidak ada Tidak ada Dapat menyebabkan kerusaka


lain n pada breast-fed anak-anak
(laktasi)

b.Toksisitas organ target tertentu setelah eksposur tunggal

Classification Labelling

Kelas Katergori Pictogram Tanda Pernyataan Bahaya


Toksisitas o 1 Bahaya Penyebab kerusakan organ
rgan target t 2 Peringatan Dapat menyebabkan kerusaka
ertentu setel n organ
ah eksposur
tunggal
3 Peringatan Dapat menyebabkan iritasi per
napasan
Atau
Dapat menyebabkan kantuk at
au pusing
c. Toksisitas organ target tertentu setelah paparan berulang

Classification Labelling

Kelas Katergori Pictogram Tanda Pernyataan Bahaya


Toksisitas o 1 Bahaya Penyebab kerusakan organ (m
rgan target t enyatakan semua or gan
ertentu setel terpengaruh, jika diketahui) m
ah paparan elalui berkepanjangAn atau
berulang paparan berulang
2 Peringatan Dapat menyebabkan kerusaka
n organ

8. Bahan karsinogenik

Classification Labelling

Kelas Katergori Pictogram Tanda Pernyataan Bahaya


Karsinogeni 1 (A dan Bahaya Dapat menyebabkan kanker
k B)
2 Peringatan Diduga menyebabkan kanker

9. Berbahaya bagi lingkungan

a. Berbahaya bagi lingkungan perairan, jangka pendek (akut)

Classification Labelling

Kelas Katergori Pictogram Tanda Pernyataan Bahaya


Iritasi pada Akut 1 Bahaya Sangat beracun untuk
kulit lingkungan perairan

Akut 2 Tidak ada Peringatan Beracun bagi lingkungan


perairan
Akut 3 Tidak ada Peringatan Berbahaya bagi lingkungan
perairan
b.Berbahaya bagi lingkungan perairan, jangka panjang (kronis)

Classification Labelling

Kelas Katergori Pictogram Tanda Pernyataan Bahaya


Kronis 1 Peringatan Sangat beracun
Gas bagi lingkungan perairan, jangka
bertekanan panjang
Kronis 2 Tidak ada Beracun
bagi lingkungan perairan, jangka
panjang
Kronis 3 Berbahaya
bagi lingkungan perairan, jangka
panjang
Kronis 4 Dapat menyebabkan bahaya
bagi lingkungan perairan, jangka
panjang
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/NFPA_704, Diakses pada tanggal 10 November


2016
2. https://jujubandung.wordpress.com/2012/04/25/pelabelan-limbah-b3/, Diakses
pada tanggal 10 November 2016
3. http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2008/05/bag5p-
pengangkutan.pdf, Diakses pada tanggal 10 November 2016
4. GHS-6ed-official document-pdf.

Anda mungkin juga menyukai