Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS INDONESIA

ETIKA BISNIS & PROFESI

Kelompok 5 :

Nadia Fourina S ( 1506763632 )

Nadhilah Rahmarina ( 1506763696 )

Rahmah safitri ( 1506763784 )

Tri Metiarani Yacub ( 1506763866 )

Kevin Mizan ( 1506763941 )

Amelia Pratiwi Hadi ( 1506764004 )

Ghrizselda Joanita S ( 1506764055 )

Ais Iman A ( 1506763701 )

PROGRAM VOKASI

BIDANG STUDI ADMINISTRASI

PEMINATAN ASURANSI DAN AKTUARIA


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Etika Bisnis dan Profesi tanpa ada halangan yang berarti
dan selesai tepat pada waktunya.

Dalam Penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih


kepada Bapak Dr. Ketut Sendra, S.pd, SH, MM, MH, AAIJ, QIP, CLU selaku dosen
mata kuliah Etika Bisnis & Profesi, serta keluarga dan kerabat penulis yang telah
membantu dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
berharap kritik dan saran semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh
pembaca pada umumnya.

Depok, 10 September 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

PEMBAHASAN

BAB I

Pengertian Etika dan Bisnis..............................................................................4

BAB II

Pengertian Etika Bisnis...................................................................................14

BAB III

Pengertian Profesi..........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20

3
BAB I

ETIKA & BISNIS

Pengertian Etika

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam
kajian filsafat praktis (practical philosophy).

Pengertian Etika Menurut Para Ahli

Ada beberapa para ahli yang mengungkapkan pengertian-pengertian etika.


Diantaranya:

1. James J. Spillane SJ

Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam


mengambi suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah
pada penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan
benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.

2. Prof. DR. Franz Magnis Suseno

Etika merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan dan pijakan
kepada tindakan manusia.

3. Soergarda Poerbakawatja

Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan
buruknya tindakan dan kesusilaan.

4. Drs. H. Burhanudin Salam

Mengungkapkan bahwa etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara
tentang nilai-nilai dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam
kehidupannya.

5. Drs. O.P. Simorangkir

Menjelaskan bahwa etika ialah pandangan manusia terhadap baik dan buruknya
perilaku manusia.

4
6. A. Mustafa

Mengungkapkan etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku mana


yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia
sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran.

7. W.J.S. Poerwadarminto

Menjelaskan etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai asas-asas atau dasar-


dasar moral dan akhlak.

8. Drs. Sidi Gajabla

Menjelaskan etika sebagai teori tentang perilaku atau perbuatan manusia yang
dipandang dari segi baik & buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal
manusia.

9. Bertens

Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi acuan bagi manusia
secara individu maupun kelompok dalam mengatur segala tingkah lakunya.

10. Ahmad Amin

Mengemukakan bahwa etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang


arti baik dan buruk serta apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga
menyatakan sebuah tujuan yang harus dicapai manusia dalam perbuatannya
dan menunjukkan arah untuk melakukan apa yang seharusnya didilakukan oleh
manusia.

11. Hamzah Yakub

Etika merupakan ilmu yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan
buruk serta memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran.

12. Aristoteles

Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius Technicus &


Manner and Custom. Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan
manusia. Sedangkan yang kedua yaitu, manner and custom ialah suatu
pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat
dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat dengan
arti baik & buruk suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia.

5
13. Maryani dan Ludigdo

Mengemukakan etika sebagai seperangkat norma, aturan atau pedoman yang


mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus dilakukan dan yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok masyarakat atau segolongan
masyarakat.

14. Martin

Mengemukakan bahwa etika ialah suatu disiplin ilmu yang berperan sebagai
acuan atau pedoman untuk mengontrol tingkah laku atau perilaku manusia.

15. Menurut KBBI

Etika ialah ilmu tentang baik dan buruknya perilaku, hak dan kewajiban moral;
sekumpulan asa atau nila-nilai yang berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai
benar atau salahnya perbuatan atau perilaku yang dianut masyarakat.

16. Drs. O. P. SIMORANGKIR

Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran
serta nilai yang baik.

17. Drs. Sidi Gajalba

Dalam sistematika filsafat: Etika yaitu teori mengenai perilaku perbuatan


manusia dilihat dari sisi baik serta jelek, sejauh yang bisa ditetapkan oleh akal.

18. Drs. H. Burhanudin Salam

Etika yaitu cabang filsafat yang bicara tentang nilai serta etika moral yang
memastikan perilaku manusia dalam kehidupannya.

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-


pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan


sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu,
objek dari etika adalah tingkah laku manusia Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu
lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

6
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai
etika).

Jenis jenis Etika.

1. Etika Filosofis

Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal
dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu,
etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.

Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat
dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka
kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan
dua sifat etika:

A. Non-empirs,
Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu
yang didasarkan pada fakta atau yang konkret. Namun filsafat tidaklah
demikian, filsafat berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah
menanyakan apa di balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan
etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang konkret yang secara
faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan
atau tidak boleh dilakukan.
B. Praktis,
Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu yang ada. Misalnya
filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas
pada itu, melainkan bertanya tentang apa yang harus dilakukan. Dengan
demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung
berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia.
Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep
siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika
hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak
dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk
menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu
menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.

2. Etika Teologis

Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama,
etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat
memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan
bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya
yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah
memahami etika secara umum.

7
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik
tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria
pembeda antara etika filosofis dan etika teologis.

Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa
yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara
agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam
merumuskan etika teologisnya.

Relasi Etika Filosofis dan Etika Teologis

Terdapat perdebatan mengenai posisi etika filosofis dan etika teologis di


dalam ranah etika. Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika ini, ada tiga
jawaban menonjol yang dikemukakan mengenai pertanyaan di atas, yaitu:

1. Revisionisme

Tanggapan ini berasal dari Augustinus (354-430) yang menyatakan bahwa


etika teologis bertugas untuk merevisi, yaitu mengoreksi dan memperbaiki etika
filosofis.

2. Sintesis

Jawaban ini dikemukakan oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yang


menyintesiskan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa, hingga kedua
jenis etika ini, dengan mempertahankan identitas masing-masing, menjadi suatu
entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat
umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.

3. Diaparalelisme

Jawaban ini diberikan oleh F.E.D. Schleiermacher (1768-1834) yang


menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai gejala-gejala yang sejajar.
Hal tersebut dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang sejajar.

Mengenai pandangan-pandangan di atas, ada beberapa keberatan.


Mengenai pandangan Augustinus, dapat dilihat dengan jelas bahwa etika filosofis
tidak dihormati setingkat dengan etika teologis. Terhadap pandangan Thomas
Aquinas, kritik yang dilancarkan juga sama yaitu belum dihormatinya etika filosofis
yang setara dengan etika teologis, walaupun kedudukan etika filosofis telah
diperkuat. Terakhir, terhadap pandangan Schleiermacher, diberikan kritik bahwa
meskipun keduanya telah dianggap setingkat namun belum ada pertemuan di antara
mereka.
Ada pendapat lain yang menyatakan perlunya suatu hubungan yang dialogis
antara keduanya. Dengan hubungan dialogis ini maka relasi keduanya dapat terjalin
dan bukan hanya saling menatap dari dua horizon yang paralel saja. Selanjutnya

8
diharapkan dari hubungan yang dialogis ini dapat dicapai suatu tujuan bersama yang
mulia, yaitu membantu manusia dalam bagaimana ia seharusnya hidup.

Macam-macam Etika

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan


kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan
pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk
berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau
norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991:
23), sebagai berikut:

1. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu
yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa
adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait
dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang
kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang
dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara
etis.

2. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif
merupakan normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik
dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang
disepakati dan berlaku di masyarakat.

Fungsi Etika.

1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai


moralitas yang membingungkan.
2. Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana
pluralisme.

Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :

a. Kebutuhan Individu
b. Tidak Ada Pedoman

9
c. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
d. Lingkungan Yang Tidak Etis
e. Perilaku Dari Komunitas

Etika dalam Dunia Modern

Setiap kelompok masyarakat mengenal nilai-nilai dan norma-norma etis.


Norma-norma etis ini dapat bersumber dari agama, adat istiadat, maupun
nasionalisme (kerangka hidup bersama dalam suatu negara). Etika yang didalamnya
terkandung norma dan nilai kehidupan ini merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi situasi moral/masalah-masalah yang timbul seiring
dengan modernisasi yang terjadi. Menurut Bertens, dalam dunia modern sekarang
ini, ada 3 ciri situasi etis yang menonjol dalam kehidupan masyarakat, yaitu:

1) Adanya pluralisme moral

Dalam masyarakat yang berbeda terlihat norma/nilai yang berbeda pula.


Pluralisme moral ini terutama dirasakan karena sekarang kita hidup dalam era
komunikasi. Melalui media komunikasi modern, informasi dari seluruh dunia
langsung memasuki rumah-rumah kita. Bersamaan dengan itu, suka tidak suka kita
berkenalan dengan berbagai norma dan nilai dari masyarakat lain yang bisa jadi
tidak sejalan dengan norma yang kita anut.

2) Timbulnya masalah etis baru yang belum terduga sebelumnya

Sebagai akibat semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi. Pada perkembangan ilmu-ilmu biomedis dapat diambil sebagai contoh
adalah timbulnya manipulasi genetis khususnya manusia. Masih timbul polemik
apakah percobaan kloning manusia dapat diterima ataukah tidak. Juga tentang
reproduksi artifisial seperti: fertilisasi in vitro baik dengan donor atau pun tanpa
donor, dengan ibu yang menyewakan rahimnya atau tidak. Selanjutnya dalam
perkembangan ilmu fisika nuklir, telah mulai dikembangkan senjata nuklir dan
pembangkit tenaga listrik yang beresiko tinggi. Demikian pula dengan
perkembangan teknologi informasi yang yang memunculkan masalah moral yaitu
tidak lagi terjaminnya privacy seseorang, dan munculnya hacker yang mebarkan
virus komputer.

3) Munculnya kepedulian etis yang universal.

Kepedulian etis yang universal ini dilatarbelakangi oleh adanya kesadaran


moral. Ungkapan kepedulian etis yang nyata adalah munculnya Deklarasi Universal
tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang diproklamasikan oleh PBB pada 10 Desember
1948. Deklarasi ini merupakan pernyataan hak yang pertama dalam sejarah, dan
merupakan pernyataan pertama yang diterima secara global.

10
Pengertian Bisnis

Dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi bagi kita dengan
penyebutan istilah bisnis atau berbisnis. Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris
yaitu busy yang berarti sibuk. Kata busy pada bahasa inggris lama yakni bisignis
yang artinya keadaan dimana seseorang sibuk state of being busy. Sedangkan
secara etimologi, bisnis yaitu keadaan dimana individu atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan laba atau keuntungan.

Kata bisnis memiliki tiga penggunaan, yakni penggunaan singular yang


merujuk pada badan usaha,yakni kesatuan yuridis dan ekonomis yang tujuannya
mencari keuntungan. Penggunaan yang lebih luas merujuk pada sektor pasar
tertentu, contohnya bisnis pertanian. Penggunaan paling luas merujuk kepada
seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu komunitas. Definisi bisnis yang tepat
dan diakui kebenarannya masih menjadi bahan perdebatan hingga kini. Berdasarkan
ilmu ekonomi, bisnis ialah suatu organisasi yang menjual jasa atau barang kepada
pembeli atau konsumen ataupun bisnis lainnya, untuk memperoleh laba. Pada
pembahasan kali ini akan dijelaskan lebih luas pengertian bisnis menurut para ahli.

Pengertian Bisnis Menurut Para Ahli

Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang bisnis, berikut ini
akan dijelaskan dengan jelas.

1. Prof.Owen

Bisnis ialah suatu perusahaan yang berkaitan dengan produksi dan distribusi
barang untuk dijual kembali ke pasaratau memberikan harga dalam setiap
barang ataupun jasa.

2. Urwick dan Hunt

Bisnis ialah setiap perusahan yang memproduksi dan mendistribusikan serta


menyediakan barang atau jasa yang diperlukan masyarakat dan atas dasar
kesediaannya dalam membeli atau membayar.

3. Mc. Naughton

Bisnis merupakan suatu pertukaran barang, jasa ataupun uang dengan tujuan
memperoleh keuntungan.

4. Prof.L.R.Dicksee

Bisnis ialah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan


keuntungan bagi yang berkepentingan atau mengusahakan kegiatan tersebut.

11
5. William Spregal

Mengatakan bahwa bisnis ialah suatu kegiatan yang berhubungan dengan


produksi dan distribusi barang atau jasa yang bisa diklasifikasikan dalam
kegiatan-kegiatan bisnis.

6. Hooper

Menyatakan bahwa bisnis merupakan keseluruhan yang kompleks pada bidang-


bidang industri dan penjualan, industri dasar, prosesnya, industri manufaktur dan
jaringan, insuransi, perbankan, distribusi, transportasi dan lainnya yang
kemudian masuk secara menyeluruh dalam dunia bisnis. Tujuannya
memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakannya.

7. Merriam Webster

Bisnis merupakan segala aktifitas pembuatan dan jual beli barang jasa
kemudian ditukar dengan uang, kegiatan atau keja merupakan suatu pekerjaan
dan jumlah kegiatan tersebut terselesaikan oleh sebuah perusahaan, pabrik
ataupun toko.

8. Brown dan Petrello

Bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
diperlukan masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat meningkat, maka jumlah
produksinya di tingkatkan agar memenuhi segala kebutuhan masyarakat sambil
memperoleh laba.

9. Steinford

Bisnis berarti aktifitas dalam penyediaan barang dan jasa yang diperlukan
konsumen.

10. Musselman dan Jackson

Mereka berpendapat bahwa bisnis ialah jumlah keseluruhan aktifitas yang


terorganisir dalam bidang perniagaan dan industri penyediaan barang dan jasa
agar terpenuhi kebutuhan masyarakat serta dapat memperbaiki kualitas
kehidupan masyarakat.

Dalam dunia perekonomian, bisnis memiliki karakteristik yakni sebagai berikut :

1. Lembaga atau institusi atau organisasi sosial dan ekonomi


2. Berhubungan dengan berbagai barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan
manusia.
3. Mencari laba, profit atau keuntungan.
4. Menetukan harga yang sesuai
5. Akan ada kemungkinan mengalami kerugian

12
Ada tiga hal penting dalam bisnis yaitu : menghasilkan barang dan jasa,
mencari profit, dan memaksimalkan kebutuhan konsumen.

13
BAB II

ETIKA BISNIS

Pengertian Etika Bisnis

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.

Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang
tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal
(1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika
bisnis, yaitu :

Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.


Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara
yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan
cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang
tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem


prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

14
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang,
karena :

1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi,


baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh
perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan
akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan
beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan
nilai penjualan maupun nilai perusahaan.

Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada


umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang
tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis,
misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.

Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga
bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus
mempertahankan karyawannya.

Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari


maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam
manajemen korporasi yakni dengan cara :

1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)


2. Memperkuat sistem pengawasan
3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus

Tujuan Etika Bisnis

Pada dasarnya sebuah etika bisnis ini digalakkan karena memiliki maksud
dan tujuan tertentu dalam dunia bisnis. Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk
menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan
hukum yang sudah dibuat. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghilangkan
ketergantungan pada sebuah kedudukan individu maupun perusahaan.

Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan yang
sudah diatur berdasarkan hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan dengan
standar minimal dari ketentuan hukum maka etika bisnis menjadi standar atau
ukuran yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang
kita jumpai adanya bagian abu-abu dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.

15
Fungsi Etika Bisnis.

Dalam penerapan etika bisnis ini tentu akan adalah nilai plus atau keuntungan
tersendiri bagi sebuah perusahaan, baik dalam jangka waktu yang panjang maupun
menengah. Adapun fungsi etika bisnis diantaranya adalah dapat mengurangi dana
yang diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan terjadinya friksi atau
perpecahan, baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern.

Selain itu, dalam penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk
membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam
kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam
bersaing.

Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang kurang etis akan membuat
konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah tindakan
pembalasan. Seperti contoh adanya larang beredarnya suatu produk, gerakan
pemboikotan, dan yang sejenisnya, maka yang terjadi adalah penurunan nilai jual
dan juga perusahaan.

Hal ini tentu berbeda dengan suatu perusahaan yang menghargai adanya etika
bisnis, pasti akan mendapatkan peringkat kepuasan yang lebih tinggi.

Prinsip Etika Bisnis.

1. Kejujuran ketika berkomunikasi dan bersikap

Kejujuran merupakan poin penting dalam menjalankan usaha sekaligus


membangun kepercayaan. Dalam berbisnis, Anda wajin bersikap jujur dalam
segala hal. mulai dari memberikan informasi dan menganalisa kekuarangan
perusahaan.

2. Integritas

Seseorang yang mempimpin perusahaan mendapatkan keparcayaan dari oran


lain karena mempunyai integritas. Integritas dapat diartikan sebagai konsistensi
antara pemikiran, perkataan, dan perbuatan.

3. Memenuhi janji serta komitmen yang dibuat

Seorang pebisnis dapat dipercaya karena mampu memenuhi semua janji serta
komitmennya yang pernah dibuat. Dalam berbisnis Anda tidak boleh asal
membuat janji, tetapi saat diucapkan Anda dapat langsung memenuhinya dengan
baik.

4. Loyalitas

Loyalitas merupakan hal yang penting dalam berbisnis. Hal ini agar bisnis yang
Anda jalani dapat berjalan dengan baik tanpa adanya konflik. Keloyalan dapat

16
ditunjukan dengan bekerja keras sesuai dengan visi misi perusahaan serta
mampu membedakan urusan kantor dengan masalah pribadi. Loyalitas juga
dapat terlihat dari keseriusan Anda mengembangkan bisnis yang dijalani.

17
BAB III

PROFESI

Pengertian Profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
"Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "", yang bermakna: "Janji
untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan


terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan,
militer,teknik dan desainer.

Berikut beberapa istilah profesi yang dikemukakan oleh para ahli :

1) SCHEIN, E.H (1962)

Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set
norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di
masyarakat

2) HUGHES, E.C (1963)

Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa
yang diderita atau terjadi pada kliennya

3) DANIEL BELL (1973)

Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang


diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat
yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada
keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan
profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan
ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya
tingkatan dalam masyarakat

4) PAUL F. COMENISCH (1983)

Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama

5) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian


(ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu

18
6) K. BERTENS

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-
cita dan nilai-nilai bersama

7) SITI NAFSIAH

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari
nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan
orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan,
profesionalisme, dan tanggung jawab

8) DONI KOESOEMA A

Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam


suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika
khusus untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat.

Ciri ciri Profesi

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1. Adanya pengetahuan khusus.

Biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang bertahun-tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.

Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik
profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat.

Artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah


kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.

Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana


nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup
dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu
ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://24412408.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-etika.html

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/10/15-pengertian-etika-menurut-para-
ahli-terlengkap.html

http://www.lahiya.com/pengertian-etika/

http://irasaffaghira.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-etika-dan-beberapa-istilah.html

http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-macamnya.html

http://tugas01-etika-profesi.blogspot.co.id/

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/10-pengertian-bisnis-menurut-para-
ahli-secara-lengkap.html

https://rosicute.wordpress.com/2010/11/23/pengertian-etika-bisnis/

http://bisnisi.com/pengertian-definisi-tujuan-dan-fungsi-etika-bisnis/

http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

http://carapedia.com/pengertian_definisi_profesi_info2177.html

http://pakarcomputer.blogspot.com/2012/02/pengertian-profesi-menurut-para-
pakar.html

20

Anda mungkin juga menyukai