Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG SRIKANDI PRIODE PRAKTIK I (SATU)


DARI TANGGAL 25 AGUSTUS SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2014

FOKUS FUNGSI MANAJEMEN


PENGARAHAN: SISTEM KOMUNIKASI EFEKTIF

Disusun Oleh :

SURIYATNI
070113b049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XIX


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Manajemen keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana
yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif mungkin
dan seefisien bagi individu, keluarga dan masyarakat. Manajemen keperawatan
adalah penggunaan waktu yang efektif, karena manajemen adalah pengguna waktu
yang efektif, keberhasilan rencana perawat manajer klinis, yang mempunyai teori
atau sistematik dari prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan
organisasi keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini meliputi
pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat memerlukan
pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan devisi keperawatan
(Swanburg, 2000).
Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan
perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan
pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktivan. Apapun istilah yang digunakan
pada akhirnya akan bermuara pada melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya (Keliat Anna,2006).
Komunikasi proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian social yang besar (Simamora,2012).
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang dan katim di ruang Arjuna
RSJD Surakarta didapatkan hasil bahwa, operan pre dan post conferens yaitu
komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore, dan malam. Operan dari
dinas malam ke dinas pagi dan dinas pagi ke dinas sore di pimpin oleh kepala
ruang, sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh
penanggung jawab shift sore. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang
mangatakan belum memiliki SOP pelaksanaan operan pre dan post conferen dan
hasil observasi selama seminggu tidak dilaksanakan operan pre dan post
conferens berdasarkan SOP. Karu mengatakan selama ini operan hanya
dilakukan oleh anggota dari masing-masing TIM.
Berdasarkan hasil latar belakang diatas saya tertarik untuk membuat
format operan pre dan post conferens berdasarkan SOP dalam MPKP dan
melaksanakan operan pre dan post conferens bersama Karu sebagai bukti
pendokumentasian telah dilaksanakannya operan pre dan post conferens
berdasarkan SOP di Ruang Srikandi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah proses manajemen keperawatan selama 4 minggu tentang
pelaksanaan operan pre dan post conferens dilaksanakan diharapkan proses
dapat berjalan sesuai berdasarkan SOP.
2. Khusus
a. Mampu membuat format SOP tugas tentang pelaksanaan operan pre
dan post conferens.
b. Mampu melaksanakan operan pre dan post conference bersama Karu
di ruangan.
C. Metode
Problem solving sickle :
1. Pengkajianpengkajian aspekaspek manajemen keperawatan di unit
rawat inap.
2. Perumusan masalah manajemen keperawatan di ruang rawat inap
bersama perawat ruangan.
3. Memprioritaskan masalah manajemen keperawatan yang ditemukan.
4. Mengembangkan alternatif penyelesaian masalah berdasarkan
penyebabnya untuk masalah yang menjadi prioritas masalah utama
5. Memilih alternative penyelsaian masalah yang mungkin dapat
dilakukan.
6. Melaksanakan alternative penyelsaian masalah yang dipilih dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.
7. Mengevaluasi hasil penyelsaian masalah yang dilakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
(KOMUNIKASI EFEKTIF)

A. DEFINISI
Gerad E. Miler mengemukakan dalam Daryanto (2011) bahwa
komunikasi sebagai situasi situasi yang memungkinkan suatu sumber
mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima. Proses komunikasi minimal terdiri dari tiga
unsur utama yaitu pengirim pesan, pesan itu sendiri dan target penerima pesan.
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen
khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi.
Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi . Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran,
perasaan, pendapat, dan saran yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang
bekerja bersama. berkomunikasi sama sama mengerti apa pesan yang
disampaikan.
Berkomunikasi efektif bahwa berarti bahwa komunikan sama sama
memiliki pengertian yang mana pengertian yang sama tentang suatu pesan,
artinya kedua belah pihak .
Seorang pembicara yang sukses adalah orang yang membuat pendengarnya
sukses. Keberhasilan pembicara muncul dari reaksi pendengar. Bila
pendengarnya bereaksi seperti yang diharapkan, maka pembicara itu berhasil.
Pembicara yang efektif merupakan hal yang manusiawi, dan bukan sesuatu yang
dilakukan secara sendirian, teroisah dari orang lain.
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen
khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi.
Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi . Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran,
perasaan, pendapat, dan saran yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang
bekerja bersama.
Komunikasi proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian social yang besar (Simamora,2012).

B. Syarat syarat komunikasi yang efektif;


1. Menciptakan suasana yang menguntungkan
2. Menggunakan bahasa yng mudah ditangkap dan dimengerti
3. Pesan yang disampaikan menggugah perhatian atau minat dipihak
komunikan
4. Pesan dapat mnggugah kepentingan di pihak komuikan
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward dipihak
komunikan.
C. Apa Yang Harus Dikomunikasikan
1. Apa yang ingin disampaikan manajemen
Anda harus menentukan tiga sasaran;
a. Agar orang memahami dan menerima bahwa apa yang diusulkan
manajemen untuk dikerjakan akan mempengaruhi mereka.
b. Agar orang berperilaku seperti yang dikehendaki manajemen.
c. Agar orang lebih mengenali perusahaan dan hasil yang dicapai,
dan membantu, mereka memahami lebih jelas sumbangan yang
mereka berikan terhadap pencapaian ini.
Komunikasi dari manajemen haruslah mengenai rencana,
maksud, dan usulan (dengan memberikan kesempatan kepada para
karyawan untuk memberikan kesempatan kepada para karyawan
untuk memberikan tanggapan) dan juga mengenai pencapaian dan
hasil kerja.

2. Apa Yang Ingin Didengarkan Para Karyawan


Karyawan ingin mendengarkan dan berkomentar terhadap hal-hal
yang mempengaruhi kepentingan mereka, seperti perubahan metode dan
kondisi kerja, rencana rencana perusahaan yang akan mempengaruhi
penggajian dan keamanan, dan perubahan peraturan peraturan
personalia. Tugas anda adalah memahami apa yang ingin didengarkan
orang dan menyesuaikan rencana strategi komunikasi anda. pemahaman
dapat diperoleh melalui pertanyaan resmi, melalui survey sikap, dengan
menanyai perwakilan karyawan, dan dengan menganalisis, keluhan
keluhan untuk mendapatkan apakah perbaikan dapat mengatasi masalah
masalah tersebut.
Daerah daerah komunikasi dan sasarasn masing masing daerah
ditentukan pada tabel berikut;
Daerah Komunikasi Sasaran
Komunikasi kebawah dan Untuk memastikan bahwa para
kesamping mengenai sasaran, manajer dan pengawas
kebijaksanaan, rencana, dan mendapatkan informasi yang jelas,
anggapan perusahaan atau teliti, dan seketika mengenai apa
fungsional kepada orang orang yang diharapkan dari mereka untuk
yang harus melaksanakannya. mancapai sasaran perusahaan.

Komunikasi kebawah langsung Untuk memastikan bahwa


dari manajer kebawahan tentang instruksinya jelas, teliti, dan
apa yang harus dilakukan oleh memberikan motivasi yang
bawahan. diperlukan agar orang bertindak.

Komunikasi keatas dan kesamping Untuk memastikan bahwa para


tentang usul, saran dan komentar manajer dan pengawas memiliki
mengenai sasaran kebijaksanaan, ruang lingkup yang cukup untuk
dan anggaran perusahaan dari mempengaruhi keputusan
orang orang yang harus perusahaan dan fungsional
melkasankannya mengenai hal hal dimana mereka
memiliki keahlian dan
pengetahuna khusus.
Komunikasi keatas dan kesamping Manajemen dapat memantau dan
mengenai informasi manajemen mengendalikan prestasi kerja, agar
tentang prestasi kerja dan hasil perlu, menggunakan kesempatan
kerja yang ada atau mengambil tindakan
korektif yang cepat.

Komunikasi kebawah tentang Untuk memastikan bahwa:


rencana, kebijaksanaan atau 1) Karyawan tetap mengetahui
prestasi perusahaan hal hal yang mempengaruhi
mereka, khususnya perubahan
terhadap kondisi kerja dan
faktor fasktor yangn
mempengaruhi kesejahteraan
dan keamanan mereka.
2) Karyawan didorong untuk
mendukung perusahaan secara
menyeluruh.

Komunikasi keatas tentang Untuk memastikan karyawan


komentar dan reaksi karyawan diberi kesempaatan untuk
meengenai apa yang akan terjadi menyeruaraka saran atau
dalam hal hal yang kekawatiran mereka dan bahwa
mempengaruhi mereka. perushaan dapat merubah rencana-
rencanyanya berdasarkan
komentar-komentar ini.

Menerima dan menganalisis Untuk memastikan bahwa


informasi dari luar yang perusahaan sepenuhnya menyadari
mempengaruhi kepentingan semua informasi berkenaan dengan
perusahaan. hukum, pemasaran, perdaganga,
Peresentasi informasi mengenai keuangan dan teknologi yang
perusahaan dan peroduknya kepada mempengaruhi kepentingannya.
pemerintah, pelanggan dan Untuk memberikan pengaruh
masyarkat pada umumnya. berdasarkan kepentingan
perusahan, untuk memberikan citra
perusahaan yang baik dan untuk
membujuk pelanggan untuk
membeli produk atau
pelayanannya.

3. Proses komunikasi
Komunikasi mulai dari komunikator yang ingan mengatakan
sesuaatu. Dia, kemudian memutuskan bagaimana cara mengatakan dan
menstransmisikannya. Komunikasi sampai penerima, yang membentuk
kesan yang telah didengar dan menerjemahkannya menurut latarbelakang
sikap dan pengalamannya. Proses ini diperlihatkan pada gambar.

Maksud komuniaktor Ekspersi


(motif) (apa yang diaktakan dan
apa yang diatrnsmisikan)

Kesan
Interpretasi peneriam /pendengar (apa yang didenagar dan apa
(apa yang dipahami) yang dilihat )

Masalah utama dalam komunikasi adalah bahwa arti yang diterima


oleh seseorang mungkin bukanlah apa yang dimaksud oleh pengirimnya.
Pengirim dan penerima adalah dua orang yang hidup dalam dunia yang
berbeda. Beberapa hal dapat terjadi dalam menggangu pesan yang lewat
diantara mereka. Kebutuhan dan pengalaman orang cenderung untuk
mewarnai apa yang mereka lihat dan dengar.
4. Penghambat komunikasi
Penghambat utama dalam komunikasi adalah :
a) Mengabaikan informasi yang berbenturan dengan yang telah kita
ketahui.
b) Persepsi mengenai komunikator.
c) Pengaruh kelompok.
d) Suatu kata akan berarti lain bagi orang oyang berbeda.
e) Bahasa khusus.
f) Keadaan emosi.
g) Kebisingan.
h) Ukuran.
5. Mengatasi penghambat :
a) Menyesuaikan diri dengan dunia penerima.
b) Gunakan umpan balik
c) Gunakan sarana penguat (reinforcement)
d) Guanakan komunikasi tatap muka
e) Gunakan bahasa yang sederhana
f) Ikuti perkataan dan perbuatan.
g) Kurangi masalah mnegenai ukuran.
6. Saluran saluran komunikasi
Sembialan saluran utama untuk komuniaksi berikut ini dapat
membantu anda dalam menyampaikan pesan.
a) Hubungan tatap muka
b) Pengarahan kelompok
c) Video
d) Majalah
e) Berita berkala
f) Bulletin
g) Papan pengumuman
h) Panitia konsultasi
i) Pemandu kendali mutu

Komunikasi proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan


antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian social yang besar (Simamora,2012).
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP :
1) Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore,
dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dinas pagi
ke dinas sore di pimpin oleh kepala ruang, sedangkan operan dari
dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift
sore.
2) Pre conference yaitu komunikasi Ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh Ketua tim atau PJ tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference di tiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari Ketua tim atau PJ tim.
3) Post conference yaitu komunikasi Ketua tim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelumnya operan pada
shift berikutnya. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh Ketua tim atau PJ tim.
BAB III
PELAKSANAAN PROSES PEMECAHAN MASALAH

A. Pengkajian
1. Kisi Kisi Pengkajian
Fungsi Manajemen Aspek Sub Aspek Metode Kaji Sumber Data
Pengarahan Sistem Komunikasi Komunikasi di Wawancara dan Kepala Perawat
efektif ruang MPKP observasi Ketua Tim
Perawat

2. Masalah
Kurang optimalnya pelaksanaan operan pre dan post conferens.
3. Hasil Kajian
Dari hasil kajian yang didapatkan ;
1. Karu mengatakan selama ini kegiatan operan pre dan post conferens, belum berjalan berdasarkan SOP.
2. Karu mengatakan belum memiliki format pre dan post conferens berdasarkan SOP.
3. Karu mengatakan belum terlaksananya operan pre dan post conferens dikarenakan kekurangan pegawai perawat
dan tugas/pekerjaan yang banyak sehingga pre dan post conferens tidak berjalan.
4. Karu mengatakan operan pre dan post hanya dilakukan oleh masing masing anggota TIM.
B. Perumusan Masalah
Data Fokus Masalah
Wawancara : Kurang optimalnya pelaksanaan operan pre dan post
1. Karu mengatakan selama ini kegiatan operan pre dan conference
post conference, belum berjalan berdasarkan SOP.
2. Karu mengatakan belum memiliki format pre dan post
conference berdasarkan SOP.
3. Karu mengatakan belum terlaksananya operan pre dan
post conference dikarenakan kekurangan pegawai
perawat dan tugas/pekerjaan yang banyak sehingga pre
dan post conference tidak berjalan.
4. Karu mengatakan operan pre dan post hanya dilakukan
oleh masing masing anggota TIM.
Observasi:
1. Tidak ada SOP
2. Tidak dilaksanakan operan pre dan post conference.
3. Berdasarkan observasi pre dan post conference selama
1 minggu belum berjalan sesuai dengan SOP.
4. Operan hanya dilakukan oleh masing masing
anggota TIM.
C. Skor Masalah
NO Masalah I T R JUMLAH PRIOROTAS
IxTxR MASALAH
P S RI DU SB PB PC

1. Kurang optimalnya
pelaksanaan operan
pre dan post
conference

Keterangan :
I : Importancy ( prioritas masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
RI : Rate of increase (kenaikan besarnya masalah)
DU : Degree of unneet need (derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi)
SB : Sosial benevit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
PB : Public concern (rasa prihatin masyarakat terhadap masalah)
PC :Political climate (suasana Politik)
T : technologi
R : Resourse availability (sumber daya)
D. Penyebab Masalah
1. Cara Mengatasi Masalah
Penyebab masalah Rencana penyelesaian masalah
1. Karu mengatakan selama ini a. Pembuatan format SOP pree
kegiatan operan pre dan post dan post conference
conference, belum berjalan b. Mengadakan pree dan post
berdasarkan SOP. conference bersama Karu.
2. Karu mengatakan belum memiliki
format pre dan post conference
berdasarkan SOP.
3. Karu mengatakan belum
terlaksananya operan pre dan post
conferens dikarenakan kekuranagan
pegawai perawat dan
tugas/pekerjaan yang banyak
sehingga pre dan post conference
tidak berjalan.
4. Karu mengatakan operan pre dan
post hanya dilakukan oleh masing
masing anggota TIM.
.
2. Penyebab
a. Diagram fishbone

Kegiatan operan pre dan post Tidak terdapat SOP pre


conference tidak berjalan dan post conference

Kurang optimalnya
pelaksanaan
operan pre dan
post conference

Kekurangan pegawai dalam Operan hanya dilakukan


ruangan oleh anggota TIM
E. Alternatife Penyelesaian
1. Pembuatan SOP pre dan post conference
2. Diskusikan dengan Karu pelakasanaan SOP pre dan post conference
berdasarkan SOP
3. Melaksanakan pre dan post conference bersama Karu
F. Perencanaan

Rencana Bahan dan Waktu Tempat Pelaksanaan


No Metode Sasaran
tindakan alat

1 Pembuatan Diskusi Karu dan pembuatan Agustus Ruang Mahasiswa Ners


sop dan dan Tanya Katim standar 2014 Arjuna Stikes Ngudi
pelaksanaan jawab. pelaksanaan Waluyo
pree dan post operan pree Ungaran
coneference dan post
conference
berdasarkan
SOP.
G. Pelaksanaan
H. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi efektif dipengaruhi oleh saluran komunikasi formal, struktur
organisasi, spesialisasi jabatan, pemilikan informasi, jaringan komunikasi dalam
organisasi. Artinya faktor-faktor tersebut harus diperhatikan dengan bijaksana
oleh pihak manajemen perusahaan agar perilaku karyawan terbentuk dalam
sebuah pola perilaku etis. Komunikasi efektif juga bisa dicapai dengan
memahami model komunikasi non verbal (bahasa tubuh) seperti kontak mata,
ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh, sosok dan postur tubuh. Dengan
pemahaman dan apa yang harus dilakukan pada sebuah komunikasi non verbal
maka diharapkan individu dalam organisasi dapat berkomunikasi dengan efektif
dan pola perilaku etis dapat terbentuk.
B. Saran
C. Daftar Pustaka
Daryanto. (2011). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Agus M. Hardjana. (2003). Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal.
Yogyakarta: Kanisius.
Dr. Keliat B.A. (2006). Modul praktek Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP
Jiwa). FIKUI dan World Health Organization Indonesia. Jakarta.
D. Lampiran - Lampiran

Anda mungkin juga menyukai

  • CA Lambung
    CA Lambung
    Dokumen11 halaman
    CA Lambung
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Peptikum
    Ulkus Peptikum
    Dokumen13 halaman
    Ulkus Peptikum
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Uveitis
    Askep Uveitis
    Dokumen12 halaman
    Askep Uveitis
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • CT Scan
    CT Scan
    Dokumen9 halaman
    CT Scan
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Kornea
    Askep Kornea
    Dokumen17 halaman
    Askep Kornea
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Urolihiasis
    Urolihiasis
    Dokumen12 halaman
    Urolihiasis
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Glukoma
    Askep Glukoma
    Dokumen18 halaman
    Askep Glukoma
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Tumor Otak 2
    Askep Tumor Otak 2
    Dokumen10 halaman
    Askep Tumor Otak 2
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Uveitis
    Askep Uveitis
    Dokumen12 halaman
    Askep Uveitis
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Refraksi
    Askep Refraksi
    Dokumen27 halaman
    Askep Refraksi
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Stroke
    Askep Stroke
    Dokumen7 halaman
    Askep Stroke
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • LP Stroke Tulip
    LP Stroke Tulip
    Dokumen14 halaman
    LP Stroke Tulip
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Tumor Otak
    Askep Tumor Otak
    Dokumen19 halaman
    Askep Tumor Otak
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Kornea
    Askep Kornea
    Dokumen17 halaman
    Askep Kornea
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Elly Syaftiana
    Elly Syaftiana
    Dokumen17 halaman
    Elly Syaftiana
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Appendiksitis
    Appendiksitis
    Dokumen20 halaman
    Appendiksitis
    Dany Satyogroho
    Belum ada peringkat
  • Askep Gangg Kelopak Mata
    Askep Gangg Kelopak Mata
    Dokumen29 halaman
    Askep Gangg Kelopak Mata
    Dany Satyogroho
    Belum ada peringkat
  • Ami Icvu
    Ami Icvu
    Dokumen16 halaman
    Ami Icvu
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Peritonitis ICU
    Peritonitis ICU
    Dokumen19 halaman
    Peritonitis ICU
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • LP Stroke Tulip
    LP Stroke Tulip
    Dokumen14 halaman
    LP Stroke Tulip
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Kualitas Dan Kuantitas Asuhan Keperawatan
    Kualitas Dan Kuantitas Asuhan Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    Kualitas Dan Kuantitas Asuhan Keperawatan
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • HHH
    HHH
    Dokumen8 halaman
    HHH
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktik Manajemen Keperawatan
    Laporan Praktik Manajemen Keperawatan
    Dokumen25 halaman
    Laporan Praktik Manajemen Keperawatan
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Aids
    Aids
    Dokumen16 halaman
    Aids
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Peritonitis ICU
    Peritonitis ICU
    Dokumen19 halaman
    Peritonitis ICU
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • Lp-waham1.Docx Dan SP
    Lp-waham1.Docx Dan SP
    Dokumen19 halaman
    Lp-waham1.Docx Dan SP
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • SP BD
    SP BD
    Dokumen4 halaman
    SP BD
    Pandi Putrawan
    Belum ada peringkat
  • LP HDR
    LP HDR
    Dokumen11 halaman
    LP HDR
    Pandi Rocketrockfriend
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Waham
    ASKEP Waham
    Dokumen10 halaman
    ASKEP Waham
    Rian Diana Putra
    Belum ada peringkat