PENDAHULUAN
pengetahuan klinis tentang gigi dan jaringan periapikal yang tidak dapat dilihat
dengan mata (Grossman dkk., 2013). Dalam bidang kedokteran gigi, salah satu
radiografi dalam bidang kedokteran gigi yang penting adalah dalam menegakkan
(Margono, 2014). Bila dokter gigi menggunakan data tambahan dari radiografi,
maka pekerjaan dokter gigi akan lebih efisien, efektif dan dengan tingkat
pemotretan dan penempatan film yaitu teknik ekstraoral dan teknik intraoral
(Whaites, 2003). Teknik foto rontgen ekstraoral, film rontgen diletakkan diluar
gigi geligi dan jaringan disekitarnya dengan film rontgen diletakkan di dalam
rongga mulut pasien, yang termasuk dalam teknik ini antara lain adalah foto
macam teknik yaitu teknik paralel dan teknik biseksi. Pada teknik paralel posisi
1
2
film sejajar dengan sumbu panjang gigi dan arah pusat sinar diarahkan tegak
lurus dengan film dan gigi. Pada teknik biseksi yaitu pusat sinar diarahkan tegak
lurus terhadap bidang khayal yang membagi sudut yang dibentuk oleh film dan
kedokteran gigi. Indikasi utama untuk teknik ini meliputi deteksi karies gigi,
peranan foto radiografi lainnya (Margono, 2014). Radiografi yang tidak memenuhi
Ada beberapa faktor yang digunakan untuk menilai kualitas radiografi gigi,
salah satunya adalah tidak terjadi distorsi. Distorsi adalah kesalahan dalam
penafsiran ukuran atau bentuk dari struktur yang diteliti (Carlton & Adler, 2013).
Salah satu kesalahan atau distorsi yang paling umum adalah elongasi yang
merupakan bentuk pemanjangan yang terjadi pada saat radiografi dibuat (White
dalam penentuan sudut vertikal pada saat peletakan film dan dalam meletakkan
tabung kepala sinar-X yang tidak tegak lurus pada obyek dan film (Whaites,
2003). Informasi yang terkandung dalam radiografi penting bagi kedokteran gigi,
maka dari itu radiografi haruslah memiliki kualitas yang bagus (Goaz dan White,
1994).
kaninus dan molar. Hal tersebut disebabkan kesukaran penempatan film pada
3
daerah ini, yaitu mulut yang kecil, ukuran gigi yang besar, dan kesukaran yang
dihubungkan dengan lurusnya tabung kepala sinar-X yang tegak lurus pada
obyek dan film. Masalah ini dapat dicegah dengan penempatan film yang dekat
sejajar antara film dengan gigi yang akan dilakukan pemfotoan (Whaites, 2003).
Pengambilan gigi insisif sentral rahang bawah sebagai sampel karena memiliki
angulasi horizontal yang dapat merubah ukuran panjang gigi pada gambaran
akurat sesuai dengan bentuk dan ukuran aslinya. Radiograf periapikal yang
terdiri dari teknik paralel dan biseksi bisa digunakan untuk menafsirkan ukuran
insisif, kaninus, dan molar. Berdasarkan latar belakang tersebut, sangat penting
untuk menganalisis perbedaan hasil pengukuran pada gigi insisif sentral rahang
dan paralel.
perbedaan hasil pengukuran panjang gigi insisif sentral rahang bawah dalam
rahang bawah dalam radiografi intraoral periapikal antara teknik biseksi dan
paralel.