Desri Ekodas
Desri Ekodas
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makhluk hidup akan selalu membutuhkan makhluk hidup lain dan lingkungan hidupnya.
Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya bersifat saling mempengaruhi
atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur biotik (produsen, konsumen, dan
pengurai) dengan abiotik (cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral) membentuk sistem
ekologi yang disebut ekosistem.
Untuk menjaga keseimbangan ekosisitem rantai makanan sangat berperan penting. Rantai
makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan. Rantai makanan yang tidak terputus dapat
menandai keseimbangannya ekosistem.
Secara alami, alamlah yang mengatur keseimbangan ekosistem dengan mengontrol hubungan
antara komponen biotik dan abiotik. Namun, sekarang aktivitas manusia juga banyak yang
mempengaruhi keseimbangan ekosistem Lalu, bagaimana dengan ekosistem buatan yang
dibuat untuk kepentingan hidup manusia? Dan bagaimana pula peranan manusia dalam
interaksi hubungan timbal balik dari pengertian ekosistem diatas? Makalah ini mencoba
mengkaji permasalahan-permasalahan tersebut dengan mendefinisikan ekosistem buatan
beserta contoh dan komponen di dalamnya.
B. RUMUSAN MALASAH
Berdasarkan judul di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian ekosistem menurut para ahli?
2. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem buatan?
3. Apa saja macam-macam ekosistem buatan?
4. Hal-hal apa yang mepengaruhi keseimbangan ekosistem?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan pembaca untuk mengetahui
secara jelas mengenai ekosistem buatan dan peranan manusia di dalamnya.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
D. METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada
penelitian ini adalah : Studi Pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku serta
website-website yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EKOSISTEM
3. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan
(biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam
suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi
kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
6. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997). Unsur-
unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun
benda mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing
tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling
mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
7. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983). Tingkatan organisasi ini
dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda
yang terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal
balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring makanan yang
pada setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus materi.
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran.
Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh
ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian.
Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, dan sebagainya.
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian yang
alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat dengan
harga yang lebih mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida.
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan
manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang
disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena
senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai.
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau yang dibawa oleh
hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan
tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau
membuang bahanbahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan
konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan
keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi
dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
2. Ekosistem Hutan Buatan
Sebagai contoh dalam pembahasan ekosistem hutan buatan, akan diambil hutan mangrove.
Mangrove berfungsi membantu melindungi pantai dari erosi (abrasi) oleh air laut, angin ribut,
dan gelombang laut. Mereka mencegah erosi garis pantai dengan bertindak sebagai
penghalang dan penangkap material alluvial, sehingga menstabilkan ketinggian daratan
dengan membentuk daratan baru untuk mengimbangi hilangnya sedimen.
Akar mangrove yang jalin-menjalin, beserta pneumatofora dan batang mangrove dapat
mengurangi kecepatan arus air, menangkap sedimen untuk menjaga ketinggian daratan pantai
dan mencegah siltasi pada lingkungan laut di sekitarnya. Hutan mangrove juga berperan
serupa dalam hal pemerangkap dan penyaring sedimen dan bahan pencemar, sehingga
sedimentasi dan pencemaran di perairan pesisir jauh berkurang. Mangrove juga berperan
dalam mengatur pasokan air tawar ke sistem perairan pesisir.
Di samping itu komunitas mangrove dapat mempengaruhi daur hidrologi, dan menghambat
intrusi air laut ke daratan, serta mempengaruhi mikroklimat. Evapotranspirasi hutan bakau
mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan
iklim mikro terjaga.
Ditinjau dari segi komponen, hutan mangrove bisa dirincikan sebagai berikut :
a. Komponen Biotik
Faktor biotik hutan mangrove adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup yang
ada di hutan mangrove. Tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai
konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Produsen
Di dalam hutan mangrove terdapat flora yang berkedudukan sebagai produsen utamanya
yaitu pohon mangrove itu sendiri.
b. Komponen Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia, seperti di bawah
ini :
Tanah
Tanah mangrove merupakan tanah alluvial yang dibawa sebagai sedimen dan diendapkan
oleh sungai dan laut. Tanah ini dapat diklasifikasikan sebagai pasir (sand), lumpur/debu halus
(silt) dan lempung/tanah liat (clay). Tanah disusun oleh ketiganya dengan komposisi berbeda-
beda, sedangkan lumpur (mud) merupakan campuran dari lumpur halus dan lempung yang
keduanya kaya bahan organik (detritus).
Oksigen
Berbeda dengan tanah kering, lumpur hampir tidak memiliki rongga udara untuk menyerap
oksigen, sehingga beberapa tumbuhan membentuk metode yang luar biasa untuk menyerap
oksigen, seperti menumbuhkan akar pasak, akar lutut, akar penyangga, dan akar papan ke
atas permukaan lumpur untuk memperolehn oksigen.
Salinitas
Karena masih berada di bawah pengaruh air laut, maka hutan mangrove memilki salinitas
yang cukup tinggi. Air payau dengan salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai
38 ppt.
3. Ekosistem Waduk
Waduk atau sering disebut danau buatan yang besar merupakan salah satu perairan umum
yang merupakan perairan buatan (artificial water-bodies), yang dibuat dengan cara
membendung badan sungai tertentu.
3.1. Manfaat adanya Waduk
Pembangunan waduk/bendungan merupakan salah satu upaya dalam pengelolaan konservasi
sumber daya air. Adapun manfaat dari keberadaan waduk/bendungan adalah sebagai berikut :
1) Penyediaan air baku penduduk
Keberadaan bendungan/waduk dapat dijadikan cadangan ketersediaan air bagi penduduk
ketika musim kemarau telah tiba.
2) Suplay air irigasi daerah persawahan.
Lahan pertanian membutuhkan air secara terus menerus. Ketersediaan air yang melimpah
menjadikan tanaman dapat supply air dan tidak hanya mengandalkan dari datangnya hujan,
3) Pengendalian banjir.
Melalui bendungan maka laju air dapat dikendalikan sebagai upaya pengendalian banjir di
hilir bendungan.
4) Pengembangan pariwisata.
Keberadaan bendungan/waduk sangat berpotensi dalam pengembangan pariwisata yang
berujung pada peningkatan Pendapatan Asli daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat
sekitar.
5) Suplai air untuk kegiatan industri.
Kegiatan industri membutuhkan air baku yang relatif banyak. Oleh karena itu dapat
merangsang investor untuk mendirikan industri.
Pernahkah terbayang oleh kamu, seperti apakah keadaan bumi pada masa lalu? Samakah
dengan keadaan sekarang?
Sejalan dengan perubahan waktu, lingkungan selalu mengalami perubahan. Lingkungan
merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu. Jika kita berada di sekolah, maka
lingkungan kita adalah segala sesuatu yang berada di sekolah. Makhluk hidup selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi antara makhluk hidup dan tak hidup dalam suatu
tempat tertentu disebut ekosistem.
Jika suatu lingkungan mengalami perubahan maka ekosistem yang terdapat di situ akan
mengalami perubahan juga. Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alamiah dan
perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
a) Perubahan Ekosistem secara Alamiah
Akhir-akhir ini sering terjadi bencana alam berupa gunung meletus atau gempa bumi.
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan ekosistem. Misalnya,
di hutan sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah banyak hewan, tumbuhan, dan makhluk
hidup lainnya yang hidup di sana. Jika terjadi gunung meletus di Gunung Merapi maka
makhluk hidup di sana akan banyak yang mati. Begitu pula dengan bencana alam gempa
yang terjadi di Indonesia. Dengan peristiwa alam yang terjadi, ekosistem akan berubah secara
drastis. Dalam sebuah ekosistem, jika salah satu makhluk hidup berkurang makan akan
mempengaruhi keadaan makhluk hidup yang lainnya. Peristiwa alam lain yang juga dapat
merusak kesimbangan ekosistem adalah kebakaran hutan. Baik disengaja maupun tidak
sengaja kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan ekosistem yang ada di dalamnya. Bahkan
dapat memusnahkan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
b) Perubahan Ekosistem Akibat Perbuatan Manusia
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan alam dan lingkungannya. Namun
pemanfaatannya secara berlebihan tanpa memikirkan akibatnya. Apa saja kegiatan manusia
yang dapat menyebabkan perubahan ekosistem bahkan kerusakan ekosistem.
a. Pencemaran. (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
d. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan)
e. Perburuan liar.
f. Merusak hutan bakau.
g. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
h. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
i. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS)
c) Pengaruh Penggunaan Bahan Kimia terhadap Lingkungan
Kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini sudah tergolong sangat parah. Pencemaran
lingkungan sudah terjadi di hampir wilayah. Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki
tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Selain akibat dari peristiwa alam dan ulah manusia
yang sengaja merusak lingkungan untuk kepentingan pribadi, penggunaan bahan kimia di
lingkungan sekitar kita, tanpa kita sadari dapat merusak lingkungan dan ekosistemnya.
Misalnya, penggunaan pupuk buatan yang tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya.
Petani biasanya menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Karena keinginan untuk
menghasilkan produksi pertanian yang tinggi maka patani tidak jarang menggunakan pupuk
secara berlebihan. Walaupun diberikan dalam jumlah banyak, namun tanaman pertanian
memiliki kemampuan sendiri dalam menyerap pupuk. Akibatnya kelebihan pupuk tersebut
akan mengendap di dalam tanah. Jika terjadi hujan, maka pupuk yang tidak digunakan itu
akan ikut dalam aliran air. Misalnya, aliran air itu bermuara di sungai atau danau. Pada
mulanya pupuk yang berada di dalam danau ini akan menyuburkan tanaman air. Namun, jika
jumlahnya sangat banyak pertumbuhan tanaman air tersebut menjadi tidak terkendali.
Dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dari tanaman air akan menutup perairan sehingga
merintangi atau mengganggu transportasi air, mempercepat pendangkalan perairan,
menyumbat saluran irigasi serta instalasi pembangkit listrik tenaga air.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alamiah dan perubahan yang diakibatkan oleh
kegiatan manusia.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitarnya
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
B. SARAN
Pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang makin meningkat mengandung risiko
pencemaran dan perusakan lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang
menjadi penunjang kehidupan dapat pula rusak karenanya. Hal semacam itu akan merupakan
beban sosial, karena pada akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang harus menanggung
beban pemulihannya. Terpeliharanya ekosistem yang baik dan sehat merupakan
tanggungjawab yang menuntut peran serta setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan
daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, pembangunan yang bijaksana harus dilandasi
wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai kesinambungan dan menjadi jaminan
bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
DAFTAR PUSATAKA
http://biologyyekosistem.wordpress.com/ekosistem/ekosistem-buatan/#respond
http://blog.umy.ac.id/agusbangka/2011/12/19/perbedaan-ekosistem-padang-
rumputperkebunan-sawitdan-pekarangan/ diunggah 19 Desember 2011
http://www.unjabisnis.net/ekosistem-dan-macam-macam-ekosistem.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem#Buatan
EKOSISTEM BINAAN ATAU EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem binaan atau ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibuat dan direkayasa oleh
manusia. Ekosistem buatan atau binaan merupakan lingkungan yang diciptakan manusia
untuk berbagai keperluan. Manusia harus terus-menerus mengelola dan mengembangkan
lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhan. Contoh lingkungan binaan itu adalah
lingkungan pemukiman, pertanian, perkotaan, perkebunan, tambak, bedungan, hutan tanaman
industri.
Mengingat fungsinya yang penting. Seharusnya setiap kota memiliki taman kota, tanah
terbuka hijau, serta wilayah penghijauan kota dekat pemukiman padat. Tidak semua tanah
digunakan untuk pembangunan gedung dan perumahan, tetapi disisakan untuk memberi
kemungkinan berlangsungnya fungsi lingkungan.
Di Australia, di atap rumah penduduk sering wadah-wadah berisi makanan burung dan
binatang liar lainnya. Burung-burung berterbangan bebas di taman-taman kota. Oleh karena
di habitat buatan itu makanan alami sulit diperoleh, penduduk yang peduli lingkungan
menyediakan makanan untuk hewan-hewan liar.
Di Lingkungan kita, Burung jalak, larwo, prenjak, yang dulu sering bertengger di pepohonan
kini sudah tidak terdengar kicauannya yang merdu. Mereka justru diburu, ditangkap,
kemudian dijual dengan harga murah. Ada pula yang memburunya, kemudian dibunuh tanpa
peduli terhadap lingkungannya. Jika hewan-hewan itu ditangkap dan dipelihara, umumnya
hewan-hewan itu mati karena stres atau karena lingkungannya yang tidak cocok. Maka
sekarang sudah saatnya kepeduliaan dan kesadaran lingkungan masyarakat ditingkatkan
untuk tidak memburu binatang. Bahkan penduduk perlu dibiasakan untuk menyediakan
makanan untik hewan-hewan liar, seperti burung, karena habitat mereka sudah kita ubah
untuk kepentingan manusia.