Kamu tidak akan mampu mencapai keimanan yang sempurna,
sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan
apa pun yang kamu infakan sungguh Allah Maha Mengetahui.
Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari
kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunkannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah),dan mereka mempunyai telinga
tetapi tidak dipergunakannya mendengar (ayat-ayat Allah),
mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi, mereka
itulah orang-orang yang lengah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu.
Hadirin yang mulia,
Yang keempat, Qurban mengingatkan pada kita agar
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai harkat dan martabat
kemanusiaan. Digantinya Ismail dengan seekor domba
menyadarkan kita, bahwa mengorbankan manusia di atas altar
adalah perbuatan yang dilarang Allah Swt. ibadah yang kita
lakukan harus menjunjung tinggi dan menghormati hak-hak
manusia. Bahkan hewan qurban yang akan kita sembelih pun harus
diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Karena itulah, maka
perbuatan semena-mena, keji, kejam, mungkar, dzalim dan lain
sebagainya adalah perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh Islam.
Dalam pandangan Islam membunuh manusia tanpa dasar yang
dibenarkan syariat, sama kejinya dengan membunuh seluruh umat
manusia, demikian yang dijelaskan Allah dalam quran surat 5 Al-
Maaidah 32.
Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia,
bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia
Telah membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia
Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan
Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian
banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Yang ketiga, Sai yaitu lari-lari kecil antara bukit shafa dan marwa.
Sai berarti usaha sungguh-sungguh dan kerja keras. Ibadah ini
merupakan rekontruksi bagaimana Siti Hajar yang berusaha
dengan susah payah untuk mendapatkan air untuk anaknya yang
masih bayi, sehingga ia berlari bolak balik dari bukit shafa ke bukit
marwa. Shafa berarti kesucian dan ketegaran, dan marwa berarti
idealisme manusia, sikap bermurah hati dan memaafkan orang lain.
Hal itu memberikan pelajaran bahwa siapapun bisa menjadi
terbaik, kalau ia sungguh-sungguh dan kerja keras. Dan dalam
melakukan perbuatannya dengan niat suci dan tegar dalam
menghadapi tantangan, serta bermurah hati menebar kasih sayang
dan mau memaafkan orang lain. Tidak mementingkan diri sendiri,
merasa benar sendiri dan lain-lain. Sai juga memberikan pelajaran
agar kita selalu optimis dalam memandang masa depan, dan tidak
mudah putus asa. Karena dibalik kesulitan, kesusahan, dan
penderitaan itu pasti akan ada kemudahan.
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.