LAPORAN
KEUANGAN
(Pada dan untuk Semester I, yang berakhir tanggal 30 Juni 2019)
DAFTAR ISI
Lampiran .......................................................................................................
Sekretaris Jenderal,
LAPORAN AKTIVITAS
(LAPORAN PENERIMAAN, PENGELUARAN/BELANJA & PERUBAHAN ASET BERSIH)
Yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
II. PENGELUARAN 7, H
a. Belanja Barang dan Jasa 7.a 24.520.000,00
b. Belanja Bantuan Sosial 7.b 19.110.000,00
c. Belanja Perjalanan 7.c 14.525.798,00
d. Belanja Operasional Kegiatan 7.d 41.500.000,00
e. Belanja Lain-lain 7.e 14.300.000,00
Jumlah Pengeluaran 113.955.798,00
A. UMUM
1. Sekilas tentang SKMA
SKMA telah ada sejak zaman Belanda berawal dari keberadaan Kebun
Raya Bogor yang didirikan Tahun 1817. Pada waktu itu Direktur Kebun
Raya Bogor mendirikan Sekolah Pertanian (Landbouw School) dan Kebun
Budidaya (Cultuurin) Tahun 1876 dan kemudian tutup Tahun 1884.
Kemudian pada Tahun 1913 Gubernur Jenderal Pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Sekolah Pertanian Menengah Atas (Middlebare Landbouw
School /MLS) yang di dalamnya ada jurusan Kehutanan. Jurusan ini
berkembang menjadi Middlebare Bosbouw School (MBS) atau Sekolah
Kehutanan Menengah Atas di Madiun pada Tahun 1938.
Pada zaman Pemerintahan Jepang didirikan Sekolah Kehutanan Menengah
Tinggi (SKMT) yang merupakan bagian dari Sekolah Pertanian Menengah
Tinggi (SPMT) atau Ringyoo Kooshuu Sho di Bogor yang dibuka pada
Tahun 1942. Pada masa revolusi fisik Tahun 1945, kondisi SKMA sangat
labil. SKMT Bogor dihentikan dan siswanya ditugaskan praktek di hutan
Jawa. Baru pada Tahun 1946 SKMT dibuka kembali di Kaliurang
(Yogyakarta). SKMT ini juga termasuk menampung siswa SKMT Bogor
yang praktek di Jawa. Pertengahan Tahun 1947 SKMT Yogyakarta ditutup
dan dipindahkan ke Bogor lagi kemudian tutup Tahun 1948 dan Tahun 1949
didirikan lagi SKMA di Bogor. Pada rentang Tahun 1947-1951 terdapat 2
SKMT yaitu :
a. Di Yogyakarta dengan bahasa pengantar Bahasa Indonesia dan Tahun
1948 berganti nama menjadi SKMA;
b. Di Bogor dengan bahasa pengantar Bahasa Belanda
Pada Tahun 1951 kedua sekolah tersebut digabungkan menjadi satu
sekolah di Bogor dengan nama Sekolah Kehutanan Menengah Atas
(SKMA).
Kemudian pada Tahun 1969 SKMA Bogor dihentikan dengan adanya
Keputusan Menteri Pertanian No.284/ dan 285/Kpts/Org/1969 tentang
Larangan untuk Menerima atau mengangkat Pegawai Negeri Baru. Setelah
SKMA Bogor ditutup, didirikan Kursus Kehutanan Menengah Atas (KKMA)
yang tersebar di beberapa daerah yakni Bogor, Manokwari, Madiun,
Palangkaraya, Pekanbaru, Samarinda dan Makassar.
Pengurus Pusat
Ketua Umum : Dr. Abdul Kodir, MM.
Wakil Ketua Umum I : Erenst Ngabalin, S.Hut. T, M.P.
Wakil Ketua Umum II : Kamarudin, S.Hut.T.
Wakil Ketua Umum III : Rudianto S. Napitu, S.Si, M.Si.
Sekretaris Jenderal : Akhmad Sodiq, SP. M.Si.
Wakil SekretarisJenderal I : Hendra Prawira Sanjaya, SH.
Wakil SekretarisJenderal II : Zakarias Yoseph Tien, S.Psi.
Bendahara Umum : Muhammad Zein, S.Hut, M.Sc.
Wakil Bendahara Umum I : Suhono, S.Sos, M.Si.
Wakil Bendahara Umum II : Tatat Suhendar, S.Hut.
Bidang-Bidang :
a. Ketua Bidang Lingkungan dan Pengabdian Masyarakat: Mochlis,
S.Hut.T, M.Si.
b. Ketua Bidang Sosial dan Tanggap Bencana: Jerman Rohmanuddin,
S.Hut.T.
c. Ketua Bidang Pengembangan SDM dan Kaderisasi: Ramlan, S.Hut. MP.
d. Ketua Bidang Kerjasama Organisasi dan Pengembangan Hubungan
Alumni: Beni Raharjo, S.Hut, M.Nat Res, Ph.D.
e. Ketua Bidang Informasi, Publikasi dan Humas: Bontor L Tobing, S.Hut.T,
MSc.
f. Ketua Bidang Hukum dan Advokasi: Diding Suhardiwan, SP, M.Si.
g. Ketua Bidang Organisasi dan Kesekretariatan: Dwi. Y. Widyatmoko,
S.Hut.T, M.Sc.
h. Ketua Bidang Ekonomi dan Pengembangan Usaha: Dedi, SAP, M.Si.
3. Uang Muka
Uang muka merupakan uang yang dibayarkan oleh organisasi atas
pekerjaan suatu program/kegiatan
4. Peralatan
Peralatan merupakan aset berupa barang yang diperoleh melalui pembelian
dan atau hibah. Nilai peralatan dicatat sebagai aset pada saat diperoleh dan
dikurangi dengan nilai penyusutan. Metode penyusutan adalah metode
garis lurus tanpa residu.
5. Aset Bersih
Berdasarkan PSAK No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba, aset
bersih dibagi menjadi tiga jenis: dibatasi secara permanen, sementara
terbatas, dan tak terbatas.
a. Permanen dibatasi berarti bahwa aset tersebut tidak untuk dijual, atau
ditujukan untuk investasi yang memberikan pendapatan permanen.
b. Sementara dibatasi berarti aset tersebut ditujukan untuk kegiatan
tertentu atau untuk investasi jangka waktu tertentu. Batasan dapat
diklasifikasikan ke dalam batas waktu atau batas sementara atau
keduanya.
c. Terbatas berarti aset tidak memiliki batasan, biasanya termasuk
pendapatan jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau
bagian dari hasil investasi kurang biaya.
6. Penerimaan
Penerimaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari uang iuran wajib
anggota, sumbangan sukarela dari anggota dan penerimaan dari sumber-
sumber sah lainnya yang diakui sebagai penerimaan pada saat terjadinya
transaksi (kas basis). Penerimaan diterima melalui Rekening Bank atas
nama PP IKA SKMA dengan nomor rekening sebagai berikut:
a. No. Rekening : 1020094017800 pada Bank Mandiri Jakarta
b. No. Rekening: 113001000314302 pada Bank BRI Jakarta
Penerimaan tersebut di atas berupa:
a. Iuran wajib anggota
b. Sumbangan sukarela anggota.
c. Sharing hasil usaha.
d. Pengembalian belanja
7. Pengeluaran
Pengeluaran merupakan belanja untuk membiayai kegiatan-kegiatan
operasional PP IKA SKMA yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal
dan bidang-bidang PP IKA SKMA. Pengeluaran diakui sebagai belanja
pada saat terjadinya transaksi (kas basis).
e. Belanja lain-lain
Belanja lain-lain adalah belanja yang merupakan pengeluaran lain-lain
yang tidak termasuk dalam Belanja barang dan jasa, Belanja bantuan
sosial, Belanja perjalanan, Belanja pemeliharaan, dan Belanja
operasional sekretariat.
Belanja lain-lain untuk semester I tahun 2019 senilai Rp11.500.000,00.
dengan rincian sebagai berikut.
1) Pembelian karangan bunga ucapan duka cita alumni yang meninggal
senilai Rp1.500.000,00.
2) Peminjaman untuk buka rekening senilai Rp10.000.000,00
D. PIUTANG
Piutang adalah kaim suatu badan usaha kepada pihak lain, yaitu konsumen
atau pelanggan baik perorangan maupun kelompok akibat penjualan barang
dan penyerahan jasa yang dilakukan secara kredit. Piutang pada semester I,
per 30 Juni 2019 adalah: Rp.0
E. HUTANG (LIABILITAS)
Hutang (Liabilitas) adalah hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang
harus dilakukan di masa datang pada pihak lain. Liabilitas pada semester I per
30 Juni 2019 adalah: Rp.0
G. PENERIMAAN
Penerimaan PP IKA SKMA pada semester I per 30 Juni 2019 senilai
Rp14.500.000,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Semester I 2019 (Rp)
Iuran wajib anggota 0,00
Sumbangan sukarela anggota 0,00
Sharing hasil usaha 4.500.000,00
Pengembalian belanja 10.000.000,00
Pendapatan bunga dan jasa giro 0,00
Jumlah 14.500.000,00
Penjelasan atas penerimaan adalah sebagai berikut:
1. Iuran wajib anggota.
Iuran wajib anggota yang diterima PP IKA SKMA adalah peruntukan bagi
PP IKA SKMA sebesar 25% dari iuran yang dipungut Pengcab/Pengda.
Nilai iuran wajib anggota pada semester I per 30 Juni 2019 adalah Rp.0.,
yaitu dari 34 Pengurus Daerah (Pengda) di seluruh Indonesia belum ada
yang menyetorkan iuran wajib anggota ke PP IKA SKMA.
2. Sumbangan sukarela anggota.
Sumbangan sukarela anggota adalah sumbangan yang tidak mengikat bagi
setiap anggota IKA SKMA dan sifatnya sukarela tanpa dibatasi nilai dan
waktu.
Nilai sumbangan sukarela anggota pada semester I per 30 Juni 2019
adalah Rp.0.
3. Sharing hasil usaha.
Sharing hasil usaha adalah pembagian sebagian keuntungan hasil usaha
sebagai kompensasi penggunaan atribut IKA SKMA dan SKMA. Sharing ini
sifatnya sukarela, kesadaran dan tidak mengikat, karena belum ada
ketentuannya.
Nilai sharing hasil usaha pada semester I per 30 Juni 2019 adalah
Rp4.500.000,00 yaitu pembagian secara sukareal dari usaha Firdilla
Garment dan Tectona Outfit yang telah menggunakan atribut IKA SKMA
dan SKMA.
4. Pengembalian belanja
Pengembalian belanja adalah pengembalian uang dari aktivitas peminjaman
uang yang berasal dari kas organisasi.
Nilai pengembalian belanja pada semester I per 30 Juni 2019 adalah
Rp10.000.000,00 yaitu peminjaman dari kas PP IKA SKMA untuk
pembukaan rekening.
H. PENGELUARAN
Pengeluaran PP IKA SKMA berupa belanja untuk keperluan operasional
organisasi pada semester I per 30 Juni 2019 senilai Rp113.955.798,00 dengan
rincian sebagai berikut.
Uraian Semester I 2019 (Rp)
Belanja barang dan jasa 24.520.000,00
Belanja bantuan sosial 19.110.000,00
Belanja perjalanan 14.525.798,00
Belanja operasional sekretariat 44.300.000,00
Belanja lain-lain 11.500.000,00
Jumlah 113.955.798,00
Penjelasan untuk belanja PP IKA SKMA sebagai berikut.
1. Belanja barang dan jasa
Belanja barang dan jasa untuk semester I tahun 2019 senilai
Rp24.520.000,00. dengan rincian sebagai berikut.
a. Pembelian printer untuk cetak Kartu Tanda Anggota (KTA) senilai
Rp19.520.000,00.
b. Honorarium untuk jasa tenaga sekretariat sebanyak 1 (satu) orang
senilai Rp5.000.000,00.
2. Belanja bantuan sosial
Belanja bantuan sosial untuk semester I tahun 2019 senilai
Rp19.110.000,00, yaitu bantuan untuk biaya operasi kang Andik.
3. Belanja perjalanan
Belanja perjalanan untuk semester I tahun 2019 senilai Rp14.525.798,00,
yaitu berupa biaya perjalanan Pengurus Pusat dalam rangka menghadiri
Musyawarah Daerah ke Provinsi Sulawesi Utara dan Merauke Provinsi
Papua .
I. PENJELASAN LAIN-LAIN
Saldo kas per 30 Juni 2019 dalam kondisi defisit. Terhadap kondisi tersebut PP
IKA SKMA akan berupaya untuk memperoleh anggaran dari perolehan sah
lainnya agar operasional PP IKA SKMA tetap berjalan dengan baik.
LAMPIRAN