PENDAHULUAN
dimulai dari usia 6-24 bulan.Yang mana usia tersebut dinamakan periode emas
jika asupan gizi yang diberikan memadai dan sesuai dengan pertumbuhan bayi
sekaligus juga menjadi periode krisis bagi pertumbuhan bayi,jika asupan gizi yang
diperoleh tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, (Roesli,2011)
Kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat, salah satunya adalah
pemberian makanan yang terlalu dini. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) tahun 2002, diketahui bahwa 32% ibu yang memberikan
makanan tambahan terlalu dini kepada bayinya yang berumur 2-3 bulan, seperti
bubur nasi, pisang, dan 69% terhadap bayi yang berumur 4-5 bulan.
23% langsung memberikan ASI saja kepada bayinya. Data dari Dinas Kesehatan
makanan pendamping ASI terlalu dini pada bayi 0-6 bulan dan sebesar 43,20%
ibu tidak memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini (Litbangkes, 2011).
mempengaruhi ibu memberikan makanan tambahan pada bayi antara lain faktor
kesehatan bayi, faktor kesehatan ibu, faktor pengetahuan, faktor pekerjaan, faktor
1
2
dini pada bayi 0-6 bulan dan sebesar 48,87% ibu tidak memberikan makanan
Ibu memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini pada bayi 0-6 bulan dan
sebesar 39,87% ibu tidak memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini.
untuk memberikan MP-ASI yang cukup dan bermutu relatif tidak bermasalah.
yaitu pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI yang kurang. Yang mana,jika
dengan cakupan gizi yang pas,maka akan berdampak baik pada kesehatan bayi
yakni memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat,umumnya lebih cerdas dan
pangan di rumah tangga yang berlanjut kepada rendahnya jumlah dan mutu ASI
3
yang diberikan kepada bayi dan anak. Salah satu tidak tercapainya cakupan ASI
pengetahuan serta dorongan sikap dan motivasi ibu tentang ASI Eksklusif dan
MP-ASI serta dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dalam keluarga dan
terlihat dari diberikannya susu formula dan makanan pendamping ASI dari
diperkirakan Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang sebesar 19,6 %. Jumlah ini
jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2007, terjadi peningkatan yaitu
dari 18,4 %. Bila dilakukan konversi ke dalam jumlah absolutnya, maka ketika
jumlah Balita tahun 2013 adalah 23.708.844, sehingga jumlah Balita Giburkur
pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja
motivasi ibu memberikan makanan pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-
pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja
Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja
pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan untuk dapat
Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan, sumber referensi dan pustaka
Penelitian ini dapat menjadi pustaka dan referensi bagi peneliti selanjutnya