Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi

dimulai dari usia 6-24 bulan.Yang mana usia tersebut dinamakan periode emas

jika asupan gizi yang diberikan memadai dan sesuai dengan pertumbuhan bayi

sekaligus juga menjadi periode krisis bagi pertumbuhan bayi,jika asupan gizi yang

diperoleh tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, (Roesli,2011)

Kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat, salah satunya adalah

pemberian makanan yang terlalu dini. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) tahun 2002, diketahui bahwa 32% ibu yang memberikan

makanan tambahan terlalu dini kepada bayinya yang berumur 2-3 bulan, seperti

bubur nasi, pisang, dan 69% terhadap bayi yang berumur 4-5 bulan.

Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2010) di Provinsi Jawa Tengah

dan Jawa Barat, sebanyak 77% responden memberikan makanan prelaktaldan

23% langsung memberikan ASI saja kepada bayinya. Data dari Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara (2011) menunjukkan bahwa 56,80% ibu memberikan

makanan pendamping ASI terlalu dini pada bayi 0-6 bulan dan sebesar 43,20%

ibu tidak memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini (Litbangkes, 2011).

Suhardjo (2012) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi ibu memberikan makanan tambahan pada bayi antara lain faktor

kesehatan bayi, faktor kesehatan ibu, faktor pengetahuan, faktor pekerjaan, faktor

petugas kesehatan, faktor budaya dan faktor ekonomi.

1
2

Data Dinas Kesehatan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (2011)

menunjukkan bahwa 51,13% ibu memberikan makanan pendamping ASI terlalu

dini pada bayi 0-6 bulan dan sebesar 48,87% ibu tidak memberikan makanan

pendamping ASI terlalu dini.

Data Dinas Kesehatan Kota Langsa (2009) menunjukkan bahwa 60,13%

Ibu memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini pada bayi 0-6 bulan dan

sebesar 39,87% ibu tidak memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini.

Adapun salah satu strategi yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan

dalam pemberian makanan pendamping ASI yaitu dengan dilakukan sejumlah

kegiatan yang bertumpu kepada perubahan perilaku dengan cara mewujudkan

Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Penerapan perilaku Kadarzi, keluarga didorong

untuk memberikan MP-ASI yang cukup dan bermutu relatif tidak bermasalah.

Faktor-faktor yang menyebabkan kematian pada bayi adalah

infeksi/penyakit dan tingkat ekonomi yang rendah. Sementara faktor terbesar

yaitu pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI yang kurang. Yang mana,jika

diberikan sebelum berusia 6 bulan maka akan mengakibatkan gangguan pada

pencernaan pada bayi,sebaliknya jika MP-ASI diberikan setelah 6 bulan ke atas

dengan cakupan gizi yang pas,maka akan berdampak baik pada kesehatan bayi

yakni memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat,umumnya lebih cerdas dan

mengurangi resiko alergi karena makanan, (Nuraini, 2012)

Pada keluarga miskin, pendapatan yang rendah menimbulkan keterbatasan

pangan di rumah tangga yang berlanjut kepada rendahnya jumlah dan mutu ASI
3

yang diberikan kepada bayi dan anak. Salah satu tidak tercapainya cakupan ASI

Eksklusif dan tingginya pemberian MP-ASI terlalu dini dikarenakan rendahnya

pengetahuan serta dorongan sikap dan motivasi ibu tentang ASI Eksklusif dan

MP-ASI serta dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dalam keluarga dan

masyarakat. Pengetahuan yang kurang mengenai ASI eksklusif dan MP-ASI

terlihat dari diberikannya susu formula dan makanan pendamping ASI dari

pabrikan atau lokal,(Soejono 2011)

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 secara Nasional

diperkirakan Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang sebesar 19,6 %. Jumlah ini

jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2007, terjadi peningkatan yaitu

dari 18,4 %. Bila dilakukan konversi ke dalam jumlah absolutnya, maka ketika

jumlah Balita tahun 2013 adalah 23.708.844, sehingga jumlah Balita Giburkur

sebesar 4.646.933 Balita

Di Kelurahan Kemenangan Tani sendiri, rendahnya motivasi ibu dalam

memberikan MP-ASI disebabkan oleh tingkat pengetahuan ibu yang masih

kurang terhadap pentingnya MP-ASI juga oleh tekanan ekonomi yang

mengakibatkakan keluarga, terutama ibu tidak bisa memberikan MP-ASI yang

sesuai kebutuhan gizi bayi, (Depkes, 2012)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul hubungan motivasi ibu memberikan makanan

pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Kemenangan Tani Kelurahan Kemenangan Tani Tahun 2015


4

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Hubungan

motivasi ibu memberikan makanan pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-

12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemenangan Tani Kelurahan Kemenangan

Tani Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan motivasi ibu memberikan makanan

pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Kemenangan Tani Kelurahan Kemenangan Tani Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui motivasi ibu memberikan makanan pendamping asi di

wilayah kerja Puskesmas Kemenangan Tani Kelurahan Kemenangan Tani

Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Kemenangan Tani Kelurahan Kemenangan Tani Tahun 2015.

3. Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu memberikan makanan

pendamping asi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Kemenangan Tani Kelurahan Kemenangan Tani Tahun 2015.


5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat

tentang makanan pendamping asi serta manfaatnya bagi kesehatan bayi.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan untuk dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan berupa penyuluhan bagi masyarakat dalam

pemberian makanan pendamping asi.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan, sumber referensi dan pustaka

bagi mahasiswa mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medan tentang

perilaku makanan pendamping asi dan status gizi bayi.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi pustaka dan referensi bagi peneliti selanjutnya

yang akan melakukan penelitian yang berhubungan motivasi ibu memberikan

makanan pendamping asi dan status gizi bayi.

Anda mungkin juga menyukai