Anda di halaman 1dari 119

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA

DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN
SYAHMAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN LUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH :

KURNIAMAN GEA
NIM 0901040

\\

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA
DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN
SYAHMAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN LUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keparawatan

OLEH :

KURNIAMAN GEA
NIM 0901040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan atau dipublikasikan dalam bentuk apapun, termasuk dalam

bentuk yang sama dengan skripsi ini untuk memperoleh gelar kesarjanaan atau

menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Medan, 15 Juli 2013

Kurniaman Gea
Nim :0901040
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pas Photo

3 x 4 cm

Nama : Kurniaman Gea

Tempat / Tanggal Lahir : Tuhemberua, 22 Januari 1992

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Jumlah Anggota Keluarga : Anak kelima dari enam bersaudara

Alamat Rumah :Desa Silimabanua Kecamatan Tuhemberu

Kabupaten Nias Utara

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1997-2003 SDN No. 071042 Tuhemberua

2. Tahun 2003-2006 SMP N.1 Tuhemberua

3. Tahun 2006-2009 SMA N.1 Tuhemberua

4. Tahun 2009-2013 Pendidikan S-1 Keperawatan

STIKes Sumatera Utara


ABSTRAK

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang


optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimal pula. Kondisi yang terdapat di Lingkungan III Kelurahan Syahmad adalah
kesehatan lingkungan tersebut tidak memenuhi syarat dalam memelihara
kesehatan lingkungan, ditambah lagi perilaku masyarakat yang tidak menjaga
lingkungan sekitar baik di dalam atau di luar tempat tinggal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan
tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan
Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam kabupaten Deli
Serdang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional
dengan pendekatan cross-sectional (sekat-silang). Sampel dalam penelitian adalah
keluarga yang ada di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam kabupaten Deli Serdang, yaitu sebanyak 62
responden.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan memiliki tingkat pengetahuan
mayoritas berpengetahuan kurang 27 responden ( 43,5 % ), sikap mayoritas
berkategori sikap negatif yaitu sebanyak 47 responden ( 75,8 % ). Tindakan
mayoritas berkategori tindakan buruk yaitu sebanyak 46 responden (74,2 %).
Hasil analisa dapat diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga
dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dengan hasil P < α (α
=0,05), dan ada hubungan antara sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan
kesehatana lingkungan dengan hasil P < α (α =0,05), dan nilai OR pada sikap
9,53.
Saran diberikan kepada puskesmas perlu mengadakan penyuluhan
kesehatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan
lingkungan dan upaya-upaya dalam menjaga lingkungan hidup bersih dan sehat,
sehingga diharapkan masyarakat memperoleh informasi dan menambah wawasan
pengetahuan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Kesehatan Lingkungan


ABSTRACT

Environmental health is a condition or state of an optimal environment and


therefore contributes positively to the realization of optimal health status as well.
Environmental conditions in the Village III Syahmad is environmental health is
not qualified in maintaining environment health, plus public behavior that is not
keeping the environment both inside and outside the residence. This study aims to
determine the relationship of the family with the knowledge and attitudes of
health care measures in the environment Environmental Working Area Syahmad
Village III District Health Clinics Lubukpakam Deli Serdang regency.
The method used in this study is an analytical correlation with cross-
sectional (cross-bulkhead). The sample is a family that is in the Village Syahmad
Environmental Working Area III District Health Clinics Lubukpakam Deli
Serdang district, as many as 62 respondents.
The results obtained show has the knowledge level of the majority of the
less knowledgeable respondents 27 (43.5%), the attitude of the majority of the
negative attitude that is categorized by 47 respondents (75.8%). Act of bad acts
that the majority categorized as many as 46 respondents (74.2%). Analysis results
can be obtained that there is a relationship between knowledge of family health
care environment with the action with the result P <α (α = 0.05), and there is a
relationship between family attitudes to environmental kesehatana maintenance
actions with the results of P <α (α = 0.05 ), and the value of OR 9.53 attitudes.
Advice given to the need to conduct health education centers in providing
information to the public about the environmental and health efforts in keeping
the environment clean and healthy, so expect the public to be informed and
broaden public knowledge in maintaining environmental

Keywords: Knowledge, Attitude, Action, Environmental Health


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan berkatnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul

“Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan

Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.” sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan

dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak

lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Asman Karo-Karo, MM, selaku Ketua Yayasan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. H. Paul Sirait, SKM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

3. Ibu Evawani M. Silitonga, SKM, M.Si, selaku Pembantu Ketua I

Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

4. Bapak Donal Nababan, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Ketua II Bidang

Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

5. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep, Ns, selaku Pembantu Ketua III Bidang

Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

6. Ibu Roslenni Sitepu, S.Kp, MARS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.


7. Ibu Rinawati, S.Kep, Ners, sebagai Sekertaris Juruasan Keperawatan,

sekaligus penguji I yang telah memberikan banyak saran demi

terselesaikannya skripsi ini.

8. Ibu Mazly Astuti, S.Kep,Ns,M.Kep, sebagai selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis.

9. Ibu Dameria Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Penguji II yang telah

memberikan banyak saran demi terselesaikannya skripsi ini.

10. Bapak Fotarisman Zaluchu, SKM, M.Si, MPH, yang telah memberikan

ilmu, waktu, dan dukungan bagi peneliti demi terselesainya skripsi ini.

11. Seluruh staf dan dosen yang telah memberikan ilmu, mengarahkan dan

mendidik penulis.

12. Kepala Lurah Kelurahan Syahmad yang telah membantu dalam

penelitian ini

13. Ucapan terimakasih yang teristimewa buat ayah dan ibu tercinta, atas

doa kalian yang selalu menaungi saya, dan kasih sayang kalian tidak

pernah saya lupakan seumur hidup saya, kalian memberikan segalanya

demi anakmu tercinta, materi, dukungan, motivasi yang tak pernah

henti, serta rela menderita hanya demi cita-cita saya. Semoga Tuhan

yang membelas kebaikan kalian agar Tuhan selalu memberikan umur

panjang dan kesehatan yang baik kepada kalian.

iv
14. Saudara-saudara saya : Abang Oza, Kakak Linnes, Abang Warman,

Kakak Mery, Kakak Nita, Abang Berkat, dan Adik Enafao, yang selalu

mendukung, dan memanjatkan doa kepada penulis, sehingga

terselesainya skripsi ini.

15. Terima kasih banyak buat adek saya tercinta Novil Miser Febriang

Halawa yang selalu berdoa, menemani, membantu, dan memberikan

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

16. Terimakasih juga buat teman-teman semua : Yesman Gea, Fajar Lase,

Sonda Baeha, Edi Tel, Ivan Waruwu, Yusman Lase, Anas zega, Metieli

Zega, Johan Tel, Kornelius Harefa, Leo Tel, Damar Nazara, Luther Tel,

Tian Nazara, Nidar Zai, Belinda Zendarato, Yesti Zendarato, Ones Tel,

Tien Gea, Arliusman Harefa, Deliyan Larosa, Ayu Zega, Julia Zebua,

Syafar Waruwu, Noven Tel, Evaniaman Zega, Ceria Zega, Sari Zega,

Setiaman Zega, Allfrend Halawa, Abang Optu, Abang Herman dan

teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu

persatu, terima kasih banyak atas dukungan kalian semua.

17. Teman-teman yang selama ini selalu bersama, memberi saran dan

membantu penulis agar terselesaikannya skripsi ini, khususnya

keperawatan A stambuk 2009.

v
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya, namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan,

oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini penulis mengharapkan adanya

kritikan dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakannya.

Medan, 15 Juli 2013

Penulis

Kurniaman Gea
NIM:0901040

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR SKEMA ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 9
1.3.1. Tujuan Umum............................................................. 9
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................ 10
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 12


2.1 Pengetahuan ........................................................................... 12
2.1.1 Defenisi ........................................................................ 12
2.1.2 Tingkat Pengetahuan..................................................... .. 12
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.......... 15
2.1.4 Pengukuran Pengetahuan.............................................. .. 16
2.2 Sikap ..................................................................................... 17
2.2.1 Defenisi ........................................................................ 17
2.2.2 Tingkatan Sikap ............................................................ 18
2.2.3 Pengukuran Sikap............................................................ 19
2.3 Tindakan ................................................................................ 20
2.3.1 Defenisi ........................................................................ 20
2.3.2 Tingkatan Tindakan......................................................... 20
2.3.3 Pengukuran Tindakan...................................................... 21
2.4 Kesehatan Lingkungan ........................................................... 21
2.4.1 Perumahan....................................................................... 21
2.4.2 Penyediaan Air Besih............................ ......................... 25
2.4.3 Pembuangan Kotoran Manusia..................................... .. 29
2.4.4 Pengolahan Sampah..................................................... ... 33
2.4.5 Pembuangan Kotoran Manusia...................................... . 39
2.5 Kerangka Konsep Penelitian................................................... 43
2.6 Hipotesa Penelitian................................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 44
3.1 Jenis Penelitian....................................................................... 44
3.2 Lokasi dan waktu Peneltian .................................................... 44
3.2.1 Lokasi Penelitian........................................................ ..... 44
3.2.2 Waktu Penelitian............................................................ 44
vii
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................. 44
3.3.1 Populasi ........................................................................ 44
3.3.2 Sampel .......................................................................... 45
3.4 Teknik Pengambilan Data ...................................................... 45
3.5 Instrumen Penelitian............................................................... 46
3.6 Etika Penelitian ...................................................................... 46
3.7 Defenisi Operasional .............................................................. 47
3.8 Aspek Pengukuran ................................................................. 49
3.8.1 Aspek Pengukuran Pengetahuan .................................... 48
3.8.2 Aspek Penegukuran Sikap ............................................. 48
3.8.3 Aspek Pengukuran Tindakan ......................................... 49
3.9 Pengolahan dan Teknik Analisa Data
3.9.1 Pengolahan Data............................................................ 50
3.9.2 Teknik Analisa data ....................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 53


4.1 Karakteristik Responden ........................................................ 53
4.2 Pengetahuan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan III keluarahan Syahmad Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang ..................................................................................... 54
4.3 Sikap Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
di Lingkungan III keluarahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang................................................................................... 55
4.4 Tindakan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan III keluarahan Syahmad Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang .................................................................................. 56
4.5 Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan
Pemeliharaan Kesehatan Lingkungandi Lingkungan III
Keluarahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.................................. 57
4.6 Hubungan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Keluarahan
Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam
Kabupaten Deli
Serdang................................................................................... 58

BAB V PEMBAHASAN .......................................................................... 61


5.1 Pengetahuan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang...................................................................................... 61
5.2 Sikap Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang....................................................................................62
Viii
5.3 Tindakan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang............................................................................... ...... 64
5.4 Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan
Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III
Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang .................................. 66
5.5 Hubungan Sikap Keluarga Dengan Tindakam Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang ......................................................... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 70


6.1 Kesimpulan ............................................................................ 70
6.2 Saran ...................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Responden
2. Lembar Kuesioner
3. Lembar Master Tabel
4. Lembar Hasil SPSS
5. Lembar Konsultasi
6. Surat Izin Penelitian

ix
DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden di Kelurahan
Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n=62).............................. 55

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang


pemeliharaan kesehatan lingkungan di Kelurahan Syahmad
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2013
(n=62)........................................................................................... 57
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi sikap responden tentang pemeliharaan
kesehatan lingkungan di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n=62)..................................................................... 58
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tindakan responden tentang pemeliharaan
kesehatan lingkungan di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n=62)..................................................................... 58
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan
Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III
Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n
=62)............................................................................................... 59
Tabel 4.6 Hubungan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2013 (n =62) ............................................. 60

x
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap


Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten
Deli
Serdang.................................................................................... ... 43
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup

perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,

pembuangan air kotor (air limbah), pengolahan sampah dan sebagainya.

Sedangkan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki

atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik

untuk terwujudnya kesehatan yang optimal bagi manusia yang hidup di dalamnya

(Notoatmodjo, 2003).

Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan kepada paradigma sehat

yang menekankan kepada interaksi berbagai faktor sehingga upaya lebih

diarahkan pada peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), tanpa

mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)

(Depkes, 2003).

Salah satu dari unsur pembangunan nasional dalam bidang kesehatan

adalah kesehatan lingkungan yang memuat komponen-komponen tertentu

bagaimana sebenarnya keterikatan lingkungan dengan pembangunan kesehatan

lingkungan dalam meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan

(Depkes, 2008).

1
Namun, dari survey Indeks Pembangunan Manusia (Human Development

Index/HDI) pada tahun 2006, kondisi kesehatan masyarakat Indonesia berada

dalam peringkat 109 dari 176 negara. Indikator dalam penilaian HDI adalah

pendidikan, paendapatan masyarakat dan kesehatan berperilaku hidup sehat

(Departemen Kesehatan, 2006).

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,

tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang

baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat

dari tanah (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2008 persentase

rumah sehat telah mencapai angka 75,33% (Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat,

2009). Meskipun persentase tersebut hampir mencapai target Indonesia Sehat

2010, penyebaran rumah sehat di 23 kecamatan yang terdapat di Kabupaten

Langkat masih belum merata. Hal ini terlihat dari masih adanya kecamatan

dengan persentase rumah sehat yang masih rendah. Salah satunya adalah

Kecamatan Selesai dengan persentase rumah sehat sebesar 32,05%. Kecamatan

Selesai menduduki peringkat ketiga kecamatan dengan jumlah rumah terbanyak di

Kabupaten Langkat, yaitu sebanyak 11.277 rumah, setelah Kecamatan Tanjung

Pura (15.897 rumah) dan Batang Serangan (12.761 rumah). Di Kecamatan

Selesai, jumlah rumah terbanyak terdapat di Kelurahan Pekan Selesei (Depkes,

2008).
Masalah kondisi lingkungan dalam pembuangan kotoran manusia tidak

terlepas dari aspek kepemilikan rumah yang harus menyediakan dan melengkapi

sarana tersebut. Keberadaan jamban di Indonesia menurut Bank Dunia tahun 2003

dari jumlah penduduk Indonesia yaitu 203 juta orang yang menggunakan jamban

baru 100 juta orang atau hanya 47 % saja. Secara nasional pencapaian jumlah

jamban di Indonesia terlihat dari laporan 19 Propinsi di Indonesia. Pada tahun

2005 telah dilakukan pemeriksaan rumah di beberapa Kabupaten / Kota di

Indonesia tetapi hasilnya menunjukan dari 401780 rumah yang dilakukan

pemeriksaan, ketersediaan jamban keluarga baru 68,54 %. Propinsi Sumatera

Utara dari hasil pemeriksan rumah, terlibat bahwa cakupan penggunaan jamban

pada tahun 2004 sekitar 51,72%. Hal ini jika dibandingkan dengan angka nasional

yang berkisar 61,8%, maka propinsi Sumatera Utara masih dibawah angka

nasional ( Elisabeth, 2008).

Sampah merupakan salah satu masalah dalam kesehatan lingkungan,

karena dengan kemajuan yang dicapai oleh manusia,makin banyak barang-barang

yang sukar dihancurkan atau dilapukkan. Akibatnya penumpukkan sampah terjadi

di mana-mana. Sebagian besar sampah kota berasal dari sampah rumah tangga.

Sementara itu jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang berkisar antara 0,5-1

kg. Seandainya jumpah penduduk di suatu perkotaan misalnya 1000 000 orang

maka dalam sehari dihasilkan sampah kira-kira 500-1000 ton per hari. Bila

diumpamakan kontribusi sampah rumah tangga 50 % saja maka jumlah sampah

yang harus dikelola sebanyak 250-500 ton per hari (Suhartini, 2008).

Mengingat banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh sampah, seperti

halnya kesehatan, pencemaran lingkungan, pengotoran dan penyumbatan saluran


air sehingga menimbulkan banjir, mencemari air tanah dan sungai, maka

keterlibatan masyarakat sangatlah diharapkan. Keterlibatan masyarakat ini

dimulai dari keluarga yang dapat membantu dalam meminimalisir bahaya sampah.

Berdasarkan data yang di peroleh, Indonesia diprediksi bahwa dengan

acuan pertumbuhan penduduk kota pada tahun 1990, maka diperkirakan penduduk

di wilayah perkotaan di Indonesia akan mencapai 257 juta jiwa pada tahun 2020,

maka diperkirakan di wilayah perkotaan akan terjadi pembuangan air limbah

domestik ke sungai sebesar ± 10,28 juta setiap harinya. Oleh karena itu perlu

dilakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu alternatif untuk

mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga adalah dengan cara

mengolah air limbah rumah tangga tersebut secara individal sebelum dibuang ke

saluran umum (Depkes, 2007).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2010, baru 36,6 persen

penduduk Indonesia yang benar-benar bisa mengakses air bersih secara optimal,

yakni minimal 100 liter per orang per hari. Secara nasional, penduduk yang

kesulitan air bersih (di bawah 20 liter per orang sehari) jumlahnya berkurang dari

16,2 persen jadi 14 persen. Namun, lima provinsi kondisinya berkebalikan, yaitu

DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Gorontalo, Jawa Timur, dan Kalimantan Tengah.

DKI Jakarta ibu kota negara justru yang terparah. Pertambahan penduduk yang

kekurangan air bersih (2007-2010) mencapai 11 persen. Ancaman penyakit akibat

infeksi pencernaan, seperti diare, muntaber, tifus, dan kolera, kerap muncul.

Secara umum, pasokan air bersih rumah tangga di Indonesia masih mengandalkan

sumber air tanah, baik yang terlindung maupun tidak (Kompas, 2012).
Menurut Notoadmodjo (2007) menyebutkan bahwa ruang lingkup

kesehatan lingkungan yang merupakan indikator kesehatan lingkungan antara lain

mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia (jamban), penyediaan air

bersih, pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah. Mengingat bahwa

masalah kesehatan lingkungan yang paling banyak adalah dari kelima indikator

tersebut diatas.

Perilaku hidup sehat masyarakat Indonesia masih belum memuaskan

(Libertina, 2009). Hal ini dapat dilihat dari berbagai sudut masalah kesehatan

yang menjadi isu nasional yang tak bisa dihindari. Perilaku hidup sehat

didefenisikan sebagai perilaku yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman

penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Departemen

Kesehatan, 2006).

Pembentukan perilaku di pengaruhi banyak faktor antara lain faktor

internal yang ada dalam individu seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi, dan

keyakinan, sehingga perilaku tidak terlepas juga dari perilaku keluarga dalam

menuju hidup sehat. Melalui faktor lingkungan, seseorang yang keadaan fisik atau

daya tahan tubuhnya kurang terhadap penyakit, akan mudah terserang penyakit

(Sukarni, 2007).

Pengetahuan masyarakat merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,

2010), sementara menurut Sarwono (2008), mendefenisikan sikap sebagai

kesiapan seseorang untuk bertindak pada situasi tertentu dalam bentuk sikap yang
positif yang cenderungan pada tindakan mendekati, menyenangi dan

mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat

kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci.

Hubungan positif sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan perilaku

hidup sehat dalam keluarga di dukung oleh apabila seseorang memiliki

pengetahuan atau pemahaman yang baik akan hal tersebut. Makin positif sikap

terhadap kebersihan lingkungan, maka makin tinggi pula kualitas perilaku hidup

sehat dan sebaliknya makin negatif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka

makin buruk pula perilaku hidup sehatnya dalam keluarga (Libertina, 2009).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan orang yang berkumpul dan tinggal di satu tempat dan satu atap

dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga juga sebagai lembaga paling

utama dan paling penting bertanggung jawab di tengah masyarakat dalam

menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia, karena di

tengah keluargalah anak manusia di lahirkan serta di didik sampai menjadi

dewasa (Sukarni, 2007).

Dari survei pendahuluan yang di lakukan di Kelurahan Syahmad

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang di Lingkungan III, terdapat

248 Kepala Kelurga yang terdiri dari 1.415 jiwa. Merupakan pemukiman padat

penduduk yang sebagian besar rumah penduduk bersifat semi permanen dan jarak

rumah saling berdekatan. Di lingkungan ini terdapat parit yang besar yang

dipenuhi oleh sampah dan tercemar sehingga saat terjadinya hujan parit ini akan

meluap dan menyebabkan banjir. Hal ini terbukti dari hasil wawancara kepada

Kepala Lurah setempat bahwa baru-baru ini telah terjadi banjir di lingkungan III.
Hasil wawancara yang kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Lubuk

Pakam Mengatakan bahwa program kesehatan lingkungan yang merupakan

program puskesmas selama ini sudah dilaksanakan, akan tetapi ada berbagai

masalah selama ini terjadi, yaitu kurangnya petugas kesehatan dipuskesmas

mempengaruhi penanganan masalah kesehatan, sehingga penyuluhan kesehatan

merupakan masalah yang masih terkendala selama ini, apalagi masalah tentang

lingkungan masih belum maksimal. Terbukti dari survei yang dilakukan oleh

kepala puskesmas bersama dengan petugas kesehatan lainnya mendapatkan data

bahwa sebagian besar masih belum melakukan tindakan dalam pemeliharaan

kesehatan lingkungan dan masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi, seperti

penyakit DBD,diare, demam, dan penyakit kulit, yang merupakan masalah

penyakit yang tinggi dan sering terjadi di Lingkungan III Kelurahan Syahmad.

Kepala Puskesmas juga menambahkan penyuluhan kesehatan yang kurang

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang upaya dan usaha dalam menjaga

lingkungan baik didalam tempat tinggal maupun diluar tempat tinggal , ditambah

lagi karena jarak antara puskesmas dengan Lingkungan III Kelurahan Syahmad

sangat jauh sehingga mempersulit masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

Dari hasil wawancara kepada 10 Kepala Keluarga di lingkungan III, hanya

7 Kepala Keluarga orang tidak mengetahui tentang pemeliharan kesehatan

lingkungan yakni tentang perumahan, pembungan kotoran manusia (jamban),

penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan pembungan air limbah

Perumahan di lingkungan III Kelurahan Syahmad yang paling banyak

adalah semi permanen yang ukuranya tidak sesuai dengan banyak orang yang
tinggal di dalamnya dan tidak memenuhi syarat rumah sehat seperti yang

memakai ventilasi rumah hanya sedikit, pencahayaan yang belum memadai, serta

sarana dan prasarana rumah sehat yang belum tercukupi.

Pembuangan kotoran (tinja) kelurga di lingkungan III Kelurahan

Syahmad, masih belum memenuhi syarat tempat pembuangan kotoran manusia

dimana, masih banyak yang jambanya belum tertutup sehingga mengganggu

pandangan, serta ada yang membuang kotoran di sungai atau menyalurkannya

dari rumah ke sungai yang ada.

Penyediaan air bersih keluarga di lingkungan III Kelurahan Syahmad,

sebagian besar menggunkan air sumur gali yang masih berwarna sehingga kelurga

menyaring air dari sumur gali, walaupun demikian masih menimbulkan rasa bau,

dan kelurga masih tetap memakainya untuk keperluan sehari-hari.

Pengolahan sampah kelurga di lingkungan III di Kelurahan Syahmad,

melakukan pengolahan sampah yang sebagian besar dengan cara membakar dan

membuang sampah bukan pada tempatnya seperti membuang di belakang rumah,

di samping rumah, serta membuang sampah di sungai, hal ini mengakibatkan

banjir yang sering terjadi jika hujan deras.

Pembuangan air limbah keluarga di lingkungan III di Kelurahan Syahmad,

di buang di parit yang selanjutnya di alirkan di sungai, ada juga yang membuang

di sembarangan tempat seperti di belakang rumah yang berdekatan dengan sumur

dan tidak melakukan pengaliran air limbah, sehingga mengakibatkan air

tergenang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “

Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan


Lingkungan di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan maka, penulis

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan

pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan

lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan

lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian dalam ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan

lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013.

2. Untuk mengetahui sikap keluarga tentang pemeliharaan kesehatan

lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja


Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013.

3. Untuk mengetahui tindakan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan

lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013.

4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan pemeliharaan

kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013.

5. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan tindakan pemeliharaan

kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukan penelitian ini di lakukan adalah :

1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil peneliti dapat memperdalam ilmu dan memperluas wawasan peneliti

terhadap pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan

kesehatan lingkungan.
1.4.2 Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk peneliti selanjutnya, sebagai

data awal ataupun tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian

selanjutnya.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan teori ilmu keperawatan

tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan.

1.4.4 Bagi Puskesmas dan Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada petugas

kesehatan di puskesmas dalam upaya pemeliharaan kesehatan lingkungan

dan sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang cara memelihara

kesehatan lingkungan dalam keluarga.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1. Defenisi

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

dan persepsi terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).

Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam bukunya promosi kesehatan teori dan

aplikasi, tingkatan penegtahuan dibagi atas:

a. Tahu (know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya, tahu bahwa buah tomat

banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air

besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes

Agepti dan sebagainya. Untuk mengukur dan mengetahui bahwa orang

tahu sesuatu dapat dapat melakukannya dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan, misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa

12
penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN (Pemberantasan

Sarang Nyamuk), dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam

berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup,

dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus mengubur,

menguras, dan menutup tempat-tempat penampungan air.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartiakan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah

paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan-

perencanaan progaram kesehatan di tempat seseorang bekerja atau dimana

saja. Orang yang telah paham metedologi penelitian, akan mudah

membuat proposal penelitian dimana saja.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur

organisasi, dan masih ada ikatannya satu sama lain. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah

apabila orang tersebut dapat membedakan atau memisahkan


mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan dalam

objek tertentu. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty

dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagaram siklus hidup cacing kremi

dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat

membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang

hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan

tentang artikel yang telah dibaca.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada sehingga berlaku di masyarakat. Misalnya,

seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita

malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai menfaat ikut keluarga

berencana, dan sebagainya.


2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2003)

terbagi atas :

a. Pengalaman

Pengalaman artinya berdasarkan pemikiran kritis akan tetapi pengalaman

belum teratur dan bertujuan. Mungkin pengalaman hanya dicatat saja.

Pengalaman yang disusun sistematis oleh orang maka hasilnya adalah ilmu

pengetahuan.

b. Pendidikan

Pendidikan berhubungan dengan pengembangan dan perubahan kelakuan

anak didik. Pendidikan bertalian dengan trasmisi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keterampilan dan aspek kelakuan yang lain. Pendidikan

adalah proses belajar dan mengajar pola-pola kelakuan manusia menurut

apa yang diharapkan oleh masyarakat.

c. Usia

Kemantangan berpikir atau pengetahuan seseorang akan mengalami

perubahan sejalan dengan perubahan usia seseorang baik dilihat dari segi

fisik maupun segi kognitif. Pemikirang yang matang akan megajarkan

seseorang untuk melakukan proses berpikir dalam perilaku dan sikapnya

dalam kehidupan sehari-hari.


d. Informasi

Dengan memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara

pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan pengethuan,

sikap dan perilaku kesehatan dalam diri individu/ kelompok sasaran yang

berdasarkan kesadaran dan kemampuan individu yang bersangkutan.

e. Sosial Budaya

Semua orang hidup dalam kelompok yang saling berhubungan melalui

lambang-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan

orang lain di lingkungan sosilanya. Hampir segala sesuatu yang dipikirkan,

dirasakan, bertalian dengan orang lain, bahasa, kebiasaan, makan, pakaian,

dan sebagainya di pelajari dari lingkungan sosial budayanya.

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan

tertulis atau angket. Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya

pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya persentase kelompok

responden atau masyarakat tentang variabel-variabel atau komponen-komponen

kesehatan. Tolak ukur pengukuran pada penelitian ini adalah baik, cukup, kurang.

Misalnya, berapa persen responden atau masyarakat yang tahu tentang cara-cara

mencegah penyakit demam berdarah, atau berapa persen masyarakat atau

responden yang mempunyai penegtahuan yang tinggi tentang ASI ekslusif, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2010).


2.2 Sikap

2.2.1. Defenisi

Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan atau

senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebaginya

(Notoatmodjo, 2010).

Sikap juga diartikan sebagai suatu kecenderungan atau bertindak. Sikap

merupakan suatu timgkah laku yang dipelajari, artinya terbentuknya sikap ini

dengan melalui proses belajar. Pengalaman belajar seseorang akan berbentuk atau

pengubah sikapnya terhadap objek tertentu. Hasil belajar seseorang akan kelihatan

dari sikap-sikapnya baik terhadap materi yang dipelajari ataupun objek-objek lain

yang berhubungan erat dengan materi tersebut.

Menurut (Notoatmodjo, 2010), sikap merupakan suatu sindroma atau

kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap melibatkan

pikiran, perasaan, dan perhatian. Sikap masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan

sangat penting. Sikap masyarakat yang positif memberikan dampak yang baik

bagi kesehatan, dan apabila siukap atau penerimaan masyarakt kurang baik

terhadap pemeliharaan kesehatan akan mempengaruhi kesehatannya. Misalnya,

seoarang ibu mendengar (tahu) penyakit demam berdarah (penyebabnya, cara,

penularannya, cara pencegahannya, dan sebagianya). Pengetahuan ini akan

membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya keluargaanya, terutama

anaknya tidak terkena demam berdarah sehingga ibu tersebut mempunyai sikap

(melakukan 3 M).
2.2.2. Tingkatan Sikap

Menurut (Notoatmodjo, 2010) sikap juga mempunyai tingkatan

berdasarkan intensitasnya, yaitu :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau objek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya, sikap seseorang terhadap periksa hamil

(ante natal care), dapat diketahui atau diukur dari kehadiran si ibu untuk

mendengarkan penyuluhan tentang ante natal care di lingkungannya.

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya, seorang ibu

yang mengikuti penyuluhan ante natal care tersebut ditanya atau diminta

menanggapi oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapinya.

c. Menghargai (valuing)

Mengahrgai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain

dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau mengajurkan orang lain

merespons. Contoh lain, ibu yang sedang mendiskusikan ante natal care

dengan suaminya, atau bahkan mengajak tetangganya untuk

mendengarkan penyuluhan ante natal care.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap

tertentu berdasarkan keyakinanya, dia harus berani mengambil resiko bila


ada orang lain yang mencomoohkan atau adanya resiko lain. Contoh

tersebut diatas, ibu yang sudah mau mengikuti penyuluhan ante natal care,

ia harus berani untuk mengorbankan waktunya, atau mungkin kehilangan

penghasilannya, atau di marahin oleh mertuanya karena meninggalkan

rumah, dan sebagainya.

2.2.3. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat di lakukan secara langsung ataupun tidak

langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Misalnya,

bagaimana pendapat responden tentang imunisasi pada anak balita, bagaimana

pendapat responden tentang keluarga berencana, dan sebagainya. Pertanyaan

secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan

menggunakan kata : sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, yang

tolak ukurnya adalah positif dan negatif dari pertanyaan-pertanyaan terhadap

objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).


2.3 Tindakan

2.3.1 Defenisi

Tindakan adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

seseorang yang merupakan wujud dari sikap seseorang tersebut (Notoatmodjo,

2010).

2.3.2 Tingkatan Tindakan

Menurut (Notoatmodjo, 2010), tingkatan tindakan terdiri atas:

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

di ambil

b. Respon Terpimpin (guided responden)

Dapat melakukan sasuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh

c. Mekanisme (macanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi (adoption)

Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik,

artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut.
2.3.3 Pengukuran Tindakan

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung yakni dengan pengamatan (observasi), sedangkan

secara tidak langsung yakni dengan menggunakan metode mengingat kembali

(recall) dimana metode ini berupa pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang

apa yang telah dilakukannya dengan memberikan pendapat ya atau tidak, sehingga

tolak ukurnya adalah ya atau tidak.

2.4 Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah ilmu untuk mencegah penganggu,

menanggulangi masalah sehingga meningkatkan kesehatan lingkungan melalui

pengelolaan unsur-unsur / faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap

kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis, sehingga tersedianya

lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal

(Chandra, 2007).

2.4.1. Perumahan (Housing)

Rumah adalah bangunan tempat perlindungan dan beristirahat serta

sebagai sarana pembinaan keluaraga yang menumbuhkan kehidupah sehat secara

fisik, mental, dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara

produktif. Oleh karena itu, keberadaan rumah sehat, aman, serasi, teratur sangat

diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik

(Notoatmodjo, 2007).

Rumah sahat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(2005), merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan


yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat

pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi yang baik, kepadatan

hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

2.4.1.2. Indikator Penilaian Rumah Sehat

Menurut Notoadmodjo (2007) lingkup penilaian rumah sehat dilakukan

terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.

1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai,

jendela, kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi,

sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.

2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi air bersih, sarana pembuangan

kotoran, saluran pembuangan limbah, sarana pembuangan sampah.

3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamr tidur,

membuka jendela ruang keluarag, membersihkan lantai dan halaman

rumah, dan membuang sampah pada tempatnya.

2.4.1.3. Kriteria Rumah Sehat

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005) kriteria

rumah sehat adalah sebagi berikut :

1. Kering

Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan

yang dikonstruksi dengan lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa

dilakukan dengan menjaga agar sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga

dengan baik. Begitu pun masalah perembesan dan kebocoran rumah,

hendaknya diatur agar tidak terjadi.


2. Bersih

Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran,

debu, asap serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas

berbeda penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.

3. Aman

Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang

aman bagi penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga

dipikirkan dengan matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting,

demi menghindari terjadinya kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.

4. Bebas Kontaminasi

Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak

mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir

kontaminasi anggota keluarga.

5. Memiliki Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar.

Standardnya harus ada di setiap ruangan. Suatu ruangan yang tidak memiliki

sistem ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan,

antara lain:

a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin

dapat hidup tanpa oksigen dalam udara.

b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan

meningkat.

c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian,

pernafasan, dan mulut.


d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh

penguapan cairan oleh kulit dan pernafasan.

6. Bebas dari hewan pengganggu

Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan

pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dan lain-lain. Hewan-hewan ini selalu

berusaha untuk mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus

benar-benar ekstra bekerja keras untuk mengenyahkannya.

7. Terawat

Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan

terpelihara dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus

untuk saling berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.

2.4.2. Penyediaan Air Bersih

Air merupakan salah satu yang paling penting dalam kehidupan manusia.

Air dapat digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan lain sebagainya. Air

juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat

rekreasi, transportasi, dan lain sebagainya (Chandra, 2007).

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu

baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam

melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Air

minum adalah air yang dapat langsung diminum oleh manusia. Air minum adalah

air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Sukarni, 2007).


Kebutuhan air dalam kehidupan sangat banyak. Menurut perhitungan

WHO yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2007) bahwa di negara-negara maju

setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan di negara-

negara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-

60 liter per hari.

2.4.3.1 Syarat Air Minum Sehat

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit maka air tersebut hendaknya

diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan

mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan

sebagai berikut :

1. Syarat Fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak

berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam

kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini

tidak sukar.

2. Syarat Bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri,

terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum

terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air

tersebut.

3. Syarat Kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah

yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air

akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.


Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum

yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang

sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh

kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air

atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan

perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

2.4.3.2. Sumber Air Minum

Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-

sumber air ini, sebagai berikut :

1. Air Hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air

hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat dijadikan air

minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.

2. Air Sungai dan Danau

Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air

hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini.

Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai

dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran

maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

3. Mata Air

Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul

secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh

kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum
yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus

dahulu sebelum di minum.

4. Air Sumur Dangkal

Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal

dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari

permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya

berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur

pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari

permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum

diminum.

5. Air Sumur Dalam

Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari

permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian besar air

sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung

(tanpa melalui proses pengolahan).

2.4.3.3. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga

Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu bahwa air minum yang

sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air

minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung

(protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan

kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.


1. Pengolahan Secara Alamiah

Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air

yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur

dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air di biarkan untuk beberapa jam di

tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air

dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel

yang ada dalam air akan ikut mengendap.

2. Pengolahan Air dengan Menyaring

Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan

pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi

tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat

dikonsumsi umum.

3. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih

Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air.

Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk

kebutuhan rumah tangga.

2.4.3. Pembuangan Kotoran Manusia

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi

oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus

dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan

CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam

tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja, yang pada umumnya

disebut latrine (jamban atau kakus)


Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman,

masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan

masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang

pokok untuk sedini mungkin diatasi. Karena kotoran manusia (faeces) adalah

sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang

bersumber pada faeces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.

Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang

sudah menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan merupakan

penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan

tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat

penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.

2.4.3.1 Pengolahan Pembuangan Kotoran Manusia

Mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan

kotoran manusia harus diolah dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus

di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Menurut Soemirat (2004) jamban

disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut :

a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.

b. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.

c. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.

d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan

binatang- binatang lainnya.

e. Tidak menimbulkan bau.

f. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).


g. Sederhana desainnya.

h. Murah

i. Dapat diterima oleh pemakainya.

2.4.3.2. Syarat Tempat Pembuangan Kotoran Manusia

Menurut (Notoatmodjo, 2003) persyaratan dalam pembuangan kotoran

manusia adalah sebagai berikut :

a. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung

dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari

pandangan orang (privacy) dan sebagainya.

b. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak

yang kuat, dan sebagainya.

c. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak

mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.

d. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas

pembersih.

2.4.3.3 Tempat Pembuangan Kotoran manusia

Tempat pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah

barang tentu berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Oleh karena

itu, jamban di daerah pedesaan disamping harus memenuhi persyaratan-

persyaratan jamban sehat seperti telah diuraikan di atas, juga harus didasarkan

pada ekonomi masyarakat pedesaan. Jenis-jenis Jamban terdiri dari :

1. Pit privy (cubluk)

Lubang berdiameter 80 – 120 cm sedalam 2,5 sampai 8 meter. Dinding di

perkuat dengan batu bata atau tembok, tetapi hanya dibuat di tanah.
2. Angsatrine

Closetnya berbentuk leher angsa sehingga selalu terisi air. Fungsinya

sebagai sumbat yang artinya bau busuk tidak keluar, keuntungan lainnya

adalah aman untuk anak-anak, dan dapat dibuat dalam rumah.

3. Bored hole laterine

Sama seperti cubluk, hanya ukurannya kecil kerena untuk sementara. Jika

penuh dapat meluap dan mengotori air permukaan

4. Overhung laterine

Rumah kakusnya dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa, dan lain-lain,

sehingga dapat mengotori permukaan tanah dan air

5. Septic Tank

Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi

persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic

tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan

masuk kedalam septic tank.

2.4.4 Pengolahan Sampah.

Sampah merupakan bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi

oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan dalam suatu kegiatan

manusia dan dibuang. Sampah dibagi menjadi tiga jenis yaitu sampah padat,

sampah cair dan sampah gas. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat

batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan

tidak terjadi dengan sendirinya (Notoatmodjo, 2003).


2.4.4.1 Sumber-Sumber Sampah

Menurut Soemirat (2004) sampah-sampah bersumber dari :

a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah

tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik yang

sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan

sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga,

daun-daunan dari kebun atau taman.

b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempat-tempat

hiburan,terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas,

plastik, botol, daun dan sebagainya.

c. Sampah yang berasal dari perkantoran

Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan,

departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik,

karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah

terbakar (rabbish).

d. Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari

kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-

onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.

e. Sampah yang berasal dari kawasan industri

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal

dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,
misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan

tekstil, kaleng dan sebagainya.

f. Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami,

sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan

sebagainya.

g. Sampah yang berasal dari pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari

jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah / cadas, pasir,

sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-

kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.

2.4.4.2 Klasifikasi sampah berdasarkan sifatnya.

Dilihat dari sifatnya, sampah di sini dibagi atas:

a. Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa

organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan

lain-lain. Yang termasuk sampah organik adalah daun-daunan, kayu,

kertas, karton, sisa-sisa makanan, sayur-sayuran, buah-buahan,

potonganpotongan kayu, ranting, daun-daunan, rumput-rumputan pada

waktu pembersihan kebun atau halaman yang mudah diuraikan mikroba.


b. Sampah anorganik, yaitu sampah yang terdiri dari kaleng, plastik, besi,

gelas atau logam lain yang tersusun oleh senyawa-senyawa anorganik.

Sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroba

2.4.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Banyak Sampah

Menurut Soemirat (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi sampah

banyak adalah:

1. Jumlah penduduk

Hal tersebut dapat dipahami dengan mudah, bahwa semakin banyak

penduduk maka semakin banyak pula jumlah sampahnya. Pengelolaan sampah

inipun berpacu dengan laju pertambahan penduduk.

2. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak

jumlah per kapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak

bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada

bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan

persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan

kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan, transportasipun

bertambah, produk pertanian, industri dan lain-lain akan bertambah dengan

konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.

3. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah,

karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan

produk manufakturpun semakin beragam. Sampah harus dikelola dengan baik

sampai sekecil mungkin agar tidak mengganggu atau mengancam kesehatan


masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingan

kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah di

sini meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau

pengolahan sampah sedemikian rupa, sehingga sampah tidak menjadi gangguan

kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.

2.4.4.4 Pengolahan Sampah

Menurut (Notoatmodjo, 2003), cara-cara pengelolahan sampah adalah

sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah

Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-

masing rumah tangga atau instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu

mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan

sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut

harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah dan

selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).

2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah

Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui

berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di

tanah (jugangan) kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.

b. Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar

di dalam tungku pembakaran (incenerator).


c. Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk

(kompos), khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa

makanan dan sampah lain yang dapat membusuk.

2.4.4.5 Syarat tempat pembuangan sampah

Tempat sampah merupakan suatu sarana atau tempat yang digunakan

untuk membuang segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan

bersifat padat. Syarat tempat sampah yang sehat menurut Sukarni (2007) yaitu :

a. Konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor sehingga sampah-sampah

tersebut tidak berserakan.

b. Mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa agar mudah dibuka dan

ditutup tanpa harus mengotorkan tangan.

c. Mudah dibersihkan.

d. Mempunyai ukuran yang sesuai sehingga mudah diangkat.

e. Tempat sampah basah dan kering harus dipisahkan untuk memudahkan

dalam proses pengolahan

f. Menyediakan plastik di dalamnya

g. Tempat sampah dibersihkan secara rutin agar kuman-kuman penyakit tidak

tertinggal

h. Letakkan tempat sampah di tempat yang strategis atau ramai yang sering

dilalui, tapi tidak menghalangi jalan dan jangan di dekat penyimpanan

makanan atau minuman

i. Kosongkan tempat sampah secara rutin.


2.4.5 Pengolahan Air Limbah

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari

rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya

mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan

manusia serta menggangu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air

limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah

pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air

tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air

yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan

lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa

namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi

kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang

sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke

sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air

buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.

2.4.5.1 Sumber Air Limbah

Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi sebagai berikut :

a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),

yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya

air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian

dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
b. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai

jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung

didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai

oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak,

lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan

sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak

menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

c. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang

berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-

tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya

zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air

limbah rumah tangga.

2.4.5.2 Karakteristik Air Limbah

Karekteristik Air Limbah adalah sebagai berikut:

Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara

pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis

besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut :

a. Karakteristik Fisik

Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan

padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram

seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa

kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan

sebagainya.
b. Karakteristik Kimiawi

Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik

yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari

penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada

umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila

sudah mulai membusuk.

2.4.5.3 Gangguan Masalah Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup

Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah ini maka air

limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan

kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :

a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama

kolera, typhus abdominalis, disentri baciler.

b. Menjadi media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen.

c. Menjadi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk atau tempat hidup

larva nyamuk.

d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.

e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan

hidup lainnya.

f. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak

nyaman dan sebagainya.

2.4.5.4 Cara Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup

terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan

mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul
karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut

mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air

limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air

limbah menurut Sukarni (2007) antara lain :

a. Pengenceran (Dilution)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah

kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya

penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia maka jumlah air

limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu

banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu cara ini

menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-

badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan

pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, dananu, dan

sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.

b. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,

ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air

limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman

antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.

Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka

sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.

c. Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan

merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang

pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini

terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu

sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik

dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.


2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

Variabel Independent Variabel Dependent


Pengetahuan Tindakan
Pemeliharaan
a. Baik Kesehatan
b. Cukup Lingkungan
c. Kurang
Sikap a. Baik
a. Positif b. Buruk
b. Negatif

Skema 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan dan Sikap Keluarga


dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di
Lingkungan III Kelurahan Wialayah Kerja Puskesmas Syahmad
Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

2.6 Hipotesa Penelitian

Dari kerangka konsep diatas maka, hipotesa penelitian adalah :

1. Ada hubungan pengetahuan keluarga dengan tindakan pemeliharaan

kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

2. Ada hubungan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan

lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunkan metode analitik korelasional dengan

pendekatan cross-sectional (sekat silang) yang bertujuan untuk menggambarkan

hubungan variabel yaitu pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan

pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian telah dilaksanakan di Lingkungan III Kelurahan

Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret s/d 22 April 2013

3.3. Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Arikunto, 2006), maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala

Keluarga yang ada di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 248 Kepala Keluarga.


3.3.2. Sampel

Menurut (Arikunto, 2006), apabila subjek kurang dari 100 lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika

jumlah subjek besar dapat diambil antara 10% - 15 % atau 20 % - 25% atau lebih,

maka peneliti mengambil sampel yakni 25 % dari 248 KK yaitu sebanyak 62 KK

di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang dengan menggunakan teknik simpel random sampling yaitu populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian.

Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen di seleksi secara acak, nomor ditulis

secarik kertas, diletakkan di kotak, diaduk, dan diambil secara acak. Didapat 4,

maka sampel diperoleh dari kelipatan 4 sehingga diperoleh sampel sejumlah 62

Kepala Keluarga.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Peneliti mengajukan permohonan surat izin penelitian dari institusi

pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Sumatera

Utara.

2. Peneliti mengajukan permohonan surat izin penelitian pengumpulan data

kepada pihak Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang.

3. Peneliti mendatangi rumah calon responden (door to door), kemudian

peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dilaksanakan.


4. Peneliti meminta kesediaan calon responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Jika calon responden bersedia, maka calon responden diminta

untuk mendatangani informed consent.

5. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan mengumpulkan

kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.

6. Setelah semua data telah terkumpul, penelitian melakukan analisa data.

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunakan

kuesioner, dengan jumlah pertanyaan ; pengetahuan 25 pertanyaan, sikap 20

pernyataan, dan tindakan 20 pernyataan. Dimana pada bagian awal instrumen

berisi data demografi responden. Data demografi hanya bertujuan untuk

mengetahui karakteristik responden.

3.6 Etika Penelitian

Peneliti menjelaskan kuesioner ini tidak untuk penilaian tetapi hanya untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan

pemeliharaan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga kerahasiaan data, responden

tidak mencantumkan nama, tetapi mengunakan inisial. Calon responden

dipersilahkan untuk menanda tangani informed consent, tetapi jika calon

responden tidak bersedia maka calon responden berhak untuk menolak dan

mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.


3.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang

kesehatan lingkungan

2. Perumahan mencakup tentang pengertian, kriteria rumah sehat, dan syarat

rumah sehat.

3. Penyediaan air bersih mencakup tentang pengertian, syarat air bersih, dan

pengolahan air.

4. Pembuangan kotoran manusia mencakup tentang pengertian, syarat tempat

pembuangan kotoran manusia.

5. Pengolahan sampah mencakup tentang pengertian, syarat tempat

pembuangan sampah

6. Pengolahan air limbah mencakup tentang pengertian, syarat tempat

pembuangan air limbah, masalah kesehatan dan lingkungan yang di

timbulkan

7. Sikap adalah cara pandang atau tanggapan responden tentang

pemeliharaan kesehatan lingkungan

8. Tindakan adalah reaksi konkrit dari keluarga untuk melakukan kesehatan

lingkungan.
3.8 Aspek Pengukuran

3.8.1 Aspek Pengukuran Pengetahuan

Dalam pengukuran tingkat pengetahuan responden, peneliti menggunakan

kuesioner dalam bentuk pertanyaan dan memberikan skor pada setiap jawaban

yang diberikan. Kuesioner tersebut terdiri dari 25 pertanyaan, dimana bila

jawabannya benar diberi skor 1 dan bila jawaban salah diberi skor 0. Sehingga

skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 25. Penentuan skor masing-

masing kategori pengetahuan ditentukan melalui rumus interval sebagai berikut:

P=

P= = 8,33

Berdasarkan hasil skala interval di atas, maka didapatkan rentang kelas yaitu 8,

sehingga skor untuk tiap kategori pengetahuan adalah:

1. Pengetahuan baik : 17 – 25

2. Pengetahuan cukup : 9 – 16

3. Pengetahuan kurang : 0 – 8

3.8.2 Aspek Pengukuran Sikap

Selain itu, pengukuran sikap responden menggunakan kuesioner dalam

bentuk pertanyaan dan memberi skor untuk setiap jawaban yang telah disediakan.

Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan. Jika soal positif maka, Sangat Setuju (SS)

skornya 3, Setuju (S) skornya 2, Tidak Setuju (TS) skornya 1 dan Sangat Tidak

setuju (STS) skornya 0 dan jika soalnya negatif Sangat Setuju (SS) skornya 0,

Setuju (S) skornya 1, Tidak Setuju (TS) skornya 2 dan Sangat Tidak setuju (STS)

skornya 3, sehingga skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 60.
Penentuan skor masing-masing kategori sikap menggunakan rumus interval

sebagai berikut:

P=

P= = 30

Berdasarkan hasil skala interval di atas, maka didapatkan rentang kelas yaitu 30.

Sehingga skor untuk setiap kategori sikap adalah:

1. Sikap Positif : 31 – 60

2. Sikap Negatif : 0 – 30

3.8.3 Aspek Pengukuran Tindakan

Untuk pengukuran tindakan responden, peneliti menggunakan kuesioner

dalam bentuk pertanyaan dan memberi skor untuk setiap jawaban yang telah

disediakan. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan. Jika soal positif maka, jawaban

‘ya’ skornya 1 dan jawaban ‘tidak’ skornya 0 dan jika soalnya negatif maka,

jawaban “ya” skornya 0 dan jawaban “tidak” skornya 1. Penentuan skor masing-

masing kategori tindakan menggunakan rumus interval sebagai berikut:

P=

P= = 10

Berdasarkan hasil skala interval di atas, maka didapatkan rentang kelas yaitu 10.

Sehingga skor untuk setiap kategori tindakan adalah:

1. Tindakan Baik : 11 – 20

2. Tindakan Buruk : 0 – 10

3.9 Pengolahan dan Teknik Analisa Data


3.9.1 Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan komputer

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Memeriksa kelengkapan jawaban responden dalam kuesioner dengan

tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah secara benar.

2. Coding

Dalam langkah ini peneliti merubah jawaban responden menjadi bentuk

angka-angka yang berhubungan dengan variabel peneliti untuk

memudahkan dalam pengolahan data.

3. Skoring

Dalam langkah ini peneliti menghitung skor yang diperoleh setiap

responden berdasarkan jawaban atas pernyataan yang diajukan.

4. Tabulating

Memasukan hasil perhitungan kedalam tabel, untuk melihat persentase

dari jawaban yang telah ditemukan.

3.9.2 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini digunakan analisa data univariat dan analisa bivariat.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah seluruh variabel yang akan digunakan dalam

analisa ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Analisa univariat bertujuan untuk

melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yaitu variabel tindakan

(dependen), dan variabel pengetahuan dan sikap (independen) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006):


P = F/N x 100%

Keterangan:
P : Jumlah persentase yang dicari
F : Jumlah frekuensi untuk setiap kategori
N : Jumlah populasi
b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan untuk melihat hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen secara bersamaan yaitu

hubungan pengetahua, sikap, dengan tindakan Analisa bivariat menggunakan

analisa statistic chi - square, dengan derajat kemaknaan (α) 0,05, dan tingkat

signifikan 95% dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006) :

( − )
=

= ( − 1)( − 1)

Keterangan:

X2 = Chi-Square

Fo = Frekuensi yang diperoleh dari sampel

Fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari

frekuensi yang diharapkan

df = Derajat kebebasan

b1 = Baris

k = Kolom

Menguji penerimaan atau penolakan hipotesis penelitian ini maka dapat

dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa:


1. Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu nilai X2 hitung < X2 tabel atau nilai

probabilitas (p) < 0,05, maka ada hubungan antara pengetahuan dan sikap

keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan .

2. Ho diterima dan Ha ditolak, yaitu nilai X2 hitung > X2 tabel atau nilai

probabilitas (p) > 0,05, maka tidak ada hubungan antara pengetahuan dan

sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian terhadap 62 responden yang

dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2013 sampai dengan 22 April 2013 di

Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang.

Hasil penelitian ini menggambarkan tentang hubungan pengetahuan dan

sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di

Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang.

4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi dalam 3

karakteristik, yaitu berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan. Uraian data

dapat dilihat dibawah ini

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden di Kelurahan Syahmad
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n=62)
No Karakteristik Jumlah Persentase (%)
1 Umur
a. < 30 Tahun 14 22,5
b. 30-40 Tahun 28 45,2
c. >40 Tahun 20 32,3

Jumlah 62 100,0
2 Pendidikan
a. SD 14 22,6
b. SMP 26 42,0
c. SMA 10 16,1
d. D-III 7 11,3
Karakteristik Jumlah Persentase (%)

e. S-1 (sarjana) 5 8,0


Jumlah 62 100,0
3 Pekerjaan
a. PNS 12 19,4
b. Petani 28 45,2
c. Wiraswasta 22 35,4
Jumlah 62 100,0

Berdasarkan table 4.1 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden

berada pada kategori umur 30-40 tahun yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), dan

minoritas responden berada pada kategori umur <30 tahun yaitu sebanyak 14

orang (22,5%). Kategori pendidikan responden mayoritas berada pada tingakat

pendidikan SMP yaitu sebanyak 26 orang (42,0 %), dan minoritas responden

berada pada tingkat pendidikan S-1 (sarjana) sebanyak 5 orang (8%). Pekerjaan

responden mayoritas bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), dan

minoritas responden bekerja sebagai PNS sebanyak 12 orang (19,4%).

4.2 Pengetahuan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan

Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Pengetahuan responden yang diukur dalam penelitian ini dibagi dalam 3

kategori, yaitu kategori baik, cukup, kurang. Uraian data selengkapnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini


Tabel 4.2
Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang pemeliharaan kesehatan
lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n = 62)

No Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentasi ( % )


1 Baik 13 21,0
2 Cukup 22 35,5
3 Kurang 27 43,5
Total 62 100,0

Tabel 4.2 menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang

pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Memiliki tingkat pengetahuan

baik yaitu 13 responden ( 21,0 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden

(35,5 % ), dan pengetahuan kurang 27 responden ( 43,5 % ).

4.3 Sikap Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di

Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Sikap responden yang diukur dalam penelitian ini dibagi dalam 2

kategori, yaitu positif dan negatif. Uraian data selengkapnya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini


Tabel 4.3
Distribusi frekuensi sikap responden tentang pemeliharaan kesehatan
lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n = 62)

No Kategori Sikap Frekuensi Persentasi ( % )


1 Positif 15 24,2
2 Negatif 47 75,8
Total 62 100,0

Tabel 4.3 menunjukan bahwa sikap responden tentang pemeliharaan

kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Memiliki kategori

sikap positif yaitu sebanyak 15 responden (24,2%), dan kategori sikap negatif

yaitu sebanyak 47 responden ( 75,8 % ).

4.4 Tindakan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di

Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Tindakan responden yang diukur dalam penelitian ini di bagi dalam 2

kategori yaitu, baik dan buruk. Uraian data selengkapnya dapat dilihat pada tabel

bawah ini

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi tindakan responden tentang pemeliharaan kesehatan
lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n = 62)
No Kategori Tindakan Frekuensi Persentasi ( % )
1 Baik 16 25,8
2 Buruk 46 74,2
Total 62 100,0
Tabel 4.4 menunjukan bahwa tindakan responden tentang pemeliharaan

kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Berkategori

tindakan baik yaitu sebanyak 16 responden (25,8 %), dan kategori tindakan

buruk yaitu sebanyak 46 responden ( 74,2 % ).

4.5 Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan

Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang

Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga dengan tindakan

responden yang dilakukan dengan uji Chi-Square. Uraian data dapat dilihat

dibawah ini

Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n =62)
Tindakan
Total
No Pengetahuan Baik Buruk P
F % F % f %
1 Baik 13 21 0 0 13 21
2 Cukup 2 3,2 20 32,3 22 35,5
0,00
3 Kurang 1 1,6 26 41,9 27 43,5
Total 16 25,8 46 74,2 62 100,0
*Signifikan pada ɑ = 0,05
Hasil analisa didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan keluarga

dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan

Syahmad wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang, dengan p = 0,00 (α = 0,05).

4.6 Hubungan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan

Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang

Mengetahui hubungan sikap keluarga dengan tindakan responden yang

dilakukan dengan uji Chi-Square. Uraian data dapat dilihat dibawah ini

Tabel 4.6
Hubungan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013 (n =62)

Tindakan
Total
No Sikap Baik Buruk P OR
F % f % F %
1 Positif 13 21 2 3,2 15 24,2
2 Negatif 3 4,8 44 71 47 75,8 0,00 9,53
Total 16 25, 8 46 74,2 62 100,0
*Signifikan pada ɑ = 0,05

Hasil analisa didapatkan bahwa ada hubungan sikap keluarga dengan

tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan

Syahmad wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang, dengan nilai p = 0,00 (α = 0,05 ) dan nilai OR = 9,53.


BAB V
PEMABAHASAN

Penelitian ini membahas bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap

keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III

Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 yang dilakukan terhadap 62 orang keluarga.

5.1 Pengetahuan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang atau overt behaviour (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan sangat penting

karena hal tersebut dapat mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Begitu

juga halnya bagi kelurga, dalam melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan

harus didasari oleh pengetahuan karena dapat memberikan sikap dan tindakan

yang baik.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang dan pengetahuan seseorang biasanya diperoleh

dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media

masa, media elektronik, buku petunjuk, media poster, dan sebagainya.


Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga berperilaku sesuai

keyakinan tersebut (Istiatri, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian pada 62 responden dengan menggunakan

kuesioner menunjukan bahwa responden yang memliki tingkat pengetahuan baik

13 orang (21,0 %), pengetahuan cukup 22 orang (35,5%), dan pengetahuan

kurang 27 orang (43,5%). Pengetahuan responden mayoritas berada pada

pengetahuan kurang dan cukup. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi

yang diterima responden tentang bagaimana melakukan pemeliharaan kesehatan

lingkungan, kurangnya peran petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan

kesehatan serta kurangnya kesadaran dan inisiatif masyarakat dalam mencari

informasi baik di media (koran, majalah, televisi, radio, dan lain-lain).

Berdasarkan hasil penelitian Kusumawati (2009) dengan judul penelitian

“Hubungan Antara Pendidikan Dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang

Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tahun

2009”, didapatkan hasil bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan,

keterkaitan antara pendidikan kepala keluarga dengan perlaku hidup bersih dan

sehat mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan semakin mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri,

kreatif dan berkesinambungan.

Menurut Hurlock (2004) umur adalah rentang kehidupan yang diukur

dengan tahun. Umur merupakan lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan. Semakin bertambah umur seseorang, semakin berkembang pula pola

pikirnya. Maka umur memiliki hubungan dengan pengetahuan, dengan semakin


bertambahnya umur maka akan semakin banyak pengalaman yang dimiliki

sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuan.

Menurut Fajriyah Nur Afriyanti (2209) mengatakan bahwa pekerjaan

merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan

guna kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lama bekerja merupakan pengalaman

individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan, sehingga dapat di

simpulkan bahwa, semakin baik pekerjaan seseorang, maka akan semakin baik

juga pengetahuan tentang kesehatannya, terutama dalam pemilharaak kesehatan

lingkungan. Pengalaman dalam bekerja memberikan pengetahuan dan

keterampilan lansia serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan dari masalah nyata dalam bidang

kerjanya

Menurut Notoadmodjo (2005), mengatakan bahwa pendidikan kesehatan

merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu,

kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui

proses belajar. Perubahan tersebut mencakup pengetahuan, sikap dan

keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan.

Menurut Wood (1926) Susilo (2011), mengatakan bahwa pendidikan

kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara mengutungkan

terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan

kesehatan perorangan, masyarakat, dan bangsa. Semuanya itu dipersiapkan dalam

mempermudah perubahan perilaku yang akan meningkatkan pengetahuan dalam

memelihara lingkungan, dan sumber informasi sangat mendukung tingginya


wawasan masyarakat sehingga memberikan pengetahuan yang bertambah bagi

masyarakat.

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa sumber informasi yang diperoleh

dari berbagai sumber maka seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang

lebih luas. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,

meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika mendapatkan

informasi yang baik dari berbagai media informasi (TV, radio, majalah,

penyuluhan, dan lain-lain) akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Sumber

informasi sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang baik pemberi informasi

maupun penerima (keluarga), tetapi tergantung dari minat seseorang untuk

mencari informasi dari berbagai sumber baik dari majalah atau buku kesehatan,

leaflet, koran, mengikuti perkumpulan atau penyuluhan tentang kesehatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Lian (2003) dengan judul “ Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga Terhadap

PHBS dan Lingkungan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabonggo Gorontalo”

dengan hasil penelitian yang mayoritas berpengetahuan kurang, yaitu sebanyak 25

orang (56 %), yang disimpulkan bahwa pengetahuan yang rendah sebagai salah

satu faktor yang mendukung proses terjadinya penularan berbagai penyakit,

diantaranya dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam berperilaku hidup bersih

dan sehat.

Keadaan yang sedemikian rupa bisa terjadi pada keluarga di Lingkungan

III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang, Hal ini disebabkan karena lingkungan tersebut masih

minimnya dilakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama keluarga tentang


pemeliharaan kesehatan lingkungan, sehingga keluarga belum bisa

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, faktor lain yang

menyebabkannya adalah tingkat pendidikan responden yang kebanyakan masih

rendah.

Menurut asumsi peneliti, kurangnya pengetahuan masyarakat dipengaruhi

oleh pendidikan kesehatan yang minim dilakukan oleh petugas kesehatan, inisiatif

dari diri masyarakat dalam memodifikasi, dan memelihara kesehatan lingkungan

masih belum tecapai secara optimal, dan sumber informasi untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat masih kurang, sehingga hal ini dapat mengakibatkan

berpengetahuan kurang mempunyai peluang lebih besar lebih cenderung

megalami masalah kesehatan, seperti berbagai penyakit antara lain: diare, typhus,

muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal, dibandingkan dengan yang

berpengetahuan baik.

5.2 Sikap Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di

Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

Sikap merupakan respon tertutup individu terhadap suatu stimulus atau

obyek, baik yang bersifat dari dalam maupun luar, sehingga gejalanya tidak dapat

dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup tersebut. Sikap yang realitas menunjukkan adanya

kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu (Sunaryo, 2006).

Sikap merupakan keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk

bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam

menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap
juga memberi kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap

obyek atau situasi (Arikunto S. , 2006).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 62 responden dengan

menggunakan kuesioner menunjukan yang memiliki sikap positif yaitu sebanyak

15 responden (24,2%), dan kategori sikap negatif yaitu sebanyak 47 responden (

75,8 % ). Sikap responden lebih banyak berada pada sikap negatif, hal ini

disebabkan karena responden masih belum mengerti tentang pemeliharaan

kesehatan lingkungan dikarenakan kurangnya pengetahuan dalam melakukan

pemeliharaan kesehatan lingkungan, kurangnya informasi, serta ketidakpedulian

kelurga dalam melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

Hasil penelitian yang diperoleh tersebut sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Lian (2003) dengan judul penelitian “Pengetahuan, Sikap,

dan Tindakan Keluarga Terhadap PHBS dan Lingkungan di Desa Ilomangga

Kecamatan Tabonggo Gorontalo” menunjukkan secara umum sikap masyarakat

terhadap perilaku PHBS berada pada sikap negatif, yaitu sebanyak 42 orang (74

%), hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola

hidup sehat (PHBS), sehingga mempengaruhi dan perilaku masyarakat dalam

melakukan upaya dalam melakukan PHBS.

Sejalan dengan teori bahwa sikap merupakan suatu tingkah laku yang

dipelajari, artinya, terbentuknya sikap harus dimulai dengan proses belajar.

Pengalaman belajar seseorang akan terbentuk atau pengubah sikapnya terhadap

objek-objek tertentu. Hasil belajar seseorang akan kelihatan dari sikap-sikapnya

baik terhadap materi yang dipelajari ataupun terhadap objek lain lain yang

berhubungan dengan materi tersebut (Susilo, 2011).


Pembentukan sikap seseorang dapat ditentukan oleh kepribadian,

inteligensi, dan minat yang mana sikap akan mencerminkan kepribadian

seseorang. Sikap dapat digambarkan sebagai nilai-nilai yang menunjukkan

konsistensi organisasi tingkah laku. Jadi, sikap pada kategori atau baik terhadap

maslah kesehatan akan mendukung terbentuknya tindakan yang baik terhadap

kesehatan (Sunaryo, 2006).

Menurut asumsi peneliti, sikap seseorang negatif dipengaruhi oleh

pengetahuan yang di dapat melalui proses belajar, artinya hubungan sikap

terhadap kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup sehat dalam keluarga di

dukung oleh apabila seseorang memiliki pengetahuan atau pemahaman yang baik

akan hal tersebut. Makin positif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka

makin tinggi pula kualitas perilaku hidup sehat dan sebaliknya makin negatif

sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup

sehatnya dalam keluarga, sehingga perlu diberikan informasi kepada masyarakat

melalui program kesehatan dari petugas kesehatan, yang diharapkan nantinya

dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang baik dan berefek pada sikap

seseorang.

5.3 Tindakan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di

Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

Tindakan merupakan semua hal yang dilakukan seseorang (Notoatmodjo,

2012). Tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan merupakan wujud dari

pengetahuan dan sikap seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

Dalam melakukan suatu tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan diperlukan


tindakan yang baik, sehingga dapat meminimalisir masalah kesehatan yang

ditimbulkan dari lingkungan.

Praktek atau tindakan, setelah seseorang mangetahui stimulus atau objek

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap tindakan pemeliharan

kesehatan lingkungan. Secara teori menyebutkan memang perubahan perilaku

atau mengadopsi baru ini manghadapi tahap – tahap yaitu pengetahuan, sikap, dan

praktek ( Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 62 responden dengan

menggunakan kuesioner menunjukan yang memiliki tindakan baik yaitu sebanyak

16 responden (25,8 %), dan kategori tindakan buruk yaitu sebanyak 46 responden

(74,2 % ). Berdasarkan hasil pengisian kuesioner tersebut didapatkan bahwa

sebagian besar responden memiliki tindakan buruk, hal ini disebabkan karena

kurangnya informasi dan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan

lingkungan serta kurangnya pemahaman dan kesadaran dalam menyikapi dan

mengambil keputusan yang harus dilakukan dalam melakukan tindakan

pemeliharaan kesehatan lingkungan, kecenderungan untuk melakukan tindakan

dapat terwujudnya pada faktor lain, yaitu motivasi serta kesadaran dalam

melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

Hasil penelitian yang diperoleh tersebut sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Lian (2003) dengan judul penelitian “Pengetahuan, Sikap,

dan Tindakan Keluarga Terhadap PHBS dan Lingkungan di Desa Ilomangga

Kecamatan Tabonggo Gorontalo” Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di

Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo berada pada kategori rendah, yaitu

sebanyak 32 orang (52,3 %), dengan kata lain masyarakat selalu bertindak negatif
dalam melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan. Hal ini

dikarenakan kurangnya upaya masyarakat dalam melakukan tindakan dan

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, ditambah lagi kurangnya

pendidikan kesehatan pada masyarakat yang dilakukan oleh petugas kesehatan

dalam memodifikasi lingkungan hidup.

Menurut asumsi peneliti, tindakan seseorang buruk dipengaruhi oleh

pengetahuan, dan sikap seseorang yang minim, sehingga kegiatan yang dilakukan

masyarakat dalam tindakan memelihara kesehatan lingkungan tidak memberikan

hasil yang optimal. Meningkatnya pengetahuan dan sikap seseorang dapat

memberikan perubahan pribadi seseorang sehingga mampu terbentuknya tindakan

dan kepercayaan seseorang dalam melakukan kegiatan memelihara kesehatan

lingkungan.

5.4 Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan

Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013

Hasil perhitungan uji statistik untuk hubungan pengetahuan keluarga

dengan tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan

Syhmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang menghasilkan nilai p = 0,000 dengan ɑ = 0,05, maka Ha diterima dan Ho

ditolak, dengan demikian dapat diketahui ada hubungan pengetahuan keluarga

dengan tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan


Syhmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang

Hal ini juga selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nanda

(2005) yang mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan domain penting

dalam membentuk tindakan seseorang atau overt behaviour. Pengalaman

penelitian tertulis bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan

merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Meningkatnya pengetahuan dapat memberikan perubahan persepsi dan kebiasaan

seseorang. Selain itu juga pengetahuan akan membentuk kepercayaan seseorang

serta sikap terhadap suatu hal. Perilaku yang didasrakan penegtahuan akan jauh

lebih bermakna daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Nur

Ramdaniati (2008) dengan judul penelitian “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Dengan Tindakan Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Lingkungan Pada Ibu

Rumah Tangga RW 04 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2008,

menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan hidup

bersih dan sehat terhadap lingkungan, dengan P=0,036 dan α = 0,05, p < α.

5.5 Hubungan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan

Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013

Hasil perhitungan uji statistik untuk hubungan sikap keluarga dengan

tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syhmad


Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

menghasilkan nilai p = 0,000 dengan ɑ = 0,05, dan nilai OR adalah 9,53, maka Ha

diterima dan Ho ditolak, dengan demikian dapat diketahui ada hubungan sikap

keluarga dengan tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III

Kelurahan Syhmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Nur

Ramdaniati (2008) dengan judul penelitian “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Dengan Tindakan Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Lingkungan Pada Ibu

Rumah Tangga RW 04 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2008”,

menyimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan hidup bersih

dan sehat terhadap lingkungan, dengan P=0,03 dan α = 0,05, p < α.

Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan (keyakinan),

kehidupan emosional dan evaluasi terhdap objek dan kecenderungan untuk

bertindak. Ketiga komponen ini secara sama membantu sikap yang utuh. Hal ini

dapat dikatakan, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus. Sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan

untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu, sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku (Notoatmodjo, 2010).

Kecenderungan atas ketersediaan untuk bertindak yang disertai dengan

perasaan-perasaan yang memiliki individu tersebut. Pengetahuan dan pengalaman

masa lalu makan timbul sikap dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan
tertentu dalam menghadapi suatu objek yang menggerakkan untuk bertindak

(Notoatmodjo, 2005).

Pembentukan sikap keluarga ditentukan oleh kepribadian, intelegasi dan

minat dari setiap anggota keluarga yang mana sikap akan mencerminkan

kepribadian seseorang. Sikap dapat digambarkan sebagai nilai-nilai yang

menunjukan konsistensi organisasi tingkah laku, sehingga sikap dalam kategori

baik terhadap tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dapat memberi

dukungan terbentuknya tindakan yang baik, sebaliknya sikap dengan kategori

kurang baik terhadap tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dapat memberi

dukungan yang buruk.

Pengetahuan dan sikap sangat berhubungan dengan tindakan, karena

semakin tingginya pengetahuan dan sikap seseorang dapat mempengaruhi

tindakan, sehingga dapat disimpulkan hubungan setiap variabel diatas dapat

mempengaruhi pribadi, kelompok, dan masyarakat dalam melakukan suatu

kegiatan kesehatan,
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan tentang hubungan

pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan

lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden, berdasarkan umur responden mayoritas 30-40,

yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), tingkat pendidikan responden mayoritas

SMP 26 orang (42,0%), pekerjaan responden mayoritas petani 28 orang

(45,2%).

2. Pengetahuan keluarga mayoritas berada pada kategori pengetahuan

kurang, yaitu sebanyak 27 responden ( 43,5 % ).

3. Sikap keluarga mayoritas berada pada kategori sikap negatif yaitu

sebanyak 47 responden (75,8 % ).

4. Tindakan keluarga mayoritasi berada pada kategori tindakan buruk yaitu

sebanyak 46 responden ( 74,2 % ).

5. Terdapat hubungan antara pengetahuan keluarga dengan tindakan

pemeliharaan kesehatan lingkungan dengan nilai P= 0,000 (α =0,05).

6. Terdapat hubungan antara sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan

kesehatan lingkungan dengan nilai P= 0,000 (α =0,05), dan nilai OR 9,53.


6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan saran kepada

berbagai pihak antara lain :

1. Bagi Puskesmas

Petugas Kesehatan mengadakan penyuluhan kesehatan dalam memberikan

informasi kepada masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan upaya-

upaya dalam menjaga lingkungan hidup bersih dan sehat, sehingga

diharapkan masyarakat memperoleh informasi dan menambah wawasan

pengetahuan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup.

2. Bagi Responden

Keluarga sebaiknya ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi

kepada keluarga lain dan menerapkan informasi yang diterima dalam

kehidupan sehari-hari tentang bagaimana memelihara kesehatan

lingkungan, sehingga diharapkan nantinya dapat meminimalisir tentang

masalah kesehatan yang timbul akibat lingkungan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Perpustakan STIKes Sumatera Utara agar menambahkan sumber bacaan

atau referensi mengenai pemeliharan kesehatan lingkungan, sehingga

calon perawat dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat pada saat

melakukan praktek lapangan atau menjadi tenaga kesehatan dalam

lingkungan masyarakat.
4. Bagi peneliti selanjutnya

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data tambahan bagi

peneliti selanjutnya, sehingga penelitian ini dapat dikembangkan

khususnya tindakan agar langsung di obsevasi pada lokasi tempat

penelitian dan melakukan penelitian tentang pengaruh penyuluhan

kesehatan kepada keluarga terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

kesehatan lingkungna.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta.
Chandra. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran.
Departemen Kesehatan RI. (2003). Pembangunan Kesehatan di Indonesia dan
Paradigma Sehat[Online]. Indonesia: http://data rumah
sehat.depkes.go.id [Diakses 29 January 2012].
(2005). Rumah sehat (Profil Kesehatan rumah Kalimantan Tengah).,
dari Kementerian Kesehatan Republik [Online]. Indonesia:
http://data rumah sehat.depkes.go.id [Diakses 29 January 2012].
(2006). Masalah Kesehatan dan Isu Sosial di Indonesia [Online].
Indonesia: http://data rumah sehat.depkes.go.id [Diakses 29 January
2012].
(2007). Data Pertumbuhan Penduduk dan Pembuangan Air Limbah
[Online]. Indonesia: http://data rumah sehat.depkes.go.id [Diakses
29 January 2012].
(2010, Maret 22). Air Bersih [Online]. Dipetik January 29, 2012,
dari Kompas: http://megapolitas.kompas.com [Dipetik 29 January
2012]
Elisabeth. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga Dalam
Penggunaan Jamban. Universitas Sumatera Utara , Hal 10-11.
[Online]. Dari
http://www.google.com/search?q=tesis+elisabeth+tarigan+di+usu+ta
hun+2008. [Diakses: 11 Desember 2012].
Istiatri. (2005). Pendidikan pengetahuan Masyarakat: Promosi Pendidikan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Lian. (2011). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga terhadap PHBS dan
Lingkungan di Desa Ilomangga Kecamatan Tobongga Gorontalo.
Dosen Pendidikan Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo , 1,5-10.
Libertina. (2009). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesehatan
Lingkungan [Online]. Universitas Negeri Yogyakarta, Hal 2
[Diakses 29 January 2012]
Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar).
Jakarta: Rineka Cipta.
(2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
(2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
Ramdani, S. N. (2008). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan
Hidup Bersih dan Sehat terhadap Lingkungan pada Ibu Rumah
Tangga RW 04 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2008.
Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan
Masyarakat UI Depok , 1,20-25.
Sarwono. (2008). Promosi dan Perilaku Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemirat. (2004). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Sukarni. (2007). Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.
Suhartini. (2008). Pemerdayaan Ibu Rumah Tangga Dan Remaja Putri Dalam
Pengolahan Sampah Dengan Teknologi Sederhana dan Ramah
Lingkungan [Online]. Universitas Negeri Yogyakarta, Hal 2
[Diakses 29 January 2012]
Sunaryo. (2006). Defenisi Perilaku. Sunaryo: Cita Pustaka Adelia.
Susilo. (2011). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA


DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN
SYAHMAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN LUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2013
OLEH:
KURNIAMAN GEA
NIM: 0901040

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sumatera Utara. Penelitian ini diberikan sebagai salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Kesehatan
Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di
Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. Saya mengharapkan partisipasi dari
Saudara/i dalam memberikan jawaban atas pertanyaan kuesioner penelitian yang
diberikan. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dari Bapak/Ibu serta
informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan
ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud yang lain.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, Bapak/Ibu
bebas menerima atau menolak untuk menjadi peserta penelitian tanpa ada sanksi
apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini silahkan Bapak/Ibu
menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah
ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu
Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan, ___________2013
Responden
Lampiran II

Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN


TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI
LINGKUNGAN III KELURAHAN SYAHMAD WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN LUBUK PAKAM
KEBUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2013

A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan pada kuesioner pengetahuan,
kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda
silang ( X ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
2. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan pada kuesioner sikap dan tindakan
kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda
silang ( √ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
B. Profil Responden
1. No. Responden :
2. Umur : < 30 tahun > 40
30 – 40 tahun
3. Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA
D-III S-1
4. Pekerjaan : PNS Petani
Wiraswasta
a. Pengetahuan responden dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan
Petunjuk Pengisian: Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar
Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda pilih.

1. Bagaimanakah rumah sehat itu?


a. Bersih, aman, terawat, memiliki ventilasi
b. Bersih, aman, terawat, tidak memiliki ventilasi
c. Kotor, aman, terawat, memiliki ventilasi
2. Dimanakah ventilasi rumah harus ada?
a. Setiap kamar tidur c. Setiap kamar mandi
b. Setiap ruangan
3. Kapankah jendela rumah sebaiknya dibuka ?
a. 2 x seminggu c. Setiap hari
b. 1 x seminggu
4. Rumah yang terawat dan terpelihara baik, dapat memberikan?
a. Rasa nyaman
b. Rasa yang biasa saja
c. Rasa yang kurang baik
5. Bangunan jamban yang baik, seharusnya ?
a. Terbuka c. Tidak kuat
b. Kuat dan tertutup
6. Bangunan jamban sebaiknya di tempatkan dilokasi ?
a. Umum / banyak warga
b. Depan rumah
c. Yang tidak mengganggu pandangan
7. Sampah adalah ?
a. Sesuatu yang tidak dipakai dan dibuang
b. Sesuatu yang bisa dipakai dan tidak dibuang
c. Sesuatu yang tidak dipakai dan tidak dibuang
8. Syarat tempat sampah yang baik ?
a. Mempunyai tutup dan kuat
b. Terbuka
c. Ukurannya kecil
9. Air minum yang sehat, sebaiknya?
a. Tidak berwarna dan kotor
b. Tidak berwarna dan tidak bau
c. Berwarna dana bau
10. Apakah tujuan air minum dimasak sampai mendidih ?
a. Membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air
b. Menghilangkan gas yang tidak diperlukan
c. Memang sudah tradisi dari dulu
11. Apakah air limbah itu ?
a. Sisa air yang harus dijaga
b. Sisa air yang harus dikumpulkan
c. Sisa air yang harus dibuang
d. Sisa air yang bersih
12. Membuang air limbah sebaiknya dibuang?
a. Di samping rumah c. Di tempat pengaliran air limbah
b. Di depan rumah
13. Tujuan pengolahan air limbah adalah ?
a. Untuk melindungi lingkungan hidup
b. Untuk melindungi diri
c. Untuk melindungi keluarga
14. Dimanakah sebaiknya sampah dibuang?
a. Di sungai
b. Di jalan raya
c. Di Tempat pembuangan sampah
15. bagaimana sebaiknya keadaan lantai rumah
a. Bersih dan kering
b. Licin
c. lembab
16. Bagaimanakah saluran pembungan air limbah yang baik?
a. Tertutup (mempunyai riol dan mengalirkan ke saluran umum)
b. Terbuka dan dialirkan kesaluran umum
c. Disalurkan didepan rumah
17. Bagaimana jenis jamban yang paling baik?
a. Jamban leher angsa dan memiliki septic tank
b. Jamban yang langsung dialirkan disungai
c. Gali tanah
18. Bagaimana sebaiknya lokasi tempat pembungan sampah?
a. Tidak dekat dengan sumber air
b. Dekat dengan sumber air
c. Di sungai
19. Sampah organik adalah ?
a. Sampah yang dapat membusuk
b. Sampah yang sukar membusuk
c. Sampah yang berasal dari hewan
20. Sampah yang mana saja yang menjadi contoh sampah organik ?
a. Kulit buah, sisa sayuran, dun kering, ranting
b. Kaleng susu, kaleng botol minuman
c. Kaleng botol minuman, kulit buah, ranting
21. Sampah anorganik adalah ?
a. Sampah yang sukar membusuk
b. Sampah yang dapat membusuk
c. Sampah yang berasal dari hewan
22. Sampah yang mana saja menjadi contoh sampah anorganik ?
a. Kaleng susu, kaleng botol minuman
b. Kulit buah, sisa sayuran, daun kering, ranting
c. Kaleng susu, sisa sayuran, ranting
23. Bagaimanakah sebaiknya tempat pembuangan sampah organik dan
sampah anorganik?
a. Dipisahkan
b. Disatukan
c. Di kumpulkan saja
24. Apa akibatnya jika membuang sampah sembarangan ?
a. Dapat menimbulkan bau dan penyakit
b. Dapat memberikan rasa senang
c. Dapat memberikan dampak yang baik
25. Apa akibatnya jika membuang air limbah sembarangan?
a. Dapat memberikan rasa senang
b. Dapat menimbulkan bau dan penyakit
c. Dapat memberikan dampak yang baik
b. Sikap responden dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan
Petunjuk pengisian : Berilah jawaban pernyataan di bawah ini dengan
memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
tanggapan anda
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
No Pernyataan SS S TS STS
1 Rumah merupakan tempat perlindungan
2 Rumah sehat harus memiliki ventilasi
3 Membuka jendela rumah setiap hari, merupakan
perilaku yang sehat
4 Ventilasi penting dalam rumah sehat
5 Air yang baik adalah tidak berbau, tidak
berwarna,
6 Air dimasak terlebih dahulu sebelum diminum
7 Sampah yang ada dimana-mana sebaiknya
dikumpulkan dan dibuang pada tempatnya
8 Tempat sampah harus tertutup
9 Pembuangan air limbah sembarangan dapat
menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan
10 Air minum harus dimasak sampai mendidih
11 Sampah organik dan anorganik disatukan
sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir
12 Sampah yang dikumpulkan dibakar didepan
rumah

13 Saluran pembuangan kotoran di salurkan ke


sungai
14 Membuang air limbah di selokan atau parit yang
tergenang

15 Mengunakan saluran pengaliran air limbah


tertutup

16 Membuka jendela pada pagi hari

17 Lantai rumah bersih dan tidak lembab

18 Ventilasi rumah harus ada dan selalu dibersihkan

19 Langit-langit rumah harus selalu dibersihkan

20 Memisahkan sampah organik dan sampah


anorganik sebelum dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir
c. Tindakan responden dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan
Petunjuk pengisian : Berilah jawaban pertanyaan di bawah ini dengan
memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
tanggapan anda
Ya atau Tidak
No Pernyataan Ya Tidak
1 Membersihkan rumah setiap hari selalu bersama
2 Keluarga mengatur jadwal dalam membersihkan
rumah
3 Memasak air minum sampai mendidih
4 Menggunakan air bersih setiap hari
5 Ventilasi rumah terdapat di semua ruangan
6 Membuang kotoran di jamban
7 Menyediakan tempat sampah
8 Membuang sampah pada tempatnya
9 Membersihkan aliran air limbah yang tergenang
10 Membuang air limbah yang penyalurannya di sungai
11 Menyatukan sampah organik dan anorgnik
12 Tempat penampungan air dibersihkan secara teratur
13 Memiliki jamban leher angsa dirumah
14 Menggunakan saluran pengaliran air limbah tertutup
15 Memiliki tempat pembuangan sampah sampah diluar
rumah
16 Tempat sampah yang digunakan terbuka
17 Membuang sampah pada tempatnya
18 Membuka jendela setiap pagi hari
19 Rumah dan halaman selalu dibersihkan setiap hari
20 Ventilasi rumah selalu dalam keadaan bersih
KUNCI JAWABAN

a. Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan


III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Lubuk Pakam Kebupaten Deli Serdang Tahun 2013
1. A
2. B
3. C
4. A
5. B
6. C
7. A
8. A
9. B
10. A
11. C
12. C
13. A
14. C
15. A
16. A
17. A
18. A
19. A
20. A
21. A
22. A
23. A
24. A
25. B
Lampiran III

Master Tabel Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di lingkungan
III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
N Pengetahuan
Umur Pend PKJ Jlh Kategori
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 2 3 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 12 Cukup
2 3 1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 8 Kurang
3 2 5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19 Baik
4 1 3 3 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 15 Cukup
5 3 2 2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Kurang
6 2 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 Baik
7 1 1 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 7 Kurang
8 3 2 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8 Kurang
9 2 2 2 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 10 Cukup
10 3 2 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6 Kurang
11 1 1 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 12 Cukup
12 2 2 3 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 14 Cukup
13 3 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 7 Kurang
14 2 2 2 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16 Cukup
15 3 3 3 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 8 Kurang
16 3 2 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 11 Cukup
17 2 1 3 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 12 Cukup
18 1 3 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 7 Kurang
19 3 3 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12 Cukup
20 1 3 3 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik
21 1 2 2 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 7 Kurang
22 2 1 3 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 7 Kurang
23 3 2 3 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 12 Cukup
24 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7 Kurang
25 2 3 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 8 Kurang
26 3 2 2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 10 Cukup
27 2 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 8 Kurang
28 1 2 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 10 Cukup
29 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 8 Kurang
30 3 2 3 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 9 Cukup
31 2 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 18 Baik
32 3 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Kurang
33 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 19 Baik
34 3 2 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 14 Cukup
35 1 1 3 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Kurang
36 2 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21 Baik
37 3 2 2 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 12 Cukup
38 2 3 3 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8 Kurang
39 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 Baik
40 1 2 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13 Cukup
41 2 1 3 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 8 Kurang
42 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1` 1 1 1 1 1 22 Baik
43 2 2 2 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 16 Cukup
44 3 1 3 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 Kurang
45 2 2 3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 7 Kurang
46 1 3 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 7 Kurang
47 3 3 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 15 Cukup
48 2 2 2 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8 Kurang
49 2 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 20 Baik
50 1 2 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 Cukup
51 1 3 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 8 Kurang
52 2 4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18 Baik
53 3 5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
54 2 2 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 Kurang
55 1 2 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 6 Kurang
56 3 1 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 Cukup
57 2 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 7 Kurang
58 2 2 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 Cukup
59 2 2 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 Kurang
60 2 2 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 12 Cukup
61 3 4 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik
62 2 4 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

N Sikap
Umur Pend PKJ Jlh Kategori
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 `18 19 20
1 3 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 0 1 1 0 2 1 1 2 1 1 25 Negatif
2 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 28 Negatif
3 2 5 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 52 Positif
4 1 3 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 0 1 1 0 2 1 1 2 1 1 25 Negatif
5 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 0 1 1 0 2 1 1 2 1 1 25 Negatif
6 2 4 1 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 46 Positif
7 1 1 2 1 2 2 2 1 2 0 2 1 2 2 0 2 0 2 1 1 2 1 1 27 Negatif
8 3 2 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 0 2 1 2 1 3 3 2 1 30 Negatif
9 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 1 47 Positif
10 3 2 2 1 2 1 3 1 3 2 1 2 1 3 1 2 0 2 0 1 1 2 1 29 Negatif
11 1 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 0 1 1 0 1 2 0 1 1 1 23 Negatif
12 2 2 3 1 2 2 1 0 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 0 2 1 1 26 Negatif
13 3 1 2 1 2 2 1 0 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 0 2 1 1 26 Negatif
14 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 0 0 3 2 1 3 2 2 40 Positif
15 3 3 3 1 3 1 1 3 1 1 0 1 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 29 Negatif
16 3 2 2 1 3 3 1 2 1 2 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 24 Negatif
17 2 1 3 1 3 1 1 3 1 1 0 1 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 29 Negatif
18 1 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 0 1 2 1 1 3 28 Negatif
19 3 3 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 3 0 3 1 2 1 24 Negatif
20 1 3 3 3 2 3 2 2 3 0 3 1 3 2 3 1 3 1 3 1 3 2 1 52 Positif
21 1 2 2 1 3 1 1 3 1 1 0 1 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 29 Negatif
22 2 1 3 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 0 1 2 1 1 3 28 Negatif
23 3 2 3 1 2 2 1 3 3 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 1 26 Negatif
24 2 1 2 1 2 2 1 3 3 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 1 26 Negatif
25 2 3 2 1 2 2 1 3 3 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 1 26 Negatif
26 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 26 Negatif
27 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 0 2 3 1 0 3 2 0 0 1 1 1 1 30 Negatif
28 1 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 1 1 0 1 2 0 1 1 2 1 3 32 Positif
29 2 2 2 1 2 2 1 3 3 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 1 26 Negatif
30 3 2 3 2 3 0 2 0 3 2 1 2 3 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 30 Negatif
31 2 5 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 0 3 0 3 2 2 3 2 3 2 44 Positif
32 3 1 2 1 2 2 1 3 3 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 1 26 Negatif
33 2 4 1 3 1 3 1 1 3 2 3 1 3 0 3 1 3 2 3 2 3 2 2 42 Positif
34 3 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 0 1 2 1 3 1 3 1 1 28 Negatif
35 1 1 3 1 3 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 0 1 1 29 Negatif
36 2 5 1 3 1 3 2 1 3 2 1 3 1 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 45 Positif
37 3 2 2 1 2 2 1 3 3 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 1 26 Negatif
38 2 3 3 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0 0 3 30 Negatif
39 1 4 1 2 3 1 2 1 1 3 1 2 1 0 2 2 0 2 2 2 3 2 2 34 Positif
40 1 2 2 1 2 2 1 3 3 1 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 1 26 Negatif
41 2 1 3 1 2 2 1 2 2 1 3 2 1 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 26 Negatif
42 2 5 1 3 1 0 3 2 3 2 2 3 1 1 2 3 0 1 3 2 2 3 2 39 Positif
43 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Negatif
44 3 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Negatif
45 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 1 1 2 0 3 0 2 0 1 2 1 1 1 30 Negatif
46 1 3 3 2 1 2 3 1 3 1 2 3 0 1 0 2 1 1 0 0 2 1 1 27 Negatif
47 3 3 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Negatif
48 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 0 0 2 1 2 0 2 1 1 2 3 27 Negatif
49 2 4 1 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 2 49 Positif
50 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 28 Negatif
51 1 3 3 2 1 1 2 0 1 2 1 1 0 1 2 1 0 1 2 1 1 2 1 23 Negatif
52 2 4 1 3 2 3 3 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 45 Positif
53 3 5 1 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 2 49 Positif
54 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 28 Negatif
55 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 27 Negatif
56 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 0 1 2 1 0 2 1 2 1 2 2 27 Negatif
57 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Negatif
58 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Negatif
59 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 1 1 2 0 3 0 2 0 1 2 1 1 1 30 Negatif
60 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 0 1 0 1 2 1 2 1 1 24 Negatif
61 3 4 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 3 0 3 2 3 3 3 48 Positif
62 2 4 1 3 2 3 3 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 45 Positif
N Tindakan
O Umur Pend PKJ Jlh Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 3 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 8 Buruk
2 3 1 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 9 Buruk
3 2 5 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 13 Baik
4 1 3 3 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 9 Buruk
5 3 2 2 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 9 Buruk
6 2 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 17 Baik
7 1 1 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 Buruk
8 3 2 3 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 7 Buruk
9 2 2 2 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 10 Buruk
10 3 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 17 Buruk
11 1 1 3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 13 Baik
12 2 2 3 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 9 Buruk
13 3 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 8 Buruk
14 2 2 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 9 Buruk
15 3 3 3 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 7 Buruk
16 3 2 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 8 Buruk
17 2 1 3 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 Buruk
18 1 3 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 8 Buruk
19 3 3 2 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 9 Buruk
20 1 3 3 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik
21 1 2 2 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 Buruk
22 2 1 3 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 Buruk
23 3 2 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 Baik
24 2 1 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 Buruk
25 2 3 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 9 Buruk
26 3 2 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 Buruk
27 2 1 2 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 10 Buruk
28 1 2 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7 Buruk
29 2 2 2 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 10 Buruk
30 3 2 3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 7 Buruk
31 2 5 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 Baik
32 3 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 Buruk
33 2 4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 Baik
34 3 2 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9 Buruk
35 1 1 3 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9 Buruk
36 2 5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 15 Baik
37 3 2 2 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 9 Buruk
38 2 3 3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 Buruk
39 1 4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 12 Baik
40 1 2 2 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 9 Buruk
41 2 1 3 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 10 Buruk
42 2 5 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 Baik
43 2 2 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 8 Buruk
44 3 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 Buruk
45 2 2 3 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 5 Buruk
46 1 3 3 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 8 Buruk
47 3 3 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 8 Buruk
48 2 2 2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 10 Buruk
49 2 4 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 12 Baik
50 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 7 Buruk
51 1 3 3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 7 Buruk
52 2 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
53 3 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
54 2 2 2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 10 Buruk
55 1 2 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 8 Buruk
56 3 1 3 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 9 Buruk
57 2 1 2 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 8 Buruk
58 2 2 3 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 10 Buruk
59 2 2 3 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 8 Buruk
60 2 2 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 9 Buruk
61 3 4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 13 Baik
62 2 4 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 14 Baik

Keterangan :

a. Karakteristik Umur b. Karakteristik Pendidikan c. Karakteristik Pekerjaan d. Kategori pengetahuan


1 = < 30 Tahun 1 = SD 2 = SMP 1 = PNS Baik = 17 - 25
2 = 30-40 Tahun 3 = SMA 4 = D-III 2 = Petani Cukup = 9 - 16
3 = > 40 5 = S-1 3 = Wiraswasta Kurang = 0 - 8

e. Kategori Sikap f. Kategori Tindakan


Positif = 31 – 60 Baik = 11 - 20
Negatif = 0 – 30 Buruk = 0 - 10
Hasil SPSS
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan
Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di lingkungan III
Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2013

Statistics

Tindakan
Pemeliharaa
Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahua Sikap n Kesehatan
Responden Responden Responden n Keluarga Keluarga Lingkungan

N Valid 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <30 Tahun 14 22.6 22.6 22.6

30-40 Tahun 28 45.2 45.2 67.7

>40 Tahun 20 32.3 32.3 100.0

Total 62 100.0 100.0

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 14 22.6 22.6 22.6

SMP 26 41.9 41.9 64.5

SMA 10 16.1 16.1 80.6

D-III 7 11.3 11.3 91.9

S-1 5 8.1 8.1 100.0

Total 62 100.0 100.0


Pekerjaan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PNS 12 19.4 19.4 19.4

Petani 28 45.2 45.2 64.5

Wiraswasta 22 35.5 35.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Pengetahuan Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 13 21.0 21.0 21.0

Cukup 22 35.5 35.5 56.5

Kurang 27 43.5 43.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Sikap Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Positif 15 24.2 24.2 24.2

Negatif 47 75.8 75.8 100.0

Total 62 100.0 100.0

Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 16 25.8 25.8 25.8

Buruk 46 74.2 74.2 100.0

Total 62 100.0 100.0


Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
Crosstab
Tindakan Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan

Baik Buruk Total

Pengetahuan Keluarga Baik Count 13 0 13

% of Total 21.0% .0% 21.0%

Cukup Count 2 20 22

% of Total 3.2% 32.3% 35.5%

Kurang Count 1 26 27

% of Total 1.6% 41.9% 43.5%

Total Count 16 46 62

% of Total 25.8% 74.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 47.475 2 .000

Likelihood Ratio 48.849 2 .000

Linear-by-Linear Association 34.002 1 .000

N of Valid Cases 62

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 3,35.

Symmetric Measures

Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R .747 .071 8.693 .000
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .698 .084 7.553 .000

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.


Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
Crosstab
Tindakan Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan

Baik Buruk Total

Sikap Keluarga Positif Count 13 2 15

% of Total 21.0% 3.2% 24.2%

Negatif Count 3 44 47

% of Total 4.8% 71.0% 75.8%

Total Count 16 46 62

% of Total 25.8% 74.2% 100.0%

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper


a
Step 1 PTTKAT 4.557 .966 22.262 1 .000 9,5333 14.357 633.038

Constant -6.024 1.471 16.770 1 .000 .002

a. Variable(s) entered on step 1: PTTKAT.

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 38.279 1 .000
b
Continuity Correction 34.200 1 .000

Likelihood Ratio 36.713 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 37.661 1 .000


b
N of Valid Cases 62

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,87.

b. Computed only for a 2x2 table


Symmetric Measures

Asymp. Std. Approx.


a b
Value Error Approx. T Sig.

Interval by Pearson's R c
.786 .091 9.840 .000
Interval

Ordinal by Spearman c
.786 .091 9.840 .000
Ordinal Correlation

N of Valid Cases
62

Anda mungkin juga menyukai