S1 PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
TAHUN 2017
KEBUTUHAN ISTIRAHAT dan AKTIVITAS
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh baru dapat
berfungsi secara optimal. Istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa
tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Istirahat adalah suatu keadaan
dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar
(Asmadi, 2008). Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Berjalan- jalan di taman terkadang juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang
penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-
ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang
berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2006). Tidur juga merupakan suatu keadaan tidak
sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang,
dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi,
2008).
Aktivitas/latihan adalah keadaan dimana individu mengalami ketidakcukupan
energi fisiologis atau psikologis untuk menahan atau memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari. Mobilisasi adalah suatu gerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas/kegiatan. Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek
yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan
kemandirian.
Sistem muskuloskeletal terdiri dari muskulus, tendon, ligament, tulang,
kartilago, persendian, dan bursa. Semua struktur ini bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan gerakan. Ada tiga jenis otot utama pada manusia, yaitu: otot polos,
otot rangka, dan otot jantung. Dari ketiga otot tersebut, otot yang paling
berpengaruh untuk aktivitas atau pergerakan yaitu otot rangka.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Subjektif
Tidak tersedia.
Objektif
1. Hiperekstensi ekstermitas.
2. Jari-jari meregang atau tangan menggenggam.
3. Respon abnormal terhadap stimulus sensorik.
4. Gerakan tidak terkoordinasi.
1. Hospitalisasi.
2. Prosedur invasif.
3. Prematuritas.
4. Gangguan neurologis.
5. Gangguan pernapasan.
6. Gangguan kardiovaskuler.
Subjektif
1. Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas.
Objektif
1. Kekuatan otot menurun.
2. Rentang gerak (ROM) menurun.
Subjektif
1. Nyeri saat bergerak.
2. Enggan melakukan pergerakan.
3. Merasa cemas saat bergerak.
Objektif
1. Sendi kaku.
2. Gerakan tidak terkoordinasi.
3. Gerakan terbatas.
4. Fisik lemah.
1. Stroke.
2. Cedera medulla spinalis.
3. Trauma.
4. Fraktur.
5. Osteoarthritis.
6. Ostemalasia.
7. Keganasan.
Subjektif
1. Mengeluh sulit tidur.
2. Mengeluh sering terjaga.
3. Mengeluh tidak puas tidur.
4. Mengeluh pola tidur tidak berubah.
5. Mengeluh istirahat tidak cukup.
Objektif
Tidak tersedia.
Subjektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun.
Objektif
Tidak tersedia.
1. Nyeri/kolik.
2. Hipertiroidisme.
3. Kecemasan.
4. Penyakit paru obstruktif kronis.
5. Kehamilan.
6. Periode pasca partum.
7. Kondisi pasca operasi.
Intoleransi aktivitas
Subjektif
1. Mengeluh Lelah.
Objektif
1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat.
Subjektif
1. Dispnea saat/setelah aktivitas.
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas.
3. Merasa lemah.
Objektif
1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat.
2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas.
3. Gambaran EKG menunjukkan iskemia.
4. Sianosis.
1. Anemia.
2. Gagal jantung kongestif.
3. Penyakit jantung koroner.
4. Penyakit katup jantung.
5. Aritmia.
6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
7. Gangguan metabolik.
8. Gangguan musculoskeletal.
Keletihan
1. Gangguan tidur.
2. Gaya hidup monoton.
3. Kondisi fisiologis (misalnya penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi,
dan kehamilan).
4. Program perawatan/pengobatan jangka panjang.
5. Peristiwa hidup negatif.
6. Stres berlebihan.
7. Depresi.
Subjektif
1. Merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur.
2. Merasa kurang tenaga.
3. Mengeluh lemah.
Objektif
1. Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin.
2. Tampak lesu.
Subjektif
1. Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab.
2. Libido menurun.
Objektif
1. Kebutuhan istirahat meningkat.
Subjektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan tidur.
2. Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur.
Objektif
1. Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan.
Subjektif
1. Tidak menggunakan obat tidur.
Objektif
1. Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur.
1. Hospitalisasi.
2. Prosedur invasif.
3. Prematuritas.
4. Gangguan neurologis.
5. Gangguan pernapasan.
6. Gangguan kardiovaskuler.
1. Gangguan sirkulasi.
2. Ketidakbugaran status fisik.
3. Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya.
4. Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas.
5. Gangguan pernapasan.
1. Anemia.
2. Gagal jantung kongestif.
3. Penyakit katup jantung.
4. Aritmia.
5. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
6. Gangguan metabolik.
7. Gangguan musculoskeletal.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.
Editor THerdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Tim PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.