Anda di halaman 1dari 9

PSIKOMOTOR

Pembimbing :
Dr. Fisalma Mansjoer, Sp.KK

Disusun Oleh :
Dessy Aditya Damayanti
2012730027

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dankarunia-Nya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus
denganjudul Prurigo Hebra sesuai pada waktu yang telah ditentukan.
Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,keluarga,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan ini kami buat sebagaidasar
kewajiban dari suatu proses kegiatan yang kami lakukan yang kemudiandiaplikasikan
dalam bentuk praktik kehidupan sehari-hari.
Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pembimbing yang telah
membantukami dalam kelancaran pembuatan laporan ini, Dr. Fisalma Mansjoer,
Sp.KK.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
padaumumnya.
Kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menambahkesempurnaan laporan kami.

Jakarta, Agustus 2017

Penyusun

2
BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. F

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 19 tahun

Alamat : Percetakan Negara

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Tanggal pemeriksaan : 29 Juli 2017

II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)

Keluhan Utama
Gatal dan hitam-hitam pada tungkai bawah kanan dan kiri

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSIJ Cempaka Putih, dengan
keluhan gatal dan hitam-hitam pada tungkai bawah kanan dan kiri. Pasien
sudah mempunyai keluhan yang sama sejak kecil, keluhan ini sering hilang
timbul. Pasien sudah pernah berobat kedokter, diberikan obat antara lain:
cetirizine, dan salep yang tidak diketahui namanya.
Keluhan timbul kembali sejak 2 minggu terakhir . Penyakit diawali
dengan bintik-bintik kemerahan disertai gatal di tungkai bawah kanan dan
kiri.setelah digigit nyamuk. Pasien merasa sangat gatal sehingga sulit
menahan untuk tidak menggaruk, sehingga warnanya berubah menjadi
kecoklatan. Untuk keluhan saat ini belum diberikan pengobatan apapun.

Riwayat Penyakit Keluarga


3
Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat Pengobatan
Tidak ada obat-obatan jangka panjang yang rutin dikonsumsi
Riwayat Alergi
Paien tidak memiliki alergi
Riwayat Psikososial
Pasien sering menggaruk bila digigit nyamuk. Lingkungan rumah pasien
banyaknyamuk terutama saat malam hari.

III. STATUS GENERALIS


Keadaaan umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 360C
Kepala : Normosefal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks : Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-).
Paru : Vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk
Inferior : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk

4
STATUS DERMATOLOGIS
Regio tibialis ekstensor dan dorsum
pedis bilateralis dekstra dan sinistra
terdapat multipel papul
hiperpigmentasi, berukuran miliar
sampai lentikuler, tersebar merata.
Terdapat pula beberapa makula
hiperpigmentasi multiple berukuran
miliar sampai lentikuler beberapa
berkonfluens, sebagian sirkumkrip,
sebagian difus, tersebar merata.

IV. RESUME
Perempuan, 19 tahun, sejak kecil timbul kelainan kulit hilang timbul
terutama bila digigit nyamuk. Sudah ke dokter. Kelainan sekarang menjadi
kecoklatan. 2 minggu terakhir timbul kembali dan belum mendapat pengobatan
apapun.
Pemeriksaan status dermatologis : Regio tibialis ekstensor dan dorsum
pedis bilateralis dekstra dan sinistra terdapat multipel papul hiperpigmentasi,
berukuran miliar sampai lentikuler, tersebar merata. Terdapat pula beberapa
makula hiperpigmentasi multiple berukuran miliar sampai lentikuler beberapa
berkonfluens, sebagian sirkumkrip, sebagian difus, tersebar merata.

V. DIAGNOSA KERJA
Prurigo Hebra

5
VI. DIAGNOSA BANDING
Skabies
Dermatitis atopi

VII. USULAN PEMERIKSAAN


Pemeriksaan Histopatologik

VIII. PENATALAKSANAAN
A. Non Medikamentosa
Edukasi :
- Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian tertutup
sehingga terhindar dari gigitan nyamuk
- Menganjurkan pasien bila gatal jangan menggaruk karena
efeknya dapat menjadi infeksi sekunder
- Menutup pintu bisa malam hari
- Menggunakan obat semprot anti nyamuk
- menguras dan membersihkan tempat-tempat penampung air
secara teratur seperti bak mandi
- Bersihkan rumah dan halaman dri tumpukan barang-barang
yang sudah tidak terpakai
B. Medikamentosa
o Sistemik
Antihistamin : Cetirizine 1 x 10 mg/hari.
o Topikal
Bedak kocok sulfur 5 10% .
Mentol 0,25-1%
Salap asam salisilat 3% 2x sehari.

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PRURIGO HEBRA
DEFINISI
Prurigo Hebra (PH) ialah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak.
Kelainan kulit dengan gejala subyektif sangat gatal, terdiri atas papul papul miliar
berbentuk kubah disertai vesikel kecil di puncaknya, lebih mudah diraba daripada
dilihat, terutama di daerah ekstremitas bagian ekstensor, serta bagian tubuh yang tidak
tertutupi pakaian (misalnya wajah).1

EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini sering terdapat pada keadaan sosial-ekonomi dan higiene yang
rendah. Di Jakarta, penderita perempuan lebih banyak daripada laki laki. Umumnya
terdapat pada anak. Di Eropa dan Amerika Serikat, penyakit ini jarang.1

ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui. Pada umumnya terdapat anggota keluarga
yang menderita penyakit ini, sehingga penyakit ini dianggap herediter. Sebagian para
ahli berpendapat bahwa kulit penderita peka terhadap gigitan serangga, misalnya
nyamuk. Mungkin antigen atau toksin yang ada dalam ludah serangga menyebabkan
alergi. 1

GEJALA KLINIS
Awitan penyakit sering pada anak berumur di atas 1 tahun. Kelainan yang khas
ialah adanya papul papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih mudah diraba
daripada dilihat. Rasa gatal yang hebat menyebabkan garukan terus menerus dan
menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta, hiperpigmentasi, serta likenifikasi. Sering pula
terjadi infeksi sekunder. Jika telah kronik tampak kulit yang sakit lebih gelap
kecokelatan dan likenifikasi.1
Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan simetrik, dapat pula
meluas ke bokong dan perut, wajah. Biasanya bagian distal lengan dan tungkai lebih
parah dibandingkan bagian proksimal. Demikian pula umumnya tungkai lebih parah
dibandingkan lengan.1

7
Untuk menyatakan berat ringannya penyakit, dipakai istilah prurigo mitis jika
ringan, dan disebut prurigo feroks (agria) bila berat. Prurigo mitis hanya terbatas di
ekstremitas bagian ekstensor serta sembuh sebelum akil balik. Sebaliknya pada prurigo
feroks, lokasi lesi lebih luas dan berlanjut sampai dewasa.1

HISTOPATOLOGIK
Gambaran histopatologik tidak khas, sering ditemukan akantosis,
hiperkeratosis, edema pada epidermis bagian bawah, dan dermis bagian atas.1

DIAGNOSIS
Diagnosis prurigo hebra terutama berdasarkan gambaran klinis ialah adanya
papulpapul miliar, berbentuk kubah terutama terdapat di ekstremitas bagian ekstensor.
Keluhannya ialah sangat gatal, dan biasanya terdapat pada anak.1

TATALAKSANA
Tatalaksana ialah menghindari hal hal yang berkaitan dengan prurigo, yakni
menghindari gigitan nyamuk atau serangga, mencari dan mengobati infeksi lokal,
memperbaiki higiene perseorangan maupun lingkungan.1
Pengobatan nonmedikamentosa terpenting adalah komunikasi efektif
dilakukan dengan pasien mengenai hal-hal yang harus dihindari mengenai faktr
peyebab. Ajarkan upaya preventif, yaitu dianjurkan agar pasien mengenakan pakaian
tertutup sehingga terhindar dari gigitan seranga dan debu.1
Pengobatan simtomatik ditujukan untuk mengurangi gatal dengan pemberian
antihistamin golongan sedatif. Bila terdapat infeksi sekunder diobati dengan antibiotik.1
Contoh pengobatan topikal ialah sulfur 5 10% dapat diberikan dalam bentuk
bedak kocok atau salap. Untuk mengurangi gatal dapat diberikan mentol 0,25 1 %.
Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotik topikal, sedangkan untuk menekan
proses reaksi alergik dan inflamasi, dapat diberikan steroid topikal potensi sedang atau
kuat.1

PROGNOSIS
Sebagian besar prurigo hebra akan sembuh spontan pada usia akil balik, namun
karena kronis dapat meninggalkan bekas makula hiperpigmentasi.1

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Boediardja SAK, Wiryadi BE, Prurigo, in : Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2015. p 315 18.

Anda mungkin juga menyukai