Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

ASESMEN GIZI

Pengkajian status nutrisi merupakan suatu tindakan evaluasi secara


komprehensif dalam menilai status nutrisi, termasuk riwayat medis, riwayat
nutrisi/diet, pemeriksaan fisik, antropometri, dan penunjang/laboratorium.

Penilaian status nutrisi ini adalah langkah pertama dari empat langkah proses
asuhan nutrisi (nutrition care process) yang terdiri dari :
1) penilaian status nutrisi;
2) diagnosis status nutrisi;
3) intervensi nutrisi;
4) pemantauan dan evaluasi hasil intervensi nutrisi.
Selain itu, penilaian status nutrisi merupakan proses sistematik untuk menentukan,
memeriksa dan menginterpretasikan data-data yang berhubungan dengan masalah
nutrisi.

A. Asesmen Gizi untuk Dewasa


Status nutrisi untuk orang dewasa dinilai dengan menggunakan kriteria
Malnutrition Universal Screening Tool (MUST), yang betujuan untuk
mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk,
kurang gizi, atau obesitas.
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut :

1. Langkah 1 : hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan


kurva di bawah ini dan berikanlah skor.

Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran panjang lengan
bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan menggunakan tabel
dibawah ini.
Pengukuran alternatif :

Untuk memperkirakan IMT, dapat menggunakan pengukuran lingkar lengan


atas (LLA).
a. Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 derajat terhadap siku
dengan lengan atas paralel di sisi tbuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang
bahu (akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
b. Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar
lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu menempel
terlalu ketat.
LLA < 23, 5 cm = perkiraan lMT < 20 kg/m2
LLA > 32cm = perkiraan IMT > 30 kg/m2

2. Langkah 2 : nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan


menggunakan tabel di bawah ini , dan berikanlah skor.

3. Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dan penyakit yang diderita


pasien, dan berikan skor (rentang antara 0 2).
Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat
sedikit/tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2.

4. Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dan langkah 1, 2, dan 3 untuk


menilai adanya risiko malnutrisi.

Skor 0 = risiko rendah

Skor 1 = risiko sedang

Skor 2 = risiko tinggi

5. Langkah 5 : gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi


keperawatan berikut ini :

Risiko rendah :

Perawatan rutin : ulangi sknining pada pasien di rumah sakit (tiap


minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan
usia > 75 tahun (tiap tahun).

Risiko sedang :

Observasi :
a. Catat asupan makanan selama 3 hari.
b. Jika asupan adekuat, ulangi skrining : pasien di rumah sakit (tiap
minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap
2 3 bulan).
c. Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan
peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian
nutrisi secara teratur.
Risiko tinggi :
Tatalaksana :
a. Rujuk ke ahli gizi.
b. Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi.
c. Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi : pada pasien di
rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan),
masyarakat umum (tiap bulan).
Untuk semua kategori :

a. Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan


jenis makanan.
b. Catat kategori risiko malnutrisi.
c. Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat.

B. Asesmen Gizi untuk Anak


Standar yang digunakan adalah standar baku antropometri WHO NCHS
World Health Organization-National Center for Health Statistics, sebagai berikut :
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.
Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah
tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0 2 tahun
digunakan bulan usia penuh (Completed Month).
Contoh Tahun usia penuh (Completed Year) :
Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun
Contoh Bulan usia penuh (Completed Month) :
Umur: 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
3 bulan 27 hari, dihitung 3 bulan.
2. Mengukur berat badan.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan
untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Pada masa bayi balita, berat
badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun
status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis, seperti : dehidrasi, asites, edema,
dan adanya tumor.
3. Berdasarkan berat badan menurut umur, gunakan tabel WHO NCHS
(World Health Organization National Center for Health Statistics, sebagai
berikut :
Tabel Kategori Status Gizi berdasarkan Indeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U)
Anak Laki- Laki Umur 0 60 Bulan

Keterangan :
Gizi Buruk : < 60% median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Kurang : 60% median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Sedang : 70% median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Baik : 80% 120% median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Lebih : > 120% median BB/U baku WHO NCHS, 1983

Tabel Kategori Status Gizi berdasarkan Indeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U)
Anak Perempuan Umur 0 60 bulan
Keterangan :
Gizi Buruk : < 60 % median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Kurang : 60 % median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Sedang : 70 % median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Baik : 80 % 120% median BB/U baku WHO NCHS, 1983
Gizi Lebih : > 120% median BB/U baku WHO NCHS, 1983

Anda mungkin juga menyukai