DENGAN MICROTOISE
No. Dokumen 001/SOP/Pusk-
BA/Gizi/III/2017
No Revisi 0
SOP
Tanggal Terbit 17 Maret 2017
Halaman 1 dari 1
PUSKESMAS dr. Ruspal Simarmata
BATU ANAM NIP.196810141999031001
1.Pengertian Pemberian tablet besi pada ibu hamil dan ibu nifas untuk menghindari
kejadian anemia pada ibu hamil dan ibu nifas
2.Tujuan Sebagai acuan dalam petugas dalam memberikan tablet besi pada ibu hamil
dan ibu nifas
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Pedoman penatalaksanaan pemberian tablet tambah darah, kemenkes RI 2015
5.Prosedur Pada ibu hamil
1.Petugas memberikan tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke
puskesmas, dimana tablet besi ini dapat dimulai diberikan pada usia
kehamilan 20 minggu
2.Ibu hamil meminum satu tablet besi per hari berturut-turut selama minimal
90 hari pada masa kehamilan
Pada ibu nifas
1.Petugas memberikan tablet besi pada ibu nifas yang berkunjung ke
puskesmas
2.Ibu nifas meminum satu tablet besi per hari berturut-turut selama 30 hari
dan dapat dilanjutkan sampai 42 hari masa nifas
3.Bagi ibu nifas yang tidak berkunjung ke psukesmas, tablet besi dapat
dibawa oleh bidan dan atau kader pendamping ibu hamil yang melakukan
kunjungan rumah pada ibu nifas tersebut, dengan sebelumnya mencatat
nama ibu nifas yang akan dikunjungi pada buku pengeluaran tablet besi di
unit farmasi
1.Pengertian Pengukuran berat badan dengan baby scale adalah menimbang bayi dan balita
yang belum bisa berdiri untuk mengetahui berat badan yang menentukan
dalam status gizinya, serta baby scale ini ditera setiap satu tahun
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan bayi dengan baby scale
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006
5.Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis
2. Petugas mempersiapkan Kartu Status Gizi POZI (Unit Gizi) atau
blangko rekam medis (pada unit lain)
3. Petugas meletakkan timbangan baby scale ditempat yang rata dan
datar
4. Petugas memastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol
5. Petugas meletakkan bayi dan balita yang belum bisa berdiri kedalam
baby scale dengan pakaian seminimal mungkin
6. Petugas membaca dan mencatat berat badan anak sesuai dengan angka
yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
1.Pengertian Pembinaan adalah pemberian arahan dan dukungan bagi kader Posyandu
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab kegiatan posyandu
2.Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan pembinaaan posyandu balita
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Dirjen Bina
Gizi dan KIA Kementrian Kesehatan tahun 2013
5.Prosedur 1. Petugas Puskesmas mengkonfirmasi jadwal posyandu dengan kader
dan membuat kesepakatan dengan kader bahwa akan berkunjung ke
posyandu
2. Petugas membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu,
dengan mengecek kelengkapan administrasi pada masing-masingmeja
di sistem 5 meja dan memantau kegiatan pengukuran berat badan dan
tinggi badan dan tinggi balita serta LILA pada ibu hamil
3. Petugas menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan,
KIA/KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan atau masyarakat
luas
4. Petugas melakukan deteksi dini tanda umum terhadap ibu hamil, bayi
dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila
dibutuhkan
5. Petugas membantu kader dalam pelaksanaan stimulasi deteksi dini
tumbuh kembang balita
6. Petugas menganalisis hasil kegiatan posyandu, menuliskan hasiilnya
di buku kunjungan Posyandu, serta menyusun rencana kerja dan
melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu
7. Petugas menuliskan presensi dan kesan pesan kegiatan posyandu pada
hari tersebut dalam buku Tamu Psoyandu
6.Unit Terkait a) KIA e) Farmasi
b) Promkes f) Imunisasi
c) Kesling
d) Laboratorium
5.Petugas menjelaskan tentang diet yang akan dijalani pasien sesuai leaflet
6.Petugas merencanakan menu makan dalam satu hari
7.Petugas mengevaluasi kejelasan pasien tentang diet yang akan dijalani
8.Petugas mencatat dalam buku rekam medik, kartu status POZI, dan register
konsultasi gizi
6.Unit Terkait 1.Gizi
2.KIA
1.Pengertian Pengukuran tinggi badan dengan timbangan injak untuk mengetahui berat
badan seseorang yang dapat berdiri dan berat badan ini dapat digunakan
dalam menentukan status gizinya. Timbangan injak ini ditera setiap satu tahun
sekali
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan bayi dengan timbangan injak
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006.
5.Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis
2. Petugas mempersiapkan Kartu Status Gizi POZI (Unit Gizi) atau
blangko rekam medis (pada unit lain)
3. Petugas meletakkan timbangan injak ditempat yang rata dan datar
4. Petugas memastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol
5. Petugas memposisikan tubuh individu yang akan ditimbang diatas
timbangan injak dengan pakaian seminimal mungkin
6. Petugas membaca dan mencatat berat badan anak sesuai dengan angka
yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
1.Pengertian Microtoise merupakan alat ukur tinggi badan yang digunakan untuk seseorang
yang dapat berdiri tegak
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan mikrotoise
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas nomor 11 tahun 2017 tentang pelayanan klinis
4.Referensi Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006.
5.Prosedur 1. Petugas meletakkan microtoise dilantai yang rata dan menempel pada
dinding yang tegak lurus
2. Petugas menarik pita meteran tegak lurus keatas sampai angka pada
jendela baca menunjukkan angka nol kemudian petugas
memaku/menempelkan ujung pita meteran pada dinding
3. Petugas menarik kepala microtoise keatas sampai paku
1.Pengertian Pengukuran panjang badan dengan papan pengukur adalah untuk mengukur
bayi dan balita usia dibawah 24 bulan dnegan posisi tidur untuk mengetahui
panjang badan, dimana panjang badan ini ditera setiap satu tahun sekali
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran panjang badan dengan papan pengukur
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006.
5.Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis
2. Petugas mempersiapkan Kartu Status Gizi POZI (Unit Gizi) atau
blangko rekam medis (pada unit lain)
3. Petugas memilih meja atau tempat yang rata dan datar kemudian
petugas meletakkan papan pengukur panjang badan pada meja tersebut
4. Petugas melentangkan balita diatas papan pengukur dengan posisi
kepala menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus
(papan tidak dapat bergerak)
5. Petugas memastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian
papan yang statis
6. Petugas memposisikan bagian belakang kepala,punggung,pantat,dan
tumit menempel secara tepat pada papan pengukur
7. Petugas menggeser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian
kedua telapak kaki menempel pada bagian papan yang dapat degeser
(dengan cara menekan bagian lutut dan mata kaki)
8. Petugas membaca dan mencatat panjang badan anak dari angka kecil
ke angka besar
6.Unit Terkait 1.Gizi
2.Poli Umum
3.KIA
1.Pengertian 1. Penjaringan Gizi Buruk adalah pengumpulan data balita gizi buruk di
wilayah Puskesmas Batu Anam
2.Penanganan Gizi Buruk adalah tindakan yang dilakukan pada gizi buruk di
puskesmas
2.Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan panatalaksanaan penjaringan dan
penanganan balita gizi buruk
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi 1) Tata Laksana Gizi Buruk Buku I Depkes RI 2003
2) Tata Laksana Gizi Buruk Buku II Depkes RI 2003
3) Kepmenkes RI NO.1995/Menkes/SK/XII/2010
5.Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis
2. Petugas mempersiapkan blangko pelacakan balita gizi buruk
3. Petugas mempersiapkan buku registrasi balita gizi kurang/buruk
4. Petugas mempersiapkan Kepmenkes RI
NO.1995/Menkes/SK/XII/2010 (Buku SK Antropometri) untuk
menentukan status gizi balita
5. Petugas mengumpulkan data gizi buruk dari dalam dan Luar gedung
dan mencatat dalam buku register balita gizi kurang/buruk
6. Petugas menentukan status gizi dari data yang didapatkan
7. Petugas melacak kasus gizi buruk
8. Petugas merujuk gizi kurang dan gizi buruk ke puskesmas untuk
penanganan terpadu
9. Petugas melakukan penanganan gizi buruk secara terpadu
10. Petugas memberikan PMT untuk gizi kurang dengan BB/U dan
BB/TB < -2 SD sesuai anggaran yang ada
11. Petugas merujuk balita gizi buruk dengan tanda klinis dan atau BB/U
< -3 SD atau BB/TB <-3 SD ke rumah Pemulihan Gizi (RPG) atau ke
rumah sakit
6.Unit Terkait 1.Gizi
2.Poli Umum
3.KIA
1.Pengertian Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
Berdasarkan klasifikasi The National Instute of Health, disebut hipertensi
apabila nilai systole > 140 mmHG dan diastole > 90
Penatalaksanaan Diet Rendah Garam adalah suatu pengaturan makan yang
bertujuan untuk membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam
jaringan tubuh untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
2.Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelaksanaan diet rendah garam
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Penuntut diet edisi baru, instalasi Gizi, Perjan RS Cipto Mangunkusumo,
Gramedia, 2004
5.Prosedur 1.Petugas mempersiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
a. Kartu Status POZI
b. Timbangan
c. Microtoise
d. Kalkulator
e. Alat Tulis
f. Leaflet Diet Rendah Garam
g. Leaflet Daftar Bahan Makanan Penukar
2. Petugas melakukan Assesment awal dengan menanyakan :
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Perubahan berat badan 2-6 bulan
e. Perubahan nafsu makan
f. Ada tidak disfagia (kesulitan menelan)
g. Ada tidaknya mual, muntah dan diare
h. Ada tidaknya alergi makanan atau makanan pantangan
i. Riwayat penyakit pasien dan riwayat penyakit keluarga
j. Hasil laboratorium
k. Tekanan darah
l. Frekuensi makan dan recall makan 24 jam
3. Petugas mengukur berat badan dan tinggi badan pasien kemudian
menentukan status gizi pasien
PENATALAKSANAAN DIET
RENDAH GARAM
No. Dokumen 001/SOP/Pusk-
BA/Gizi/III/2017
No Revisi 0
SOP
Tanggal Terbit 17 Maret 2017
Halaman 1 dari 1
1.Pengertian Gout adalah salah satu penyakit arthritis yang disebabkan oleh metabolisme
abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam
darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbulnya kristal berupa garam
urat di persendian yang menyebabkan peradangan persendian pada lutut dan
atau jari
2.Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelaksanaan diet Gout Artritis (rendah
purin)
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Penuntut diet edisi baru, instalasi Gizi, Perjan RS Cipto Mangunkusumo dan
asosiasi dietisien Indonesia, Gramedia, 2004
5.Prosedur 1.Petugas mempersiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
a. Kartu Status POZI
b. Timbangan
c. Microtoise
d. Kalkulator
e. Alat Tulis
f. Leaflet Diet Rendah Purin
g. Leaflet Daftar Bahan Makanan Penukar
2. Petugas melakukan Assesment awal dengan menanyakan :
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Perubahan berat badan 2-6 bulan
e. Perubahan nafsu makan
f. Ada tidak disfagia (kesulitan menelan)
g. Ada tidaknya mual, muntah dan diare
h. Ada tidaknya alergi makanan atau makanan pantangan
i. Riwayat penyakit pasien dan riwayat penyakit keluarga
j. Hasil laboratorium
k. Tekanan darah
l. Frekuensi makan dan recall makan 24 jam
3. Petugas mengukur berat badan dan tinggi badan pasien kemudian
menentukan status gizi pasien
4. Petugas melakukan perhitungan kebutuhan gizi pasien dengan rumus
Harris Benedict
PENATALAKSANAAN DIET
GOUT ARTRITIS (RENDAH
PURIN)
No. Dokumen 001/SOP/Pusk-
BA/Gizi/III/2017
No Revisi 0
SOP
Tanggal Terbit 17 Maret 2017
Halaman 1 dari 1
1.Pengertian Penatalaksanaan diet tktp untuk balita kurang gizi dan buruk adalah suatu
usaha untuk meningkatkan status gizi balita.
Balita gizi kurang dan buruk adalah suatu keadaan status gizi balita yang
berada dalam kisaran kurang dari 2 SD berdasarkan kepmenkes RI
NO.1995/Menkes/SK/XII/2010
2.Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelaksanaan diet TKTP untuk balita gizi
kurang dan buruk
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi 1) Penuntut Diet edisi baru, Instalasi Gizi, Perjan RS Cipto Mangunkusumo,
Gramedia tahun 2002
2)Petunjuk Teknis tata laksana anak gizi buruk buku I dan II Direktorat Bina
Gizi Masyarakat Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 2003.
3)Kepmenkes RI NO.1995/Menkes/SK/XII/2010
5.Prosedur 1.Petugas mempersiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
a. Kartu Status POZI
b. Timbangan
c. Pengukur panjang badan bayi/Microtoise
d. KMS/Buku KIA
e. Kepmenkes RI No.1995/Menkes/SK/XII/2010 sebagai acuan untuk
menentukan status gizi balita
f. Alat tulis
g. Leaflet Diet TKTP
h. Food Model
i. Kalkulator
j. Leaflet Lain
2. Petugas melakukan Assesment awal dengan menanyakan :
a. Identitas balita kepada orangtua balita meliputi nama.tanggal lahir/ umur,
berat badan lahir, panjang badan lahir
b. Riwayat penyakit
c. Riwayat makan melalui Recall frekuensi makan dan Recall 24 jam
d. Status imunisasi
3. Petugas melihat riwayat berat badan balita dalam buku KIA/KKMS
PENATALAKSANAAN DIET
TKTP UNTUK BALITA GIZI
KURANG DAN BURUK
No. Dokumen 001/SOP/Pusk-
BA/Gizi/III/2017
No Revisi 0
SOP
Tanggal Terbit 17 Maret 2017
Halaman 1 dari 1
4.Petugas melakukanpengukuranberatbadandantinggi/panjangbadanbalita
5.Petugas menentukan status gizibalita
6.Petugas menghitungkebutuhan energy balitaberdasarkanberatbadanyaitu
kebutuhan energy 80-220 kkal/kgBB/hari, dankebutuhan protein : 1-4
gram/kgBB/hari
7.Petugas merencanakan menu makanandalasatuhari
a. CBB <7 Kg dalambentukmakananbayi
b. CBB>7 Kg diberimakansesuaiusiaanak
8. Petugasmenjelaskan diet yang akandijalanikepadaorangtuasesuai leaflet
dankondisianak
9. Petugasmengevaluasikejelasanorangtua
10. Petugasmencatatdalambukurekam medic dankartu status POZI
1.Pengertian 1. Penyakit lambung adalah suatu gangguan yang sering dihubungkan dengan
emosi atau psikoneurosis dan/atau makan terlalu cepat karena kurang
dikunyah serta terlalu banayak merokok
2. Penatalaksanaan diet lambung adalah suatu pengaturan makan yang
bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan
2.Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelaksanaan diet lambung
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017
tentang pelayanan Gizi.
4.Referensi Penuntut Diet edisi baru, Instalasi Gizi, Perjan RS Cipto Mangunkusumo dan
asoosiasi Dietisen Indonesia, Gramedia tahun 2004
1.Pengertian Infantometer/ Lenght board (Papan pengukur panjang badan) adalah papan yang
dirancang untuk ditempatkan diatas permukaan datar dan keras untuk mengukur
panjang badan (berbaring/ telentang) untuk anak kurang dari 2 tahun.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran panjang badan
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Batu Anam Nomor 113.1/Pusk-BA/SK/III/2017 tentang
pelayanan Gizi.
4.Referensi Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006.
5.Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis
2. Petugas memperisapkan Kartu Status POZI (Unit Gizi) atau blangko rekam
medis (pada unit lain)
3. Petugas mempersiapkan infantometer
4. Sebelum mengukur panjang bayi letakkanlah alat pada permukaan yang rata
dengan ketinggian yang nyaman untuk mengukur dan cukup kuat.
5. Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih, dan nyaman misalnya selembar
selimut tipis atau kertas tisu yang lebar.
6. Sebelum megukur tinggi badan bayi lepaskan tutup kepala bayi misalnya topi,
hiasan rambut, dan kaos kaki bayi
7. Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi. Sebaiknya sisi yang paling
dekat dengan skala pengukur
8. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala atau head board
9. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut atas liang telinga
berada pada garis yang tegak lurus dengan bidang infantometer.
10. Usahana dapat mempertahankan kepala bayi pada posisi
11. Luruskan tubuh bayi sejajar dengan bidang infantometer
12. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan pengukur menahan agar
lutut bayi lurus
13. Tangan pengukur menekan lutut bayi kebawah dengan lembut
14. Dengan tangan yang lain pengukur mendorong atau menggerakkan bagian
kaki atau foot board sehingga menempel dengan tumit bayi.
15. Posisi kaki bayi adalah jari kaki menunjuk ke atas
16. Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat. Pengukuran dapat
dilakuakan pada satu atau dua kaki bayi.