Anda di halaman 1dari 4

Untuk menilai keberhasilan suatu program maka ditetapkanlah beberapa target yang harus

dicapai oleh program tersebut. Untuk program gizi beberapa target yang telah ditetapkan antara
lain :

K/S (Cakupan Program) : 100%

D/S (Tingkat Partisipasi Masyarakat) : 80%

N/D (Pencapaian Program) : 80%

BGM/D : < 5%

Asi Ekslusif : 80%

Distribusi Fe1 pada ibu hamil : 100%

Distribusi Fe3 pada ibu hamil : 90%

Bayi lahir BBLR : <2%

Bumil KEK : <10%

Distribusi Vitamin A pada balita : 90%

Sedangkan pencapaian program gizi di Puskesmas Kubu II sampai dengan bulan Juni 2010
adalah sebagai berikut :

K/S (Cakupan Program) : 100 % (sesuai target)

D/S (Tingkat Partisipasi Masyarakat) : 67,27 % (masih di bawah target)

N/D (Pencapaian Program) : 66,68 % (masih di bawah target)

BGM/D : < 5,36 % (masih di bawah target)

Asi Ekslusif : 17,43 % (masih di bawah target)

Distribusi Fe1 pada ibu hamil : 58,88 % (sesuai target)

Distribusi Fe3 pada ibu hamil : 46,95 % (sesuai target)

Bayi lahir BBLR : <1,45 % (sesuai target)

Bumil KEK : <1,04 % (sesuai target)


Distribusi Vitamin A pada balita : 92,5 % (sesuai target)

Beberapa target program gizi di Puskesmas Kubu yang belum tercapai antara lain :

1. Pencapaian D/S (Tingkat Partisipasi Masyarakat). Hal ini kemungkinan


disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi masih kurang.

Kesibukan orang tua, dimana sebagian besar masyarakat di wilayah

Puskesmas Kubu II bekerja sebagai petani lahan kering.

Mobilitas penduduk di wilayah Puskesmas Kubu II yang cukup

tinggi, dimana banyak masyarakat yang bekerja di luar daerah dan

mengajak serta balitanya.

2. Pencapaian N/D. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyak faktor

antara lain:

Adanya penyakit infeksi.

Sosial ekonomi yang masih kurang.

Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi masih kurang.

Faktor lingkungan dan kebersihan, dimana wilayah Puskesmas Kubu

II merupakan daerah kering yang sebagian besar masyarakatnya

menggunakan air hujan untuk keperluan sehari-hari.

Kebiasaan dan sosial budaya yang kurang mendukung untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat.

3. Pencapaian BGM/D masih lebih tinggi daripada yang ditetapkan. Hal

ini kemungkinan disebabkan oleh :

Adanya penyakit infeksi.


Sosial ekonomi yang masih kurang.

Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi masih kurang.

Faktor lingkungan dan kebersihan, dimana wilayah Puskesmas Kubu

II merupakan daerah kering yang sebagian besar masyarakatnya

menggunakan air hujan untuk keperluan sehari-hari.

Kebiasaan dan sosial budaya yang kurang mendukung untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat.

Pemberian makanan tambahan terlalu dini (tidak ASI EKslusif).

Bayi lahir BBLR.

Kelainan/ cacat bawaan.

Di Puskesmas Kubu masih ditemukan adanya balita gizi buruk yaitu sebanyak 16 orang
berdasarkan standar BB/U pada bulan Juni 2010. Namun bila dilihat dari standar BB/TB nya
masih termasuk dalam kategori gizi baik. Hal ini mungkin disebabkan karena anak mempunyai
tinggi badan yang kurang. Pada ke 16 balita gizi buruk yang ada di Puskesmas Kubu II tidak
ditemukan adanya gejala klinis gizi buruk marasmus ataupun kwashiorkor.

1. Asi Ekslusif. Hal ini kemungkinan disebabkan karena :

Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Ekslusif masih kurang.

Sosial budaya

Orang tua sibuk bekerja.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan dalam penanggulangan masalah kurangnya pencapaian
program antara lain :

1. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.

2. Meningkatkan penyuluhan kesehatan dan gizi.

3. Memberikan PMT pada balita gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai