Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN BAGIAN GIZI

(PENYULUHAN) MENGENAI GIZI LEBIH DAN OBESITAS DI DESA


BLANG SEUREKUY PUSKESMAS SYAMTALIRA BAYU KABUPATEN
ACEH UTARA

1.1 Latar Belakang


Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara
miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan
masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju
cenderung dengan masalah gizi lebih. Saat ini di dalam era globalisasi dimana
terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi
permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya
disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu
masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi.
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu mengakibatkan
perubahan gaya hidup dan pola makan. Perubahan pola makan ini dipercepat
dengan maraknya arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan
teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Disamping itu perbaikan ekonomi
menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola
makan dan aktifitas fisik ini berakibat semakin banyaknya penduduk dengan
golongan tertentu mengalami masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas.
Prevalensi overweight dan obesitas terus meningkat dengan cepat,
khususnya diantara anak-anak dan remaja pada sebagian negara di dunia.
Overweight dan obesitas khususnya jika disertai dengan lingkaran perut yang
besar, turut memberikan kontribusi yang signifikan pada permasalahan kesehatan,
penurunan kualitas hidup dan peningkatan biaya kesehatan. Hasil pemantauan
oleh Direktorat BGM Depkes pada tahun1996/1997 menunjukkan prevalensi
obesitas pada laki-laki adalah sebesar 2,5% dan pada perempuan 5,9% dengan

1
rata-rata 4,7%. Dampak masalah gizi lebih pada orang dewasa tampak dengan
semakin meningkatnya penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes
mellitus, hipertensi, dan penyakit hati.

1.2 Tujuan Kegiatan

Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah:
- Menjelaskan kepada masyarakat tentang gizi lebih dan obesitas serta
dampak atau masalah yang bisa disebabkan oleh kelebihan gizi dan
obesitas.
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahayanya penyakit-
penyakit yang diakibatkan gizi lebih dan obesitas, sehingga masyarakat
bisa mengontrol makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan menerapkan
pola hidup sehat dan gizi yang seimbang

1.3 Tempat/Waktu Kegiatan


Tempat : Desa Blang Seurekuy Kec. Syamtalira Bayu
Waktu Kegiatan : 17 Mei 2017
Peserta : Ibu-ibu desa Blang Seurekuy kec.Syamtalira Bayu
Pelaksana : Dokter Internship Puskesmas Syamtalira Bayu

1.4 Metode Penyuluhan


Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan tentang materi penyuluhan
meliputi:
1. Pengertian gizi lebih dan obesitas
2. Cara mendeteksi gizi lebih dan obesitas
3. Penyakit yang diakibatkan kelebihan gizi dan obesitas
4. Prinsip diet gizi lebih dan obesitas

1.5 Materi Penyuluhan


1. Pengertian gizi lebih dan obesitas
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi
dan pengeluaran energi. Gizi lebih dibagi menjadi dua golongan yaitu overweight

2
dan obesitas. Obesitas adalah kelebihan berat badan yang berasal dari lemak
sedangkan overweight lebih mengacu pada kelebihan berat badan dibandingkan
dengan standar normal.

Obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang
terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi
kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan
masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita obesitas bila indeks massa
tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan
dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.

2. Penyebab Obesitas

Penyebab Obesitas yaitu:

- Gaya Hidup
Obesitas bisa terjadi karena banyak faktor, Namun, 90% obesitas
terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat, kata dr. Inge Permadhi, MS,
SpGK, spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Salah satu faktornya adalah karena asupan makanan yang melebihi
kebutuhan tanpa diimbangi aktivitas yang cukup, atau istilah kerennya,
sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak bergerak). Padahal, aktivitas
yang cukup diperlukan untuk membakar kelebihan energi yang ada. Jika
hal ini tidak terjadi, maka kelebihan energi akan diubah menjadi lemak
dan disimpan di dalam sel-sel lemak. Tapi, jangan langsung panik saat
mengingat jumlah makanan yang Anda makan tadi malam. Sebab hal ini
tak terjadi dalam waktu singkat, tapi dalam jangka waktu yang cukup
lama.

- Faktor genetik
Hal lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas adalah faktor
genetik, yaitu sebanyak 25-35 %. Jadi, jika ada anggota keluarga Anda

3
yang memiliki riwayat obesitas, maka Anda memiliki risiko yang lebih
tinggi menderita obesitas dibandingkan dengan mereka yang tidak. Tapi
faktor genetik juga berhubungan dengan masalah gaya hidup yang kurang
sehat, kata dr. Inge. Sebab jika ada anggota keluarga Anda yang memiliki
masalah obesitas yang disebabkan karena hal tersebut, maka hal itu juga
akan memengaruhi Anda.
- Faktor lain
Beberapa hal lain yang turut berperan dalam obesitas adalah konsumsi
obat-obatan tertentu seperti obat depresi dan faktor usia. Saat usia Anda
bertambah, maka kinerja sistem metabolisme Anda akan menurun. Hal ini
menyebabkan lemak menjadi lebih cepat tersimpan.

3. Cara mendeteksi gizi lebih dan obesitas


Banyak teknik yang digunakan untuk menentukan akumulasi lemak yang ada
di dalam tubuh seseorang, antara lain:
Mengukur dan menghubungkan berat badan dengan tinggi badan
menggunakan Body Mass Index (BMI) / Index Masa Tubuh (IMT)
Pengukuran Lemak Subkutan dengan mengukur tebal lipatan kulit
Variasi lingkar badan, biasanya merupakan rasio dari pinggang dan
panggul
Untuk menentukan seseorang terkena overweight atau tidak cara yang paling
banyak digunakan adalah menggunakan IMT. IMT di tunjukan dengan
menggunakan perhitungan kilogram per meter kuadrat (kg/m).
IMT=BB/(TBxTB). Klasifikasi IMT sebagai berikut

4
4. Penyakit yang diakibatkan kelebihan gizi dan obesitas
Jika Obesitas tidak di obati maka akan terkena resiko penyakit komplikasi
antara lain :
Osteoarthritis ( peradangan sendi karna degenerasi) pada sendi yang
menopang berat badan seperti lutut, pinggul dan tulang belakang.
Tekanan darah tinggi
Kolesterol
Obesitas secara alami terkait dengan gaya hidup yang sangat tidak
sehat. Ketika kebiasaan makan tidak sehat, kolesterol berbahaya akan
terakumulasi dalam tubuh dan menyumbat arteri.
Sulit bernapas
Ketika terlalu banyak lemak di dada, maka akan memberikan tekanan
pada paru-paru. Itu sebabnya, Anda mungkin merasa sesak napas
setelah melakukan latihan fisik ringan.
Sakit Jantung
Kolesterol dan penyumbatan jantung adalah efek samping dari
obesitas. Ketika terlalu banyak lemak dalam jantung, maka hal itu
membuat proses memompa darah menjadi sulit. Stroke, serangan
jantung dan tekanan darah tinggi merupakan masalah umum penderita
obesitas.
Menstruasi Tak Teratur
Bagi wanita, obesitas dapat menyebabkan menstruasi yang tidak
teratur. Hal itu terjadi karena terlalu banyak lemak disimpan di sekitar
rahim dan ovarium.
Kelelahan
Ketika Anda begitu gemuk, untuk bergerak saja butuh upaya besar.
Itulah sebabnya gerakan kecil saja bisa membuat Anda lelah. Anda
bahkan merasa lesu sepanjang waktu.
Diabetes Mellitus
Diabetes dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam
tubuh karena obesitas atau gaya hidup yang tidak sehat. Tapi biasanya
diabetes muncul seiring dengan obesitas.

5
5. Prinsip diet gizi lebih
Prinsip diit untuk penderita gizi lebih adalah mengusahakan konsumsi energi
yang lebih rendah daripada keluaran (output). Pendekatan harus dilakukan
melalui pengurangan konsumsi makanan dan peningkatan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik secara teratur tiap hari sebagai bagian dari kehidupan normal
lebih berhasil guna daripada aktivitas berat yang dilakukan sebentar secara
teratur.
Untuk memenuhi tujuan pemberian diit pada penderita gizi lebih, perlu
diperhatikan syarat-syarat berikut:
1. Rendah energi dan seimbang. Kandungan energi makanan disesuaikan
dengan kebutuhan individual yang bergantung pada umur, tingkat
kegemukan, dan aktivitas. Pengurangan energi terutama dari
pengurangan konsumsi hidrat arang.
2. Protein normal atau sedikit di atas normal.
3. Cukup mineral dan vitamin.
4. Kadar serat tinggi.
5. Pemberian makanan paling kurang dibagi menjadi 3 kali sehari.
6. Dalam batas konsumsi energi yang diperbolehkan, diberikan pilihan
makanan sebanyak mungkin. Diit ketat tidak dianjurkan.
7. Pelaksanaan diit disertai dengan penyuluhan gizi kepada anak dan
orang tua.
Pedoman Gizi Seimbang baru ini sebagai penyempurnaan pedoman-
pedoman yang lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar prinsip
yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu 1).
Mengonsumsi makanan beragam, tidak ada satupun jenis makanan yang
mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin
pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI)
untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan; 2). Membiasakan perilaku
hidup bersih, perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi
Seimbang; 3) Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara
pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi kedalam tubuh; 4)

6
Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) dalam batas normal.
Memantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari Pola
Hidup dengan Gizi Seimbang, sehingga dapat mencegah penyimpangan
BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan maka dapat segera
dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.
Pesan-pesan PGS baru :
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan;
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok;
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
6. Biasakan Sarapan;
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

1.6 Kesimpulan
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi
dan pengeluaran energi. Gizi lebih dibagi menjadi dua golongan yaitu overweight
dan obesitas. Obesitas adalah kelebihan berat badan yang berasal dari lemak
sedangkan overweight lebih mengacu pada kelebihan berat badan dibandingkan
dengan standar normal. Prevalensi obesitas berkaitan dengan interaksi faktor
lingkungan seperti asupan energi, aktifitas fisik, faktor genetik serta umur. Faktor
yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah pola makan, karakteristik individu,
hereditas, psikologi, aktivitas fisik dan gaya hidup. Dari hasil yang diperoleh dari
penelitian tersebut yang paling berhubungan dengan kejadian obesitas sentral
adalah pola makan yaitu asupan karbohidrat yang berlebihan.

7
1.7 Pertanyaan

1.Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi obesitas?


Jawab:
a) Untuk mencegah obesitas dapat melakukan tindakan sebagai berikut :

Sering berolahraga
Makan makanan sehat rendah lemak
Jaga berat badan sehat anda
Selalu konsisten terhadap perencanaan mengenai gaya hidup sehat anda
sehari-hari

b) Cara Menurunkan Berat Badan Berlebih :

Olahraga teratur terutama olahraga ringan dan sedang.


Hindari makanan junk food dan minuman soft drink.
Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung tinggi seperti kue
dan mie.
Minumlah sebelum makan.
Hindari makanan yang digoreng dan berlemak tinggi.

2. Bagaimana cara menentukan gizi lebih dan obesitas pada anak?

Jawab:

Diagnosis obesitas pada anak


Untuk menentukan obesitas pada anak diperlukan kriteria berdasarkan
pengukuran antropometri, pada umumnya digunakan:
1. Pengukuran berat badan (BB) dan hasilnya dibandingkan dengan standar.
Disebutobesitas bila BB > 120% BB standar, sedangkan
disebut overweight bila BB antara 110-120%.
2. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk dasar untuk memantaustatus
gizi, baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan berat badan.
Pengukuran IMT yaitu berat badan dibagi tinggi badan kwadrat (dalam
kilogram per meter persegi). Dikatakan obesitas bila BB/TB2> persentile ke
95 atau > 120% atau Z-score = + 2 SD. Dikatakan overweight jika IMT
persentile 85

8
2.1 Dokumentasi

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Kemenkes RI: Jakarta.


2. http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
3. Almatsier, S.2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta ; Gramedia.
4. Gibney,Michael J et al.2008.Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta;EGC
5. Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
2003. Penuntun Diit Anak.Jakarta;PT Gramedia Pustaka Utama

10
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN

BAGIAN GIZI

(PENYULUHAN) MENGENAI MASALAH GIZI LEBIH DAN OBESITAS DI


DESA BLANG SEUREKUY

Di Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Bayu

Telah dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2017 di Puskesmas

Syamtalira Bayu

Mengetahui: Syamtalira Bayu, 22 Mei 2017

Pendamping Peserta

dr. KEMALASARI dr. NOVIA MAHMUDAH

Nip. 197011112002122005

11

Anda mungkin juga menyukai