Anda di halaman 1dari 4

Tutorial kali ini menerangkan cara untuk mengembalikan rubiks cube 3x3x3

yang sudah teracak, kembali pada posisi semula tanpa menggunakan hal-hal yang
berbau mystic hehehe.

Penerapan cara yang paling cepat dengan menggunakan Methode CFOP. Apa itu
CFOP?

CFOP adalah singkatan dari Cross- F2L-OLL-PLL. Ada 4 tahap yang perlu
dilalui untuk menyamakan keenam sisi Rubiks cube dari posisi yang paling acak
sekalipun. Berikut ulasannya:

1. Cross : Hal pertama yang harus dilakukan untuk menyelesaikan Rubiks cube
adalah membuat Cross. Cross adalah tanda silang ( atau tanda + ) pada salah satu
sisi warna Rubiks cube. Cross yang benar bisa dilihat di gambar berikut:

Dari gambar Tersebut bisa kita lihat bahwa cross dibuat pada sisi putih. Dari
gambar tersebut juga terlihat warna merah dan hijau (serta orange dan biru pada
sisi sebaliknya) tergabung dengan center. Untuk membuat cross pada posisi cube
teracak murni menggunakan logika dan latihan secara kontinyu. Pada awalnya
seseorang pemula memerlukan waktu hingga 1 menit untuk membuat cross.
Lambat laun proses ini bisa diturunkan hingga waktu idel 2-3 detik. Dalam
membuat cross saya biasa menggunakan warna putih dan saya anjurkan untuk
membuat cross di layer bawah. Mengapa? Karena hal ini akan mempercepat
transisi ke tahap F2L(lebih lanjut tentang F2L pada bagian berikutnya).
Dalam speed solving di kompetisi, akan ada waktu inspeksi 15 detik (kurang)
untuk melihat kondisi cube setelah di scramble, sebelum kita mulai solve.
Biasakan latihan dengan cara yang sama, ambil waktu untuk inspeksi, mungkin
pada saat pertama kali belajar tidak usah dibatasi waktu, tapi selanjutnya secara
perlahan coba dibatasi waktu inspeksinya sampai kurang dari 15 detik.
Gunakan waktu inspeksi untuk planning langkah2 yg diperlukan untuk membuat
cross. Biasanya pada saat inspeksi, minimal saya bisa melihat bagaimana bisa
memposisikan minimal 3 edge untuk membentuk cross. Tapi akan lebih baik bila
kita bisa merencanakan kesuluruhan gerakan untuk membentuk cross waktu
inspeksi, bahkan ada beberapa cuber yg mampu melihat pair F2L pertama dan
membuat extended cross (cross+pair F2L).
Satu hal lagi yang penting, usahakan bahkan pastikan untuk selalu bisa
membentuk cross dalam 8 langkah atau kurang!

2. F2L : merupakan singkatan dari First two Layer atau tahap dimana kita
menyelesaikan 2 layer pertama. Dalam metode full friddrich kita membentuk
pasangan lalu memasukkannya ke 4 slot yang tersedia untuk menyelesaikan layer
1 dan 2 sekaligus.
Tahap ini memerlukan latihan yang terus menerus. F2L tidak sulit untuk
dipelajari, namun tingkat kesulitannya terletak pada bagaimana melakukannya
secara cepat. F2L bisa ditekan hingga 8 detik rata rata untuk menyelesaikannya.
Bagi yang masih kesulitan belajar F2L bisa menggunakan metode layer by layer
untuk menyelesaikan tahap ini.Dalam membuat cross saya biasa menggunakan
warna putih dan saya anjurkan untuk membuat cross di layer bawah. Mengapa?
Karena hal ini akan mempercepat transisi ke tahap F2L(lebih lanjut tentang F2L
pada bagian berikutnya).
Dalam speed solving di kompetisi, akan ada waktu inspeksi 15 detik (kurang)
untuk melihat kondisi cube setelah di scramble, sebelum kita mulai solve.
Biasakan latihan dengan cara yang sama, ambil waktu untuk inspeksi, mungkin
pada saat pertama kali belajar tidak usah dibatasi waktu, tapi selanjutnya secara
perlahan coba dibatasi waktu inspeksinya sampai kurang dari 15 detik.
Gunakan waktu inspeksi untuk planning langkah2 yg diperlukan untuk membuat
cross. Biasanya pada saat inspeksi, minimal saya bisa melihat bagaimana bisa
memposisikan minimal 3 edge untuk membentuk cross. Tapi akan lebih baik bila
kita bisa merencanakan kesuluruhan gerakan untuk membentuk cross waktu
inspeksi, bahkan ada beberapa cuber yg mampu melihat pair F2L pertama dan
membuat extended cross (cross+pair F2L).
Satu hal lagi yang penting, usahakan bahkan pastikan untuk selalu bisa
membentuk cross dalam 8 langkah atau kurang!

3. OLL: merupakan singkatan dari Orientating Last Layer. Segera setelah layer
1 dan 2 selesai, akan terbentuk pola tertentu dan tujuan kita adalah menyamakan
warna sehingga top face akan memiliki warna yang sama (seringnya warna
kuning, jika cross dilakukan pada warna putih dengan skema warna standar). Ada
57 kasus pada OLL yang menyebabkan kita perlu menghafal 57 alogaritma yang
berbeda. Waktu eksekusi ideal untuk tahap ini adalah 2-3 detik.

Daftar OLL keseluruhan dapat dilihat pada halaman Berikut. Bagi mereka yang
belum mampu menghafal 57 alogaritma sekaligus bisa melakukan OLL dalam 2
tahap (sebagai konsekuensinya waktu akan lebih lambat), yakni membetulkan
seluruh edge dan disusul membetulkan seluruh corner. Hal ini dikenal sebagai 2
look OLL. Anda hanya perlu mempelajari 1-2 alogaritma untuk membetulkan
orientasi edge dan 7 alogaritma untuk membetulkan orientasi corner. Bagi anda
yang berpendapat menghafal 8-9 alogaritma masih terlalu berat, anda dapat
melakukannya dalam tiga tahap. Anda hanya perlu menghafal 2 alogaritma. Hal
ini disebut sebagai 3 look OLL dan dapat dilihat di halaman berikut.
4. PLL: Merupakan singkatan dari Permutation Last layer. Disini kita saling
menukar posisi corner dan edge ke tempat semula. Ada 21 alogartma pada tahap
ini yang secara ideal rata rata diseksekusi dalam 2-4 detik.

Bagi anda yang merasa kesulitan menghafal 21 alogaritma bisa melakukannya


dalam 2 tahap (dikenal sebagai 2 look PLL) yaitu mengoreksi letak corner disusul
edge. Untuk mempermudah proses belajar di tahap OLL dan PLL kita dapat
memakai 2 look OLL dan 2 look PLL, atau dengan kata lain merubah dari yang
seharusnya memakai satu algoritma satu pengenalan/look menjadi memakai dua
algoritma dua pengenalan/look.
Cara ini secara signifikan mengurangi jumlah algoritma yang harus dihafalkan
dari total 57+21= 78 Algoritma menjadi hanya sekitar 15 Algoritma, lumayan kan

Pada informasi diatas sebenarnya rubiks cube dapat diselesaikan dengan mudah,
tetapi kita perlu menghafal alogaritma yang akan diterangkan nanti sebelumnya
kita harus memahami notasi gerak terlebih dahulu. Lebih lengkapnya kita lihat
gambar dibawah ini:

Salah satu bakat mendasar yang bisa dimiliki oleh seorang speedcuber adalah
bakat menghafal alogaritma. Jujur saja, bakat ini tidak saya miliki. Dalam satu
hari saya hanya mampu menghafal 1-2 alogaritma, dan untuk membiasakannya
dengan tangan butuh waktu berhari hari. Seberapa cepat seseorang mengalami
kemajuan dalam speedcubing juga ditentukan oleh seberapa cepat ia mampu
menghafal alogaritma baru. Secara konsep, metode friddich jelas lebih sederhana
dari metode layer. Namun friddich dikatakan lebih sulit karena ada lebih dari
seratus alogaritma yang perlu dihafal untuk benar benar menguasainya. Shotaro
Makisumi dikenal selain tangannya yang cepat, juga kemampuannya menghafal
alogaritma. Salam satu metode menghafalnya adalah dengan melafalkan
alogaritma dengan sebelumnya mengubahnya menjadi semacam kata dalam
bahasa jepang. Karena kita berada di Indonesia, sistem macky agak susah untuk
secara mentah mentah kita adopsi, sehingga dalam tulisan kali ini, ada beberapa
penyesuaian. Anda juga bisa memodifikasi metode konversi dibawah ini sehingga
sesuai dengan selera anda.

Pada prinsipnya, tekhnik ini adalah merubah huruf dan simbol dengan susunan
vokal yang bisa dilafalkan. Misal merubah notasi R menjadi Ra dan R menjadi
Ri, L menjadi La dan L; menjadi Li, dan sebagainya.

Konversi tersebut pada prinsipnya menambah semua notasi standar dengan huruf
a, menambah notasi counter clockwise dengan i, dan sebagainya. Khusus untuk
notasi U, mengingat dengan aturan tersebut menjadi Ua dan Ui, maka untuk
mempermudah dirubah menjadi wa dan wi. Dengan aturan tersebut, contoh yang
bisa diambil adalah sebagai berikut:

Permutasi T = R U R U R F R2 U R U R U R F dirubah menjadi =


Rawariwirifarowiriwirawarifi = Rawariwi Rifarowi Riwira Warifi

Contoh lain = R U R U R2 y R U R U F d R2 F R F =>>


RawariRawiriwaroiyarawariwifideroifarafa waroiyarawa riwifi deroifarafa

Yakin, dengan pelafalan seperti itu, mengingat alogaritma menjadi agak tidak
menyakitkan.

Setelah notasi gerak sudah bisa dipahami kita lanjut ke methode layer by layer,

pada Tutorial menyelesaikan rubiks cube (3x3x3) part 2.

Anda mungkin juga menyukai