Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang membahas makalah
tentangINFERTILITAS ini dengan baik. ini di pergunakan untuk memenuhi mata kuliah
Kesehatan Reproduksi di Universitas Respati Yogyakarta.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberi saran
dan masukan kepada kami sehingga penyusunan makalah yang membahas tentangInfertilitas
kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu,dalam penyusunan makalah ini menyadari bahwa
masih banyak kekeurangan dan kelemahan.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat menbangun untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini menjadi
lebih bermafaat untuk para mahasiswa pada umumnya dan untuk teman sejawat kebidanan pada
khususnya.

Yogyakarta,April 2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasangan mandul (infertil) adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta
telah berhubungan seks selama satu tahun tetapi belum terjadi kehamilan.menurut statistik
kehamilan terjadi sekitar 80 pada tahun pertama,75 pada tahun kedua,50-60 pada tahun
ketiga,pada tahun keempat turun menjadi sekitar 40-50 sedangkan pada tahun kelima lebih
kecil,antara 25-30.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini dikarenakan
kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil.Di Indonesia masih langka sekali
dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas.Faktor kurangnya pengetahuan tentang kesuburan
dan infertil juga menjadi faktor penyebab masih tingginya angka infertilitas.Selain itu, faktor-
faktor seperti kesehatan lingkungan, gizi, dan status ekonomi juga menjadi faktor yang
mempengaruhi.
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran.Namun
sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong 50% pasangan infertililitas untuk
memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki anak atau kemandulan pada kenyataannya dibidang reproduksi,
infertilitas diartikan sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi
bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.

Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya,


adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan
hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada
perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses
ovulasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari infertilitas?

2. Apa faktor-faktor penyebab infertilitas?

3. Bagaimana gejala dari infertilitas?

4. Bagaimana pencegahan serta pengobatan infertilitas?

C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab dari infertilitas.

2. Mengetahui faktor-faktor penyebab infertilitas.

3. Mengetahui gejala dari infertilitas.

4. Mengetahui pencegahan serta pengobatan infertilitas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah)
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun
dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak.(Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu
tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila
pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil.(Siswandi, 2006).
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan
kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
Infertilitas ialah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1
tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun.
Infertilitas dibagi menjadi 2 jenis :
Infertilitas primer
berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun(Djuwantono,2008).

Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya,
tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak
2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

Sebanyak 60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun
pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia
pernikahan. Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak
akan pernah memiliki anak (Djuwantono,2008).
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertile,bukan tidak mungkin kondisi infertile
sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena
proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan
kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua factor yang
harus dipenuhi adalah:
1. suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan
menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri.
2. istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel
kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim
yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan
dilahirkan.
Apabila salah satu dari dua factor yang telah disebutkan tersebut tidak dimiliki oleh
pasangan suami-istri,pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki anak. Kondisi Reproduksi
Wanita Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita penyebab infertilitas adalah
endometriosis dan infeksi panggul, sedangkan kelainan lainnya yang lebih jarang kejadiannya
adalah mioma uteri, polip, kista, dan saluran telur tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat).

B. FAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS

a. Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri) :


a. Faktor penyakit
1. Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling
dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa
terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis,
atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala
umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat
haid dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.

2. Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian
atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala
umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri
pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental
atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat,
pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).

3. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di
rahim.Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau
lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma
uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium).

Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -
saat menopause- mioma uteri akan mengecil atau sembuh.

4. Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh
mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur
keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus
terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.

5. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh
tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista,
dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran
kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan
operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium
polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang
berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan
pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang
mempengaruhi reproduksi wanita.

6. Saluran Telur yang Tersumbat


Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur
sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy),
yaitu semacam pemeriksaan rntgen (sinar X) untuk melihat rahim

dan saluran telur.

7. Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan
manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi).80penyebab gangguan ovulasi
adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan
haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan
lama haid antara 3-7 hari.

b. Faktor fungsional
Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan bawaan (immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi
sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita
hamil.
Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan
hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab
utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon
androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan
mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya
ovulasi juga akan terganggu.
Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan
sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika
dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam

rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu,
(akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah
gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika
terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur.
Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic
Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia. Kelainan
pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus,
mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk
perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.Kelainan tuba falopii akibat infeksi
yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak
dapat bertemu.
Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam rahim.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya
terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon
progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh
antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron
yang memadai.

b. Penyebab pada laki-laki (suami)


1.Kelainan pada alat kelamin
a. Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,antara lain pada permukaan
testis.
b. Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih.
c. Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu
besar,sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti
mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan.
d. Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun

2. Kegagalan fungsional
a. Kemampuan ereksi kurang.
b.Kelainan pembentukan spermatozoa.
c. Gangguan pada sperma.
d..Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan
hormon testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhi
spermatogenesis dan keabnormalan semen Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan
testosterone adalah dengan terapi hormon.
e. Gangguan di daerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi.
Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga
produksi sperma menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai pabrik
sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 3435 C,
sedangkan suhu tubuh normal 36,537,5 C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 23 C
saja, proses pembentukan sperma dapat terganggu.
f. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan
lancar, biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir,
terkena infeksi penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)-, serta vasektomi yang memang
disengaja.
g. Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak
ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya
disebabkan penyakit atau? kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
h. Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi
sperma.

c. Penyebab pada suami dan istri

a. Gangguan pada hubungan seksual


Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina,
impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomic
seperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
b. Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri)
1) Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
2) Masalah dalam pendidikan.
3) Emosi karena didahului orang lain hamil

C. PENCEGHAN INFERTILITA
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
a. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas
seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma.
b. Menghindari rokok karena rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan,
jumlah dan kualitas sperma.
c. Menghindari alkohol dan zat adiktif.
Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosterone
yang tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal
sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma.
d.Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak
membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
D. PENGOBATAN INFERTILITAS
Adapun pengobatan dalam infertilitas antara lain:
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalis
yang menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.
Tindakan pembedahan ini akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau menekuk
tuba sehingga akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri dari
menunggu sampai terjadi kehamila sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahan
konservatif.
4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan
pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding
menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah sperma
dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.
5. Memberikan suplemen vitamin
Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena meliputi
20 % penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang dari
pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha menemukan penyebab
di tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan
di masa datang.

6. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma


Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya.
Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah
zakar.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.

8. Menjalani teknik reproduksi bantuan


Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi
dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat masalah
antobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta)
dapat mencoba inseminasi buatan.

E. PERAN BIDAN

Bidan sebaiknya memberikan konseling kepada para pasangan yang mengalami infertil yang
melakukan bayi tabung bahwa bayi hasil bayi tabung berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu
peran orang tua sangat berperan penting dalam membangun sikap positif pada anak agar anak
tidak merasa dibedakan dari orang lain yang lahir secara nrmal.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam seminggu dalam
kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil
apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom,
obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.

B. SARAN
Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat
reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.Kepada tenaga kesehatan
hendaknya mampu memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi kepada pasanagan usia
subur (PUS).

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Chandranita Ayu Ida dkk.2009,Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,Jakarta :
EGC
http://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas/
http://yoe-tse.blogspot.com/2011/03/makalah-infertilitas.html
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka

Anda mungkin juga menyukai