Anda di halaman 1dari 8

ALAT PENCAMPURAN

MIXER

Pada proses pembuatan produk industri kimia yang siap untuk diperdagangkan dan pada
pengolahan produk setengah jadi, seringkali bahan-bahan padat harus dicampurkan dengan
sejumlah kecil cairan. Di sini dapat terbentuk bahan padat yang lembab atau campuran yang
sangat viskos seperti pasta atau adonan. Seringkali cairan harus juga ditambahkan ke dalam
pasta, adonan atau massa yang plastis tersebut. Contoh :
a.Mencampur serbuk dengan cairan untuk membuat butiran-butiran (granulat)
b.Mencampur pasta pada industri farmasi dan kosmetik dengan bahan-bahan aktif.
c.Mencampur masa sintetik yang plastis dengan bahan-bahan penolong (misalnya bahan pelunak,
stabilisator, bahan pewarna).

Alat yang digunakan dapat berupa tangki atau bejana vertikal yang berbentuk silinder, bahan
digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campur yang mirip pengaduk.

Pencampuran Bahan Padat-Padat

Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk
komersial industri kimia.
1.Pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong
untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang.
Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana
yang berputar, atau bejana-bejana
berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun
pneumatik.

Pencampuran Bahan Cair-Gas

Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan
dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas.

Contoh :

1. Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi


2. Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam
instalasi penjernih biologis)
3. Meningkatkan kadar (melarutkan) gas dalam cairan (misalnya HCL dalam air, oksigen
dalam cairan-cairan)
4. Membangkitkan basa (misalnya busa pemadam api).

Merawat Alat Pencampur

Untuk mendapatkan kerja yang efisien, bukan hanya kebutuhan daya yang merupakan hal
terpenting tetapi juga laju pencapaian derajat pencampuran yang diinginkan serta perawatan
yang terjadwal. Telah dibuktikan bahwa sangat sukar untuk mendapatkan derajat pencampuran
yang diingikan pada suatu waktu, dan keputusan untuk menentukan kapan material tersebut
sudah tercampur masih tergantung kepada perkiraan, pengalaman dan keputusan operator serta
kegiatan perawatan yang terus menreus dilakukan.
ALAT PENYARINGAN
DESTILASI

Karena karakter campuran yang berbeda maka distilasi dilakukan dengan cara berbeda pula.
Oleh karena itu distilasi meliputi beberapa tipe yaitu: distilasi azeotropik, distilasi kering,
distilasi ekstraktif, distilasi beku (freeze distillation), distilasi fraksinasi, distilasi ua (steam
distillation) dan distilasi vakum.

Berdasarkan prosesnya, distilasi juga dapat dibedakan menjadi distilasi batch (batch distillation)
dan distilasi kontinyu (continuous distillation).Disebut distilasi batch jika dilakukan satu kali
proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya (distilat
dan residu). Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung terusmenerus.Ada aliran
bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar.Rangkaian alat distilasi yang banyak digunakan di
industri adalah jenis tray tower dan packed tower.
Perawatan peralatan distilasi

Kolom distilasi harus dirawat agar kebersihan dan penggunaannya dapat seoptimal mungkin,
dilakukan sebagai berikut :

1. Pengaruh panas kolom pada unit kolom distilasi terbatas pada kondensor dan pendidih
ulang (reboiler), karena, pada umumnya, kolom tersebut diisolasi, sehingga kehilangan
kalor sepanjang kolom relatif kecil
2. Untuk umpan yang berupa zat cair pada titik gelembungnya (q = 1) yaitu cairan jenuh,
kalor yang diberikan pada pendidih ulang sama dengan yang dikeluarkan pada
kondensor. Untuk umpan yang berwujud selain cairan jenuh kebutuhan kukus, pemanas
dihitung dengan neraca panas (neraca entalpi).

Adsorpsi atau penjerapan adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair, bahan
yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya
partikel-partikel kecil zat penyerap ditempatkan ke suatu hamparan tetap dan fluida kemudian
dialirkan melalui hamparan tetap tersebut sampai zat padat itu mendekati jenuh dan pemisahan
yang dikehendaki tidak dapat berlangsung lagi. Kebanyakan zat pengadsorpsi adalah adsorben.
Bahan-bahan yang berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori.

Pemisahan terjadi karena perbedaan bibit molekul atau karena perbedaan polaritas menyebabkan
sebagian molekul melekat pada permukaan itu lebih erat daripada molekul-molekul lainnya.
Misalnya, limbah industri pencucian kain batik diadsorpsi zat warnanya dengan menggunakan
arang tempurung kelapa yang sudah diaktifkan. Limbah elektroplating yang mengandung nikel,
logam berat nikel diadsorpsi dengan zeolit yang diaktifkan.

Pengoperasian peralatan kolom adsorpsi

Kolom adsorpsi dilengkapi dengan peralatan :

1. Bak penampung umpan sekaligus berfungsi sebagai bak penampung overflow, bak
pengatur debit, bak penampung efluen, pompa air, flowmeter
2. Sebelum alat dioperasikan terlebih dahulu kolom diisi dengan aquades sampai sedikit di
atas lapisan adsorben. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari udara yang terjebak di
dalam kolom yang dapat mengganggu laju aliran.
3. Alat dioperasikan dengan mengalirkan sampel air baku secara grafitasi (downflow)
secara terus menerus dari bak penampung umpan dengan menggunakan pompa menuju
ke bak pengatur laju limpasan. Bak pengatur laju limpasan digunakan untuk mendapatkan
tekanan dan laju limpasan yang konstan.
4. Setelah dari bak pengatur laju limpasan aliran umpan dilewatkan flowmeter untuk
mendapatkan hasil pembacaan laju limpasan secar visual.Flowmeter ini dilengkapi
dengan 3 buah kran pengatur. Sesuai dengan Gambar kran a digunakan untuk mengatur
besar kecilnya laju limpasan, kran b berfungsi sebagai pintu masuk aliran umpan menuju
ke kolom adsorpsi. Kran b akan ditutup pada saat kalibrasi flowmeter dengan kondisi
kran c terbuka. Setelah laju limpasan aliran stabil, kran c ditutup ddan kran b dibuka.
Kemudian umpan akan mengalir menuju ke kolom adsorpsi.
5. Setelah operasional alat dengan waktu dan laju limpasan tertentu dilakukan pengambilan
sampel air baku pada masing-masing outlet yang selanjutnya dilaksanakan analisis
6. Diulangi untuk kondisi operasi yang berbeda dengan variasi laju limpasan, variasi
konsentrasi influen, dan variasi ukuran media.
PENGAYAKAN

Teknik pemisahan ini merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran
heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan
ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang
tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh, contoh ayakan dapat dilihat pada Gambar
15.2. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan pemisahan pasir dari sebuah campuran pasir
dan batu kerikil, menggunakan ayakan yang porinya cukup halus. Begitu pula, jika kita ingin
memisahkan beras yang bercampur dengan katul yang halus.

Gambar 15.2. Saringan yang memiliki ukuran pori tertentu

Teknik lain penmisahan campuran dalam fasa padat juga dapat dilakukan dengan cara flotasi
(pengapungan). Pemisahan dengan cara ini didasari pada sifat permukaan dari senyawa atau
partikel. Senyawa atau partikel ada yang memiliki sifat suka air (hidrofilik) dan ada yang tidak
suka air (hidrofobik). Bila kedua sifat ini muncul maka pemisahan dapat dilakukan dengan
memberikan air kedalam campuran tersebut. Untuk senyawa atau partikel yang suka air, zat ini
akan tetap berada dalam fasa air. Sedangkan yang hidrofobik menempel pada gelembung udara,
dan akan naik ke permukaan, dan dapat dipisahkan, lihat Gambar 15.3.
Gambar 15.3. Prinsip pemisahan dengan cara flotasi

Anda mungkin juga menyukai