Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses


penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Setiap manusia memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi
dua, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Agar makanan
yang dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan baik, maka alat
pencernaan haruslah dalam keadaan sehat. Melalui alat pencernaan
itulah zat-zat makanan diolah terlebih dahulu, baru kemudian diserap oleh
tubuh.
Dan didalam tubuh juga terdapat kelenjar pencernaan, serta dalam
proses pencernaan makanan tidaklah semulus yang kita bayangkan ,
dalam mencerna makanan saluran pencernaan makanan ekerja sangat
ekstrim dalam mencerna makanan. Dengan hal itu terkadang pula kita
merasakan akibat dari sistem pencernaan makanan yang kurang baik,
yaitu terdapat gangguan pada sistem pencernaan, akibatnya muncullah
berbagai macam penyakit dengan segala penyebab salah satunya
gangguan perkemihan .untuk itu disini kita juga akan membahas tentang
gagal ginjal, glomerulonefritis, dan infeksi saluran kemih.
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering dijumpai di
seluruh dunia.Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat
metabolisme tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus
dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam tubuh karena dapat menjadi racun.
proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi unrine (buang air kecil)
dan eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih
atau uretra. Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang
menyusun saluran kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk
membuang air dan sisa metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai
urin. Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau
penyakit pada organ dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan
karenanya menganggu biokimia dari aliran bawah. Ginjal adalah organ
vital penyangga kehidupan.
1. 2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari gagal ginjal, glomerulonefritis, dan


infeksi saluran kemih
2. Mengetahui Etiologi dari gangguan berupa gagal ginjal,
glomerulonefritis, dan infeksi saluran kemih
3. Mengetahui Manifestasi klinik dari gagal ginjal, glomerulonefritis,
dan infeksi saluran kemih
1. 3 Rumusan Masalah

4. Pengertian dari gangguan dari gagal ginjal, glomerulonefritis, dan


infeksi saluran kemih
5. Etiologi dari gangguan berupa gagal ginjal, glomerulonefritis, dan
infeksi saluran kemih
6. Manifestasi klinik dari gagal ginjal, glomerulonefritis, dan infeksi
saluran kemih
Definisi
ISK Merupakan istilah umum yang menujukkan keberadaan
mikroorganisme dalam urin. Adanya bakteri dalam urin disebut
bakteriuria. Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan

mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming units (CFU) pada
biakan urin. Bakteriuria bermakna tanpa disertai manifestasi klinis ISK
disebut bakteriuria asimptomatik. Sebaliknya bakteriuria bermakna
disertai manifestasi klinis disebut bakteriuria simptomatik. Infeksi
saluran kemih dibagi berdasarkan lokasinya yaitu saluran kemih atas
dan bawah (Sukandar, 2007).
Etiologi
Mikroorganisme yang paling umum menyebabkan infeksi saluran kemih
sejauh ini adalah E. coli yang diperkirakan bertanggung jawab terhadap
80% kasus infeksi, 20% sisanya disebabkan oleh bakteri Gram negatif lain
seperti Klebsiella dan spesies Proteus, dan bakteri Gram positif seperti
Cocci, Enterococci dan Staphylococcus saprophyticus. Organisme terakhir
dapat ditemui pada kasus-kasus infeksi saluran kemih wanita muda yang
aktif kegiatan seksualnya. Infeksi saluran kemih yang berhubungan
dengan abnormalitas struktural saluran kemih sering disebabkan oleh
bakteri yang lebih resisten seperti Pseudomonas aeruginosa ,
Enterobacter dan spesies Serratia. Bakteri-bakteri ini juga sering ditemui
pada kasus infeksi nosokomial, terutama pada pasien yang mendapatkan
kateterisasi urin (Bint dan Berrington, 2003).
Selain karena bakteri, faktor la in yang dapat meningkatka n resiko
terjadinya infeksi saluran kemih antara lain, kehamilan, menopause, batu
ginjal, memiliki banyak pasangan dalam aktivitas seksual, penggunaan
diafragma sebagai alat kontrasepsi, inflamasi atau pembesaran pada
prostat, kela inan pada urethra, immobilitas, kurang masukan cairan dan
kateterisasi (Knowles, 2005).
d. Patogenesis
Secara umum mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih
dengan tiga cara yaitu:
1. Asenden yaitu jika masuknya mikroorganisme adalah melalui uretra dan
cara
inilah yang paling sering terjadi.
2. Hematogen (desenden), disebut demikian bila sebelumnya terjadi
infeksi pada
ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui
peredaran darah.
3. Jalur limfatik, jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik
yang
menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yang terakhir ini
jarang
terjadi (Coyle dan Prince, 2005).
e. Gejala klinis
Gejala klinis infeksi saluran kemih tidak khas dan bahkan pada sebagian
pasien tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria,
polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri
suprapubik dan daerah pelvis. Polakisuria terjadi akibat kandungan kemih
tidak dapat menampung urin lebih dari 500 mL karena mukosa yang
meradang sehingga sering kecing. Stranguria yaitu kencing yang susah
dan disertai kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut.
Tenesmus ialah rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung
kemih meskipun telah kosong. Nokturia ialah cenderung sering kencing
pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun. Ditemukan
juga enuresis nokturnal sekunder yaitu mengompol pada orang dewasa,
prostatimus yaitu kesulitan memulai kencing dan kurang deras arus
kencing. Nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal (Tessy dkk, 2004).
Gejala pada anak-anak terjadi malaise umum, demam, sakit perut,
ngompol malam hari dan hambatan pertumbuhan sedangkan pada orang
lansia juga malaise, demam, inkontinensi, serta kadang-kadang perasaan
kacau yang timbul mendadak (Tjay dan Rahardja, 2007).
Gejala klinis infeksi saluran kemih sesuai dengan bagian saluran kemih
yang terinfeksi sebagai berikut: (Tessy dkk, 2004).
1. Pasien infeksi saluran kemih bagian bawah, keluhan pasien biasanya
berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air
kemih sedikit sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
2. Pasien infeksi saluran kemih bagian atas dapat ditemukan gejala sakit
kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau
nyeri di pinggang.
Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih
Dari segi anatomi infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan menjadi 2
macam yaitu infeksi saluran kemih bagian atas dan infeksi saluran
kemih bagian bawah. Infeksi sa luran kemih bagian bawah terdiri dari
sistitis (kandung kemih), uretritis (uretra), serta prostatitis (kelenjar
prostat). Infeksi saluran kemih bagian atas terdiri dari pielonefritis
yaitu infeksi yang melibatkan ginjal (Coyle dan Prince, 2005).
Infeksi saluran kemih (ISK) dari segi klinik dibagi menjadi
Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (simple/ uncomplicated urinary
tract infection), yaitu bila infeksi saluran kemih tanpa faktor penyulit
dan tidak didapatkan gangguan struktur maupun fungsi saluran kemih.
Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract
infection), yaitu bila terdapat hal hal tertentu sebagai infeksi
saluran kemih dan kelainan struktur maupun fungsional yang
merubah aliran urin seperti
obstruksi aliran urin ; batu saluran kemih, kista ginjal, tumor ginjal,
abses ginjal, residu urin dalam kandungan kemih (Suwitra dan
Mangatas, 2004).
Terdapat perbedaan yang bermakna antara infeksi saluran
kemih terkomplikasi dan tidak terkomplikasi dalam hal kebutuhan
pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis, jenis dan lama
penatalaksanaan, serta resiko terjadinya perburukan dan gejala sisa
infeksi saluran kemih (Suwitra dan Mangatas, 2004)
Patogenesis patogen urin pada ISK
Patogenesis bakteriuria asimptomatik menjadi simptomatik dengan
presentasi klinis tergantung patogenesis bakteri dan status kesehatan
pasien (Sukandar, 2007):
Peranan patogenesis bakteri, meliputi peranan perlekatan
bakteri pada mukosa dan peranan faktor virulensi lainnya
seperti toksin Escherichia coli dan fimbriae
Peranan status kesehatan pasien meliputi faktor presdiposisi
dan status imunologi dari pasien

Manifestasi klinis ISK

Pielonefritis akut (PNA) antara lain demam (39,5-40,5)0C, disertai


gejala menggigil, sakit pinggang. Manifestasi ini sering didahului
gejala-gejala ISK bawah (sistitis); ISK bawah (sistitis) antara lain
sakit suprapubik, polaksiuria, nokturia, disuria, stranguria.
Sedangkan pada sindrom uretra akut (SUA), manifestasinya sulit
dibedakan dengan sistitis. Sering ditemukan pada perempuan usia 20-
50 tahun (Sukandar, 2007).

DAFTAR PUSTAKA
Sukandar E. Infeksi saluran kemih pada pasien dewasa dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;
2007. H .553-7

Bint,A.J., and Berrington, A.W.,2003, Urinary Tract Infection, in Walker ,


R., Edwards, C. (Eds), Clinical pharmacy and therapeutics, 3rd
Edition, Churchill Livingstone, London.

Knowles, M., 2005. The Definitive Classic in Adult Education and Human
Resource Development 6th edition. Amsterdam.

Coyle, E.A., Prince, R. A., In DiPiro, J. T., Robert, L. T., Gary, C. Y., Gary,
R.
M., Barbara, G. W., L. Michael, P., 2005. Urinary Tract Infections and
Prostatitis Edition 6th. The McGraw Hill Companies, ed., USA.

Tessy, Ardaya, Suwanto., 2001, Infeksi Saluran Kemih , dalam


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Slamet Suyono (editor), 369-376,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-Obatan Penting : Khasiat,


Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya, Edisi 5, 63- 90, Elek Media
Komputindo

Coyle,E.A., Prince, R.A, 2002, UTI and Prostatitis, in Dipiro et al. (Eds)
, Pharmacotherapy : A Pathopysiologic Approach, 5th Edition, 1981-
1994, The McGraww Hill Companies, Inc, USA.

Suwitra, 2004, Diagnosis dan Penatalaksanaan ISK


Terkomplikasi, Dexa Media, Vol 17, No 11.

Anda mungkin juga menyukai