Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN

Abapi Suleman ; L. J. Lambey *) ; F. J. Nangoy *) ; J. T. Laihad *). 2017.


Performans Produksi Burung Puyuh Betina (Coturnix coturnix japonica) Pada
Lama Pencahayaan Yang Berbeda. Seminar Hasil. Fakultas Peternakan Universitas
Sam Ratulangi Manado.

Burung puyuh merupakan unggas yang sudah banyak diternakan karena


produksi telurnya yang tinggi. Telur burung puyuh memiliki kandungan gizi yang
baik untuk dikonsumsi manusia. Salah satu aspek tatalaksana pemeliharaan burung
puyuh untuk produksi telur adalah pencahayaan, yang dapat berpengaruh pada
performans produksi, namun lama pencahayaan yang tepat masih perlu dilakukan
penelitian.

Penelitian ini telah dilaksanakan dikandang percobaan, Jurusan Ilmu Produksi


Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, Sejak Tanggal 7 Januari
2017 Sampai tanggal 3 maret 2017. Dalam penelitian ini Ransum yang digunakan
adalah SP-22 oleh P.T Sinta Fredmill, burung puyuh yang digunakan berumur 6
minggu sebanyak 80 ekor, kandang yang digunakan adalah kandang sistem baterrey
ukuran 60cm x 40cm, dan Lampu dengan daya 5 watt. Penempatan puyuh disetiap
unit kandang dilakukan secara acak.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Anilisis statistik dilakukan menurut
prosedur Steel and Torrie (1991). Tiap ulangan (percobaan) menggunakan 4 ekor
burung puyuh umur 6 minggu dengan perlakuan ; R0 = 12 jam pencahayaan; R1 = 16
jam pencahayaan; R2 = 20 jam pencahayaan; R3 = 24 jam pencahayaan.

Variabel yang diukur adalah konsumsi pakan, produksi telur dan puncak
produksi, berat telur, dan tebal kerabang. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa
perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap konsumsi
ransum, produksi telur , berat telur dan tebal kerabang, tetapi puncak produksi dapat
dicapai pada umur 14 minggu. Dapat disimpulkan bahwa penambahan cahaya dapat
mempercepat tercapainya puncak produksi burung puyuh.

*) Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai