PENDAHULUAN
1
tersebut terjadi dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis. Dengan
pergerakan lempeng tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi serta
menimbulkan gejala gejala atau kejadian kejadian alam seperti gempa
tektonik, letusan gunung api, dan tsunami. Pergerakan lempeng tektonik di
bumi digolongkan dalam tiga macam batas pergerakan lempeng, yaitu
konvergen, divergen, dan transform (pergeseran).
1. Batas Transform.
2. Batas Divergen.
3. Batas Konvergen.
2
zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadigempa. Pematang gunung-
api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanictrenches) juga
terbentuk di wilayah ini.
Agar lebih sfesifik dan sesuai dengan tujuan awal penulisan maka kami
mempersempit atau membatasi penulisan makalah pada proses pembentukan
endapan epitermal. Adapun model endapan epitermal sulfide rendah dan tinggi
mempengaruhi dimana terbentuknya bahan galian.
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah metode pustaka,yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
berbagai macam media,sala satunya Internet.
3
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah harapan kami untuk dapat
membantu semua orang dalam memahami materi pembelajaran dengan mudah
dan dapat belajar dengan aktif,sehingga dapat membangun pengetahuan sendiri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an,
dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Lempeng tektonik
terbentuk oleh kerak benua (continental crust ) ataupun keraksamudra (oceanic
crust ), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth's mantle). Kerak benua
dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer.
5
kerak samudera umumnya berada di bawah permukaan laut seperti sebagian besar
Lempeng Pasifik,sedangkan kerak benua timbul ke atas permukaan laut,
mengikuti sebuah prinsip yang dikenal dengan isostasi.
Continental arc atau busur benua merupakan bagian dari proses diatas
dimanasebagai jalur gunungapi/volkanik yang terbentuk ketika lempeng samudera
bertemu denganlempeng benua, kemudian lempeng samudera menunjam miring
di bawah lempeng benua, lalu pada lempeng benua (sebagai overriding plate)
terbentuk jalur gunungapihasil peleburan sebagian lempeng samudera yang
menunjam dan mantel di sekitarnya pada kedalaman 100-150 km.Continental arc
dapat dikenal juga sebagai Island arc merupakan busur kepulauanyang terbentuk
akibat terjadinya pergerakan lempeng samudera dari Mid Oceanic Redge (MOR)
yang secara terus menerus sehingga membentuk suatu busur kepulauan.
Dilihatdari gambar 1 diatasi sland arc terletak pada zona subduction karena island
arc yangsudah terbentuk dibawa oleh pergerakan lempeng samudera. Magma
yang dihasilkan bersifat basah.
Gambar 2.1
6
Proses diatas dalam gambar, apabila memperhatikan sifat magma busur
kepulauanakan cenderung bersifat mafic-intermediate atau basa- menengah; tetapi
sifat magma busur benua akan cenderung bersifat intermediate-silicic atau
menengah-asam
dan perbedaan jenis magma ini akan berpengaruh kepada aktivitas gunungapi dan
mineralisasi, artinya akan punya implikasi ke masalah kebencanaan dan
mineralekonomik.
7
2.3 Endapan Epitermal
8
dari endapan mineral epithemal berumur Mesozoic atau lebih muda.Mineralisasi
epitermal memiliki sejumlah fitur umum seperti hadirnya kalsedonik quartz,
kalsit, dan breksi hidrotermal. Selain itu, asosiasi elemen juga merupakan salah
satu ciri dari endapan epitermal, yaitu dengan elemen bijih seperti Au, Ag, As, Sb,
Hg, Tl, Te, Pb, Zn, dan Cu. Tekstur bijih yang dihasilkan oleh endapan epitermal
termasuk tipe pengisian ruang terbuka (karakteristik dari lingkungan yang
bertekanan rendah), krustifikasi, colloform banding dan struktur sisir. Endapan
yang terbentuk dekat permukaan sekitar 1,5 km dibawah permukaan ini juga
memiliki tipe berupa tipe vein, stockwork dan diseminasi. Dua tipe utama dari
endapan ini adalah low sulphidation dan high sulphidation yang dibedakan
terutama berdasarkan pada sifat kimia fluidanya dan berdasarkan pada alterasi dan
mineraloginya (Hedenquist et al., 1996:2000 dalam Chandra,2009).
Suhu relatif rendah (50-250C) dengan salinitas bervariasi antara 0-5 wt.%
Terbentuk pada kedalaman dangkal (~1 km)
Pembentukan endapan epitermal terjadi pada batuan sedimen atau batuan
beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan
atau ekstrusif, biasanya disertai oleh sesar turun dan kekar.
Zona bijih berupa urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan
pembentukan kantong-kantong bijih, seringkali terdapat pada pipa dan
stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit
kenampakan replacement (penggantian).
Logam mulia terdiri dari Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U
Mineral bijih berupa Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi, Pirit, markasit,
sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar,
orpiment, ruby silvers, argentite, selenides, tellurides.
Mineral penyerta adalah kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit
rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite,
rhodochrosite, zeolit
9
Ubahan batuan samping terdiri dari chertification (silisifikasi), kaolinisasi,
piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi
Tekstur dan struktur yang terbentuk adalah Crustification (banding) yang
sangat umum, sering sebagai fine banding, vugs, urat terbreksikan.
10
yang terpenting dalam penentuan kapan mineralisasi tersebut terjadi dalam sistem
hidrotermal.
A. Tinjauan Umum
Endapan ini terbentuk jauh dari tubuh intrusi dan terbentuk melalui larutan sisa
magma yang berpindah jauh dari sumbernya kemudian bercampur dengan air
meteorik di dekat permukaan dan membentuk jebakan tipe sulfidasi rendah,
dipengaruhi oleh sistem boiling sebagai mekanisme pengendapan mineral-mineral
bijih. Proses boiling disertai pelepasan unsur gas merupakan proses utama untuk
pengendapan emas sebagai respon atas turunnya tekanan. Perulangan
proses boiling akan tercermin dari tekstur crusstiform banding dari silika dalam
urat kuarsa. Pembentukan jebakan urat kuarsa berkadar tinggi mensyaratkan
pelepasan tekanan secara tiba-tiba dari cairan hidrotermal untuk memungkinkan
proses boiling. Sistem ini terbentuk pada tektonik lempeng subduksi, kolisi dan
pemekaran (Hedenquist dkk., 1996 dalam Pirajno, 1992).
Kontrol utama terhadap pH cairan adalah konsentrasi CO2 dalam larutan dan
salinitas. Proses boiling dan terlepasnya CO2 ke fase uap mengakibatkan
kenaikan pH, sehingga terjadi perubahan stabilitas mineral contohnya dari illit ke
11
adularia. Terlepasnya CO2 menyebabkan terbentuknya kalsit, sehingga umumnya
dijumpai adularia dan bladed calcite sebagai mineral pengotor (gangue minerals)
pada urat bijih sistem sulfidasi rendah.Endapan epitermal sulfidasi rendah akan
berasosiasi dengan alterasi kuarsaadularia, karbonat dan serisit pada lingkungan
sulfur rendah. Larutan bijih dari sistem sulfidasi rendah variasinya bersifat alkali
hingga netral (pH 7) dengan kadar garam rendah (0-6 wt)% NaCl, mengandung
CO2 dan CH4 yang bervariasi. Mineral-mineral sulfur biasanya dalam bentuk
H2S dan sulfida kompleks dengan temperatur sedang (150-300 C) dan
didominasi oleh air permukaan.
12
Mineral bijih Pirit, elektrum, emas, sfalerit, arsenopirit
C. Interaksi Fluida
Gambar.2.2
13
pembentukan yang relatif dekat permukaan serta larutan yang berperan dalam
proses pembentukannya berasal dari campuran air magmatik dengan air meteorit
A. Tinjauan Umum
Gambar 2.3
Gambar 2.4
14
B. Genesa dan Karakteristik
C. Interaksi Fluida
Jenis endapan epitermal yang terletak 500 m bagian atas dari suatu sistem
hidrotermal ini merupakan zone yang menarik dan terpenting. Disini terjadi
perubahan-perubahan suhu dan tekanan yang maksimum serta mengalami
fluktuasi-fluktuasi yang paling cepat. Fluktuasi-fluktuasi tekanan ini
menyebabkan perekahan hidraulik (hydraulic fracturing), pendidihan (boiling),
dan perubahan-perubahan hidrologi sistem yang mendadak. Proses-proses fisika
ini secara langsung berhubungan dengan proses-proses kimiawi yang
menyebabkan mineralisasi terdapat suatu kelompok unsur-unsur yang umumnya
berasosiasi dengan mineralisasi epitermal, meskipun tidak selalu ada atau bersifat
eksklusif dalam sistem epitermal. Asosiasi klasik unsur-unsur ini adalah: emas
(Au), perak (Ag), arsen (As), antimon (Sb), mercury (Hg), thallium (Tl), dan
belerang (S).
15
Dalam endapan yang batuan penerimanya karbonat (carbonat-hosted
deposits), arsen dan belerang merupakan unsur utama yang berasosiasi dengan
emas dan perak (Berger, 1983), beserta dengan sejumlah kecil tungsten/wolfram
(W), molybdenum (Mo), mercury (Hg), thallium (Tl), antimon (Sb), dan tellurium
(Te); serta juga fluor (F) dan barium (Ba) yang secara setempat terkayakan.
Dalam endapan yang batuan penerimanya volkanik (volcanic-hosted deposits)
akan terdapat pengayaan unsur-unsur arsen (As), antimon (Sb), mercury (Hg), dan
thallium (Tl); serta logam-logam mulia (precious metals) dalam daerah-daerah
saluran fluida utama, sebagaimana asosiasinya dengan zone-zone alterasi
lempung. Menurut Buchanan (1981), logam-logam dasar (base metals)
karakteristiknya rendah dalam asosiasinya dengan emas-perak, meskipun
demikian dapat tinggi pada level di bawah logam-logam berharga (precious
metals) atau dalam asosiasi-nya dengan endapan-endapan yang kaya perak dimana
unsur mangan juga terjadi. Cadmium (Cd), selenium (Se) dapat berasosiasi
dengan logam-logam dasar; sedangkan fluor (F), bismuth (Bi), tellurium (Te), dan
tungsten (W) dapat bervariasi tinggi kandungannya dari satu endapan ke endapan
yang lainnya; serta boron (B) dan barium (Ba) terkadang terkayakan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan,
1. Endapan Epitermal adalah hasil dari system Hidrotermal yang berskala besar
dari lingkungan Vulkanik.
2. kebanyakan dari Endapan Epitermal terbentuk dalam suatu Lebel Kerak Bumi
yang dangkal,dimana perubahan tiba-tiba dalam kondisi fisik dan kimianya
menghasilkan bahan Hidrotermal (White dan Hedenquist 1990),
3.Jenis Endapan Epitermal yang terbesar 500 M bagian atas dari suatu system
Hidrotermal ini merupakan Zona yang Menarik dan Terpenting. Disini terjadi
perubahan-perubahan suhu dan tekanan yang maksimum serta mengalami
Fluktuasi-Fluktuasi yang paling cepat. Fluktuasi-fluktuasi tekanan ini
menyebabkan perekahan Hydroulik (Hydroulik Fracturing),pendidihan
(Boiling),dan perubahan-perubahan Hidrologi system yang mendadak. Proses-
proses fisika ini secara lansung berhubungan dengan proses-prose kimiawi
yang menyebabkan Mineralisasi.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
1. http://pillowlava.wordpress.com/2011/06/19/mineralisasi -dan-alterasi-
dalam-sistem-hidrotermal/. ( Di akses pada : 24 september 2017,Pukul
:15;45
2. http://pillowlava.wordpress.com/2011/06/3.jpg. (Diakses pada : 24
september 2017,Pukul :19:20)
3. http://thegoldenjubilee.blokspot.co.id/2012/03/endapan -mineral-
epitermal.html. (Diakses pada :24 september
18
19