Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI

KUNJUNGAN RUMAH

HALAMAN JUDUL

Oleh :
Odilia Dea Novena
1202006190

Pembimbing :
dr. Ni Ketut Sri Diniari, Sp.KJ

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN/SMF PSIKIATRI
RSUP SANGLAH/ FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan Laporan
Kunjungan Rumah ini tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya
(KKM) di BAG/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar. Dalam
penyusunan laporan kali ini, Penulis memperoleh banyak bimbingan, petunjuk
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. dr. AA Sri Wahyuni, Sp.KJ selaku ketua Bagian/SMF Psikiatri FK


UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
2. Dr. Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ selaku koordinator
pendidikan Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
3. dr. Ni Ketut Sri Diniari, Sp.KJ selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan Kunjungan Rumah ini.
4. Residen di BAG/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar yang
turut membantu dalam penyelesaian laporan Kunjungan Rumah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,
diharapkan adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa
memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi
masyarakat. Terima kasih.

Denpasar, November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
I. IDENTITAS PASIEN..................................................................................1
II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH................................................................1
III. LINGKUNGAN KELUARGA...................................................................9
IV. LINGKUNGAN RUMAH...........................................................................9
V. DENAH RUMAH......................................................................................10
VI. LINGKUNGAN SOSIAL.........................................................................10
VII. PEMERIKSAAN FISIK...........................................................................11
VIII. RESUME....................................................................................................13
IX. DIAGNOSIS BANDING...........................................................................13
X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL.................................................................14
XI. TERAPI......................................................................................................14
XII. PROGNOSIS..............................................................................................14
XIII. SIMPULAN................................................................................................15
XIV. SARAN.......................................................................................................15
XV. DOKUMENTASI........................................................................................16

iii
LAPORANKEGIATANDOKTERMUDAPSIKIATRIKUNJUNGANRUMAH
SMF/BAGIANPSIKIATRI
FAKULTASKEDOKTERANUNIVERSITASUDAYANA
PERIODE:31Oktober201611Desember2016

Tanggal Kunjungan : Sabtu, 19 November 2016 pk. 15.00 WITA


Pembimbing : dr. Ni Ketut Sri Diniari, Sp.KJ
Nama : Odilia Dea Novena (1202006190)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : MS
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Bercerai
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Penjaga Toko
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jalan Pulau Selayar, Denpasar
Kontrol Terakhir : Senin, 14 November 2016
Tanggal Kunjungan : Sabtu, 19 November 2016
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH


Kunjungan rumah dilakukan pada hari Sabtu, 19 November 2016.
Sebelumnya saya telah membuat janji dengan pasien sebelum melakukan
kunjungan, waktu kunjungan disepakati bersama yaitu pada pukul 15.00
WITA. Kunjungan dilakukan ke rumah pasien di Jalan Pulau Selayar,
Denpasar. Saat berkunjung saya diterima pertama kali oleh pasien sendiri,
kemudian saya berbicara dengan pasien dan ibu kandung pasien. Sebelum
melakukan wawancara saya memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

1
2

kunjungan rumah yang saya lakukan. Selanjutnya saya memulai wawancara


dengan pasien. Setelah itu saya mewawancarai ibu kandung pasien. Pasien
tidak mengijin saya mengambil foto keadaan rumah, karena mengatakan malu
dengan keadaan rumah saat ini.

A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan Utama: Autoanamnesis : Pusing
Heteroanamnesis : Bertingkah Aneh
Autoanamnesis
Pasien diwawancarai dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa.
Pasien menggunakan kaos berwarna merah bergambar bulat-bulat hitam,
memakai celana pendek berwarna putih dan sandal jepit berwarna hitam.
Roman wajah sesuai usia, kuku terpotong pendek dan bersih. Tidak tercium
bau feses, urine, alkohol, maupun rokok. Pasien diwawancara menggunakan
Bahasa Indonesia. Selama wawancara pasien menatap mata pemeriksa dan
menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik. Pasien tampak tenang saat
wawancara, dengan kesan awal pasien tampak menjaga jarak dengan
pemeriksa. Selama wawancara pasien dapat mengungkapkan perasaannya dan
apa yang sedang dipikirkannya dengan baik. Kadang pasien mengatakan lupa
hal-hal mendetail yang berhubungan dengan penyakitnya dan apa yang
dirasakannya dulu.
Pasien dapat menyebutkan alamat rumahnya dengan benar, hari dan
tanggal saat itu, dan siapa saja orang-orang yang sedang berada di rumahnya
saat itu. Pasien dapat menyebutkan umur dan tanggal lahirnya. Pasien dapat
mengingat dimana dulu bersekolah (di pondok pesantren). Pasien dapat
mengingat apa yang dimakannya tadi pagi yaitu nasi ditambah sayur dan
ayam. Pasien mengetahui tanggal Kemerdekaan RI yaitu tanggal 17 Agustus
1945 dan presiden pertama saat itu adalah Soekarno, serta presiden RI saat ini
adalah Jokowi. Pasien dapat menghitung dengan benar 100 dikurangi 7
sebanyak 5 kali, yaitu 65. Pasien mengatakan persamaan buah jeruk dan bola
tenis adalah sama-sama berbentuk bulat, sedangkan perbedaannya adalah
jeruk bisa dimakan, bola tenis tidak bisa dimakan. Pasien dapat melanjutkan
3

peribahasa berakit-rakit ke hulu dengan mengatakan berenang-renang


ketepian dan menyebutkan artinya dengan benar.
Pasien mengatakan perasaannya saat ini lebih baik, pasien mengatakan
saat ini sudah tidak ada yang menganggu pikirannya. Pasien mengatakan hal
tersebut sambil tersenyum. Akan tetapi masih sering merasa pusing. Pusing
dirasakan tiap pagi hari, sesaat setelah pasien bangun tidur. Keluhan pusing
telah dirasakan pasien sejak pasien mendapat obat dari poliklinik jiwa RSUD
Wangaya. Pasien mengatakan keluhan dapat berkurang jika pasien kembali
tidur. Pasien tidak pernah mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi rasa
pusingnya, pasien hanya kembali berbaring selama kurang lebih 2-3 jam untuk
mengurangi rasa pusingnya. Pasien mengatakan tidak mengetahui penyebab
pasti pusing yang dirasakannya.
Pasien mengatakan sudah kurang lebih satu tahun (Januari 2015) kontrol
ke poliklinik Jiwa RSUD Wangaya. Pasien mengatakan awalnya pasien
sempat mendengar suara-suara bisikan di telinganya. Suara bisikan tersebut
muncul pertama kali delapan bulan sebelum pasien datang ke polikinik jiwa
RSUD Wangaya. Pasien mengatakan suara tersebut adalah suara seorang laki-
laki yang menghina-hina pasien dan menyuruh-nyuruh pasien. Pasien juga
mengatakan sempat melihat bayang-bayangan hitam. Pasien mengatakan
merasa terganggu dengan suara-suara dan bayangan hitam yang sering
dilihatnya, sehingga pasien menjadi sering marah-marah. Pasien mengatakan
telah menceritakan hal tersebut pada ibunya, namun ibunya tidak percaya,
sehingga ia marah dan sempat merasa benci kepada ibunya. Sejak saat itu
pasien menunjukkan perilaku sering marah-marah tanpa alasan yang jelas,
terutama pada ibu kandungnya.
Pasien mengatakan saat itu pasien bahkan tidak tidur selama tiga hari
berturut-turut. Pasien menjadi semakin susah tidur karena merasa terganggu
dengan suara-suara yang ia dengar di telinganya. Selain itu, nafsu makan
pasien berkurang, pasien mengatakan ia sempat tidak makan apapun selama
dua hari, dan pola makannya menjadi tidak teratur saat pasien masih
mendengar suara-suara di telinganya.
4

Pasien kemudian meminta orang tuanya untuk membawanya kembali ke


pondok pesantren untuk mendapatkan pengobatan rohani. Pasien kemudian
sempat menikah dengan laki-laki dari Jawa Timur pada bulan Mei 2015,
pasien hanya menikah selama satu bulan dan kemudian bercerai. Pasien
mengatakan bercerai karena merasa laki-laki yang dinikahinya memiliki ilmu
hitam dan dapat mengguna-guna pasien. Setelah bercerai pasien menjadi
semakin parah, pasien sempat mendapat pengobatan secara tradisional
sebelum pasien dibawa ke RSJ Bangli dan akhirnya mendapat rawat jalan
lanjutan di RSUD Wangaya.
Pasien kemudian mendapat obat dari RSUD Wangaya berupa risperidon
2x2 mg. Pasien mengatakan setelah mengonsumsi obat tersebut, pasien
menjadi lebih baik. Setelah mengonsumsi obat tersebut selama kurang lebih 2
minggu pasien sudah tidak lagi mendengar suara-suara di telinganya dan
setelah kurang lebih 4 bulan pasien sudah dapat kembali bekerja.
Saat ini pasien mengatakan sudah tidak mendengar suara-suara aneh lagi.
Pasien saat ini dapat bekerja sebagai penjaga toko elektrolit di Jalan
Waturenggong, pasien mengatakan tidak ada masalah di pekerjaannya dan
dapat bekerja dengan baik. Pasien bekerja dari jam 08.30 WITA sampai jam
20.00 WITA, pasien bekerja dari hari Senin sampai Jumat. Kadang-kadang
pasien merasa kelelahan karena pekerjaannya, karena pasien harus naik turun
tangga ke lantai empat. Pasien mengatakan nafsu makannya baik, dan
sekarang pasien makan dengan teratur yakni tiga kali sehari. Tidur dikatakan
cukup, pasien biasanya dapat tidur dari jam 22.00 WITA dan bangun jam
05.00 WITA untuk melakukan ibada pagi, pasien juga mengatakan kadang jika
pusing akan kembali tidur 2-3 jam.
Pasien mengatakan tidak ada masalah yang menganggu pikirannya
belakangan ini, pasien mengatakan biasanya jika ada masalah pasien sering
bercerita pada temannya sehingga pasien bisa merasa lebih lega. Saat ini
pasien mengatakan tidak memiliki teman dekat, pasien mengatakan jarang
bersosialisasi dengan tetangga dan rekan kerjanya di toko. Pasien mengatakan
saat ini merasa lebih susah memulai interaksi dengan orang lain. Pasien juga
5

mengatakan untuk saat ini tidak berpikir untuk menikah, karena pasien merasa
sedikit takut untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Pasien mengatakan sudah tidak pernah lagi marah-marah pada orang
tuanya. Pasien mengatakan selalu rutin minum obat dari dokter tanpa harus
diingatkan dan tidak pernah bolong minum obat. Saat ini pasien sudah
menerima obat dengan dosis yang lebih rendah yakni risperidon 1x1 mg.
Pasien mengatakan telah mengonsumsi obat dengan dosis tersebut selama
kurang lebih satu bulan. Selama mengonsumsi obat dengan dosis tersebut,
pasien mengatakan tidak ada merasa ada perubahan atau keluhan yang berarti.

Heteroanamnesis (Ibu Kandung Pasien)


Ibu kandung pasien mengatakan pasien mulai bertingkah aneh sejak kurang
lebih 2 tahun yang lalu. Ibu kandung pasien mengatakan hal ini terjadi setelah
pasien dilamar oleh orang Banyuwangi tapi ibu pasien menolak lamaran dari
laki-laki tersebut karena merasa lelaki tersebut tidak baik. Sejak itu pasien
dikatakan mulai berubah, pasien tiba-tiba marah-marah pada ibunya dan
menyuruh ibunya untuk mengusir laki-laki yang mengikutinya. Pasien saat itu
mengatakan ada laki-laki yang sedang mengikutinya, pasien juga saat itu
menunjuk-nunjuk ke luar pintu tapi ibu pasien tidak dapat melihat laki-laki
yang dimaksud oleh pasien. Pasien mulai tidak mau makan dan mengurung
diri, pasien juga terlihat sering berbicara sendiri.
Pasien kemudian dibawa ke pondok pesantren di Jawa Timur untuk
mendapat pengobatan rohani, karena ibu pasien merasa anaknya sedang
diguna-guna oleh laki-laki dari Banyuwangi yang lamarannya ditolak oleh ibu
pasien. Ibu pasien mengatakan tidak ada perubahan yang berarti pada anaknya
saat itu. Pasien kemudian sempat dilamar oleh laki-laki dari Madura, karena
takut anaknya diguna-guna lagi, ibu pasien kemudian menerima lamaran laki-
laki tersebut walau dengan setengah hati karena merasa tidak srek dengan
laki-laki tersebut. Satu bulan setelah menikah, pasien memutuskan untuk
mengakhiri pernikahannya karena merasa laki-laki tersebut adalah orang yang
jahat. Sejak bercerai pasien dikatakan lebih parah dari sebelumnya, pasien
lebih sering marah-marah, sama sekali tidak mau makan dan tidur. Salah satu
saudara pasien kemudian menyarankan agar pasien dibawa ke Rumah Sakit
6

Jiwa. Akhirnya pasien dibawa ke RSJ Bangli dan kemudian mendapatkan


rawat jalan lanjutan di polikilinik Jiwa RSUD Wangaya.
Ibu pasien mengatakan pasien merupakan pribadi yang tertutup, pasien
dikatakan tidak pernah menceritakan masalahnya pada siapapun. Pasien sangat
tertutup pada keluarganya, dan tidak pernah membicarakan masalahnya pada
orang tua maupun pada saudara-saudaranya. Pasien sebelumnya dikatakan
merupakan orang yang pendiam dan penurut terhadap perintah orang tua.
Pasien saat ini dikatakan sudah tidak pernah marah-marah tanpa alasan
yang jelas lagi, pasien sudah tidak pernah terlihat senyum-senyum sendiri atau
tertawa-tawa sendiri selama kurang lebih bulan terakhir. Pasien juga dikatakan
dapat bekerja dengan baik, dan termasuk pekerja yang rajin. Akan tetapi ibu
pasien sering melihat pasien tampak kelelahan, dan sering menyuruh pasien
untuk tidak bekerja atau libur sehari atau dua hari sampai badan lebih fit tapi
pasien sering menolak dan tetap bekerja walaupun sedang tidak enak badan.

B. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien dikatakan pernah mengalami kejang ketika masih kecil, pasien sering
mengalami kejang sejak umur delapan bulan. Pasien dikatakan sering kejang
ketika suhu tubuhnya sedikit meningkat. Kejang terakhir dikatakan saat pasien
berumur 5 tahun. Pasien dikatakan tidak pernah mendapat mengobatan apapun
untuk mengatasi kejang, pasien hanya diberikan kunyit yang dioleskan ke
seluruh tubuh ketika pasien sedang demam.

C. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF/NAPZA


Pasien mengatakan tidak mengonsumsi kopi ataupun rokok. Pasien juga
mengatakan tidak pernah mengonsumsi alkohol maupun narkotika.

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Di keluarga pasien dikatakan tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
seperti yang dialami oleh pasien.
E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. PRENATAL DAN PERINATAL
Ketika ibu kandung pasien sedang mengandung pasien, ibu pasien
mengatakan saat itu ia sedang dalam kondisi depresi. Saat itu ibu pasien
sedang tertekan dengan kondisi keluarga, ibu pasien mentakan saat itu
sering memikirkan ayah pasien yang masih belum punya pekerjaan. Saat
itu ibu kandung pasien sedang hamil yang kedua kali, dengan jarak
7

kehamilan pertama kurang dari satu tahun. Ibu kandung pasien saat itu
juga merasa malu pada keluarga mertuanya karena hamil lagi saat masih
menumpang di rumah mertua tanpa memiliki pekerjaan tetap. Ibu kandung
pasien juga merasa sangat tertekan karena harus tinggal di rumah kecil
dengan banyak orang. Pasien kemudian lahir secara normal, cukup bulan,
dan langsung menangis. Berat lahir pasien saat itu dikatakan 3,5
kilogram. Pasien lahir tanpa ada cacat bawaan.

2. MASA KANAK
Pasien dikatakan mampu makan dan mandi sendiri setelah umur 3 tahun.
Pasien diasuh dan tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien dikatakan
lebih sering berada di dalam rumah dan jarang bermain di luar bersama
teman-temannya, serta tidak mempunyai banyak teman. Setelah lulus
sekolah dasar, pasien langsung masuk pondok pesantren. Pasien
menumpuh pendidikan di pondok pesantren selama enam tahun. Di
pondok pesantren pasien hanya dihadari oleh siswa perempuan, tidak ada
siswa lelaki. Pasien dikatakan tidak pernah menjalin hubungan khusus
dengan laki-laki sampai sekarang. Pasien merupakan anak kedua dari
empat bersaudara. Kakak laki-laki pasien hanya berjarak satu tahun,
sedangkan adik laki-laki pasien berjarak sekitar 5 tahun dan adik
perempuan pasien berjarak sekitar 7 tahun.

3. MASA DEWASA
a. Riwayat Pekerjaan
Semenjak pasien lulus dari pondok pesantren, pasien sempat
berpindah-pindah tempat kerja. Pasien sempat menjadi pembantu
rumah tangga namun kemudian keluar dari pekerjaannya karena mulai
mendengarkan suara-suara tanpa wujud nyata di telinganya. Pasien
kemudian bekerja sebagai penjaga toko elektrolit di daerah
waturenggong. Pasien bekerja selama 10 jam setiap hari termasuk
hari libur di tempat kerjanya. Pasien mengatakan majikan di tempat ia
bekerja sangat baik, namun banyak hal yang harus dilakukan di tempat
kerja dan minimnya libur membuat pasien kadang merasa kelelahan.
8

Pasien saat ini sudah bekerja selama 1 tahun di tempat kerjanya


sekarang.

b. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah pernah menikah sekali sebelumnya. Pernikahannya hanya
berjalan selama satu bulan dan kemudian bercerai. Pasien mengatakan
saat ini masih tidak ingin menikah, dan tidak memikirkan tentang
pernikahan. Pasien mengatakan masih merasa trauma dengan
pernikahan.

c. Aktivitas Sosial
Sejak pasien lulus dari pondok pesantren, pasien mengatakan tidak
punya teman. Pasien mengatakan tidak punya teman di dekat
lingkungan sekitar. Pasien juga mengatakan jarang berinteraksi dengan
tetangga dan rekan kerjanya.

d. Riwayat Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat hukum.

III. LINGKUNGAN KELUARGA


Pasien dan keluarga berasal dari Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pasien dan
keluarganya pindah ke Bali sejak tahun 1993 saat pasien berusia 10 tahun.
Pasien saat ini tinggal di Jalan Pulau Selayar, Denpasar. Rumah pasien
derdempetan dengan rumah di sampingnya. Rumah pasien berada di ujung
gang, dengan suasana yang cukup sepi, jauh dari jalan utama. Pasien tinggal
dengan ibu, ayah, dan adik perempuan pasien. Kakak laki-laki pasien saat ini
tinggal dan bekerja di Jawa Timur, sedangkan adik laki-laki pasien saat ini
tinggal terpisah di kosan-kosan di daerah Monang-Maning.

Silsilah Keluarga
9

: laki-laki hidup : laki-laki tidak hidup


: perempuan hidup : perempuan tidak hidup : pasien

IV. LINGKUNGAN RUMAH


Pasien tinggal di Jalan Pulau Selayar, Denpasar. Rumah pasien berada di
ujung gang dengan ukuran 7m x 4m. Rumah pasien terdiri dari dua kamar
tidur yang digabung dengan ruang tamu dan ruang TV, dapur, serta satu kamar
mandi. Dinding rumah pasien dicat putih dengan lantai yang berkeramik.
Rumah pasien berdempetan dengan rumah tetangga pasien di sampingnya.
Rumah pasien tampak berantakan tampak penuh dengan barang-barang yang
tidak tertata rapi. Rumah pasien cenderung gelap, karena sedikit terdapat
ventilasi udara, matahari tidak langsung menyinari rumah pasien karena
tertutup pohon dan rumah di depan rumah pasien yang lebih besar.

V. DENAH RUMAH

3
4
2

1
Gambar 1. Gambar Denah Rumah Pasien
Keterangan denah rumah:
1. Kamar tidur pasien dan adik pasien
2. Kamar tidur orang tua
3. Dapur
4. Kamar mandi
10

VI. LINGKUNGAN SOSIAL


Sejak kecil pasien jarang bergaul dan memiliki teman yang tidak terlalu
banyak. Setelah lulus SD, pasien masuk ke pondok pesantren khusus putri.
Pasien lebih sering berinteraksi dengan perempuan dan dikatakan tidak pernah
berpacaran sebelumnya. Pasien mengatakan jika ada masalah pasien akan
menceritakan pada temannya sehingga ia akan merasa lebih tenang, akan tetapi
setelah lulus dari pondok pesantren, pasien tidak memiliki teman. Pasien
mengatakan jarang berinteraksi di dengan tetangga di sebelah rumah pasien
karena harus bekerja dari pagi sampai malam. Pasien juga jarang berinteraksi
dengan rekan kerjanya. Pasien mengatakan ia sekarang merasa susah
berinteraksi dengan orang lain khususnya lawan jenis.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


STATUS PRESENT
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Denyut Nadi : 64 x/mnt
Laju Respirasi : 14 x/mnt
Temperatur Axilla : 36.7oC

STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, Reflek Pupil +/+ bulat isokor
THT : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Cor : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, nyeri tekan epigastirum (-)
Ekstremitas : Hangat + + Edema - -
+ + - -
STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis : ++ ++
++ ++
Reflek Patologis : - -
- -
Tenaga : 555 555
555 555
Tonus :N N
11

N N
Tropik :N N
N N

STATUS PSIKIATRI
1. Kesan Umum : Penampilan wajar, roman wajah sesuai
usia, kontak verbal dan visual baik,
dengan kesan awal tampak curiga.
2. Sensorium dan Kognitif
- Kesadaran : Jernih
- Fungsi Kognitif : Sesuai tingkat pendidikan
- Daya ingat : Baik
3. Keadaan Mood dan Afek
- Mood : Eutemik
- Afek : Inadekuat, serasi.
4. Proses Pikir
- Bentuk Pikir : Logis realis, riwayat non logis non realis
- Arus Pikir : Koheren
- Isi Pikir : Waham tidak ada, riwayat waham curiga
dan waham kejar.
5. Persepsi
- Halusinasi : Halusinasi tidak ada, riwayat halusinasi
auditorik berupa suara yang berkomentar,
riwayat halusinasi visual melihat bayangan
hitam.
- Ilusi : Ilusi tidak ada
6. Dorongan Instingtual
- Insomnia : Tidak ada, ada riwayat insomnia
- Hipobulia : Tidak ada, ada riwayat hipobulia
7. Raptus : Tidak ada, ada riwayat raptus
8. Psikomotor : Tenang selama pemeriksaan
9. Tilikan : 4 (empat)

VIII. RESUME
Pasien perempuan, 33 tahun, agama Islam, suku Jawa, bekerja sebagai penjaga
toko, sudah bercerai, dan pendidikan terakhir SMA. Pasien diwawancara
dengan posisi duduk, penampilan wajar menggunakan baju bersih dan rapi,
tidak tercium bau aneh pada pasien, kulit bersih bewarna kuning langsat.
Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik menggunakan
bahasa Indonesia. Kesan awal pasien pada pemeriksa nampak menjaga jarak.
12

Pasien merupakan pasien rawat jalan di poliklinik jiwa RSUD Wangaya,


pasien mengatakan sudah kurang lebih satu tahun menjalani rawat jalan di
polikinik jiwa RSUD Wangaya. Pasien dengan riwayat arus pikir non logis
non realis, waham kejar, waham curiga, halusinasi auditorik berupa suara yang
berkomentar, serta halusinasi visual berupa bayangan hitam. Pasien juga
dengan riwayat raptus dan hipobulia.
Saat ini pasien mengatakan perasaannya jauh lebih baik, tidak ada yang
sedang menganggu pikirannya. Pasien mengatakan nafsu makannya baik, dan
makannya teratur. Pasien juga mengatakan tidurnya cukup dan pulas. Pasien
mengeluhkan sering merasa pusing sesaat setelah bangun pagi, dimana pusing
mulai sering dirasakan sejak pasien mengonsumsi obat dari poliklinik jiwa
RSUD Wangaya. Pasien saat ini sudah tidak pernah mendengar suara-suara
aneh yang mengganggu ataupun melihat bayangan-bayangan hitam.
Pasien sekarang sudah bekerja menjadi seorang penjaga toko, pasien kerja
dari pagi-malam (kurang lebih 10 jam) pada hari Senin-Jumat. Pasien
mengatakan pekerjaannya berjalan baik, dan tidak ada masalah yang berarti.
Selama wawancara pasien dapat mengungkapkan perasaannya dan apa yang
sedang dipikirkannya dengan baik. Kadang pasien mengatakan lupa hal-hal
mendetail berhubungan dengan penyakitnya dan apa yang dirasakannya dulu.

IX. DIAGNOSIS BANDING

Skizofrenia paranoid remisi tidak sempurna (F20.04)


Gangguan waham menetap (F22.0)
Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)

X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis 1 : Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna (F20.04)
Aksis 2 : Ciri Kepribadian Skizoid
Aksis 3 : Tidak Ada
Aksis 4 : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Aksis 5 : GAF saat ini 70-61
13

XI. TERAPI
Non Farmakologi
- Psikoterapi supportif kepada pasien
- Psikoedukasi keluarga pasien
Farmakologi
Risperidone 1x1 mg intra oral

XII. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
1. Diagnosis : Skizofrenia Paranoid Baik
2. Onset : Dewasa Buruk
3. Perjalanan Penyakit : Kronis Buruk
4. Faktor Pencetus : Tidak jelas Buruk
5. Pendidikan : SMA Baik
6. Faktor Genetik : Tidak ada Baik
7. Ciri Kepribadian : Scizoid Buruk
8. Dukungan Keluarga : Ada Baik
9. Status Pernikahan : Bercerai Buruk
10. Penyakit Organik : Tidak ada Baik
11. Lingkungan social ekonomi : Cukup Baik
12. Kepatuhan Minum Obat : Patuh Baik
13. Tilikan : Derajat 4 Baik
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis
penderita adalah dubius ad bonam (cenderung baik).

XIII. SIMPULAN
1. Pasien inisial MS, perempuan, 33 tahun, suku Jawa beralamat di Jalan
Selayar, pasien didiagnosis dengan Skizofrenia paranoid dan saat ini
mendapatkan pengobatan berupa risperidon 1x1 mg.
2. Pasien memiliki riwayat insomnia, hipobulia, dan mengamuk. Kondisi
pasien saat ini dikatakan sudah lebih baik dari sebelumnya. Pasien
mengeluhkan sering merasa pusing sesaat setelah bangun tidur di pagi
hari.
3. Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan adiknya. Pasien sudah
pernah menikah dan bercerai setelah satu bulan menikah. Pada keluarga
pasien tidak ada yang memiliki gejala seperti pasien.
4. Pasien saat ini bekerja sebagai penjaga toko elektrolik dengan durasi kerja
kurang lebih 10 jam perhari 5 hari dalam seminggu.
14

XIV. SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan kepada pasien dan keluarga pasien
ialah sebagai berikut:
1. Pasien agar minum obat teratur dan rutin kontrol ke RSUD Wangaya
apabila obat habis untuk mencegah muncul kembali gejala sebelumnya
seperti mengamuk dan tidak bisa tidur.
2. Keluarga agar memberi dukungan dalam pengobatan pasien, mengontrol
pasien minum obat dan jadwal kontrol ke RSUD Wangaya.
3. Pasien diharapkan lebih bersosialisasi dengan rekan kerja dan tetangga di
sekitar rumah pasien, sehingga pasien dapat memiliki teman ngobrol
diwaktu luang. Pasien disarankan menceritakan apapun yang sedang
menjadi beban pikirannya baik pada teman lama pasien maupun pada
keluarga pasien.
4. Pasien diharapkan lebih menjaga kondisi tubuhnya, dan sebaiknya jangan
memaksakan diri untuk bekerja. Bila sudah merasa kelelahan alangkah
baiknya jika pasien beristirahat sejenak dari pekerjaannya.
5. Apabila pasien masih merasa pusing ketika bangun pagi, disarakan ketika
bangun pagi jangan langsung berdiri tapi pelan-pelan membiasakan diri
dengan berbaring sejenak, duduk sejenak, dan kemudian berdiri perlahan.
Diharapkan dengan melakukan hal tersebut dapat mengurangi keluhan
pusing yang dirasakan pasien.
6. Pasien dan keluarga agar lebih semangat dan sabar serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
15

XV. DOKUMENTASI

Gambar 2. Foto Pasien bersama dengan Pemeriksa

Anda mungkin juga menyukai