b. Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih
rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang
sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi
tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkat, konsentrasi air akan
menurun. Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel
dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat yang terlarut,
maka terjadi perpindahan air/ zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut
yang rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan
seperti ini disebut dengan osmosis.
c. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh
membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan
tekanan, luas permukaan membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang
mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik
d. Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara
pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih
tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan
konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.
b. Output Cairan :
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
1) Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.
Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
2) IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.
3) Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada
kulit.
4) Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
9. Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
b. Randa umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status
cairan
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi social
g. Factor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan,
2) Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan:
2% : ringan
5% : sedang
10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b. Keadaan umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan
pernapasan
Tingkat kesadaran
c. Pengukuran masukan cairan
Cairan oral :NGT dan oral
Cairan parenteral termasuk obat-obatab, Iv
Makanan yang cenderung mengandung air
Irigasi kateter atau NGT
d. Pengukuran keluaran cairan
Urin : volume, kejernihan/kepekatan.
Feses: jumlah dan konsistensi
Muntah
Tube drainase
IWL
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : Normalnya sekitar 200
cc.
B. Diagnose keperawatan
1. Actual/resiko deficit volume cairan, kemungkinan berhubungan dengan
a. Kehilangan cairan secara berlebihan.
b. Berkeringan secara berlebihan
c. Menurunnya intake oral.
d. Penggunaan diuretic
e. Perdarahan
- Kemungkinan ditemukan data
a. Hipotensi
b. Takhikardia
c. Pucat
d. Kele\mahan
e. Konsistensi urin pekat
- Kondisi klinik
a. Penyakit : Addison
b. Koma
c. Ketoasidosi pada diabetikanoreksia nervosa
d. Perdarahan gastrointestinal
e. Muntah, diare
f. Intake cairan tidak adequate
g. AIDS
h. Perdarahan
i. Ulcer kolon
- Tujuan yang diharapkan
a. Mempertahankan keseimbangna cairan
b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti outpun urin adequate,
tekanan darah stabil, membrane mukosa mulut lembab, turgor kulit baik.
Intervensi Rasional
1. Ukur dan monitor 1. Dasar pengkajian kardivaskuler
Intake dan output cairan, berat dan respons terhadap penyakit
badan, CVP, distensi vena
jugularis, dan bunyi paru
2. Monitor Ro Paru 2. Mengatur adanya edema paru
3. Kolaborasi dengan dokter dalam 3. Kerjasama disiplin ilmu dalam
pemberian cairan, obat, dan efek Perawatan
pengobatan
4. Hati-hati dalam pemberian cairan 4. Mengurangi overload cairan
5. Pada pasien yang bedrest 5. Mengurangi edema
Rubag posisi setiap 2 jam
Latihan pasif dan aktif
6. Pada kulit yang edema berikan 6. Mencegah kulit
lotion, hindari penekanan yang terus-
menerus
7. Berikan pengetahuan kesehatan 7. Pasien dan keluarga mengetahui
tentang dan kooperatif
Intake dan output cairan
Edema, berat badan
pengobatan