PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara sadar ataupun tidak kita pada saat ini sudah memasuki era Globalisasi dengan segala
sisi positif dan negatifnya. Salah satu aspek nyata yang ditimbulkan oleh era globalisasi ini
adalah kompetisi yang semakin tajam dan semakin berat antar pelaku bisnis dalam rangka
merebut pasar/pelanggan.
Salah satu instansi yang memasarkan jasa kepada konsumen adalah instansi pelayanan
kesehatan termasuk diantaranya adalah rumah sakit. Dengan adanya persaingan antar rumah
sakit yang semakin tinggi disertai dengan banyaknya pembangunan rumah sakit baru maka
rumah sakit perlu terus mengembangkan diri dengan menyelenggarakan pelayanan yang
bermutu dan meningkatkan kualitas baik pelayanan medik, maupun pelayanan administrasi
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga
definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima /
peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-
atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service)
sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan,
jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah
B. Rumusan Masalah
2. Cara-cara apa saja yang ditempuh oleh Rumah Sakit khususnya Rumah Sakit Urip
Rumah Sakit.
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana pelayanan adinistrasi yang ideal khususnya di Rumah Sakit.
D. Manfaat Penulisan
Disamping tujuan yang hendak dicapai maka suatu tulisan atau makalah harus mempunyai
KAJIAN TEORI
A. Definisi Pelayanan
Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk., 1995:646) menyatakan
pelayanan ialah usaha melayani kebutuhan orang lain. Pelayanan pada dasarnya adalah
kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak
Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun
(Simamora, 2001:172). Produksi layanan dapat berupa fisik atau tidak. Terdapat empat
1. Intangibility
Artinya layanan tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar sebelum dibeli. Hasil layanan ini
dapat dinilai setelah menikmatinya. Bila pelanggan membeli layanan maka dia hanya
2. Inseparability
Pelayanan yang dijual terlebih dahulu baru diproduksi dan dikonsumsi secara bersama-sama.
Dalam hal ini penyedia layanan dan yang mendapatkan layanan sama-sama berpartisipasi,
3. Variability
Merupakan layanan yang bersifat sangat variabel. Artinya, banyak variasi bentuk, kualitas
dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana layanan tersebut dihasilkan.
4. Perishability
Layanan merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
B. Pengertian Administrasi
Dalam arti sempit Istilah administrasi berasal dari bahasa latin yaitu Ad dan ministrate
yang artinya pemberian jasa atau bantuan, yang dalam bahasa Inggris disebut
kegiatan:
catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dsb, yang bersifat
teknis ketatausahaan (clerical work). Dengan demikian tata usaha adalah bagian kecil
kegiatan dari Administrasi, Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan
pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan
hubungannya satu sama lain. Administrasi dalam arti sempit lebih tepat disebut tatausaha
(clerical work, office work). Kegiatan tatausaha dapat dirangkum dalam tiga kelompok, yaitu:
berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis mulai dari penyusunan, penulisan
sampai dengan pengiriman informasi hingga sampai kepada pihak yang dituju.
2. Ekspedisi (expedition), yaitu aktivitas mencatat setiap informasi yang dikirim atau
3. Pengarsipan (filing), yaitu suatu proses pengaturan dan penyimpanan informasi secara
sistematis sehingga dapat dengan mudah dan cepat ditemukan setiap diperlukan.
Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda) yaitu meliputi
disimpulkan administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan ketatausahaan yang mliputi
kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal
Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya (1994:3). Berdasarkan uraian dan definisi tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwa administrasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama
dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan.
C. Rumah Sakit
RS adalah Suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta
Menurut Kotter (1983) definisi rumah sakit adalah merupakan suatu perusahaan yang
perkembangan RS, antara lain; teknologi, epidemiologi, demografi, sosial ekonomi, faktor
kebutuhan masyarakat terhadap mutu pelayanan dan peraturan, serta faktor kebijaksanaan
Sedangkan menurut Wolper dan Pena (1987), mereka mendefinisikan rumah sakit
sebagai tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat serta berbagai tenaga
Rumah sakit dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut kategorinya masing-masing
Menurut pemilik : pemerintah, swasta
Menurut filosofi yang dianut : profit hospital dan non profit hospital
Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan : General Hospital dan Specialty Hospital
Sedangkan menurut kemampuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dapat digolongkan
Rumah sakit tipe A, ciri-ciri : Specialis dan sub specialis lebih luas, Top referral hospital
Rumah sakit tipe B, ciri-ciri : Specialis dan sub specialis terbatas, pelayanan rujukan dari
kabupaten
Rumah Sakit tipe C, ciri-ciri : Spesialis terbatas, Pelayanan rujukan dari Puskesmas
Rumah sakit tipe E (rumah sakit khusus) : RS Jiwa, RS Jantung, RS Paru, kanker,
Kusta dll
Dalam beberapa kebutuhan rumah sakit juga dapat di golongkan menjadi 2, yaitu : RS
pusat ilmu kesehatan pada universitas besar yang mengadakan penelitian ilmu kesehatan
dasar; dan (2) RS pendidikan yang mengadakan tiga atau lebih program kedokteran spesialis
(Trisnantoro, 1992).
1. Pelayanan pasien.
2. Pelayanan komunitas berupa suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain di luar rumah sakit
3. Pendidikan, terutama bagi rumah sakit-rumah sakit besar yang berfungsi sebagai tempat
pendidikan.
4. Penelitian
BAB III
PEMBAHASAN
Salah satu instansi yang memasarkan jasa kepada konsumen adalah instansi pelayanan
kesehatan termasuk diantaranya adalah rumah sakit. Dengan adanya persaingan antar rumah
sakit yang semakin tinggi disertai dengan banyaknya pembangunan rumah sakit baru maka
rumah sakit perlu terus mengembangkan diri dengan menyelenggarakan pelayanan yang
bermutu dan memberi kepuasan terhadap konsumen. Salah satunya adalah pelayanan
administrasi.
Fungsi administrasi ada banyak pembagiannya, tetapi dimakalah ini yang diambil adalah
pendapat Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan. Dia
d. Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun dapatdicapai
atau tidak.
diantaranya pemerintah, asuransi, apotik, dan rumah sakit. Namun dalam administrasi
kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga bersifat preventif (pencegahan).
Menurut Azrul Azwar dalam bukunya, mengatakan karena keadaan sehat yang ingin diapai
adalah untuk seluruh masyarakat, dan untuk itu setiap orgn seyogyanya menerapkan prinsip
kesehatan masyarakat, maka dalam membicarakan administrasi kesehatan tidak boleh pula
Salah satu upaya yang dilakukan dalam peningkatan mutu dari sarana pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit yaitu dengan meningkatkan mutu layanan di semua unit, baik pada unit
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, ataupun pada unit pelayanan administrasi dan
Dalam makalah ini, saya memilih Rumah Sakit Urip Soemohardjo sebagai sampel karena
Rumah Sakit ini sudah mengadakan penelitian terhadap kualitas pelayanannya dengan
melakukan survey.
Di Rumah Sakit Urip Soemohardjo terdapat beberapa saran dari para pasien atau keluarga
sebagai konsumen yang menginginkan pelayanan di Rumah Sakit Urip Soemohardjo untuk
dapat diperbaiki. Dari data Rumah Sakit Urip Soemohardjo tahun 2005 diketahui bahwa
pasien lama yang tercatat adalah 200 orang sedangkan tahun 2006 tercatat 300 orang yang
terdaftar di Rumah Sakit Urip Soemohardjo dan tahun 2007 menurun lagi menjadi 230 orang.
Data di Rumah Sakit Urip Soemohardjo menunjukkan bahwa jumlah pasien yang berobat
kembali ke Rumah Sakit Urip Soemohardjo pada tahun 2006 menurun pada tahun 2007.
Pasien kembali melakukan terapi sebesar 0,85%. Data diatas menunjukkan bahwa terjadi
bermutu apabila pelanggan puas sehingga mereka memutuskan untuk menggunakan jasa
kembali
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey untuk mengetahui
pengaruh sebab-akibat / causal research, yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara
kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien Rumah Sakit Urip Soemohardjo. Penelitian ini
dilakukan di Rumah Sakit Urip Soemohardjo. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien
yang datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Urip Soemohardjo.
pelayanan, yaitu hanya dengan membawa fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Surat
Faktor empati mampu memberikan sumbangan efektif atau kontribusi yang paling besar
pengaruhnya terhadap peningkatan loyalitas pasien. Hal ini diduga karena faktor empati
sangat berkaitan erat dengan tingkat kepuasan konsumen (pasien) terhadap segala fasilitas
dan kualitas pelayanan yang telah mereka dapatkan dari semua pihak termasuk para tenaga
medis di Rumah Sakit Urip Soemohardjo tersebut. Kunci pemasaran profesional adalah
memahami kebutuhan riil pelanggan dan memenuhinya dengan lebih baik daripada yang
dilakukan oleh para pesaing. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti
Dengan adanya penelitian ini, diketahui bahwasanya loyalitas pasien ternyata dipengaruhi
secara signifikan oleh faktor penampilan fisik (tangibles) , keandalan (reliability) , daya
tanggap (responsiveness) , jaminan (assurance) , dan empati (empathy) dari kualitas jasa.
Oleh karena itu, agar perusahaan dapat meningkatkan loyalitas pasien, maka pihak
manajemen perlu sekali memperhatikan kualitas jasa, terutama dengan lebih mengintensifkan
pada faktor empati. Kata kunci : kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, loyalitas
pelanggan, empati.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun
(assurance) , dan empati (empathy) dari kualitas jasa. Oleh karena itu, agar
perusahaan dapat meningkatkan loyalitas pasien, maka pihak manajemen perlu sekali
empati.
B. Saran
Jika anda mempunyai keluhan atau saran untuk rumah sakit, jangan ragu untuk
menyampaikan kepada pihak yang bersangkutan, karena tugas utama rumah sakit adalah
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health
www.wikipedia.com
http://vinspirations.blogspot.com
http://gurulia.wordpress.com/2009/04/08/definisipengertian-administrasi/
http://www.scribd.com