A. Defesini
Imunisasi merupakan proses induksi imunitas secara buatan baik melalui vaksinasi
atau pemberian antibodi. Vaksinasi adalah pemberian vaksin atau toksoid untuk mencegah
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan2 . Vaksin
adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau
masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang
ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
Vaksin dapat berasal dari virus hidup yang dilemahkan (vaksin polio, campak,
rubella, varisela, dan influenza nasal), virus yang diinaktifkan ( vaksin polio suntik,
B. Tujuan Imunisasi
1. Tujuan Umum Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya cakupan Imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target
RPJMN.
desa/kelurahan
c. Tercapainya target Imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah dua tahun
(baduta) dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita Usia Subur (WUS).
dengan Imunisasi.
C. Teknik pemberian
1. Intramuskular
b. M. Deltoid dengan jarum mengarah ke bahu membentuk sudut 60 -90, untuk anak
2. Subkutan
b. Paha anterolateral atau daerah lateral lengan atas (usia 1-3 tahun).
c. Sisi lateral lengan atas (usia >3 tahun).
kulit, dan menyuntikan vaksin subkutan, salah satunya dapat di berikan untuk
imunisasi campak.
Lokasi yang di pilih adalah kulit di atas insersi deltoid dextra. Jarum yang di pilih
adalah ukuran 25-27 dengan panjang 10 mm. Regangkan kulit yang akan di suntikan,
arah sudut 15 terhadap kulit, suntik perlahan dan perhatikan apakah terbentuk
D. Kualitas vaksin
1. Vaksin vial monitor (VVM) menunjukan apakah vaksin sudah pernah terpapar
suhu di atas 8.
a. Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. Di luar spektrum warna tersebut,
Bila bila menggumpal dan tidak hilang setelah pengocokan, vaksin sudah
Imunisasi Program harus diberikan sesuai dengan jenis Vaksin, jadwal atau waktu
Imunisasi rutin : Imunisasi rutin terdiri atas Imunisasi dasar dan Imunisasi
lanjutan
tertentu yang diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko
tertentu.
2. Imunisasi Pilihan adalah imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai
influenza;
gondongan (mumps);
campak jerman (rubela);
demam tifoid;
hepatitis A;
Japanese Enchephalitis;
herpes zoster;
demam berdarah.
1. Imunisasi Aktif
hari/minggu untuk terbentuk namun dapat bertahan lama bahkan sampai seumur
hidup. Imunisasi aktif bisa terjadi melalui proses alami atau buatan.5
yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca
ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktifasikan
Vaksin hidup dibuat dalam tubuh seseorang atau dari kuman yang dilemahkan
dan dapat menyebabkan gejala penyakit ringan serta dapat menimbulkan respon imun
seperti yang terjadi pada infeksi alamiah. Vaksin mati merupakan bahan (seluruh sel
atau komponen spesifik) asal patogen seperti toksoid yang dinonaktifkan, tetapi tetap
imunogenik.6
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif (alamiah) dapat diperoleh melalui transfer antibodi dari ibu.6 Imunisasi
pasif (buatan), yaitu pemberian langsung antibodi tertentu kepada anak atau orang
dewasa. Antibodi ini diambil dari donor dan kemudian diproses sehingga hasil akhir
1. Hepatitis B
rekombinan.
Jadwal anjuran: 3 kali diberikan segera setelah lahir (sebelum 12 jam), usia 1,
dan 6 bulan.
KIPI: reaksi lokal sementara, demam ringan 1-2 hari, syok anafilaktik.
2. Poliomielitis
Pada tahun 2014, WHO telah menyatakan Indonesia sebagai negara bebas polio.
Meski demikian, pentingnya imunisasi polio masih tetap digalakkan. Tersedia dua
a. Oral (oral polio vaccine/ OPV jenis sabin yang mengandung 3 strain).
b. Injeksi (inactivated polio vaccine/ IPV jenis salk). OPV memberikan keuntungan
yaitu menghasilkan IgA di dalam mukosa usus dan orofaring sehingga mencegah
penyakit melalui tinja. IPV memiliki keuntungan yaitu tidak memiliki risiko
Kipi : vaccine associated polio paralysis (VAPP) pada 1:3,3 juta dosis, vaccine
Vaksin BCG berasal dari strain M. Bovis. BCG merupakan vaksin yang sangat
mematikan pada balita dan anak. Efektivitas BCG bervariasi tergantung dari
sumber data yang digunakan. Data meta-analisis menyatakan bahwa BCG mampu
50-80%.
Jadwal anjuran : usia <3 bulan, optimal usia 2 bulan ; apabila >3 bulan
pertusis yang diberikan pada vaksin DTwP merupakan suspensi B . pertusis mati,
(Td/TT).
KIPI : reaksi lokal berupa kemerahan, demam ringan, anak gelisah dan
menangis tanpa sebab yang jelas selama beberapa jam, kejang demam,
5. Campak
Jadwal anjuran : usia 9 bulan, 24 bulan (apabila belum mendapat MMR) dan
KIPI : demam 39,5, ruam-ruam, ensefalitis (1:1 milyar dosis), ensefalopati (1:1
milyar dosis).
Terdapat dua tipe vaksin HiB dengan perbedaan pada protein pembawanya.
disebut PRP-T. Vaksin HiB diberikan untuk mencegah meningitidis dan pneumonia
usia 2 bulan, PRP-OMP diberikan 2 kali, PRP-T diberikan 3 kali dengan jarak
2 bulan.
konstituen vaksin, sakit sedang atau berat dengan atau tanpa demam.
7. Pneumokokus
tidak dapat di prediksi pada anak usia <2 tahun. Hasil penelitian menunjukan
meningitis.
Cara pemberian : intramuscular
konstituen vaksin, sakit sedang atau berat dengan atau tanpa demam.
8. Rotavirus
minggu. Dosis pertama biasanya diberikan dalam 6-14 minggu dan dosis kedua
maksimal 24 minggu).
b. Vaksin tetravalen sempat beredar namun saat ini sudah ditarik dari pasaran
c. Vaksin pentavalen diberikan dalam 3 dosis per oral dengan jadwal usia bayi 6-
14 minggu, dengan interval dosis kedua dan ketiga 4-10 minggu, dan harus
9. Influenza
sehat berusia 6 bulan 2 tahun, anak dengan penyakit jantung kronis, penyakit
saluran nafas kronis, diabetes, penyakit ginjal kronis, kelemahan sistem imun,
pengguna obat imunosupresan, dan anak yang tinggal bersama seperti diasrama,
Jadwal anjuran : setiap tahun pada usia >6 bulan. Imunisasi pertama pada usia
Dosis : <3 tahun 0,25 ml; >3 tahun 0,5 ml; 8 tahun diperlukan booster 4
minggu kemudian
KIPI : nyeri, bengkak, demam, dan eritema, nyeri otot, nyeri sendi.
10. Varisela
Jadwal anjuran : diberikan di atas usia 1tahun, sebelum masuk sekolah. Pada
usia > 12 tahun diberikan dua kali dengan selang satu bulan. Apabila terjadi
diberikan dalam 72 jam pasca kontak dan sumber infeksi terpisah dari pasien.
Dosis : 0,5 ml
paramyxovirus. Virus ini terutama menyerang kelenjar getah bening dan jaringan
saraf. Rubela merupakan infeksi akut ringan yang disebabkan oleh virus rubela.
Penyebaran rubela melalui udara. Tujuan utama imunisasi rubela adalah mencegah
kejadian autisme.
Dosis : 0,5 ml
KIPI : malaise, demam, ruam, kejang demam, ensefalitis pasca imunisasi (1:1
12. Tifoid
Vaksin oral dibuat dari galur Salmonella typhi non-patogen yang telah
typhi, sementara bahan lainnya termasuk fenol dan larutan dapar. Vaksin oral
dapat menstimulasi produksi IgA sekretorik didalam mukosa usus. Vaksin oral
Dosis :
dimakan tiap hari ke 1,3, dan 5; 1 jam sebelum makan dengan minuman
yang suhunya < 37. Vaksin tidak boleh diberikan bersamaan dengan
kronis progresif.
13. Hepatitis A
terutama diberikan pada anak yang tinggal di daerah endemis atau dengan wabah
periodik.
pertama