Anda di halaman 1dari 11

Penyakit Kulit Erysipelas serta Penanganannya

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 56942061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan

Penyakit kulit adalah penyakit yang sering ditemukan dalam kehidupan. Penyakit kulit
dapat disebabkan oleh infeksi kuman, imunitas, dan bahan kimia yang dapat merusak kulit.
Penyakit kulit karena infeksi bakteri yang sering terjadi disebut pioderma. Dimana faktor
prediposisinya yaitu hygene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh yang dikarenakan
mengidap penyakit menahun, kurang gizi, keganasan dan sebagainya dan adanya penyakit lain di
kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu. Salah satu contoh penyakit kulit
yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah erisipelas. Erisipelas dan selulitis merupakan
penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang jaringan subkutis dan daerah
superficial. Dalam tinjauan pustaka ini, penulis mendeskripsikan pengertian erisipelas, gejala
klinis, serta penaganannya.

Pembahasan
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan
serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis
dilakukan dengan cara yang khas, yaitu berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-
dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang
dikeluhkan oleh pasien. Berdasarkan anamnesis yang baik dokter akan menentukan beberapa hal
mengenai hal-hal berikut.1
1. Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien (kemungkinan
diagnosis)

2. Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab munculnya keluhan
pasien (diagnosis banding)

1
3. Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tersebut (faktor
predisposisi dan faktor risiko)

4. Kemungkinan penyebab penyakit (kausa/etiologi)

5. Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan pasien (faktor
prognostik, termasuk upaya pengobatan)

6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk menentukan
diagnosisnya.

Selain pengetahuan kedokterannya, seorang dokter diharapkan juga mempunyai


kemampuan untuk menciptakan dan membina komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam anamnesis. Lengkap artinya mencakup semua
data yang diperlukan untuk memperkuat ketelitian diagnosis, sedangkan akurat berhubungan
dengan ketepatan atau tingkat kebenaran informasi yang diperoleh.1

Anamnesis diawali dengan memberikan salam kepada pasien dan menanyakan identitas
pasien tersebut. Dilanjutkan dengan menanyakan keluhan utama, dan untuk setiap keluhan waktu
muncul gejala, cara perkembangan penyakit, derajat keparahan, hasil pemeriksaan sebelumnya
dan efek pengobatan dapat berhubungan satu sama lain.2

Riwayat penyakit sekarang berhubungan dengan gejala penyakit, perjalanan penyakit dan
keluhan penyerta pasien. Riwayat penyakit terdahulu merupakan penyakit yang pernha diderita
pasien dapat masa lalu. Riwayat sosial ialah kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan kebiasaan
pasien sehari-hari. Riwayat keluarga ialah riwayat penyakit yang pernah dialami atau sedang
diderita oleh keluarga pasien.2

Riwayat keluarga dan kerabat yang berhubungan juga perlu ditanyakan untuk
menguatkan dugaan. Misalnya apakah ada kerabat yang dalam kurun waktu belakangan ini
mengalami penyakit demam berdarah dan apakah ada kontak antara pasien dengan kerbabatnya
tersebut. Jika data-data dari pasien sudah lengkap untuk anamnesi, maka dapat dilakukan
pemeriksaan fisik untuk menunjang anamnesis tadi. 2

Pemeriksaan Fisik

2
Pemeriksaan fisik mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperkuat temuan-
temuan dalam anamnesis. Dalam pemeriksaan kulit, yang perlu dilakukan adalah inspeksi dan
palpasi. Pasien dan pemeriksa harus merasa nyaman selama pemeriksaan kulit. Pencahayaan
harus disesuaikan agar diperoleh penerangan yang alami dan jauh lebih disukai cahaya yang
alami.3

Beberapa lesi eritematosa yang samar-samar tidak dapat terlihat tanpa adanya penerangan
yang cukup. Perlu diingat bahwa pemeriksaan kulit penderita harus secara keseluruhan. Perlu
diperhatikan sebelumnya dalam pemeriksaan kulit perhatikan juga warna, kelembaban, turgor
dan tekstur kulit. Penderita harus membuka pakaiannya, kalau terdapat petunjuk tentang erupsi
yang mengenai seluruh tubuh, atau kalau erupsi yang timbul membingungkan kita.4

Jangan percaya kepada kata-kata penderita yang mengutarakan bahwa tidak terdapat
ruam di bagian tubuh lainnya. Penderita dapat mengira bahwa apa yang tampak di tempat lain
tidak ada hubungannya dengan lesi kulit yang terlihat. Ini merupakan keputusan yang harus anda
tentukan setelah anda selesai melakukan pemeriksaan lengkap.Kemudian pemeriksaan kulit
dapat dimulai dengan memperhatikan dari jarak yang tertentu kemudian mulailah pemeriksaan
jarak dekat. 4

Dari inspeksi tersebut yang harus kita temukan adalah lesi primernya. Pada dermatitis
yang luas sekalipun, kita dapat menemukan lesi primer tersebut pada bagian pinggir sekelompok
atau segerombolan kulit yang ada. Perhatikan pula lesi-lesi sekunder atau khusus dan dapat
digunakan pula kaca pembesar tangan untuk melihat dan mengamati titik diagnostic yang halus
seperti garis Wickham yang terdapat pada Likhen Planus. 4

Periksalah juga kuku, rambut, telinga dan saluran telinga luar dan selaput lender mulut,
hidung dan daerah anogenital penderita. Jangan lupa menyibak rambut penderita dengan jari-jari
anda, sehingga anda dapat memeriksa kulit kepala atau kulit yang berada dibawahnya.
Perhatikan rambut penderita satu per satu untuk melihat apakah pada rambut terdapat bintil-bintil
atau rambutnya putus atau rusak.4

Perlengkapan atau teknik khusus dapat anda pergunakan untuk memeriksa lesi kulit yang
sifatnya khas. Ini termasuk pemeriksaan dengan memeprgunakan sinar Wood (sinar ultra violet
yang disaring scara khusus, sehingga menghasilkan radiasi sekitar 3600 ) untuk memeriksa

3
tinea pada kulit kepala, tes penempelan (patch test) terhdapa allergen kontak, pengerokan kulit
untuk membuat sediaan, kalium hidroksida guna memerikas fungi, membuat perbenihan dari
kerokan kulit pada media agar-agar Saboraud untuk mencari fungi dan membuat perbenihan
untuk bakteri.4

Pengambilan lesi kulit secara pembedahan untuk melakukan pemeriksaan histopatologik


merupakan tindakan khusus. Mungkin terdapat atau mungkin tidak terdapat petunjuk untuk
melakukan tindakan-tindakan laboratorik lainnya.Pemeriksaan fisik pada erysipelas
dilokalisasikan pada tempat predileksinya (kaki, tangan dan wajah). Biasanya ditemukan macula
eritematosa numular hingga plakat, berbatas tegas, edematosa, panas pada perabaan dan nyeri
tekan. Pada bagian tengah ditemukan vesikel miliar atau bula lenticular.4,5

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium untuk erysipelas, tidak ada pemeriksaan laboratorium


yang diperlukan untuk menunjang diagnosis secara spesifik atau membantu penatalaksanaan.
Akan tetapi, dalam pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukositosis dan peningkatan laju
endap darah (LED) dan peningkatan C-Reactive Protein (CRP). Pemeriksaan darah rutin dan
kultur jaringan tidak begitu efektif karena memiliki hasil yang sangat rendah dan hasil
pemeriksaan memiliki dampak yang minimal pada penatalaksanaan.6

Histologis erysipelas ditandai edema dermal, dilatasi pembuluh darah, dan invasi
streptokokus dari limfatik dan jaringan. Ini hasil invasi bakteri dalam kulit infiltrasi inflamasi
yang terdiri dari neutrofil dan sel mononuklear. Epidermis lebih sering yang sekunder yang
terlibat. Jarang, invasi bakteri pembuluh darah lokal dapat dilihat. Kultur bakteri positif hanya
5% dari kasus, dan Gram stain dan budaya ruam umumnya tidak membantu. Namun, kultur
bakteri mungkin berguna ketika pertanyaan diagnosis atau kekhawatiran tentang bakteremia
dengan infeksi metastatik ada.6

Working Diagnosis

ERISIPELAS

Erisipelas merupakan suatu kelainan kulit akut yang termasuk dalam tipe dari selulitis
superfisial. Erisipelas melibatkan sistem limfatik dermal yang prominen. Biasanya disebabkan

4
oleh streptococcus, dengan gejala utamanya ialah eritema berwarna merah cerah dan berbatas
tegas serta disertai gejala konstitusi. Pada penyakit ini, terjadi peninggian kulit pada bagian yang
terjadinya inflamasi dan terdapat area berbatas tegas yang membedakan antara kulit normal dan
kulit yang terjadinya erisispelas. Bagian tubuh yang sering terlibat adalah kedua tungkai bawah,
wajah, dan telinga.7

Gambar 1.Erisipelas

Sumber.http://1.bp.blogspot.com/ByJy4pET7DQ/VcgqG_FEm9I/AAAAAAAAAEk/O02gQI7y2
gI/s400/erisipelas.jpg

Etiologi
Penyebab utama yang paling sering disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolysis grup
A, dan jarang karena Staphylococcus aureus. Streptococcus grup B bisa menyebabkan erysipelas
pada bayi baru lahir (tempat predileksi biasanya tali pusar). Banyak terjadi pada anak-anak dan
dewasa dengan frekuensi sama pada pria dan wanita. Faktor resiko dapat disebabkan oleh
penggunaan alcohol dan obat-obatan, kanker dan sedang menjalani kemoterapi kanker,
limpedema kronik (post mastectomy, postcoronaryartery grafting, episode lanjut dari
selulitis/erisepelas), sirosis hepatis, diabetes melitus, sindrom nefritik, neutropenia, sindrom
immunodefisiensi, malnutrisi, gagal ginjal, aterosklerosis.7,8

Epidemiologi

Di Amerika, insiden erysipelas menurun sepanjang pertengahan abad 20, mungkin karena
pengembangan antibiotik, perbaikan sanitasi, dan penurunan virulensi. Namun, kejadian
meningkatnya kondisi telah mencatat sejak akhir 1980-an. Perubahan distribusi dari wajah ke

5
ekstremitas bawah kemungkinan besar terkait dengan populasi yang menua dengan faktor risiko
seperti lymphedema. Sekitar 80% dari kasus erysipelas terjadi pada kaki ketimbang wajah.
Erisipelas agak lebih umum di negara-negara Eropa. 6

Infeksi erisipelas mempengaruhi orang dari semua ras. Kondisi ini telah dilaporkan lebih
sering terjadi pada wanita, tetapi terjadi pada usia dini pada laki-laki (mungkin karena insiden
lebih besar dari luka kulit pada pria yang lebih muda). Kasus erysipelas telah dilaporkan pada
semua kelompok umur, tapi itu tidak muncul bahwa bayi, anak-anak, dan pasien lanjut usia yang
paling sering terpengaruh. Puncak kejadian telah dilaporkan pada pasien berusia 60-80 tahun,
terutama pada mereka yang dianggap berisiko tinggi dan immunocompromised atau mereka
dengan masalah drainase limfatik (misalnya, setelah mastektomi, operasi panggul, memotong
grafting).6

Gejala Klinis

Pasien sering tidak dapat mengingat peristiwa pencetus, tapi dapat diperoleh riwayat
trauma baru atau faringitis. Lapisan kulit yang diserang ialah epidermis dan dermis. 3 Gejala
prodromal, seperti malaise, menggigil, dan demam tinggi, sering dimulai sebelum timbulnya lesi
kulit dan, jika ada, biasanya terjadi dalam waktu 48 jam. Pruritus, rasa terbakar, nyeri, dan
pembengkakan adalah keluhan yang khas. Gejala lain mungkin termasuk yang berikut nyeri otot
dan sendi, mual, sakit kepala dan manifestasi sistemik lain dari proses infeksi.6

Pasien mungkin tampak sehat atau sakit tergantung pada tingkat infeksi. Erisipelas
dimulai sebagai sebuah patch eritematosa kecil yang berkembang menjadi plak yang berapi-api-
merah, keras, tegang, dan mengkilap. Lesi klasik memperlihatkan perbatasan tajam dengan
demarkasi tiba-tiba dari kulit yang sehat. Lesi hadir dengan edema terbatas dan batasnya tegas.
Tanda-tanda lokal peradangan, seperti kehangatan, edema, dan kelembutan, bersifat universal.
Keterlibatan limfatik sering dimanifestasikan oleh goresan kulit di atasnya dan limfadenopati
regional. Eritema tidak teratur, dengan ekstensi yang dapat mengikuti saluran limfatik
(lymphangitis).6

Patogenesis

6
Pada umumnya kuman akan masuk melalui portalt of entry. Sumber bakteri erisipelas
yang terdapat pada wajah sering kali yang menjadi hostnya adalah nasofaring dan adanya
riwayat infeksi streptokokus sebelumnya berupa faringitis yang dilaporkan terjadi padasepertiga
kasus. Masuknya bakteri dari kulit yang mengalami trauma adalah peristiwa awal terjadinya
erisipelas.6

Setelah masuk, infeksi menyebar diantara ruang jaringan dan terjadi perpecahan
polisakarida oleh hialuronidase yang dapat membantu dalam penyebaran kuman, fibrinolisin
yang berperan dalan penghancuran fibrin, lesitin yang dapat merusak membransel. Pada
erisepelas, infeksi dengan cepat menyerang dan berkembang di dalam pembuluh limfatik. Hal ini
dapat menyebabkan kulit menjadi streaking dan pembesaran kelenjar limfe regional serta
adanya tenderness.6,9

Komplikasi
Bahaya terjadi progesivitas dan pembentukan jaringan nekrosis pada:9
Erysipelas terutama daerah muka (perluasan ke orbita, telinga, mukosa mulut) dan
genital.
Kerusakan kulit yang sudah ada sebelumnya (misalnya penyakit sumbatan pembuluh
darah arteri)
Daya tahan lemah (misalnya diabetes melitus).

Penatalaksanaan

Pengobatan secara topikal dapat diberikan kompres dengan larutan asam borat 3%. Pengobatan
sistemik dapat diberikan obat antipiretik dan analgetik.10 Penisilin merupakan obat antibiotik
pilihan utama dan memberikan respon sangat bagus untuk menyembuhkan erysipelas. Pemberian
obat juga harus disesuaikan dengan kondisi penyakitnya :

1. Infeksi sedang dapat diberikan Penisilin G 600.000 IU I.M. 1-2x setiap hari, Penicilin V
250 mg p.o 4-6x setiap hari. Jika suspek terjadi infeksi Staphylococcus, berikan
dicloxacilin 500-1000 mg p.o. dan jika pasien alergi penicillin, berikan erithromisin 500
mg p.o. atau klindamicin 150-300 mg p.o.10

7
2. Infeksi berat disarankan agar rawat inap, lakukan kultur dan tes sensitivitas, konsultasi
penyakit infeki, berikan Penicilin G 10 juta IU i.v. Jika suspek terjadi infeksi
Staphylococcus, berikan nafcilin 500-1000 mg i.v atau flucloxacilin 1 g i.v.
Pemberian obat topical dapat dengan kompres dengan Sodium Chloride 0.9 %, salep atau
krim antibiotika misalnya Natrium Fusidat, Mupirocin, Garamycin, Gentamycin.10

Differential Diagnosis
Selulitis
Selulitis terjadi pada lapisan dermis dan subkutan. Etiologi paling sering disebabkan oleh
S.aureus dan GAS. Selain itu, bakteri streptokokus grup B juga bisa menyerang bayi dan bakteri
basil gram negatif bisa menyerang orang dengan tingkat imun yang rendah. Selulitis mempunyai
gejala yang sama dengan erisipelas yaitu eritema dan sakit, tetapi dapat dibedakan dengan batas
lesi yang tidak tegas dan lesi yang tidak terelevasi. Terasa sangat keras pada saat palpasi dan
sangat nyeri. Selulitis dapat berkembang menjadi bulla dan nekrosis sehingga mengakibatkan
penggelupasan dan erosi lapisan epidermal yang luas

Gambar 2.
Sumber.http://tips.penyebabpenyakit.net/wp-content/uploads/2016/01/cara-mengobati-infeksi-
kulit-selulitis.jpg

Dermatitis Venenata

8
Dermatitis Venenata adalah Dermatitis Kontak Iritan yang disebabkan oleh terpaparnya
bahan iritan dari beberapa tanaman seperti rumput, bunga, pohon mahoni, kopi, manga serta
sayuran seperti tomat, wortel dan bawang. Bahan aktif dari serangga juga dapat menjadi
penyebab. Gejala klinis yang terjadi sangat beragam bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat
memberi gejala akut, sedangkan iritan lemah memberi gejala kronis meskipun faktor individu
dan lingkungan sangat berpengaruh. 12
Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, pada stadium akut kelainan kulit berupa
eritema, edema, vesikel, atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah. Stadium sub akut,
eritema berkurang, eksudat mongering menjadi krusta, sedang pada stadium kronis tampak lesi
kronis, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, papul, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi
karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis
memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis demikian pula efloresensinya
tidak selalu polimorfik. Mungkin hanya oligomorfik.12

Echtyma
Echtyma adalah pyoderma yang disertai ulserasi. Biasanya disebabkan oleh
Streptococcus beta-hemolyticus grup A dan paling sering ditemui pada anak-anak di daerah
tropis. Lesi awalnya mirip dengan impetigo, muncul pustule besar dengan dasar eritem. Namun
tidak melebar ke epidermis, melainkan melukai lebih dalam sampai ke dermis dan menghasilkan
ulser yang kotor. Biasanya muncul krusta tebal kuning-keabuan.13

Gambar 3.Ektima
Sumber. https://s-media-cache-
ak0.pinimg.com/736x/db/2d/ff/db2dff7af7873a9de8f0bb6215f5a14b.jpg
Kesimpulan

9
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa laki-laki 30 tahun dengan
keluhan luka kecil bernanah dikelilingi daerah kemerahan mengalami erysipelas yang merupakan
penyakit kulit akibat infeksi bakteri. Pengobatan yang dapat diberikan berupa antibiotic sehingga
prognosisnya baik.

10
Daftar Pustaka

1. Gleadle, Jonathan. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta : Penerbit


Erlangga; 2007. h. 1-17.

2. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta : EGC; 2009. h. 2-7.

3. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta; EGC; 2005. h. 61

4. Delp, Manning. Major diagnosis fisik. Jakarta: EGC; 2006. h. 73-4.

5. Siregar RS. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005. h. 57-8.
6. Davis L. Erysipelas. 11 Agustus 2015. Diunduh dari www.medscape.org, 18 April 2016.

7. Wolff K, Johnson, R.A. Fitzpatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology. 6th
edition. United Stated of America: The McGraw Hill Compenies; 2009. h. 27, 609, 611-5.

8. Kelly AP, Taylor SC. Derrmatology for skin of color. United Stated of America: The
McGraw Hill Compenies; 2009. h. 416.

9. Rassner, Steinert U. Buku ajar dan atlas dermatologi. Jakarta: EGC; 1995. h. 9-126
10. Siregar RS. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005. h. 57-8.
11. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatricks color atlas and synopsis of clinical
dermatology. 5th Edition. New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2005. P.
600-6.

12. Abdullah B. Dermatologi pengetahuan dasar dan kasus di rumah sakit. Indonesia: Pusat
Penerbitan Universitas Airlangga; 2009. h. 94-96.

13. Braun-Falco O, Plewig G, Wolff HH, Burgdorf HC. Dermatology. 2 nd Edition. New York:
Springer; 2001. p. 160.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Yeye
    Yeye
    Dokumen1 halaman
    Yeye
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Efloresensi Kulit
    Efloresensi Kulit
    Dokumen61 halaman
    Efloresensi Kulit
    Ericalie
    100% (2)
  • Head To Toe: Anamnesis
    Head To Toe: Anamnesis
    Dokumen5 halaman
    Head To Toe: Anamnesis
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • HVT
    HVT
    Dokumen16 halaman
    HVT
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 23.Bppv
    Blok 23.Bppv
    Dokumen8 halaman
    Blok 23.Bppv
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Yeye
    Yeye
    Dokumen1 halaman
    Yeye
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 21
    PBL Blok 21
    Dokumen21 halaman
    PBL Blok 21
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen17 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 15
    Blok 15
    Dokumen11 halaman
    Blok 15
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen16 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 11
    Blok 11
    Dokumen11 halaman
    Blok 11
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 2 Modul 2
    Blok 2 Modul 2
    Dokumen16 halaman
    Blok 2 Modul 2
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 16 Skenario 3
    Blok 16 Skenario 3
    Dokumen16 halaman
    Blok 16 Skenario 3
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen16 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen16 halaman
    Blok 10
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 11
    Blok 11
    Dokumen11 halaman
    Blok 11
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen16 halaman
    Blok 10
    Ericalie
    Belum ada peringkat