Anda di halaman 1dari 16

Mekanisme Sistem Kemih dan Kelenjar Prostat pada Manusia

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 56942061, fax : (021) 563-1731

Abstract:

Masculina male genitalia is divided into 2 parts masculina internal genitalia that consists of

the ductus deferens, seminal vesicles, ductus ejaculatorius, and prostate. While masculina external

genitalia consist of the penis, scrotum and testicles. Tubuloalveolar prostate gland is a gland that

surrounds the urethra channel. Has five lobes of the prostate gland are anterior, medial lobe,

posterior lobe, and two lateral lobes. The prostate gland function is to neutralize the acid

environment in the vagina.

Meanwhile, the process of formation of urine in the kidney. Where necessary for the formation

of urine 3 stages filtration, reabsorption and secretion. After going through these three stages, the

urine will get into the bladder and cause curiosity urination. Micturition curiosity is governed by two

mechanisms: micturition reflex and voluntary contractions. If the swelling of the prostate it will

hamper the urine to come out, so that urine comes out to be little.

Keyword: Prostate gland, and the mechanism of micturition

Abstrak

1
Genitalia masculina pada pria terbagi menjadi 2 bagian yaitu genitalia masculina interna

yang terdiri dari ductus deferens, vesikula seminalis, ductus ejaculatorius, dan prostat.

Sedangkan genitalia masculina eksterna terdiri dari penis, skrotum dan testis. Glandula Prostat

merupakan kelenjar tubuloalveolar yang mengelilingi saluran urethra. Glandula prostat

mempunyai lima lobus yaitu lobus anterior, lobus medius, lobus posterior, dan dua buah lobus

lateralis. Fungsi glandula prostat ini adalah menetralkan suasana asam di dalam vagina.

Sedangkan, proses pembentukan urin berada di ginjal. Dimana untuk pembentukan urin

diperlukan 3 tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi dan sekresi. Setelah melalui tiga tahap tersebut, urin

akan masuk ke dalam vesika urinaria dan menimbulkan rasa ingin berkemih. Rasa ingin

berkemih ini diatur oleh dua mekanisme yaitu refleks berkemih dan kontraksi volunter. Jika

terjadi pembengkakan prostat maka akan menghambat jalannya urin untuk keluar, sehingga urin

yang keluar menjadi sedikit.

Kata Kunci: Glandula prostat, dan mekanisme berkemih.

Pendahuluan

Dalam kehidupan manusia setiap seseorang pastilah membutuhkan makanan dan

minuman untuk mempertahankan hidupnya. Minuman yang diminum untuk melepaskan

dahaga pada saat haus. Minuman yang diminum tidak selamanya berada dalam tubuh manusia.

Minuman tersebut akan diolah dalam tubuh dan kemudian di keluarkan melalui alat kelamin

yang disebut dengan urin.

Dari permasalahan yang diberikan dapat dipelajari mengenai system salurin urin dan

kelenjar prostat pada manusia. Hipotesis yang didapat dari masalah tersebut adalah pembesaran

kelenjar prostat menyebabkan kesulitan buang air kecil

2
Selain itu dapat dipelajari juga mengenai struktur makro dan mikro genitalia masculina

interna dan kelenjar prostat, mekanisme pembentukan dan pengeluaran urin, dan fungsi glandula

prostat.

Pembahasan

Makroskopis Genitalia Masculina

Genitalia maskulina terdiri dari dua bagian, genitalia masculina interna yang terdiri dari

ductus deferens, vesikula seminalis, ductus ejaculatorius, prostat. Sedangkan genitalia masculina

eksterna terdiri dari penis, skrotum dan testis. Ductus deferens adalah kelanjutan dari ductus

(saluran) pada epididymis. Ductus deferens adalah saluran yang tebal, dimana saluran ini dilalui

sperma. Perjalanan dari ductus epididymis berawal dari cauda epididymis. Setelah itu , akan naik

di posterior dari testis. Ductus ini akan naik terus melewati annulus inguinalis, menuju lateral

dari arteri epigastrica inferior, kemudian turun ke dorsocaudal dari dinding lateral pelvis,

menyilang ureter di sisi medial dan menuju ke mediocaudal pada permukaan dorsal vesika

urinaria. 1-3

Di sebelah dorsal dari vesika urinaria, ductus deferens terletak di superior dari vesikula

seminalis. Saat turun ke di medial ureter dan kelenjar, pada bagian ujung akhir ductus deferens,

terdapat bagian yang melebar yang disebut ampulla ductus deferentis. Suplai arterial ductus

deferens berasal dari arteria ductus deferentis, yang biasanya merupakan cabang dari arteri

vesikalis superior, tetapi kadang-kadang bisa dari yang inferior. Pembuluh baliknya berasal dari

plexus pampiniformis, yaitu plexus vena yang bersatu membentuk vena testicularis.1-4

Vesikula seminalis memiliki fungsi memproduksi cairan essential untuk makanan sperma.

Bagian anterior dari vesikula seminalis berhubungan dengan permukaan posterior dari vesika

3
urinaria. Bagian belakang dari vesikula seminalis berdekaran dengan rectum.Medial dari

vesikula seminalis terdapat ductus deferens. Suplai arteri untuk vesikula seminalis berasal dari

arteri rectalis media dan arteri vesikalis inferior. Vena untuk vesikula seminalis berjalan

menyertai arteri dan memiliki nama yang sama.1-3

Ductus ejakulatorius adalah ductus, hasil gabungan dari ductus deferens dan ductus dari

vesikula seminalis. Suplai arteri berasal dari arteria ductus deferentis, sedangkan pembuluh

baliknya melalui plexus venosus prostaticus.1,3

Gambar 1. Genitalia Masculina

Sumber. http://www.desimd.com/sites/default/files/MRS.jpg

4
Gambar 2. Genitalia Masculina

Sumber.http://3.bp.blogspot.com/-B5ICHQsll3E/T75REXGGd2I/AAAAAAAAABg/qB8Lz-

_Tcz0/s1600/male1.jpg

Prostat merupakan organ kelenjar fibromuskular yang mengelilingi urethra pars prostatica.

Prostat mempunyai panjang kurang lebih 1 inci (3 cm) dan terletak di antara collum vesicae di

atas dan diaphragma urogenitale di bawah. Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa. Di luar

capsula terdapat selubung fibrosa, yang merupakan bagian lapisan visceral fascia pelvis. Prostat

yang berbentuk kerucut mempunyai basis prostatae yang terletak di superior dan berhadapan

dengan collum vesicae; dan apex prostatae yang terletak di inferior dan berhadapan dengan

diaphragma urognitale. Kedua duktus ejaculatorius menembus bagian atas fascies posterior

prostatae untuk bermuara ke urethra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus prosthaticus.5

Batas-batas glandula prostat yaitu:5

Superior: basis prostatae berhubungan dengan collum vesicae. Otot polos prostat

terus berlanjut tanpa terputus dengan oto polos collum vesicae. Urethrae masuk

pada bagian tengah basis prostatae.

5
Inferior: apex prostatae terletak pada fascies superior diaphragma urogenitale.

Urethra meninggalkan prostata tepat di atas apex pada fascies anterior.


Anterior: fascies anterior prostatae berbatasan dengan symphisis pubica, dipisahkan

oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat di dalam spatium retropubicum (cavum

Retzius). Selubung fibrosa prostata dihubungkan dengan aspek posterior os pubis

leh ligamenta puboprostatica. Ligamentica ini terletak di samping kanan dan kiri

linea mediana dan merupakan penebalan fascia pelvis.


Posterior: fascies posterior prostatae berhubungan erat dengan fascies anterior

ampulla recti dan dipisahkan dari rectum oleh septum rectovesicale (fascia

denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah

excavatio rectovesicalis peritonealis, yang semula meluas ke bawah sampai ke

corpus perineale.
Lateral: fascia lateralis prostatae difiksasi oleh serabut anterior m.levator ani pada

saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis.

Glandula prostat dibagi menjadi lima lobus yaitu:5

1. Lobus anterior: terletak di depan urethra pars prostatica dan tidak mengandung jaringan

kelenjar.
2. Lobus medius: terletak di antara urethra dan duktus ejaculatorius. Lobus medius

banyak mengandung jaringan kelenjar dan dapat berubah menjadi adenoma.


3. Lobus posterior: terletak di belakang urethra dan di caudal ductus ejaculatorius. Lobus

ini banyak mengandung jaringan kelenjar dan dapat berubah menjadi kanker primer.
4. Lobus lateralis: ada dua buah, terletak di sebelah kanan dan kiri urethra pars prostatica.

Lobus lateralis banyak mengandung kelenjar dan sering mengalami hipertrofi prostat.

6
Gambar 3. Lobus-lobus prostat

Sumber.https://octari.files.wordpress.com/2014/07/300px-illu_prostate_lobes.jpg

Vaskularisasi dan Innervasi

Glandula prostat diperdarahi oleh cabang-cabang a.vesikalis inferior, a. rectalis media dan

a. pudenda interna. Sedangkan pada pembuluh balik membentuk plexus venosus prostaticus,

yang terletak di antara capsula prostatica dan selubung fibrosa. Plexus venosus prostaticus

menampung darah dari v.dorsalis profunda penis dan sejumlah venae vesicales, selanjutnya

bermuara ke v.illiaca interna. Sementara itu, persarafan prostat berasal dari plexus hypogastricus

inferior. Saraf simpatis merangsang otot polos prostat saat ejakulasi.5

Fungsi Prostat

Fungsi prostata adalah menghasilkan cairan tipis seperti susu yang mengandung asam sitrat

dan fosfatase asam. Cairan ini ditambahkan ke semen pada waktu ejakulasi. Bila otot polos pada

capsula dan stroma berkontraksi, sekret yang berasal dari banyak kelenjar diperas masuk ke

urethra pars prostatica. Sekret prostatica bersifat alkalis dan membantu menetralkan suasana

asam di dalam vagina.5

7
Struktur Mikrokopis

Ductus deferens adalah saluran yang membawa spermatozoa, dari ductus epididymis

menuju ke ductus ejakulatorius. Ductus deferens mempunyai tiga lapisan otot polos, yaitu

longitudinal luar, sirkular tengah, dan longitudinal dalam. Lumen ductus deferens dibatasi oleh

epitel bertingkat torak dengan stereosilia.2 Terlihat juga lamina propria yang menerima darah dari

pembuluh darah, yang menembus ketiga lapisan otot polos dan memberi darah.6

Gambar 4. Mikroskopik Ductus Deferens

Sumber. http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/malerepro/Images/vas20he.jpg

Vesikula seminalis adalah kelenjar tubular memanjang, yang ductusnya akan bergabung

dengan ductus deferens untuk membentuk ductus ejaculatorius. Pada lumen kita jumpai adanya

epitel yang membatasi lumen, epitel silindris bertingkat, yang terdiri sel basal dan sel torak. 6 Sel

basal memiliki fungsi sebagai sel pengganti untuk epitel. Hasil sekresi dari vesikula seminalis

dilepas ke dalam lumen. Dalam lumen, kadang dapat dijumpai spermatozoa. Ductus

ejakulatorius akan masuk ke kelenjar prostat dan bermuara ke urethra prostatica.

8
Gambar 5. Mikroskopik Vesikula Seminalis

Sumber. http://geni.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/6919676.jpg

Kelenjar prostat mengelilingi urethra dan ditembus ductus ejakulatorius. Epitel prostat

yang terlihat jelas adalah epitel bertingkat torak. Terdapat juga sel torak, yang menonjol ke

dalam lumen dan sel basal. Pada jaringan ikat stroma yang fibroelastis, dapat dijumpai adanya

pembuluh darah dan sel otot polos. Kadang, dalam lumen prostat orang usia lanjut, terdapat

konkremen prostat.6

Gambar 6. Mikroskopik Kelenjar Prostat6

9
Mekanisme Pembentukan Urin

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses,
yaitu : penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.

a) Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan
permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain
penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah,
dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma
darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus
disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya.7

b) Penyerapan kembali (reabsorbsi)


Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan
zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan
ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada
filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah,
misalnya urea.7

c) Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal,
selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah
penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang
air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra

10
adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi
memberi warna dan bau pada urin.7

Gambar 7. Mekanisme Pembentukan Urin

Sumber.http://medistra.xtgem.com/images/hal7.jpg

Faktor Pembentukan Jumlah Urin

a Jumlah air yang diminum

Semakin banyak air yang diminum, sekresi ADH akan terhambat. Hal ini menyebabkan

permeabilitas tubulus kontortus menurun dan reabsorpsi terhambat sehingga jumlah urin

meningkat. 7,8

b Hormon antidiuretik (ADH)

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit

mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air

meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah

11
banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya

penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak. 7,8

c Saraf

Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen. Hal ini

menyebabkan aliran darah keglomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi

kurang efektif. Hasilnya urin yang diproduksi meningkat. 7,8

d Zat-zat diuretik

Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya ADH

berkurang sehinggar reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat. 7,8

e Hormon insulin

Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans. Hormone

insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus)

memiliki konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi.

Akibatnya dari keadaan ini terjadi gangguan reabsorbpsi didalam tubulus distal, sehingga dalam

urin masih terdapat glukosa. 7,8

f Suhu Lingkungan

Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan

mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju

organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak,

maka pengeluaran air kencing pun banyak. 7,8

g Gejolak emosi dan stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga

banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka

12
kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air

kecil. 7,8

Mekanisme Sistem Kemih

Miksi atau berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh dua

mekanisme yaitu refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih terpicu ketika reseptor

regang di dalam dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orag dewasa dapat

menampung 250-400 ml urin sebellum tegangan di dindingnya mulai cukup meningkat untuk

mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar tegangan melebihi ukuran ini, semakin besar

tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke medulla

spinalis dan merangsang saraf parasimpatis untuk kandungkemih dan menghambat neuron

motorik ke sfingter eksternus. Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ

ini berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus untuk membuka sfingter internus; perubahan

bantyuk kandung kemih selama kontraksi akan secara mekanis menarik terbuka sfingter internus.

Secara bersamaan, sfingter eksternus melemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini

kedua sfingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh gaya yang ditimbulkan oleh

kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini , yang seluruhnya adalah refleks spinal,

mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi.8

Setelah memicu refleks berkemih, pengisian kandung kemih juga menyadarkan yang

bersangkutan akan keinginan untuk berkemih. Persepsi penuhnya kandung kemih muncul

sebelum sfingter eksternus secara refleks melemas, memberi peringatan bahwa miksi akan segera

terjadi. Akibatnya, kontrol volunter berkemih, yang dipelajari saat anak-anak, dapat

mengalahkan refleks berkemih sehingga pengosongan kandung kemih dapat berlangsung sesuai

13
keinginan yang bersangkutan dan bukan ketika pengisian kandung kemih pertama kali

mengaktifkan reseptor regang. Jika waktu refleks miksi tersebut dimulai kurang sesuai untuk

berkemih, maka yang besangkutan dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih

denganmengencangkan sfingter eksternus dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari

korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang ke neuron-neuron

motorik yang terlibat. Sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi dan tidak ada urin yang keluar.

Berkemih tidak dapt ditahan selamanya. Karena kandung kemih terus terisi maka sinyal refleks

dari reseptor regang meningkat seiring waktu. Akhirnya, sinyal inhibitorik refleks ke neuron

motorik sfingter eksternus menjadi sedemikian muat sehingga tidak dapat lagi diatasi oleh sinyal

eksitatorik volunter sehingga sfingter melemas dan kandung kemih secara tak terkontrol

mengosongkan isinya.8

Kesimpulan

Kelenjar prostat adalah organ yang mengelilingi urethra. Kelenjar prostat ini dalam sistem

reproduksi, berfungsi sebagai penetral suasana asam di dalam vagina. Jika terjadi atau terdapat

14
pembesaran atau pembengkakan kelenjar prostat, maka akan menekan saluran urethra yang

merupakan saluran untuk pengeluaran urin. Sehingga makin lama urin sulit untuk melewati

urethra yang menyebabkan jumlah urin yang keluar juga semakin sedikit.

Daftar Pustaka

1. Moore KL, Dalle AF. Anatomi Berorientasi Klinis (Jilid 1). Edisi ke 5. Jakarta :

Erlangga ; 2013. h 405-6 ; 453-9

15
2. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas Berwarna Histologi. Edisi ke 5. Tangerang : Binarupa

aksara;2012. h 423-40
3. Kasim YI. Buku Ajar Traktus Urogenitalis. Edisi ke 2. Jakarta : Ukrida ; 2012. h 32-6
4. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia: sobotta (jilid 2). Ed 23. Jakarta: EGC;

2010.h 183-99
5. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. h.

350.
6. Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore : Elsevier ; 2014. h 473-

91
7. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2008.h.325-33
8. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC; 2015. h. 558-

96.

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Yeye
    Yeye
    Dokumen1 halaman
    Yeye
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Efloresensi Kulit
    Efloresensi Kulit
    Dokumen61 halaman
    Efloresensi Kulit
    Ericalie
    100% (2)
  • Head To Toe: Anamnesis
    Head To Toe: Anamnesis
    Dokumen5 halaman
    Head To Toe: Anamnesis
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • HVT
    HVT
    Dokumen16 halaman
    HVT
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 23.Bppv
    Blok 23.Bppv
    Dokumen8 halaman
    Blok 23.Bppv
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Yeye
    Yeye
    Dokumen1 halaman
    Yeye
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 11
    Blok 11
    Dokumen11 halaman
    Blok 11
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 15
    Blok 15
    Dokumen11 halaman
    Blok 15
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 15
    Blok 15
    Dokumen11 halaman
    Blok 15
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 21
    PBL Blok 21
    Dokumen21 halaman
    PBL Blok 21
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen17 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 2 Modul 2
    Blok 2 Modul 2
    Dokumen16 halaman
    Blok 2 Modul 2
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen16 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen16 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen16 halaman
    Blok 10
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 16 Skenario 3
    Blok 16 Skenario 3
    Dokumen16 halaman
    Blok 16 Skenario 3
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 11
    Blok 11
    Dokumen11 halaman
    Blok 11
    Ericalie
    Belum ada peringkat