Anda di halaman 1dari 8

Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Pendahuluan

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan salah satu gangguan


Neurotologi. Benign Paroxysmal Positional Vertigo merupakan gangguan vestibular dimana
17%-20 % pasien mengeluh vertigo. Gangguan vestibular dikarakteristikan dengan serangan
vertigo yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala dan berhubungan dengan karakteristik
nistagmus paroksimal. Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika material
berupa kalsium karbonat dari makula dalam dinding utrikel masuk kedalam salah satu kanul
semisirkular yang akan merespon ke saraf. Diagnosis BPPV ditinjau dari anamnesis, gejala
klinis yang terjadi serta dikonfirmasi oleh berbagai manuver diagnosis.
Secara umum penatalaksanaan BPPV untuk meningkatkan kualitas hidup serta
mengurangi resiko jatuh yang dapat terjadi oleh pasien. Penatalaksanaan BPPV secara garis
besar dibagi menjadi dua yaitu penatalaksanaan non-farmakologi yang termasuk berbagai
manuver didalamnya dan penatalaksanaan farmakologi. Penatalaksanaan dengan menuver
secara baik dan benar menurut beberapa penelitian dapat mengurangi angka morbiditas.
Didalam tinjauan pustaka ini akan membahas secara umum mengenai BPPV dari
mendiagnosis hingga penatalaksanaan.

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan laboratorium


(darah lengkap, profil lipid, asam urat, dan hemostasis), foto rontgen cervical, EEG
(elektroensefalografi), ENG (elektronistagmografi), EMG (elektromiografi), BAEP
(Brainstem Auditory Evoked Potential), audiometric, CT scan, MRI, dan arteriografi.3

Tes pencitraan dilakukan pada pasien yang tidak memiliki karakteristik nistagmus,
berasosiasi dengan penemuan neurologis, atau tidak berespon terhadap terapi. Tes pencitraan
yang dipilih adalah MRI dengan kontras gadolinium untuk mengevaluasi sel otak, sudut
serebelum-pontin, dan arteri carotid interna. MRI merupakan modalitas yang paling sensitive
dan spesifik untuk mengidentifikasi tumor pada fossa posterior.4

1
Investigasi laboratorium seperti evaluasi audiometric, ENG, dan MRI diindikasikan
pada pasien dengan vertigo persisten atau ketika dicurigai adanya kelainan pada sistem saraf
pusat. Vestibular-evoked myogenic potentials (VEMPs) meningkat signifikan menjadi bagian
dari evaluasi diagnostic. Pemeriksaan pemeriksaan ini akan membantu membedakan lesi
sentral dan perifer, serta untuk mengidentifikasikan penyebab dibutuhkannya terapi spesifik.5

ENG terdiri atas rekaman objektif yang diinduksi oleh nistagmus yang disebabkan
pergerakan kepala dan tubuh, serta stimulasi kalorik. ENG sangat membantu dalam
mengukur derajat hipofungsi vestibular dan mungkin membantu membedakan antara lesi
sentral dan lesi perifer.5

Anatomi

Fisiologi

Working Diagnosis

BPPV adalah perasaan berputar disebabkan gangguan mekanik pada bagian telinga
dengan karakteristik vertigo yang muncul singkat dan periodik ketika posisi kepala relatif
berubah terhadap gravitasi. BPPV adalah gangguan organ vestibular telinga dalam yang
paling banyak ditemukan.

Tabel 1. Perbedaan Vertigo Perifer dan Sentral

Etiologi

2
Sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Beberapa kasus BPPV
dijumpai setelah mengalami jejas atau trauma kepala atau leher, infeksi telinga tengah atau
operasi stapedektomi.Banyak BPPV yang timbul spontan disebabkan oleh kelainan di
otokonial berupa deposit yang berada di kupula bejana semisirkularis posterior. Deposit ini
menyebabkan bejana menjadi sensitive terhadap perubahan gravitasi yang menyertai keadaan
posisi kepala yang berubah.2

Epidemiologi

BPPV merupakan jenis vertigo vestibuler perifer yang paling umum ditemukan.
Prevalensi angka kejadian vertigo perifer (BPPV) di Amerika Serikat adalah 64 dari 100.000
orang dengan kecenderungan terjadi pada wanita (64%). BPPV diperkirakan sering terjadi
pada usia rata-rata 51-57,2 tahun dan jarang pada usia di bawah 35 tahun tanpa riwayat
trauma kepala. Kasus BPPV ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dan bisa mengenai
semua usia, namun semakin tinggi usia, semakin tinggi resiko.3

Patofisiologi

Manifestasi Klinik.

Penatalaksanaan

Non-Farmakologi

Benign Paroxysmal Positional Vertigo dikatakan adalah suatu penyakit yang ringan
dan dapat sembuh secara spontan dalam beberapa bulan. Namun telah banyak penelitian yang
membuktikan dengan pemberian terapi dengan manuver reposisi partikel/ Particle
Repositioning Maneuver (PRM) dapat secara efektif menghilangkan vertigo pada BPPV,
meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko jatuh pada pasien. Keefektifan dari
manuver-manuver yang ada bervariasi mulai dari 70%-100%. Beberapa efek samping dari
melakukan manuver seperti mual, muntah, vertigo, dan nistagmus dapat terjadi, hal ini terjadi
karena adanya debris otolitith yang tersumbat saat berpindah ke segmen yang lebih sempit
misalnya saat berpindah dari ampula ke kanal bifurcasio. Setelah melakukan manuver,
hendaknya pasien tetap berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk menghindari risiko
jatuh.

3
Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah untuk mengembalikan partikel ke posisi
awalnya yaitu pada makula utrikulus. Ada lima manuver yang dapat dilakukan tergantung
dari varian BPPV nya.7

a. Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada kanal vertikal. Pasien diminta
untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 450, lalu pasien berbaring dengan kepala
tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi sebaliknya, dan
posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik. Setelah itu
pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara perlahan.7

Gambar 4. Manuver Epley7


b. Manuver Semont
Manuver ini diindikasikan untuk pengobatan cupulolithiasis kanan posterior. Jika
kanal posterior terkena, pasien diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 450 ke sisi yang
sehat, lalu secara cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan selama 1-3 menit.
Ada nistagmus dan vertigo dapat diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di
sisi yang berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi.7

Gambar 5. Manuver Semont7

c. Manuver Lempert

4
Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV tipe kanal lateral. Pasien
berguling 3600, yang dimulai dari posisi supinasi lalu pasien menolehkan kepala 900 ke sisi
yang sehat, diikuti dengan membalikkan tubuh ke posisi lateral dekubitus. Lalu kepala
menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke posisi ventral dekubitus. Pasien kemudian
menoleh lagi 900 dan tubuh kembali ke posisi lateral dekubitus lalu kembali ke posisi
supinasi. Masing-masing gerakan dipertahankan selama 15 detik untuk migrasi lambat dari
partikel-partikel sebagai respon terhadap gravitasi.7

Gambar 6. Manuver Lempert7

d. Forced Prolonged Position


Manuver ini digunakan pada BPPV tipe kanal lateral. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan kekuatan dari posisi lateral dekubitus pada sisi telinga yang sakit dan
dipertahankan selama 12 jam.7

e. Brandt-Daroff exercise
Manuver ini dikembangkan sebagai latihan untuk di rumah dan dapat dilakukan
sendiri oleh pasien sebagai terapi tambahan pada pasien yang tetap simptomatik setelah
manuver Epley atau Semont. Latihan ini juga dapat membantu pasien menerapkan beberapa
posisi sehingga dapat menjadi kebiasaan.7

5
Gambar 8. Brand-daroff exercise7

Farmakologi
Penatalaksanaan dengan farmakologi untuk BPPV tidak secara rutin dilakukan.
Beberapa pengobatan hanya diberikan untuk jangka pendek untuk gejala-gejala vertigo, mual
dan muntah yang berat yang dapat terjadi pada pasien BPPV, seperti setelah melakukan terapi
PRM. Pengobatan untuk vertigo yang disebut juga pengobatan suppresant vestibular yang
digunakan adalah golongan benzodiazepine (diazepam, clonazepam) dan antihistamine
(meclizine, dipenhidramin). Benzodiazepines dapat mengurangi sensasi berputar namun
dapat mengganggu kompensasi sentral pada kondisi vestibular perifer. Antihistamine
mempunyai efek supresif pada pusat muntah sehingga dapat mengurangi mual dan muntah
karena motion sickness. Harus diperhatikan bahwa benzodiazepine dan antihistamine dapat
mengganggu kompensasi sentral pada kerusakan vestibular sehingga penggunaannya
diminimalkan.6

Operasi
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik dan sangat
sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah melakukan manuver-manuver
yang telah disebutkan di atas. Dari literatur dikatakan indikasi untuk melakukan operasi
adalah pada intractable BPPV, yang biasanya mempunyai klinis penyakit neurologi
vestibular, tidak seperti BPPV biasa.8
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik operasi yang dapat dipilih, yaitu
singular neurectomy (transeksi saraf ampula posterior) dan oklusi kanal posterior
semisirkular. Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik neurectomi mempunyai
risiko kehilangan pendengaran yang tinggi.8

Komplikasi

6
a.Canal Switch
Selama melakukan manuver untuk mengembalikan posisi kanal vertikal, partikel-partikel
yang berpindah tempat dapat bermigrasi hingga sampai ke kanal lateral, dalam 6 sampai 7%
dari kasus. Pada kasus ini, nistgamus yang bertorsional menjadi horizontal dan geotropik.9
b.Canalith Jam
Selama melakukan reposisi manuver, beberapa penderita akan merasakan beberapa gejala,
seperti vertigo yang menetap, mual, muntah dan nistagmus.9

Prognosis
Pasien perlu untuk diedukasi tentang BPPV. Satu dari tiga pasien sembuh dalam
jangka waktu 3 minggu, tetapi kebanyakan sembuh setelah 6 bulan dari serangan. Pasien
harus diberitahu bahwa BPPV dapat dengan mudah ditangani, tetapi harus diingatkan bahwa
kekambuhan sering terjadi bahkan jika terapi manuvernya berhasil, jadi terapi lainnya
mungkin dibutuhkan. Beberapa studi menunjukkan bahwa 15% terjadi kekambuhan pada
tahun pertama, kemudian 50% kekambuhan terjadi pada 40 bulan setelah terapi.9
Kekambuhan dari BPPV adalah masalah yang umum terjadi.
Menieres disease, CNS disease, migraine headaches,dan post-traumatic BPPV merupakan
faktor resiko yang lebih memungkinkan untuk terjadinya kekambuhan.9

Kesimpulan

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan gangguan vestibular


dikarakteristikan dengan serangan vertigo yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala dan
berhubungan dengan karakteristik nistagmus paroksimal. Untuk mendiagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis pasien biasanya mengeluh vertigo dengan
onset akut kurang dari 10-20 detik akibat perubahan posisi kepala.Pemeriksaan fisik standar
untuk BPPV antara lain tes Dix-Hallpike, tes kalori, dan tes Supine Roll. Penatalaksanaan
BPPV meliputi non-farmakologis, farmakologis, dan operasi. Penatalaksanaan BPPV yang

7
sering digunakan adalah non-farmakologis yaitu terapi manuver reposisi partikel (PRM)
dapat secara efektif menghilangkan vertigo pada BPPV, meningkatkan kualitas hidup, dan
mengurangi risiko jatuh pada pasien.Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah untuk
mengembalikanpartikel ke posisi awalnya yaitu pada makula utrikulus.

Daftar Pustaka

1. vvH
2. Lumbantobing SM. Vertigo tujuh keliling. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.hal 45.

3. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis diagnosis & tata
laksana penyakit saraf. Jakarta: EGC; 2009.

4. Johnson J, Lalwani AK. Vestibular disorders. In: Lalwani AK. Current diagnosis &
treatment in otolaryngology-head & neck surgery. US: McGraw-Hill; 2008.hal 74.

5. Lustig LR, Schindler J. Ear, nose, & throat disorders. In: Mcphee SJ, Papadakis MA.
Current medical diagnosis & treatment 2010. 49th ed. US: McGraw-Hill; 2010. hal 92.
6. Bhattacharyya N, Baugh F R, Orvidas L. Clinical Practice Guideline: Benign
Paroxysmal Positional Vertigo. Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2008;139:
S47-S81.
7. Bittar et al. Benign paroxysmal positional vertigo: Diagnosis and Treatment.
International Tinnitus Journal. 2011;16(2): 135-45.
8. Leveque et al. Surgical therapy in intractable benign paroxysmal positional vertigo.
Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2007;136:693-698.
9. Benign paroxysmal positional vertigo. Universitas Sumatera Utara. Diunduh
Usu.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56037/4/Chapter%20II.pdf pada
tanggal 21 Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai

  • Efloresensi Kulit
    Efloresensi Kulit
    Dokumen61 halaman
    Efloresensi Kulit
    Ericalie
    100% (2)
  • Yeye
    Yeye
    Dokumen1 halaman
    Yeye
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Head To Toe: Anamnesis
    Head To Toe: Anamnesis
    Dokumen5 halaman
    Head To Toe: Anamnesis
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • HVT
    HVT
    Dokumen16 halaman
    HVT
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 15
    Blok 15
    Dokumen11 halaman
    Blok 15
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Yeye
    Yeye
    Dokumen1 halaman
    Yeye
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 21
    PBL Blok 21
    Dokumen21 halaman
    PBL Blok 21
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen17 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 15
    Blok 15
    Dokumen11 halaman
    Blok 15
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen16 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 11
    Blok 11
    Dokumen11 halaman
    Blok 11
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 2 Modul 2
    Blok 2 Modul 2
    Dokumen16 halaman
    Blok 2 Modul 2
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 16 Skenario 3
    Blok 16 Skenario 3
    Dokumen16 halaman
    Blok 16 Skenario 3
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 13
    Blok 13
    Dokumen16 halaman
    Blok 13
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen16 halaman
    Blok 10
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 11
    Blok 11
    Dokumen11 halaman
    Blok 11
    Ericalie
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen16 halaman
    Blok 10
    Ericalie
    Belum ada peringkat