Anda di halaman 1dari 11

Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert Hooke (1635-1703) seorang ilmuan

inggris untuk menjelaskan struktur potongan tipis gabus di bawah mikroskop setelah
beberapa abad kemudian istilah sel tersebut digunakan untuk menyatakan satuan dasar
minimum suatu jasad hidup yang mampu melakukan perbanyakan sendiri. Satuan dasar
tersebut menentukan struktur maupun fungsi semua jasad hidup, baik jasad tinggkat rendah
maupun jasad tingkat tinggi. (Yuwono, 2011:7).
Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem kehidupan. Sel adalah unit struktural dan
fungsional dasar penyusun makhluk hidup. Setiap sel tersusun oleh membran sel dan
sitoplasma yang berisi organel-organel sel. Istilah sel berasal dari bahasa Latin cellula,
artinya sebuah ruangan yang kecil. Istilah ini diberikan Robert Hooke ketika ia melihat
gambaran mikroskopik sel-sel gabus yang nampak seperti ruangan-ruangan kecil. (Sinaga,
2012:1).
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, makhluk hidup dapat dibedakan menjadi makhluk
uniseluler adalah makhluk uniseluler dan multiseluler. Makhluk uniseluler adalah makhluk
yang tubuhnya hanya tersusun oleh satu sel, misalnya bakteri, ganggang hjau biru (sianofita),
serta beberapa jens protozoa dan jamur mikroskopik. Makhluk multiseluler adalah makhluk
yang ubuh nya tersusun dari lebih satu sel, misalnya jamur, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
manusia. Tubuh manusia diperkirakan tersusun oleh lebih kurang 100 triliun sel. Sebagian
besar makhluk hidup merupakan makhluk multiseluler. Pada organisme multiseluler terjadi
pembagian tugas sel-sel penyusunnya yang dikenal sebagai diferensiasi sel (Sinaga, 2012:2).
Secara struktural, terdapat dua jenis sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik, walaupun
jauh dari sederhana, sel prokariotik (termasuk bakteri dan archae) umumnya berukuran lebih
kecil dan mempunyai struktur lebih sederhana daripada sel eukariotik. Perbedaan utama
antara kedua jenis sel itu adalah bahwa materi genetik (DNA) sel prokariotik tidak terletak
dalam suatu struktur membran ganda yang disebut nukleus. Sedangkan pada eukariota, semua
materi genetiknya terdapat pada molekul DNA, yang terdapat sebagai kromosom. Kromosom
adalah struktur-struktur linear berjumlah banyak yang terletak didalam nukleus (Stansfield,
2013:2).
Dari segi satuan dasar individu, jasad hidup selular yang ada di alam dapat digolongkan
menjadi jasad bersel tunggal (unicellular organism) dan jasad bersel banyak (unicellular
organism). Penggolongan jasad selular dapat juga didasarkan atas struktur dan organisasi sel
yaitu jasad prokaryot dan eukaryot (Yuwono, 2011:8)
Struktur Sel Hewan
Organel-organel sel hewan sebagian besar organel sel diselubungi oleh lapisan membran
dengan struktur yang sama dengan lapisan membran sel. Di dalam sel terdapat struktur kecil
yang disebut organel. Organel-organel sel terdapat dalam sitoplasma. Macam-macam organel
penyusun sel hewan sebagai berikut:
A. Organel sel hewan
1. Membran plasma
Komponen-komponen penyusun membran plasma terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1. Fosfolipid
2. Kolestrol
3. Glikolipid
Ketiga jenis lipid tersebut amfifatik, yang berarti molekulnya memiliki ujung
hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dari ujung hidrofilik atau polar.
Fungsi Membran Sel:
Sebagai pelindung sel
Mengatur keluar masuk nutrisi dan mineral
Menerima rangsangan dari luar
Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia

Sumber: www.yuksinau.com/2016/organel-sel-hewan.html
Diakses pada tanggal 07 September 2017 pukul 18:42
2. Nukleus dan Nukleolus
Nukleus pertama kali ditemukan oleh seorang botanis bernama Robert Brown pada
tahun 1833. Nukleus dan nukleolus hanya terdapat pada sel-sel eukariota. Di dalam
nukleus terdapat materi genetik, berupa molekul DNA yang panjang dan terpilin
menjadi struktur yang kompak yang disebut kromosom. Pada sel prokariota, materi
genetiknya tidak terkurung dalam satu selubung atau membran, dan bagian ini disebut
nukleoid. Nukleus merupakan organel sel terbesar, dengan diameter sekitar 2-5x11-22
m. Kromosom adalah untaian benang DNA yang menyimpan seluruh informasi
genetik individu yang bersangkutan. Di dalam nukleus berlangsung proses transkripsi
atau biosintesis mRNA, yaitu asam nukleat yang berperan menyampaikan informasi
genetik ke bagian lain dari sel guna pembentukan protein. mRNA ini kemudian akan
keluar dari dalam nukleus, melalui pori membran nukleus, masuk ke sitoplasma
(Sinaga, 2012: 12).
Fungsi Nukleus:
a. Pengendali Metabolisme Seluler
b. Penyimpan Informasi Genetik
c. Pengatur Siklus Sel
d. Wadah Replikasi dan Transkripsi

Sumber: www.yuksinau.com/2016/organel-sel-hewan.html
Diakses pada tanggal 07 September 2017 pukul 18:47
3. Retikulum Endoplasmik
Retikulum Endoplasmik (RE) adalah organel sel yang terbentuk dari jaringan
kantung-kantung pipih, tubulus dan cisternae yang bercabang-cabang dan saling
berhubungan satu sama lain membentuk satu kompartemen yang luas (Sinaga, 2012:
14-15).
Ruangan di dalam retikulum endoplasmik disebut sisterna (cisternae) yang berfungsi
sebagai saluran untuk mengangkut berbagai produk ke seluruh bagian sel, biasanya ke
bagian luarnya. Akan tetapi, dalam beberapa sel, sisterna berfungsi sebagai ruang
penyimpan. Terdapat dua jenis retikulum endoplasmik, yaitu kasar dan halus. Pada
jenis pertama, permukaan membran dipenuhi ribosom; retikulum endoplasmik halus
tidak dilengkapi oleh ribosom. Ribosom ini yang melekat pada retikulum endoplasmik
kasar terlibat do dalam biosintesa protein yang akan disimpan sementara atau diangkut
keluar sel. Retikulum endoplasmik juga memegang peranan penting dalam biosintesa
lipid (Thenawijaya, 2013: 30).
Retikulum Endoplasmik memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Mensintesis lemak dan kolestrol (RE kasar dan RE halus)
b. Menampung protein yang disintesis oleh ribosom (RE kasar)
c. Transportasi molekul-molekul (RE kasar dan RE halus)
d. Menetralkan racun (detoksifikasi)

Sumber: www.yuksinau.com/2016/03/organel-sel-hewan.html
Diakses pada 08 September 2017 pukul 07:00
4. Ribosom
Ribosom adalah organel sel yang bertugas membaca kode genetik yang dibawa
oleh mRNA dan mentranlasikannya menjadi protein. Ribosom berperan penting dalam
proses pembentukan protein. Ribosom pertama kali diamati pada pertengahan tahun
1950-an oleh seorang biologis sel bangsa Rumania bernama George Palade
menggunakan mikroskop elektron. Istilah ribosom diperkenalkan oleh Richard B.
Roberts 1958. Ribosom merupakan molekul sel yang tidak memiliki membran, tersusun
oleh kompleks RNA-protein 65%, 65% rRNA dan 35% protein ribosomal yang disebut
ribonukleatprotein (RNP). Pada sel eukariota terdapat ribosom 60S (unit besar) dan 40S
(unit kecil), sedangkan pada sel prokariota ribosom 50S (unit besar) dan 30S (unit
kecil). S merupakan singkatan Svedberg, yaitu satuan yang menyatakan kecepatan
sedimentasi ribosom pada saat sentrifugasi (Sinaga, 2012: 14).

Sumber: https://artikelbermutu.com/2014/09/organel-sel-ribosom-dan-fungsi-ribosom.html
Diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 07:15
5. Badan Golgi
Hampir semua sel eukariotik dilengkapi dengan sekelompok kantung (vesikel) khas
yang dikelilingi membran, disebut badan golgi, dinamakan menurut Camillo Golgi,
seorang sitologiwan Italia yang pertama-tama menjelaskan organel ini paada akhir abad
kesembilan belas. Badan golgi menerima produk sel tertentu dari retikulum
endoplasmik dan membawa produk ini ke dalam kantung pembuangan yang akan
meneruskan lintasannya menuju ke bagian luar membran plasma sel dan berdifusi
dengan membran. Bagian ini dapat terbuka dan membebaskan isi kantungnya ke luar,
proses ini disebut eksositosis (Thenawijaya, 2013 (Thenawijaya, 2013: 30-31).
Fungsi utama badan golgi adalah untuk pemrosesan dan pengepakan makromolekul
yang disintesis di suatu kompartemen di dalam sel dan kemudian akan ditransportkan
ke bagian lain dari sel atau dieksresikan keluar sel (Sinaga, 2012: 16).

Sumber: http://www.biologi-sel/com/2012/06/struktur-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html
Diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 07:30
6. Mitokondria
Mitokondria hanya terdapat di dalam sel-sel eukariota. Di dalam mitokondria
berlangsung berbagai proses katabolisme yang menghasilkan banyak energi bagi sel.
Proses-proses ini antara lain, oksidasi asam lemak, siklus krebs, dan rantai respirasi.
Ketiga proses ini merupakan jalur biokimia yang menghasilkan ATP (Sinaga, 2012:
12).
Organel ini mengandung berbagai macam enzim yang secara bersama-sama
mengkatalisa oksidasi zat makanan organik oleh molekul oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida dan air. Sejumlah energi kimia dibebaskan selama oksidasi ini, yang
dipergunakan untuk menghasilkan ATP. ATP yang dibentuk oleh mitokondria berdifusi
ke semua bagian sel untuk melangsungkan kerja cellular (Thenawijaya, 2013: 29).

Sumber: www.yuksinau.com/2016/03/organel-sel-hewan.html
Diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 08:25
7. Lisosom
Lisosom merupakan organel sel bermembran, berupa kantung yang mengandung
enzim-enzim penghancur atau pengurai (hidrolase asam). Lisosom berperan
menghancurkan organel-organel sel yang sudah tidak diperlukan lagi karena sudah
rusak atau karena jumlahnya berlebihan atau menghancurkan partikel-partikel bahan
makanan, virus dan bakteri yang dimasukkan ke dalam sel melalui fagositosis. Lisosom
merupakan vesikula yang muncul dari badan golgi (Sinaga, 2012: 18).
Lisosom mengandung beberapa enzim pencena, yakni enzim yang menghidrolisa
dengan memecahkan protein sel, polisakarida, dan lipid yang tidak dibutuhkan lagi.
(Thenawijaya, 2013: 32).

Sumber: www.yuksinau.com/2016/03/organel-sel-hewan.html
Diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 08:40
8. Sentriol
Sentriol adalah partikel sitoplasma yang lebih dominan sebagai karakteristik dari sel
hewan ketimbang dari sel tumbuhan. Sentriol terletak di luar inti dan berfungsi dalam
pembelahan sel. Sentriol adalah struktur silinder dengan struktur rinci yang mirip
dengan yang ada pada silia dan flagella, dimana sebenarnya terlibat dalam
pembentukan silia dan flagella pada sel-sel tertentu. Sentriol ini memiliki 2+9 tubular,
seperti struktur ditemukan di silia dan flagella (Hakim, 2016: 9).

Sumber: www.yuksinau.com/2016/03/organel-sel-hewan/html
Diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 08:45
9. Sentrosom
Sentrosom adalah organel yang bertanggung jawab untuk organisasi dan nukleasi
mikrotubulus dalam sel hewan dan juga mengatur siklus sel selama pembelahan sel.
Sentrosom adalah pusat pengorganisasian mikrotubula, terdiri dari dua sentriol
dikelilingi oleh massa protein yang disebut materi perisentriolar, atau PCM. Selama
tahap profase mitosis, sentrosom bermigrasi ke ujung-ujung sel dan bentuk gelendong
mitosis antara mereka (Alistigna, 2015: 1).
Fungsinya :
a. Mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel pada
hewan
b. Mensintesis mikrotubul silia dan flagela
c. Menghasilkan gelendong pada sel hewan
d. Sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis

sumber: http://budisma.net/2015/03/fungsi-sentrosom.html
diakses pada tanggal 9 September 2017 pukul 09:00
10. Peroksisom
Peroksisom adalah kompartemen metabolik khusus yang dibatasi oleh membran
tunggal. Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai
substrat oksigen (O2), selain itu peroksisom juga menghasilkan hidrogen peroksida
(H2O2) sebagai produk, nama produk yang dihasilkan oleh peroksisom
tersebut berasal dari nama organelnya. Fungsi peroksisom adalah menghasilkan
enzim katalase yang berfungsi menguraikan peroksida hydrogen sebagai hasil
samping fotorespirasi yang sangat toksik untuk sel, menjadi H20 dan 02 , merubah
lemak menjadi karbohidrat, dan perubahan senyawa purin dalam sel. (Alim, 2015: 1).

Sumber: http://kliksma.com/2014/09/pengertian-dan-fungsi-peroksisom.html
Diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 10:45
11. Sitosol
Sitosol memainkan peran utama dalam fungsi sel. Karena komposisinya sebagian
besar berair, lokasi di dalam sel, dan kompartementalisasi, dapat mendukung proses
yang terjadi di dalam unit-unit dasar kehidupan. Tanpa sitosol, sel tidak akan
berfungsi dengan baik, yang akan merugikan kehidupan dan kesehatan organisme.
Komponen utama dari sitosol adalah air. Air membentuk 70% dari sel, dan terutama
dalam sitosol untuk melarutkan komponen lainnya. Ini termasuk molekul polar dan
ion (partikel bermuatan). Selain itu, air ini dapat digunakan untuk membantu dalam
reaksi kimia dalam sel. Hal ini akan membantu membantu dalam metabolisme sel
(Sridiati, 2017: 1).
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sitosol
diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 11:13
12. Sitoskeleton
Sitoskeleton memberikan kepada sel bentuk khususnya, meneydiakan tempat
melekat bagi organel dan membentuk badan sel dan menentukan letaknya di dalam
sel, serta memungkinkan komunikasi di antara bagian-bagian sel (Thenawijaya, 2013:
34).
Sitoskleleton terdiri dari 3 macam yaitu : mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen
intermediet (Alim, 2013: 1).

Sumber: http://www.diwarta.com/2012/04/22/pengertian-dan-fungsi-sitoskeleton.html
diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 11:13
13. Vakuola
Vakuola hewan biasanya lebih kecil namun hadir dalam jumlah besar. Beberapa sel
hewan tidak memiliki vakuola sama sekali. Selama eksositosis, vakuola bertindak
sebagai vesikel penyimpanan, yang memungkinkan penahanan, transportasi dan
pembuangan beberapa protein dan lipid.

Sumber: http://www.jendelasarjana.com/2014/03/10-fungsi-vakuola.html
diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 11:35

Struktur Sel Tumbuhan


Organel sel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan:
1. Kloroplas (Plastida)
Organel ini hanya terdapat pada sel tumbuhan. Fungsi utamanya adalah untuk
melaksanakan proses fotosintesis, yaitu penyerapan energi matahari oleh molekul-
molekul klorofil yang kemudian mengubahnya menjadi energi kimia untuk sel.
Kloroplas memiliki dua lapis membran, yaitu membran dalam dan membran luar,
dengan ruang antar membran berada di antara kedua membran tersebut. Di sebelah
dalam membran dalam terdapat cairan kental yang disebut storma. Di dalam storma
terdapat tumpukan tilakoid, suborganel tempat fotosintesis berlangsung. Tumpukan
tilakoid ini disebut granum atau grana (Sinaga, 2013: 20).

Sumber: http://biologionline.blogspot.co.id/2015/09/fungsi-kloroplas-dan-plastida.html
Diakses pada tanggal 9 September 2017 pukul 14:12

2. Dinding sel
Dinding sel adalah lapisan kaku yang mengelilingi beberapa jenis sel. Daerah ini
terletak di luar membran sel yang berfungsi untuk memberikan kekakuan, kekuatan,
perlindungan terhadap stres mekanik dan infeksi. Dan juga menyediakan sel dengan
plastisitas terbatas yang mencegah sel tidak pecah karena tekanan tugor. Dinding sel
adalah fitur karakteristik sel tanaman, bakteri, jamur, banyak ganggang dan beberapa
archaea. Protozoa dan hewan tidak memiliki dinding sel (Mulyadi, 2015: 1).
Fungsi dinding sel yaitu memberikan struktur dan bentuk sel yang pasti,
Memberikan dukungan struktural,memisahkan bagian dalam sel dari lingkungan luar,
dinding sel memungkinkan transportasi zat dan informasi dari bagian dalam sel ke
eksterior, membantu dalam regulasi osmotik, mencegah kehilangan air, kegiatan
fisiologis dan biokimia dari dinding sel membantu dalam komunikasi sel-sel, dinding
sel mencegah sel tidak pecah karena tekanan tugor, (Mulyadi, 2015: 1).

Sumber: http://budisma.net/2015/01/struktur-dan-fungsi-dinding-sel-pada-tumbuhan.html
Diakses pada tanggal 9 September 2017 pukul 14:12
3. Vakuola
Vakuola atau rongga sel adalah organel terbesar yang dapat dijumpai pada sel
tumbuhan. Vakuola berbentuk sperti karung yang didalamnya terdapat cairan yang
mengadung senyawa organik dan anorganik. Vakuola memiliki lapisan membran yang
disebut sebagai tonoplas. Fungsi vakuola adalah sebagai tempat menyimpan zat-zat
makanan seperti protein dan zat gula. Di dalamnya juga tersimpan pigmen daun, buah,
dan daun dan mengatur tekanan di dalam sel, meenstabilkan tingkat nilai PH dan
mengisolasi zat sisa-sisa metabolisme sel (Abdullah, 2017: 3).

Sumber: http://informazone.com/sel-tumbuhan-dan-fungsinya/
Diakses pada tanggal 9 September 2017 pukul 14:46

Organisme Uniseluler
Organisme uniseluler dikenal sebagai organisme bersel tunggal. Mereka terdiri dari satu
sel. Organisme seperti amuba, Paramecium adalah organisme bersel tunggal. Bakteri,
archaea, protozoa, alga uniseluler dan jamur uniseluler adalah kelompok utama organisme
uniseluler. Sel tunggal ini dapat mengatur semua aktivitas organisme. Ada dua kategori
umum organisme uniseluler: organisme prokariotik dan eukariotik. Organisme uniseluler
prokariotik adalah protista dan beberapa jamur. Beberapa dari prokariota uniseluler hidup
dalam koloni. Organisme uniseluler bervariasi dalam ukuran. Organisme terkecil bakteri yang
hanya 300 nanometer dan menjangkauan sampai 20cm. Organisme ini biasanya memiliki
silia, flagela atau pseudopidia yang membantu mereka dalam gerak. Reproduksi adalah baik
oleh aseksual dan seksual berarti. (Stansfield, 2013:6).
Organisme hidup mempunyai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh benda mati. Sifat
tersebut adalah kompleksitas dan organisasi yang sangat baik, Sifat ini ditunjukkan oleh
struktur dalam makhluk hidup dan molekulnya yang sangat kompleks. Komponen
makroskopik misalnya jantung, otak, dan paru-paru, sedangkan komponen mikroskopik
adalah inti sel, mitokondria, dan lain-lain semuanya mempunyai fungsi khusus (Stansfield,
2013:6).
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abid. 2017. Sel Tumbuhan dan Fungsinya. http://informazone.com/sel-tumbuhan-


dan-fungsinya/. Diakses pada tanggal 9 September 2017 pukul 14:46

Alim, Tanri. 2013. Sitoskeleton. http://www.biologi-sel.com/2013/02/sitoskeleton-


pengertian-fungsi-dan.html. Diakses pada tanggal 9 September 2017 pukul 15:25

Alim, Tanri. 2013. Peroksisom. http://www.biologi-sel.com/2013/02/peroksisiom-pengertian-


fungsi-dan.html. Diakses pada tanggal 8 September 2017 pukul 10:45

http://usaha321.net/perbedaan-organisme-uniseluler-dan-multiseluler.html. Diakses pada


tanggal 9 September 2017 pukul 15:00

Mulyadi, Tedi. 2015. Struktur dan Fungsi Dinding Sel pada Tumbuhan. http://budisma.net/
2015/01/struktur-dan-fungsi-dinding-sel-pada-tumbuhan.html. Diakses pada
tanggal 9 September 2017 pukul 14:12

Sinaga, Ernawati. 2012. Biokimia Dasar. PT ISFI Penerbitan. Jakarta Barat

Sridiati. 2017. Sitosol. http://www.sridianti.com/struktur-fungsi-sitosol.html. Diakses pada


tanggal 8 September 2017 pukul 11:00

Stansfield, William D. 2013. Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga. Jakarta.

Yuwono, Triwibowo . 2011. Biologi Molekular. Erlangga. Jakarta.

Thenawijaya, Maggy. 2013. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. PT Gelora Aksara Pratama.


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai