Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul SISTEM
KOORDINASI PADA
MANUSIA DAN HEWAN. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pengajar kami dalam mata
kuliah BIOLOGI UMUM dan juga sekaligus untuk
menambah pengetahuan kami mengenai SISTEM
KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN.
Terima kasih pula kami sampaikan kepada dosen
pengajar kami dalam mata kuliah ini dan juga rekan-rekan
mahasisawa-mahasiswi yang dalam hal ini telah
membimbing kami untuk menyusun dan menyelesaikan
makalah ini.
Semoga makalah dapat memberi manfaat bagi kita
semua. Memang makalah ini jauh dari kata sempurna,
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Tondano, 14 November 2013

Kelompok 4

Page 1
Daftar Isi
Kata
Pengantar.............................................................................
.................1
Daftar
Isi.........................................................................................
................2
Pendahuluan........................................................................
...........................3
a. Latar
Belakang.....................................................................
.............3
b. Tujuan.........................................................................
.........................3
c. Rumusan
Masalah.......................................................................
.....3
Pembahasan.........................................................................
..........................4
a. Sistem koordinasi pada
Manusia.................................................4
b. Sistem Koordinasi pada
Hewan....................................................14

Page 2
Kesimpulan dan
Saran.................................................................................2
7
Daftar
Pustaka................................................................................
...............28

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh yang terdiri
dari saraf, endokrin (hormon), dan pengindraan. Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk
menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem
dilakukan oleh benang benang saraf. Sistem hormon mengatur pertumbuhan,
keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormon bekerja jauh lebih lambat,
tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormon
dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakan reseptor rangsang dari luar.

Page 3
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.

2. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum
b. Untuk menambah pengetahuan tentang Sistem Koordinasi pada Manusia dan
Hewan

3. Rumusan masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut,agar dalam penulisan ini dapat
sesuai dengan apa yang diinginkan, maka kali mengemukakan beberapa rumusan
masalah. Rumusan masalah tersebut adalah Pembahasan dari Apa yang Ada dalam
Sistem Koordinasi Manusia dan Hewan

PEMBAHASAN

Pembahasan 1 : Sistem Koordinasi pada Manusia

Klasifikasi Dalam Sistem Koordinasi Manusia

Klasifikasi dalam sistem koordinasi manusia yaitu:


Sistem Saraf
Sistem Indera
Sistem hormon

Page 4
A. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel sel saraf yang memiliki bentuk bervariasi.Sel
saraf ini disebut neuron. Sistem ini melakukan kontrol terhadap kegiatan yang dilakukan
di seluruh tubuh agar mencapai kondisi Homeostatis ( seimbang- balancing).

Fungsi sistem saraf


Memelihara fungsi tubuh.
Mengatur kegiatan di dalam tubuh.
Menerima rangsangan eksternal dan internal.
Mengolah rangsangan yang diterima.
Merespon rangsangan yang diterima.

Dalam menerima, mengolah, dan merespon rangsangan diperlukan 3


komponen :
Reseptor
Sistem Saraf
Efektor
Berdasarkan fungsinya, sistem saraf dibagi menjadi 2 :
1. Somatik : berperan untuk mengatur koordinasi struktur otot, tulang dan kulit
2. Otonom : berperan untuk mengatur koorinasi otot polos, jantung dan kelenjar tubuh.
Sel saraf terdiri atas 3 macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda :
1. Neuron
2. Neuroglia
3. Akson

Struktur Neuron :

1. Badan Sel :
2. Dendrit
3. Akson
4. Sinapsis :

Berdasarkan fungsinya neuron dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :


1. Neuron sensorik
2. Neuron motorik
3. Neuron konektor

1. Neuron Sensorik :

Badan sel bergerombol membentuk ganglia


Akson pendek
Dendrit panjang
Berhubungan dengan alat indera, sehingga disebut neuron indera (reseptor).
Berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju otak atau
sumsum tulang belakang

2. Neuron Motorik :

Page 5
Dendrit pendek
Akson panjang
Dendrit berhubungan dengan neuron lain, akson berhubungan dengan efektor.
Berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke
efektor.
Disebut sebagai neuron penggerak.

3. Neuron Konektor (interneuron) :

Merupakan neuron multipolar.


Dendrit banyak dan pendek.
Akson dapat berbentuk panjang atau pendek.
Ujung dendrit dan akson yang berhubungan membentuk sinapsis.
Banyak ditemui di sumsum tulang belakang dan otak .
Berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.
Konektor di tubuh terdapat di sumsum tulang belakang dan otak

Impuls Saraf

Permukaan luar neuron bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya


bermuatan negatif.
Hal ini menimbulkan terjadinya perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam
neuron yang disebut polarisasi.
Bila neuron mengalami rangsangan,akan terjadi penurunan beda potensial atau
perubahan muatan, di mana bagian luar akan bermuatan negatif,
Sedangkan bagian dalamnya akan bermuatan positif.
Hal ini disebut dengan depolarisasi.
Peristiwa perubahan dari keadaan polarisasi ke keadaan depolarisasi disebut
dengan potensialaksisaraf atau impulssaraf.
Semua impuls saraf bentuknya sama.
Yang membuat respon terhadap impuls berbeda adalah reseptor dan efektor yang
menerima dan menanggapi respon.

Sistem Gerak
Gerakan pada tubuh dapat dibedakan menjadi 2 bentuk gerakan, yaitu :
a. Gerak Sadar
b. Gerak Refleks

a. Gerak Sadar.
Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan dengan sadar.
Gerakan ini dapat terjadi melalui serangkaian impuls panjang dan diolah oleh pusat
saraf.
Contoh gerak sadar adalah berlari dan makan.
Konsep gerak impuls panjang adalah sebagai berikut :

b. Gerak Refleks.

Page 6
Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan secara tidak sadar dan kecepatannya lebih
cepat dari gerak sadar.
Gerakan ini terjadi melalui rangkaian impuls pendek tanpa diolah ke pusat saraf.
Contoh gerak refleks misalkan saat terkejut dan saat menyentuh benda yang terlalu
panas.
Konsep gerak impuls pendek adalah sebagai berikut :
Reseptor
neuron sesensorik
sumsum tulang belakang
neuron motor
efektor

Sistem Saraf Manusia


Sistem saraf manusia terdiri atas sistem saraf pusat ( sentral ) dan sistem saraf
tepi ( periferi ).
a. Sistem Saraf Pusat
b. Sistem Saraf Tepi

a. Sistem Saraf Pusat


Saraf pusat merupakan pengendali seluruh kegiatan tubuh. Saraf pusat terdiri atas :
1. Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh.
2. Sumsum tulang belakang berfungsi menghubungkan impuls dari dan ke otak, serta
memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refleks.
Otak dibagi menjadi 5 bagian besar :
Otak besar (cerebrum) berfungsi sebagai pusat saraf utama, karena mengatur sebagian
besar kegiatan tubuh.
Otak tengah (mesenchepalon) berfungsi penghubung antara serebrum dan medula
oblongata.
Otak kecil (cerebellum) berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan tubuh,
serta menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh
Sumsum lanjutan (Medula oblongata) berfungsi menghantar impuls dari medula
spinalis menuju ke otak, mengontrol kerja jantung, mengatur gerak refleks, dan
memengaruhi reflek fisiologi (detak jantung, kecepatan bernafas ( Vasokonstriksi Pusat
pernafasan , Mengontrol kegiatan refleks)
Jembatan Varol berfungsi menghubungkan antara sisi kanan dan sisi kiri otak kecil.

Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)


Merupakan lanjutan dari medula oblongata sampai dengan ruas kedua tulang pinggang.
Terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal.
Bagian luarnya tersusun dari bahan putih yang disebut substansi alba, sedangkan
bagian dalam tersusun dari bahan abu-abu disebut substansi grissea.

b. Sistem Saraf Tepi


Merupakan lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls dari dan menuju
ke sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi atau saraf perifer mempunyai 2 subdivisi

Page 7
fungsional utama yaitu sistem somatik dan otonom. Eferen somatik dipengaruhi oleh
kesadaran yang mengatur fungsi-fungsi seperti kontraksi otot untuk memindahkan suatu
benda,sedangkan sistem otonom tidak dipengaruhi oleh kesadaran dalam mengatur
kebutuhan tubuh sehari-hari. Sistem saraf otonom terutama terdiri atas saraf motorik
visera (eferen) yang menginversi otot polos organ visera,otot jantung,pembuluh darah dan
kelenjar eksokrin . Sistem saraf tepi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Sistem saraf aferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari reseptor
menuju ke sistem saraf pusat.
2. Sistem saraf eferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari sistem saraf
pusat menuju ke efektor.
Sistem saraf tepi pada manusia terdiri atas

12 pasang saraf serabut otak ( saraf kranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5
pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan.
31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang saraf
leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1
pasang saraf ekor.

Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi 2 :


1. Saraf somatik. Saraf ini mengatur gerakan yang disadari.
2. Saraf autonom. Saraf ini mengatur gerakan yang tidak disadari.
Berdasarkan fungsinya, saraf autonom ini dibagi menjadi 2 :
Saraf Simpatik
Ganglion terletak di sepanjang tulang punggung, menempel pada sumsum tulang
belakang.
Serabut praganglion pendek
Serabut pascaganglion panjang
Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis,memiliki
neurotransmiter norefinefrin atau Adrenalin shg disebut juga saraf adrenergik,fungsinya
mempertahankan derajat keaktifan(menjaga tonus vaskuler),memberi respon pada situasi
stres seperti. trauma, ketakutan, hipoglikemi, kediginanan, latihan.

Fungsi sistem saraf simpatik


1. mempercepat denyut jantung
2. memperlebar pupil
3. memperlambar proses pencernaan
4. memperkecil bronkus
5. memperkecil diameter pembuluh
6. mengembangkan kantung kemih.

Saraf Parasimpatik
Susunan sistem saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh.
Serabut praganglion panjang

Page 8
Serabut pascaganglion pendek
Memiliki fungsi yang berkebalikan dengan saraf simpatik.
Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula
spinalis,neurotransmiternya yaitu asetilkolin shg disebut jg saraf kolinergik,fungsinya
menjaga fungsi tubuh esensial seperti proses dan pengurangan zat-zat sisa.

B. Sistem Indera
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui
rangsangan-rangsangan dari luar atau disebut juga eksteroseptor. Eksteroseptor sering
disebut sebagai alat indera. Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia, yaitu indera
penglihat, indera pendengar, indera peraba dan perasa, indera pencium, dan indera
pengecap.

a. Indera Penglihat ( Mata )


Mata merupakan indera penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Hal paling sederhana yang dilakukan mata adalah mendeteksi terang dan gelap.
Kegiatan mata yang kompleks adalah memberikan pengertian secara visual.
Mata tersusun atas :

Alat tambahan mata, terdiri atas :


Alis mata, berfungsi untuk melindungi mata dari keringat dan debu.
Kelopak mata, berfungsi sebagai alat pelindung dan penutup bola mata sehingga aman
dari kotoran.
Bulu mata, berfungsi untuk melindungi mata dari debu dan kotoran.
Aparatus lakrimalis, berfungsi untuk mengeluarkan air mata.
Otot bola mata, berfungsi untuk menggerakkan bola mata.
Bola mata, merupakan bola berukuran 2.5 cm yang terdiri atas 3 lapisan
Lapisan bola mata tersusun 3 lapisan yaitu:
1. Tunika fibrosa
2. Tunika vaskulosa
3. Tunika nervosa (retina),
Tunika fibrosa tersusun atas
Sklera, berwarna putih, tidak tembus cahaya.
Kornea, lapisan tembus cahaya yang tidak mengandung pembuluh darah, mengandung
banyak saraf. Berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
Tunika vaskulosa tersusun atas
Koroid, merupakan lapisan jaringan tipis dan mengandung banyak pembuluh darah.
Warnanya cokelat karena mengandung pigmen. Berfungsi untuk memberi makan pada
retina.
Iris, merupakan selaput yang terletak menggantung di antara lensa dan kornea.
Mengandung banyak pembuluh darah dan pigmen.
Pupil, merupakan lubang di tengah iris yang berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke dalam retina.

Page 9
Tunika nervosa (retina), merupakan bagian mata yang paling peka terhadap
cahaya,tersusun atas dua jenis yaitu
1. Sel kerucut
2. Sel batang
Dari retina, cahaya akan diteruskan ke saraf optik.
Sistem kerja mata :
Mata menangkap cahaya.
Cahaya difokuskan menuju retina oleh kornea, dan diatur jumlahnya oleh pupil.
Cahaya ditangkap oleh sel batang (untuk bayangan) dan sel kerucut (untuk warna) yang
terletak di retina.
Impuls dari sel dijalarkan ke neuron bipolar, lalu ke neuron ganglion. Akson neuron
ganglion akan membentuk saraf otak II, lalu impuls disampaikan ke pusat saraf.

b. Indera Pendengar ( Telinga )


Telinga merupakan indera manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan
berupa bunyi. Selain itu, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan manusia.

Struktur telinga :
1. Telinga luar
2. Telinga tengah
3. Telinga dalam

Telinga luar
1. Daun telinga, berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan
akhirnya menuju gendang telinga
2. Saluran telinga luar, berfungsi sebagai saluran yang menyampaikan suara dari luar
menuju ke gendang telinga.
3. Membran timpani (gendang telinga), berfungsi untuk meneruskan suara ke telinga
tengah.
Telinga tengah
1. Tulang martil, berfungsi untuk meneruskan getaran suara.
2. Tulang landasan, berfungsi untuk meneruskan getaran suara.
3. Tulang sanggurdi, berfungsi untuk meneruskan getaran ke koklea.
4. Saluran eustachius, berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan telinga luar dengan
telinga dalam.
Telinga dalam
Labirin osea, merupakan rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum berisi
cairan perilimfe.
Kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), mengandung reseptor
keseimbangan tubuh.
Vestibula, mengandung reseptor keseimbangan tubuh.
Koklea (rumah siput), mengandung reseptor pendengaran yang berfungsi untuk
meneruskan rangsang bunyi ke pusat saraf.

Page
10
Labirin membranasea, bentuknya menyerupai labirin osea, namun letaknya lebih ke
dalam dan dilapisi sel epitel serta berisi cairan endolimfe.

c. Indera Peraba dan Perasa ( Kulit )


Kulit merupakan indera peraba manusia.
Kulit terdiri atas epidermis dan dermis.
Selain sebagai indera peraba, kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagi organ organ
manusia dan alat ekskresi karena memiliki kelenjar keringat.
Epidermis merupakan bagian kulit yang tersusun atas sel sel rapat.
Dermis merupakan lapisan yang terletak di bawah epidermis. Sel selnya tersusun
tidak terlalu rapat.
Fungsi kulit :
Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
Sebagai alat peraba.
Sebagai pelindung organ dibawahnya.
Tempat dibuatnya Vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
Pengatur suhu tubuh.
Tempat menimbun lemak
d. Indera Pembau ( Hidung )
Hidung merupakan indera manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa
bau.
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal
Berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara
Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung

Rongga hidung terdiri atas :


Rongga atas yang diisi oleh cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori.
Saraf ini menembus tulang tapis, masuk ke otak dan bersinaps dengan neuron traktus
olfaktrius pada bulbus olfaktrius.
Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
Bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima
rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau.
Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya
yang berlapis.
Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior kebagian posterior
yang berbatasan dengan nasofaring.
Fungsi hidung :
1. Merupakan jalur masuk keluar udara dari dan menuju ke paru paru.
2. Tempat menyaring udara yang dihisap.
3. Media untuk menerima rangsang bau.
4. Berhubungan dengan pembentukkan suara suara phonetik dimana ia berfungsi sebagai
ruang resonansi.

Page
11
Cara kerja hidung dalam membau :
Bau diterima saat proses inspirasi.
Zat bau larut dalam lendir pada selaput lendir hidung.
Terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit.
Timbul impuls untuk diproses oleh otak.

e. Indera Pengecap ( Lidah )


Lidah merupakan kumpulan otot yang digunakan untuk membantu dalam pencernaan
makanan, yaitu proses pelumatan/mengunyah, alat bantu dalam berbicara, dan sebagai
indera perasa.
Lidah terdiri atas kuncup kuncup perasa yang masing masingnya hanya mampu
menganalisa satu rasa secara maksimal.

Struktur lidah :
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.

Terdapat tiga jenis papila yaitu:


Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus
Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di
belakang lidah
Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada
hewan pengerat.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel
yaitu sel penyokong dan sel pengecap.
Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang.
Letak tunas pengecap berbagai macam rasa di lidah :
1. Rasa pahit terletak di dekat pangkal lidah.
2. Rasa asin terletak di samping tengah lidah.
3. Rasa asam terletak di samping depan lidah.
4. Rasa manis terletak di bagian lidah yang paling depan.
Selain di lidah, beberapa tunas pengecap juga terletak pada langit langit rongga mulut
dan tenggorokan.

Page
12
C. Sistem Hormon
Hormon adalah zat kimia berbentuk senyawa organik yang dihasikan oleh senyawa
organik.
Hormon mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, seperti homeostasis (pengaturan
secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan),
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, atau disebut juga kelenjar buntu, karena
hormon tidak dialirkan melalui saluran, namun langsung masuk ke pembuluh darah.
Ciri ciri hormon adalah sebagai berikut :
Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
sedikit.
Diangkut ke sel atau jaringan tujuan oleh darah.
Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target.
Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
Dapat memengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Hormon bekerja atas perintah dari saraf.
Sistem yang mengatur kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak di
daerah hipotalamus, atau disebut juga kendali saraf endokrin.
Karena hormon memengaruhi kerja organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan yang
timbul akan mudah ditelusuri.
Pengaruh kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf.

Ada 7 kelenjar endokrin yang dimiliki manusia :


1. Kelenjar hipofisis
2. Kelenjar Tiroid
3. Kelenjar Paratiroid
4. Kelenjar adrenal (anak ginjal)
5. Kelenjar kelamin
6. Kelenjar pankreas
7. Plasenta

a. Kelenjar hipofisis
Terletak pada dasar otak besar.
Berukuran kecil dan bulat dengan diameter 1,3 cm.
Mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur bermacam macam kegiatan
yang berlangsung dalam tubuh.
Disebut kelenjar pengendali atau mastergland.
Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu hipofisis lobus anterior dan hipofisis lobus posterior,
dan dihubungkan dengan hipotalamus.

Page
13
Di antara kedua lobus terdapat daerah yang tidak ada pembuluh darahnya, disebut
Hipofisis pars intermedia.

HIPOFISIS DIBAGI MENJADI 3 LOBUS


1. Hipofisis Lobus anterior
2. Hipofisis Lobus posterior
3. Hipofisis Pars Intermedia
Hipofisis lobus anterior menghasilkan hormon :
1. Somatotropin (STH) : merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, merangsang
pertumbuhan tulang dan otot.
2. Tirotropin (TSH) : mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok,
merangsang sekresi tiroksin.
3. Prolaktin (PRL) : memelihara korpus luteum untuk memproduksi prgesteron dan ASI.
4. Adrenocorticotrpic Hormone (ACTH) : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal
pada bagian korteks.
5. Hormon gonadotropin Hormon gonadotropin pada wanita : LH : memengaruhi
pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon progesteron. FSH :
merangsang pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon estrogen Hormon
gonadotropin pada pria FSH : merangsang terjadinya spermatogenesis. ICSH :
merangsang sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen.
Hipofisis lobus posterior menghasilkan hormon :
1. Oksitosin : merangsang otot polos yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi
saluran yang terdapat pada kelenjar susu.
2. Vasopresin : memengaruhi proses rearbsorpsi urin dan urea, meningkatkan tekanan
darah.
Hipofisis Pars Intermedia :
1. Menghasilkan MSH untuk meningkatkan pigmentasi kulit.
b. Kelenjar Tiroid
Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triyodotironin.
Hormon tiroksin dan triyodotironin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel
tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
c. Kelenjar Paratiroid
Terletak di belakang kelenjar tiroid.
Menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion Ca dan P
dalam cairan ekstraseluler.
d. Kelenjar adrenal (anak ginjal)
Terletak di atas ginjal.
Terbagi atas 2 bagian, yaitu korteks dan medula.

Page
14
Bagian korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokrtikoid
(membantu metabolisme garam Na dan K) dan glukokortikoid (membantu metabolisme
karbohidrat).
Bagian medula menghasilkan hormon adrenalin, yang berfungsi untuk meningkatkan
denyut jantung, kecepatan pernafasan dan tekanan darah, dan noradrenalin, yang
fungsinya terbalik dengan adrenalin.
e. Kelenjar kelamin
Ovarium
Menghasilkan ovum
Menghasilkan hormon estrogen
Menghasilkan hormon progesteron.
o Hormon Estrogen : berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita.
o Hormon. Progesteron: berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur
yang sudah dibuahi.
Testis
Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu
testosteron.
Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda
kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
f. Kelenjar pankreas
Menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Insulin berfungsi untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen saat
kadar glukosa dalam darah tinggi.
Glukagon berfungsi untuk mengubah glikogen menjadi glukosa saat kadar glukosa
dalam darah rendah.

g. Plasenta
Merupakan jaringan yang menghubungkan ibu dengan bayi di dalam rahim.
Menghasilkan Hormon :
Gonadotropin korion meningkatkan pertumbuhan korpus luteum serta sekresi estrogen
dan progesteron.
Estrogen : meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin.
Progesteron:meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin.
Somatotropin: meningkatkan pertumbuhan jaringan janin, membantu
perkembangan payudara ibu.

Pembahasan 2 : Sistem Koordinasi pada Hewan

Hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsang eksternal, tumbuh
mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk kompleks dan jaringan
tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan

Page
15
yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian
dari tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai
bagian satu sel maupun seluruh sel.
Suatu organisme hidup baik yang uniseluler maupun yang multiseluler, dapat berada
sebagai individu terpisah maupun sebagai suatu agregat/kumpulan yang bebas satu sama
lain(koloni). Sebuah koloni hewan mungkin terdiri dari hewan uniseluler atau hewan
multiseluler, namun hewan multiseluler bukan sebuah koloni hewan uniseluler. Walaupun
demikian, ada juga sebuah koloni hewan multiseluler yang karena aktivitas hidupnya
bermanifestasikan suatu kesatuan, maka koloni itu dianggap sebagai suatu organisme.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap
rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap
aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks
merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem
saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-
beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.

SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN

Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa penghantaran


impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera
dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan,
karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh
hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau
organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Page
16
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks
yang lain.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf
membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan
saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.

Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,
sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain
denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar


Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensorik
2. Lima pasang saraf motorik
3. Empat pasang saraf gabungan sensorik dan motorik
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling
penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf

Page
17
ekor.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf
pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf
simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik
terdiri dari keseluruhan nervus vagus bersama cabang-cabangnya ditambah dengan
beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
Struktur Sel Saraf
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson
(neurit).Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat
panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan
minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson
terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang
menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di
seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak
terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran
impuls

MACAM-MACAM RESEPTOR
Eksteroseptor
Eksteroseptor memberi informasi kejadian-kejadian pada permukaan tubuh hewan.
Eksteroseptor adalah suatu alat penerima rangsang dari luar, misalnya bila kita digigit
nyamuk atau dihinggapi serangga. Kita dapat mengetahui langsung tempat nyamuk itu

Page
18
menggigit dan serangga hinggap. Dengan secara refleks kita akan melakukan respon
terhadap bekas gigitan tadi misalnya menggaruk bekasnya.
Indra peraba dan tekanan diketahui sebagai indera dirasakan oleh ujung-ujung saraf pada
folikel-folikel rambut yaitu ujung-ujung saraf Merkels dan Paccini. Ujung saraf Paccini
yang berbentuk ovale adalah reseptor tekanan.
Ujung saraf Merkel, Paccini dan Meisner disebut juga mekanoreseptor karena bisa
menyampaikan rangsang yang disebabkan oleh rangsangan mekanis. Ujung-ujung saraf
Ruffini berguna sebagai reseptor panas. Dengan ujung saraf ini kita bisa mengetahui
perubahan temperatur pada permukaan kulit terutama panas. Reseptor yang demikian
disebut juga termoseptor. Reseptor untuk merasakan sakit ini merupakan ujung-ujung
saraf yang tersebar di seluruh tubuh.
1) Pit organ
Indera perasa panas pada beberapa hewan digunakan sebagai alat untuk menangkap
mangsanya. Alat untuk penerima panas tersebut dinamakan pit organ. Pit organ ini
dipunyai terutama oleh ular. Pit organ letaknya diantara mata dengan lubang hidung dan
pada bagian muka pada hewan lainnya. Bentuknya berupa saluran yang berisi darah dan
ujung-ujung saraf yang amat peka terhadap panas. Pit organ ini tidak bisa digolongkan ke
dalam eksteroseptor karena sumber rangsang tidak berasal dari permukaan tubuh tetapi
dari jarak tertentu.
2) Gurat sisi
Sistem saraf yang ditemukan pada golongan hewan Vertebrata rendah seperti pada ikan
dan amfibi. Gurat sisi ini pada ikan dan amfibi tertentu merupakan suatu saluran dibawah
kulit yang mempunyai saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran
itu merupakan lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada saluran gurat
sisi terdapat rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur disebut neuromast. Neuromast
ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan dan arus air. Selain itu juga untuk mengetahui
obyek yang bergerak berupa mangsa atau yang memangsanya.
3) Rheotaksis
Rheotaksis adalah suatu kecenderungan dari mahkluk hidup untuk menerima rangsangan
mekanis dari arus air karena gerakan. Misalnya pada planaria, cacing ini akan
mengadakan reaksi terhadap arus air dengan reseptor yang ada pada seluruh permukaan
tubuhnya.

4) Anemotaksis
Anemotaksis adalah suatu kemampuan hewan untuk mengetahui aliran udara
disekitarnya. Anemotaksis ini terdapat pada hewan terbang seperti lalat. Mereka
berorientasi di udara dengan menggunakan reseptor untuk mengetahui tekanan udara,
arus udara. Reseptor terdapat pada bagian dasar sayap dan pada bagian kepala.
5)Indera pengecap
Pengecap dirasakan oleh adanya reseptor pengecap yang disebut sel-sel pengecap.
Reseptor ini secara konstan memberi informasi mengenai sifat-sifat zat yang masuk
melalui mulut pada waktu makan, selain itu terdapat papilla pada lidah. Ada empat
macam rasa kecap utama yaitu: pahit, manis, asam dan asin. Indera pengecap sangat
penting untuk kelangsungan hidup hewan. Hewan yang mempunyai alat penciuman
kurang tajam, maka kurang berkembang pula alat pengecapnya. Reseptor pengecap
adalah suatu kemoreseptor karena dapat dirangsang oleh berbagai zat kimia.
6) Kemoreseptor
Indera penciuman dan pengecap termasuk suatu kemoreseptor, sebab indera pengecap
merupakan alat yang bisa merasakan zat-zat kimia dan indera penciuman bisa mencium
berbagai sifat zat kimia terutama baunya. Hewan-hewan rendah juga memiliki beberapa
kemoreseptor yang berkembang baik dan berperanan penting pada kelangsungan
hidupnya. Contohnya bila asam lemah diteteskan pada tubuhnya maka protozoa
(Amoeba,sp) akan menggerakkan pseudopodianya, Hydra dapat membedakan makanan

Page
19
yang hidup dan yang mati. Kemoreseptor berfungsu juga sebagai alat simbiosis
komensalisme dan parasitisme.
Proprioseptor
Informasi mengenai kedudukan tubuh dan lender dirasakan oleh propriseptor.
Proprioseptor terdapat pada empat otot (otot lurik), pada tendon otot, pada selaput
pembungkus otot berupa ujung saraf Paccini dan pada sendi. Proprioseptor merupakan
suatu mekanoseptor. Proprioseptor penting untuk mengatur koordinasi aktifitas otot.
Interoseptor
Interoseptor menyampaikan informasi mengenai kejadian-kejadian di dalam tubuh. Di
dalam tubuh hewan banyak reseptor yang secara konstan menyampaikan informasi
tentang keadaan alat-alat dalam seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah dan informasi
tentang lingkungan dalam seperti kadar glukosa darah, konsentrasi ion, dan PH kepada
saraf pusat. Semua reseptor diatas termasuk kedalam interoreseptor.
Selain interoseptor juga terdapat interoseptor khusus yang berfungsi sebagai alat
keseimbangan. Letaknya pada telinga dalam yang disebut Labirin. Labirin terdiri atas alat
keseimbangan untuk merasakan gerakan kepala yaitu saluran-saluran semisirkuler dan
alat untuk mengetahui kedudukan kepala yaitu utrikulus dan sakulus.
Fotoreseptor
Hampir semua hewan mempunyai kapasitas untuk merespon terhadap cahaya. Cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik dan organ visual dari hewan memperlihatkan
perbedaan sensitifitas terhadap gelombang cahaya yang berbeda. Disamping
memperlihatkan sensitifitas teerhadap cahaya, kebanyakan hewan telah mempunyai organ
penglihatan yang baik yaitu mata. Mata atau titik mata ditemukan pada Platyhelminthes,
Nematelminthes, Annelida, Molluska, Arthropoda dan semua Vertebrata. Mata dibangun
oleh sel-sel fotoreseptor yang menerima kualitas cahaya tertentu seperti intensitas dan
warna.

Struktur mata Vertebrata


Mata mammalia merupakan organ khusus yang bentuknya hamper bundar.
Gerakan bola mata dikendalikan oleh enam otot intrinsik yang diberi nama sesuai
dengan temapt melekatnya. Bola mata mempunyai tiga lapisan dinding. Paling luar
disebut lapisan sclera yang dibangun oleh jaringan fibrosa. Mempunyai fungsi
sebagai pelindung. Sclera sebalah muka berubah menjadi transparan seperti gelas
yang disebut kornea. Di permukaan luar kornea dilapisi oleh lapisan tipis
transparan dan banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan ini disebut
konjungtiva. Lapisan tengah disebut lapisan koroid. Koroid dibangun oleh jaringan
ikat yang mempunyai banyak pembuluh darah dengan sejumlah se-sel pigmen.
Pada beberapa binatang malam pada koroid terdapat lapisan pemantul yang
disebut tapetum dan pada malam hari kelihatan memantulkan cahaya. Di bagian
muka mata koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris. Pada mamalia iris
mempunyai pigmen. Lapisan yang terdalam disebut retina, merupakan lapisan
saraf yang tipis, sensitif terhadap cahaya dan berisi epitel sensorik. Bayangan dari
suatu benda yang kita lihat akan terbentuk pada retina.
Di belakang iris terdapat sebuah lensa cembung yang diikat oleh otot lensa. Lensa
membagi mata menjadi dua buah rongga yaitu ruangan antara kornea dengan lensa
(rongga muka) dan ruangan di belakang lensa (rongga belakang). Kedua rongga itu
diisi cairan kental. Rongga belakang berisi vitreous humour yang transparan dan
seperti jeli sedangkan rongga muka berisi aqueous humour.
Struktur retina
Retina merupakan lapisan yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya.
Retina menangkap bayangan dari obyek dari luar dan meneruskan kesan tersebut
ke pusat penglihatan pada korteks serebral. Sebelum cahaya sampai pada lapisan
reseptor (sel kerucut dan batang) terlebih dahulu harus menembus melewati

Page
20
kornea, aqueous humour, lensa , vitreous humour dan lapisan retina. Lapisan
reseptor mempunyai suatu daerah yang disebut fovea yang hanya berisi sel-sel
kerucut.
Penyebaran sel-sel kerucut dan sel batang pada retina mata tidak merata. Pada
manusia mulai dari fovea ke bagian tepi dari retina jumlah sel kerucut makin
berkurang sedang sel batang makin bertambah. Pada hewan malam retina
terutama berisi sel-sel batang. Sebaliknya hewan yang aktif pada siang hari
retinanya berisi sel kerucut. Sel-sel batang sangat penting untuk penglihatan pada
waktu cahaya berkurang tapi tidak dapat melihat warna. Pigmen yang sensitif
terhadap cahaya yang terdapat pada sel batang akan terurai oleh cahaya yang
terdapat pada sel batang akan terurai oleh cahaya dan dibentuk kembali waktu
gelap. Karena regerasinya lambat maka fotosintesis sel batang secara berangsur
bertambah di tempat yang gelap.
Sel kerucut sangat penting untuk penglihatan di waktu terang dan dengan adanya
sel-sel kerucut kita dapat melihat zat warna. Sel-sel kerucut memerlukan cahaya
terang agar dapat berfungsi. Pada fovea atau bintik kuning hanya terdapat sel-sel
kerucut dan tiap sel dihubungkan dengan satu serabut saraf. Sel kerucut juga
mempunyai pigmen yang sensitive pada cahaya. Terdapat tiga macam pigmen,
salah satu yang telah dapat diketahui adalah iodopsin. Terdapat tiga type sel
kerucut yang peka terhadap sinar merah, hijau dan biru.
Warna pada penglihatan
Warna pada penglihatan Vertebrata disebabkan adanya tiga macam pigmen,
msing-masing pigmen cocok dengan panjang gelombang cahaya tertentu yang
sesuai dengan warna biru, hijau dan merah. Menurut teori trichromatik ketiga
pigmen tersebut terdapat terpisah pada sel-sel kerucut. Pigmen-pigmen tersebut
terdapat secara bersama-sama atau secara kolektif bertanggung jawab atas
kesempurnaan melihat warna.
Akomodasi
Akomodasi berarti memfokuskan atau memusatkan bayangan. Pada hewan-hewan
tertentu masalah akomodasi dipecahkan dengan jalan menambah dan mengurangi
panjang bola mata. Akomodasi denganmengubah jarak lensa sebagai berikut:
1. Pada Cyclostomata dan Teleostei (ikan bertulang) untuk obyek yang dekat lensa
tidak diubah, tapi untuk yang jauh lensa mata digerakkan ke belakang (diameter
bola mata diperkecil)
2. Ikan tulang rawan, Amfibi dan bangsa ular lensa tidak diubah untuk obyek yang
jauh dan digerakkan ke muka untuk obyek yang dekat (diameter bola mata
bertambah).
Pada mamalia burung dan reptil (selain dari ular) lensa tidak dapat diubah
jaraknya tapi dapat diubah kecembungannya. Pengaturan kecembungan lensa
diatur oleh otot-otot lensa.

INDERA PENDENGARAN
Suara merupakan energi yang berupa getaran udara, air atau benda padat.
Manusia dapat mendengar suara pada frekuensi antara 20-20.000 Hz. Anjing dapat
mendengar suara sampai 30.000 Hz, sedangkan kelelawar mampu umtuk
mendengar suara dengan frekuensi 100.000 Hz dan menggunakannya untuk
orientasi waktu terbang. Tidak hanya Vertebrata saja yang dapat mendengar,
tetapi hewan Avertebrata ada juga yang memiliki alat pendengar.
Alat pendengar pada Insect
Reseptor pendengaran pada serangga terdapat pada rambut-rambut sensoris,
banyak diantaranya yang mempunyai sel-sel sensori yang dapat mendeteksi suara.

Page
21
Hampir semua serangga mempunyai reseptor yang dapat merespon getaran udara
dengan frekuensi lebih dari 10 KHz.

Alat pendengaran Pisces


Selain memilki gurat sisi, ikan juga memiliki telinga dalam yang berisi reseptor untuk
keseimbangan (labirin) dan reseptor pendengar. Sel-sel rambut pada gurat sisi ikan peka
terhadap getaran dengan frekuensi lebih dari 200 Hz.

MEKANISME PENGHANTAR IMPULS


Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui
serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik
antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub
positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)
terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan
potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter
akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan
impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang
maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat
menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada
impuls yang lemah.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh
tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang
terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-
sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel
otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

SISTEM SARAF PADA AVERTEBRATA


Sistem saraf hewan bersel satu

Page
22
Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan
Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu
mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu
sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium
meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala
kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri
terhadap linngkungannya.
Sistem saraf pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea
yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem
saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain
menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub
satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling
berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya
lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai
cirri-ciri sinaps.
Sistem saraf pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-
sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai
cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala belum
ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki
pembuluh, duri dan lain-lain.

Gbr. Echinodermata dan bagian-bagiannya


Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata tapi sudah
mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik,
sel saraf sensorik dan telah ada refleks.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya
terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali.
Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
Sistem saraf pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf
pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian
muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala
terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga.
Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun
secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang
lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai
peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya
pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas
otot.

Sistem saraf pada Arthropoda


Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah, dan
Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda
dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum,
deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay
sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih
rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan
pusat refleks lokal.

Page
23
Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan
membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak
cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah
mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal
dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar
berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda
ventral.

Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat kuat, dan
organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk
yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu
terdapat pada sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-
antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang bilobus.
Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal.
Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis.
Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.

Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk meraba,merasa, dan
membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada permukaan segmen abdomen
pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa serta dalam mendeteksi suara. Pada
sayap dan kaki belalang sering terdapat alat-alat untuk membuat suara. Belalang
mempunyai 2 buah mata majemuk yang besar-besar, terdiri dari ommatidia. Di samping
itu ada 3 oselli atau 3 buah mata sederhana

Sistem saraf Annelida


Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat
juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal
itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari
ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap
metamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen
ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera yang menerima saraf dari ganglion
supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari
kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.

Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen
dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping iti ada ganglion suprafaringeal
anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di
sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap
metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam
kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan
cahaya.
Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu
telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus
yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari
reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh
disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya.
Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion
mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor
kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang

Page
24
menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
Sistem saraf Mollusca
Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion, sepasang dekat esophagus, sepasang dalam kaki,
dan sepasang dekat ujung posterior massa visceral. Ganglion-ganglion itu dihubungkan
satu dengan yang lain dengan serabut-serabut longitudinal dan yang anterior juga oleh
serabut-serabut transversal.
Sel-sel sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan cahaya, terdapat di sepanjang batas
mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan keseimbangan terdapat pada tiram. Organ
perasa kurang berkembang dibandingkan anggota molluska lainnya.

Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal
dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut
keseluruh sistem organ.
Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea, lensa
dan retina dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius). Di bawah ganglia kaki terdapat
sepasang statokis, yaitu organ keseimbangan, masing-masing mengandung benda-benda
berkapur, silia dan sel-sel peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula
struktur peraba.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol
ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh
aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada
Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena adanya
penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu
otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian suboesofagus
terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu terdapat pula bagian
yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan tentakel.
Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang
berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.

SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA


Sistem saraf Pisces
Ikan perak mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan
diensefalon kecil, sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf
kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan
saraf spinal berpasangan pada tiap segmen tubuh.
Terdapat pada ikan bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-
sel yang sensitif terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut.
Mata lebar mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk
mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya.
Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan. Ikan
tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi
atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral tubuh
mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan
arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh saraf
kranial ke X (N. vagus),oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa telinga tengah
pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral.
Sistem saraf Amphibi
Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10
saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9
membentuk pleksus iskiadikus.
Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang
ketiga yang transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot

Page
25
superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior.
Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn semisirkular,
yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga
tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus ke kolumella (tulang tipis
dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus melalui stapes ke koklea).
Sistem saraf Reptil

Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus,
serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral
terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12
pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke somit-somit tubuh.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada rungga
hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah.
Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga dalam dengan
tiga saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius
dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.
Sistem saraf Aves
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum
besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus
optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus
kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi
sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada
saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang.
Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada
dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu
sebuah membran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan
melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag
disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna
sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.
Sistem saraf Mammalia
Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan
berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh
alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior.
Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori eksternal
ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak
berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding
dengan vertebrata yang lebih rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas,
organ pembau lebih efektif, karena membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan
karena papan-papan tulang dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurva.
SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).
Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan
metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah
yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama
pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel.
Hormon memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
sangat kecil
2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapoat di sel target
3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
4.Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target,tetapi dapat juga mempengaruhi
beberapa sel target belainan.
Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan struktur kimiawinya yaitu hormon yang terbuat

Page
26
dari peptida (hormon peptida) dan hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid).
Perbedaan saraf dan hormon adalah saraf bekerja cepat dan pengaruhnya cepat hilang.
Sedangkan hormon bekerja lambat dan pengaruhnya lama. Berdasarkan waktu
pembuatan, kelenjar yang menghasilkan hormon terbagi atas kelenjar yang bekerja
sepanjang waktu ,contohnya: kelenjar hipofisis,tiroid,pankreas,adrenal, serta kelenjar
yang bekerja pada usia tertentu, contohnya: kelenjar reproduksi dan kelenjar timus.
Hormon dikeluarkan dan masuk ke aliran darah dalam konsentrasi rendah hingga menuju
ke organ atau sel target. Beberapa hormon membutuhkan substansi pembawa seperti
protein agar tetap berada di dalam darah. Hormon lainnya membutuhkan substansi yang
disebut dengan reservoir hormon supaya kadar hormon tetap konstan dan terhindar dari
reaksi penguraian kimia. Saat hormon sampai pada sel target, hormon harus dikenali oleh
protein yang terdapat di sel yang disebut reseptor. Molekul khusus dalam sel yang disebut
duta kedua (second messenger) membawa informasi dari hormon ke dalam sel.
Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

a.Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon
yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut
master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian
tengah, dan bagian posterior.
b.Tiroid(Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan
pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu
panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja
keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan
metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada
anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan
anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki
dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus
Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi
bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola
mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
c.Paratiroid/Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang
berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini
menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan
dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan
kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak
mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah
sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
d. Kelenjar Adrenal/Suprarenal/Anak Ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat
satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian
tengah (medula).
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai

Page
27
berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di
dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin
meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala
lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata
terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
e. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans
berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini
berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke
sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan
hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas
juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium
juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu
sebagai berikut.
Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder
pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan
wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan
payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan
kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain
menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara
kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai
kumis, dan jakun.
Sistem Hormon pada Hewan
Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu.
Pada Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme
neurosekresi mengatur pertumbuhan dan reproduksi. Demikian juga pada cacing pipih
dan nematoda hanya mempunyai mekanisme neurosekresi. Hewan rendah yang
mempunyai kelenjar endokrin ialah Cephalopoda, Arthropoda dan hewan yang lebih
kompleks lainya. Pada Crustacea terdapat kelenjar sinus pada insekta ada korpus
kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama dengan neurohipofisis (hipofisis bagaian
belakang) pada vertebrat. Jadi pada dasarnya hewan rendah maupun vertebrata terdapat
suatu hub ungan antara sistem syaraf dengan kelenjar endokrin. Hipotisis pada vertebrata
disebut kelenjar neuroendokrin.
Coelenterata
Pada Coelenterata selurah sistem syaraf bekerja sebagai sistem neurosekresi. Misalnya
pada ubur-ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut radialnya mempunyai sel-sel
neurosekresi. Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting
misalnya untuk proses melepaskan gamet.
Platyhelminthes
Pada cacing pipih sel-sel neurosekresi terdapat pada ganglion otak. Fungsinya belum
diketahui tapi diduga belum mempunyai peranan dalam proses regenerasi.

Page
28
Annelida
Sel-sel neurosekresi pada annelida terdapat pada ganglion supraoesofagus, ganglion
suboesufagus dan ganglion ventral. Neuro hormon pada cacing tanah banyak diselidiki
peran neurohormon pada annelida ialah dalam fungsi:
1.Tumbuh dan regenerasi
2.Transformasi somatik berkenaan dengan reproduksi
3.Pemotongan ganda dan perkembangan seksual
4.Menentukan ciri-ciri kelamin luar (sekunder)
5.Penyembuhan luka
Mollusca
Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula
kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada
Octopus.
Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis
dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak
ganglion otak merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik
otak maupun tentakel berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon
(neurohormon). Neurohormon dari tentakel merangsang produksi sperma sedang dari
otak merangsang perkembangan telur. Pada octopus proses kedewasaan juga diatur oleh
sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan
ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada octopus sama seperti hubungan hipotalamus-
hipofisisgonade pada vertebrata.
Crustacea (udang-udangan)
Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat kompleks dan sangat erat
hubungannya dengan sistem saraf dan ganglionnya. Diantaranya hormon yang penting
adalah:
1)BeberapaNeurohormonTangkai Mata
Terdapat beberapa neurohormon yang berasal dari ganglia optik yang letaknya pada
tangkai mata:
Hormon Pigmen Retina
Kromatorotrofin
Hormon Hiperglikemik
Hormon Inhibitor Ovarium
Hormon Inhibitor Pengelupasan (Moulting)
2)Organ Y
3)Kelenjar Androgen Pada Jantan
4) Ovarium Insecta
Hampir semua hormon dihasilkan sel neurosekresi dari ganglion otak dan ganglia lainnya
yang dapat ditemukan pada protoserebrum, tritoserebrum, ganglion suboesofagus dan
ganglia ventral.

Hewan diketahui juga menghasilkan sejumlah hormon yaitu :


Juvenil hormone(JH), merangsang perubahan serangga dari bentuk ulat ke larva. Hormon
ini tidak dihasilkan ketika serangga mencapai bentuk dewasanya.
Ecdysone, merangsang perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja
antagonis dengan JH.
Octopamine, menaikkan kadar penggunaan glukosa oleh otot.
Adipokinetic Hormone, mempercepat perubahan lemak menjadi energi.
Bovine Somatotropin(BST),meningkatkan produksi susu pada ternak.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Page
29
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi.
Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi.
Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap
aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks
merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin(hormon).
Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak
dimiliki oleh tumbuhan.
Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan
semakin komplek sistem sarafnya.

Kesimpulan dan Saran


Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi
rangsangan.
Klasifikasi dalam sistem koordinasi manusia yaitu:
Sistem Saraf
Sistem Indera
Sistem hormon

Sistem koordinasi pada hewan berbeda antara hewan satu dan hewan lainnya. Setiap
hewan memiliki sistem koordinasinya masing-masing menurut jenisnya.

Page
30
Daftar Pustaka :

http://mathamal.blogspot.com/2012/09/sistem-koordinasi.html

http://zaifbio.wordpress.com/2009/06/20/sistem-koordinasi-pada-hewan/

Page
31

Anda mungkin juga menyukai