Anda di halaman 1dari 7

1.

Bentuk Rangcangan Pre eksperimental


a. Post Test Only design
Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X), kemudian
dilakukan pengukuran (observasi) atau pos tes (02). Salam tidak ada kelompok
kontrol, hasil 02 tidak mungkin dibandingkan dengan yan lainnya. Rancangan oini
sering disebut juga The One Shot Case Study. Hasil observasi ini 02 hanya
memberikan informasi yang bersifat deskriptif.
Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
Eksperimen Pos Tes
X 02

Dalam rancangan ini sama sekali tidak ada kontrol atau tidak ada internal validitas.
Sifatnya yang cepat dan mudah menyebabkan rancangan ini sering digunakan untuk
meneliti suatu program yang inovatif, misalnya di bidang pendidikan kesehatan.

b. Rancangan One Group Pretest Postest


Rancangan ini juga tidak ada kelompok pembanding (kontrol) tetapi paling tidak
sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat
menguji perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen.
Bentuk rancangan ini sebagai berikut :
Eksperimen Perlakuan Pos Tes
01 X 02

Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahwa perubahan yang
terjadi variabel dependent karena intervensi atau perlakuan. Tetapi perlu dicatat
bahwa rancangan ini tidak terhindar dari berbagai macam (kelemahan) terhadap
validitas, misalnya sejarah, testing, maturasi dan instrumen.
c. Rancangan perbandingan kelompok statis
Rancangan ini seperi rancangan pertama, hanya bedanya menambahkan
kelompok kontrol atau kelompok pembanding. Kelompok eksperimen menerima
perlakuan (X) yang diikuti dengan pengukuran kedua atau observasi (02). Hasil
observasi pada kelompok kontrol, yang tidak menerima program perlakuan.
Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kelompok Eksperimen X 02

Kelompok kontrol 02

2. Rancangan Eksperimen Sungguhan (TRUE EXPERIMEN)

1. Rancangan Pretest Posttest dengan Kelompok Kontrol (Pretest-Postest with control


Group)

Dalam rancangan ini dilakukan randominasi, artinya pengelompokkan anggota-anggota


kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random.
Kemudian dilakukan pretest (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (x)
pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postest (02) pada kedua
kelompok tersebut. Bentuk rancangan ini sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Postest


R (Kel. Eksperimen) 01 x 02

01 x 02
R (Kel. Kontrol)

Dengan randomisasi(R), maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sams sebelum
dilakukan inntervensi (Perlakuan). Karna kedua kelompok sama pada awalnya, maka
perbedaan hasil postest (02) pada kedua kelompok tersebut dapat disebut sebagai pengaruh
dari intervensi atau perlakuan. Rancangan ini adalah salah satu rancangan yang terkuat
dalam mengontrol ancaman-ancaman terhadap validitas.
Rancangan iini dapat diperluas, dengan melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dengan
kata lain, perlakuan dilakukan pada lebih dari satu kelompok, dengan bentuk perlakuan yang
berbeda. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Postest


R (Kel. Eksperimen) a)
01 x (a) 02

01 x (b) 02
R (Kel. Eksperimen) b)

R (Kel. Kontrol) 01 02

Pada rancangan ini, kesimpulan-kesimpulan mengenai efek perbedaan antara program


(intervensi) satu dengan lainnya dapat dicapai tanpa menggunakan kelompok kontrol.

2. Rancangan Randomized Salomon Four Group


Rancangan ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validitas yang ada pada rancangan
randomis kontrol grup pretest postest. Apabila pretest mungkin mempengaruhi subjek
sehingga mereka menjadi lebih sensitif terhadap perlakukan (X) dan mereka bereaksi secara
berbeda dari subjek yang tidak mengalami pretest, maka eksternal validitas terganggu, dan
kita tidak dapat membuat generalisasi dari penelitian itu untuk populasi. Demikan pula kalau
ada interaksi antara pretest dengan perlakuan (X). Rancanagan salomon dapat mengatasi
masalah, ini dengan menambah kelompok ke 3 (dengan perlakuan, tanpa (pretest) dan ke 4
(tanpa perlakuan, tanpa pretest). Bentuk rancangan ini sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Postest


R (Kel. Eksperimen)
01 x 02

01 x 02
R (Kel. Kontrol)
02

R (Kel. Kontrol) 02

R (Kel. Kontrol)
3. Rancangan Postest dengan Kelompok kontrol (Postest Only Control Group Design)
Rancangan ini juga merupakan eksperimen sungguhan dan hampir sama dengan
rancangan yang telah dibicarakan sebelumnya, hanya bedanya tidak diadakan pretest.
Karena kasus-kasus telah dirandomisasi baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. Kelompok-kelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan perlakuan.
Bentuk rancangan ini sebagai berikut :

Perlakuan Postest
R (Kel. Eksperimen)
x 02

02
R (Kel. Kontrol)

Dalam rancangan ini, memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan


(intervensi) pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut
dengan kelompok kontrol. Tetapi rancangan ini tidak memungkin peneliti untuk
menentukan sejauh mana atau seberapa besar perubahan itu terjadi, sebab pretest tidak
dilakukan untuk menentukan data awal.

3. Rancangan Ekperimen Semu


Desain ini tidak emmpunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan saat
yang sama dapat mengontrol ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena
syarat-syarat sebagai penelitian eksperimen tidak cukup memadai. Syarat pokok yang
tidak dipenuhi oleh penelitian eksperimen semu adalah :
Tidak adanya randomisasi yang berarti pengelompokkan anggota sampel pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random
atau acak
Kontrol terhadap variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidka
dilakukan, karena eksperimen ini biasanya dilakukan di masyarakat.

Oleh karena itu penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen
yang sebenarnya.
Rancangan tergolong dalam rancangan semua adalah sebagai berikut :

a. Rancangan rangkaian waktu (Time Series Design)


Rancangan ini seperi pretes-poster, kecuali mempunyai keuntungan denagn
melakukan observasi (pengukuran yang berulang) sebelum dan sesudah perlakuan.
Bentuk rancangan ini dilakukan sebagai berikut .
Pre Tes Perlakuan Pos Tes

01 02 03 X 04 05 06

Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat memungkinkan validitas


lebih tinggi. Karena rancangan prepostes, kemungkinan O2 dipengaruhi oleh faktor
lain diluar perlakuan sangat besar, sedangkan pada rancangan ini oleh karena
observasi dilakukan lebih dari satu kali (baik sebelum maupun sesudah perlakuan),
maka pengaruh faktor luar tersebut dapat dikurangi.

b. Rancangan Control Time Series Design


Pada dasarnya rancangan ini adlaah rancangan rangkaian waktu hanya dengan
menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih
memungkinkan adanya kontrol terhadap validitas internal, sehingga keuntungan
dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi.
Bentuk rancangan dapat digambarkan sebagai berikut.
Pre Tes perlakuan Pos Tes
Kelompok Eksp 01 02 03 X 04 05 06
Kelompok kontrol 01 02 03 X 04 05 06

c. Rancangan non equivalent control group


Rancangan non equvalen control group ini snagat baik digunakan untuk
evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan lainnya. Di samping itu
rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil intervensi prodram kesehatan
di suatu kecamatan atau desa dengan kecamatan lainnya. Dalam rancangan ini,
pengelompokkan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak dilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu sering juga disebut
non random control group pretes postes.
Bentuk rancangan dapat digambarkan sebagai berikut
Pre Tes Perlakuan Pos tes
Kelompok eksp 01 X 02

Kelompok Kontrol 01 X 02

d. Rancangan separate sampel pretes-postes


Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian kesehatan dan keluarga
berencana. Pengukuran pertama (pretes) dilakukan terhadap sampel yang dipilih
secara acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan perlakuan pada semua
populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postes) pada
kelompok sampel lain, yang juga dipilih acak dari populasi yang sama. Rancangan
ini baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari tes. Meskipun tidak dapat
mengontrol sejarah, maturasi, dan instrumen.
Rancangan dapat digambarkan sebagi berikut
Pre Tes Perlakuan Pos tes
Kelompok eksp 01 X

Kelompok Kontrol X 02
Daftar Pustaka

1. Notoatmodjo, Soedibjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta
2. Arikunto, Suharmisi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
3. Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai