INDUSTRI SEMEN
1.1 . PENDAHULUAN
Kata semen dari diambil dari kata caementum yang artinya bahan perekat yang
memiliki kemampuan untuk mempersatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu
kesatuan yang kokoh. Pada saat sekarang ini, istilah semen dapat pula diartikan yaitu yang
meliputi bahan pengikat yang terdiri dari zat organic yang tidak dapat dimanfaatkan untuk
bahan gedung maupun dari zat anorganic yang dapat dipergunakan untuk bangunan
gedung.Sedangkan secara umum semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive dan sifat
cohesive, yang digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material) lainnya seperti pasir dan
batu kerikil.
Seiring perkembangan zaman, semen dibuat sesuai dengan kebutuhan dalam
pembangunan, namun semen Portland yang merupakan jenis semen yang paling banyak
digunakan di dalam kontruksi Indonesia. Semen Portland ditemukan oleh Joseph Aspdin pada
tahun 1824. Dikatakan semen portland, karena beton yang dibuat dengan semen ini
menyerupai batu bangunan yang ada di Pulau Portland, Inggris. Semen (cement) merupakan
hasil industri dari paduan bahan baku, yaitu batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan
lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk
bubuk/bulk.
Jika dilihat dari tujuan dan pemakaian semen portland dibagi dari lima type:
1. Type I Semen Reguler
Semen jenis ini adalah semen yang umumnya digunakan untuk bangunan, ada beberapa
jenis semen ini, misalnya semen putih yang kandungan feri oksidanya lebih kecil, semen
sumur minyak, semen cepat keras dan lain sebagainya.
2. Type II Semen Modifikasi
Semen ini jenis yang kegunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang.
3. Type III Semen Kekuatan Awal Tinggi
Semen ini merupakan jenis semen yang penggunaannya menuntut kekuatan awal tinggi.
4. Type IV Semen Kalor Rendah
Semen jenis ini dalam penggunaanya menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah.
5. Type V Semen Tahan Sulfat
Semen jenis ini dalam penggunaanya menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.
1.2.5. Gypsum
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang lebih banyak
dari pada mineralnya. Gypsum berfungsi memperlambat proses pengerasan dari semen
(retarde). Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat
gipsum sebagai retarder. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium
sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Dalam pengujian kuat tekan semen dengan
kandungan Gypsum yang bervariasi dan gypsum yang berbeda gypsum Natural dan gypsum
sintetis serta menggunakan campuran gypsum natural dan gypsum sintetis dengan
perbandingan 1:1 dengan target SO3 dalam semen 1,3 %, 1,5%, 1,7% dan 1,9 %.
Kegunaan gypsum:
- mengatur waktu pengikatan daripada semen atau yang dikenal dengan sebutan retarder
- Selain sebagai pengatur waktu pengikatan dan penyebab pemuaian, gypsum juga dapat
mempengaruhi kuat tekan baik itu nilai kuat tekan maupun perkembangan kuat tekan
Kerugian gypsum:
- Gypsum dalam semen dapat memberikan efek negatif apabila dalam jumlah yang besar
,yang mana dapat menyebabkan terjadinya pemuaian pada semen pada saat digunakan
itulah sebabnya penggunaan gypsum harus dikontrol secara ketat
o Tanah Liat
Rumus kimia : Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O
o Gypsum
Rumus kimia : CaSO4.2H2O
Berat molekul : 172,17 gr/mol
Densitas : 2, 32 gr/ml
Titik leleh : 1280C
Titik didih : 1630C
Warna : Putih
Kelarutan : Larut dalam air, gliseril, Na2S2SO3 dan garam NH4
1.3. 2. Produk (C3S, C2S, dan C3A)
Secara umum sifat fisik dan kimia semen berbeda- beda bedasarkan karakteristiknya.
Namun terdapat syarat untuk menjaga terjamin mutu dari semen, yang harus diperhatikan
Sifat Fisik
Reaksi kimia umum yang terjadi dalam proses pembuatan semen yaitu:
CaCO3 CaO + CO2
Reaksi yang terjadi dalam klin pada fasa padat adalah sebagai berikut:
Dimana:
Gas panas yang digunakan di klin diambil dari hasil pembakaran bahan bakar
berasal dari belakang klin. Dikarenakan adanya putaran dan posisi klin yang miring
(rendah di bagian belakang) maka material padatan bergerak dari depan ke belakang.
Selama pergerakan, terjadi kontak antara material dengan gas panas yang bergerak ke
depan. Semakin kearah belakang temperatur semaking tinggi, sehingga akan terjadi proses
perubahan wujud dan komposisi dari klin feed menjadi klinker.
Klinker lalu dialirkan ke cooler, disini klinker akan membentuk menjadi butiran-
butiran disebabkan pendinginan yang mendadak. Pendinginan ini menggunakan udara
yang dimasukkan ke cooler.Udara ini menjadi udara panas setelah digunakan untuk
pendinginan, selanjutnya udara panas ini dimanfaatkan untuk proses pembakaran di klin.
Dari cooler butiran ini disimpan sementara di clinker storage. Lalu butiran- butiran
klinker ini di haluskan kembali dan dicampur gypsum. Untuk mendapatkan butiran yang
homogen, klin diayak di peripheral screen. Peripheral screen ini terdiri dari beberapa
tingkat, jadi klin akan masuk ke ayakan ke- 1. Ukuran yang lolos dari ayakan akan
dilanjutkan ke ayakan berikutnya, sedangkan yang tertinggal akan dikembalikan ke
masukan awal atau dimasukkan ke tube mill, dimana kedua- duanya bertujuan untuk
menghaluskan kembali agar dapat lolos ayakan. Dari pengayakan ini akan dihasilkan
semen dengan ukuran yang sama.
1.9 . KEGUNAAN
Reaksi kimia umum yang terjadi dalam proses pembuatan semen yaitu:
CaCO3 CaO + CO2
1.10. 2. Saran
Dalam masalah proses industri kimia seperti ini seharusnya dibutuhkan banyak
referensi sebagai pembanding tentang bahan yang sudah ada, namun referensi penulis
sangatlah terbatas. Sehingga makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://translate.google.co.id
http://translate.googleusercontent.com