Anda di halaman 1dari 68

ANALISA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT

RESIN BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN


VARIASI JUMLAH LAPISAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat


dalam Memperoleh Gelar Serjana Teknik
pada Program Studi Teknik Mesin S1

Diajukan Oleh :
MUHAMMAD AKMAL
2012110056

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2017
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
ANALISA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT
RESIN BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN
VARIASI JUMLAH LAPISAN

Muhammad Akmal
2012110056

Disahkan Oleh: Disetujui Oleh:


Ketua Program Studi Teknik Mesin Pembimbing

Arfidian Rachman, Ph.D Rozi Saferi, S.T., M.T


NIDN: 1011107202 NIDN: 1020107802

Diketahui Oleh:
Dekan Fakultas Teknologi Industri

Arfita Yuana Dewi. R, S.T., M.T


NIDN: 1024017501

1
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ANALISA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT RESIN BERPENGUAT
SERAT RAMI DENGAN VARIASI JUMLAH LAPISAN
Di Persiapan Dan Disusun Oleh:

MUHAMMAD AKMAL
2012110056

Telah dipertahankan didepan dewan penguji


Pada jumat, 3 Maret 2017

Susunan Dewan Penguji


Ketua,

Rozi Saferi,.S.T,.M.T
NIDN: 1020107802

Anggota,

Dr. Ir. M. Yahya, M.Sc. Eng Drs. Syafrul Hadi, S.T., M. Eng
NIDN : 0005036209 NINDN : 1025125402

2
ABSTRAK

Perkembangan teknologi komposit saat ini sudah mulai mengalami pengeseran,


dari bahan komposit berpenguat serat sintesis menjadi bahan komposit berpenguat serat
alam. Serat alam rami (Boehmeria Nivea) memiliki peluang untuk dikembangkan
sebagai media penguat pada resin polyester. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
perubahan kekuatan tarik,dan karakteristik dinamik komposit resin perpenguat serat
rami akibat pengaruh lingkungan. Dalam penelitian ini digunakan serat rami pintalan
dengan diameter 1.5 mm yang ditenun secara menual dan matriks polyester jenis resin
bening. Fraksi volume serat dan resin yang digunakan 6 % berbanding 94 %. Tenunan
serat divariasikan jumlah lapisan baik 1,2 dan 3 lapisan tenunan serat rami diberi
perlakuan 20% NaOH selama 30 menit. Spesimen uji tarik dibuat berdasarkan ASTM
D638. Jadi kekuatan tarik pada komposit serat daun rami tergantung pada kerapatan
tenunan dan banyak lapisan dengan komposisi serat 6% : 94 % resin polyester yang
sama, maka dari hasil penelitian menunjukkan bahawa persentase komposisi serat daun
rami berpengaruh pada kekuatan tarik, dapat menyimpulkan sifat dari bahan fiber
diperkuat serat rami dapat meningkatkan kekuatan tarik dengan penambahan persentase
komposisi serat.

Kata kunci : komposit, serat rami, variasi lapisan, analisis numerik dan eksperimen, uji
tari

3
ASTRACT

The development of composite technology is starting to experience pengeseran, from


Composite fiber materials, the synthesis of natural fibers Composite materials. Natural
fibers hemp (Boehmeria Nivea) has the opportunity to be developed as a medium for
reinforcing the polyester resin. The purpose of the study is to examine changes in tensile
strength, and the dynamic characteristics of hemp fiber resin composite perpenguat due
to environmental influences. In this experiment, spun flax fibers with a diameter of 1.5
mm woven polyester menual and matrix resin type clear. The volume fraction of fiber
and resin used 6% versus 94%. Woven fibers to vary the number of layers both 1.2 and
3 layers of woven flax fibers treated 20% NaOH for 30 minutes. Tensile test specimens
were made based on ASTM D638. So the tensile strength of the composite fiber hemp
leaf depends on the density woven fabrics and many layers with the composition of
fibers 6%: 94% polyester resin is the same, then the results of the research indicate
where the percentage composition of fiber hemp leaf effect on tensile strength, can infer
the nature of the fiber material hemp fiber reinforced can increase tensile strength with
the addition of fiber composition percentage.

Keywords: composite, flax fiber, various layers, numerical analysis and


experimentation, dance test

4
LEMBAR PERSEMBAHAN

Ya Tuhanku.Berikanlah aku ilham (pertunjuk) untuk tetap


mensyukuri nikmat-Mu yang telah Kau anugerahi kepadaku dan
kepada kedua orang tua ibu-bapakku dan untuk mengerjarkan amal
shaleh yang Engkau ridhoi dan masukanlah aku dengan rahmat-Mu
kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang sholeh (QS; An-Nam : 19)

Ya .Robbi

Engkau Maha Pengasih Lagi Maha Pengyayang

Anugerahkanlah hamba dengan kesabaran yang tulus untuk


mencapai cita-cita akmal

Tuntunkanlah langkahku serata ridhoilah jalanku dalam meniti


kehidupan

menuju masa depan yang lebih baik menurut agamamu islam.

Untuk mama dan papa

Setetes keberhasilan telah ku raih namun seribu tantangan masih ku


hadapi

Ini bukanlah akhir perjuangan Ku, melaikan awal dari perjuangan Ku

Aku persembahkan setetes kebahagiaan ini Buat Ayah dan Ibu


tersayang.

Semoga mama dan papa bisa merasa kebahagian ini,

Segala pengorbanan yang telah kaliah berikan ini untuk membuat


anak Mu

Semakin dewasa dalam menjalani kehidupan yang penuh perjuangan


dan rintangan

tampa berlain kasih saying Mu.

5
Aku takkan bias tumbu dan menjadi serjana seperti ini tampa
dukungan mama dan papa.

Maafkanlah anak Mu ini belum bias membalas semua pengorbanan


Mu

Sesungguhnya jasa-jasa Mu sangat besar

Andaikan suatu saat aku menjadi anak yang sukses,

Kemudian semuanya Ku persembahkan untuk Mu

Semua itu belum cukup membalas semua yang telah engkau berikan
selama ini

Untuk mama dan papa Doakanlah anak Mu ini semoga berhasil dan
rajin beribadah kepada agama islam.

Aku sangat bangga jadi anak Mu.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Ustad Rozi Saferi ,S.T.,M.T Selaku dosen pembimbing tugas akhir


akmal, yang telah membimbing dari awal proses pembuatan tugas
akhir saya samapai selesai. Saya sudah dibantu selama ini, sudah
dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa jasa dan bantuan
ustad.

Terima kasih banyak ustad.

Teman2 Organisasi:

Terima kasih banyak UKMKI - ITP yang telah memberi motivasi


tentang agama yang benar (islam), memberikan bantuan dan kerja
semangat untuk diri ku slama ini..

Mudah-mudahan organisasi ini terus Berjaya..

Dan semangat terus untuk para jendral UKMKI-ITP..

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang
akan dikejar, untuk sebuah pengharapan agar hidup lebih jauh lebih
bermakna, karena hidup tampa mimpi atau cita-cita ibarat arus
sungai, Mengalir tampa tujua.

6
Teruslah berusaha, belajar dan berdoa untuk menggapai tujuan hidup
baik dunia maupun akhirat kela nati. Jatuh berdiri lagi, Kalah mecoba
lagi, Gagal Bangkit Lagi

Never give up

Sampai Allah SWT berkata waktunya untuk pulang

Thanks to All

By : AKMAL

PERNYATAAN KEASLIAN ISI


TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Akmal


No. BP : 2012110056
Progam Studi : Teknik Mesin (S1)
Tugas Akhir :Analisa Kekuatan Tarik Komposit Resin Bepenguat Serat Rami
Dengan Variasi Jumlah Lapisan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Hasil Tugas Akhir yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan duplikasi, serta tidak
mengutip sebagian atau seluruhnya karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
sumbernya.

7
Padang, Maret 2017

Muhammad Akmal

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT. Atas berkat rahmat, hidayat
dan inayah-nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Adapun tujuan
penelitian laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi sebagai persyaratan guna
mencapai gelar Sejana Teknik Program Studi Teknik Mesi S1 Institut Teknologi Padang.

Penulis menghaturkan terima kasih yang sangat mendalam kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penelitian dan penulis laporan Tugas Akhir ini,
khususnya kepada:
1. Ir. Hendri Nofrianto, M.T, selaku rektor Institut Teknologi Padang.
2. Arfita Yuana Dewi. R, S.T., M.T sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Padang.
3. Arfidian Rachman, Ph.D sebagai Ketua Prodi Teknik Mesin S1. Institut Teknologi
Padang.
4. Rozi Saferi, S.T., M.T sebagai Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir yang
membimbing penulis hingga Laporan Tugas Akhir ini terselesaikan.

8
5. Kedua orang tua yang sangat mendukung penulis dalam penulisan dalam penulisan
laporan Tugas Akhir ini.

Mengingat keterbatasan penulis, banyak kekurangan di dalam laporan Tugas


Akhir ini dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan berguna untuk menyempurnakan penulisan laporan Tugas Akhir di
masa yang akan datang. Dan semoga laporan Tugas Akhir ini berguna untuk penulis dan
pembaca.

Padang, Maret 2017

Penulis
DAPTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.............................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................................iii
ASTRACT........................................................................................................................iv
LEMBAR PERSEMBAHAN...........................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN ISI....................................................................................vii
UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................................viii
DAPTAR ISI.....................................................................................................................ix
DAPTAR GAMBAR.......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xiv
DAFTAR PERSAMAAN DENGAN SIMBOL..............................................................xv
BA1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................2

9
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................3

1.4 Bantasan Masalah.......................................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................................3


BA2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
2.1 Studi Literatur.............................................................................................................4

2.2 Pengenalan Tentang Komposit...................................................................................5


2.2.1 Pengertian Komposit......................................................................................6

2.2 Teori Dasar.................................................................................................................7


2.2.2 Pengenalan Tanaman Rami.............................................................................7

2.2.3 Sifat fisika serat rami dalam keadaan standar adalah sebagai berikut............8

2.3 Keunggulan Serat Alam..............................................................................................8

2.4 Klasifikasi Komposit..................................................................................................9

2.5 Untuk Pembentukan Komposit.................................................................................13


2.5.1 Serat..............................................................................................................13

2.5.2 Matrik...........................................................................................................13

2.5.3 Pengisi (Filler)..............................................................................................14

2.6 Klafikasi Komposit Ayaman Serat............................................................................14

2.7 Pengujian Mekanis Meterial.....................................................................................16

2.8 Pengujian Tarik.........................................................................................................16


BA3 METEDOLOGI PENELITIAN....................................................................18
3.1 Alur Penelitian..........................................................................................................18

3.2 Tempat Penelitian.....................................................................................................20

3.3 Peralatan dan Bahan yang digunakan.......................................................................20


3.3.1 Peralatan Uji.................................................................................................20

3.3.2 Bahan Uji dan Pelengkapan..........................................................................22

3.4 Variasi jumlah lapisan...............................................................................................26

3.5 Tahap Proses Pengujian Tarik...................................................................................26


3.5.1 Penyiapan Serat............................................................................................26

10
3.5.2 Pembuatan Sampel........................................................................................26

3.5.3 Pembuatan Spesimen Uji Tarik Komposit....................................................27

3.6 Pembentukan Panel komposit...................................................................................28


3.6.1 Pembuatan Mal Tenunan Serat Rami............................................................28

3.6.2 Pembuatan Cetakan Komposit......................................................................29

3.6.3 Penyiapan Serat............................................................................................29

3.6.4 Pembuatan pembuatan komposit..................................................................32

3.7 Analisis Numerik......................................................................................................35


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................39
4.1 Hasil Pengujian.........................................................................................................39

4.2 Analisis Numerik Sifat Mekanik Komposit.............................................................39

4.3 Analisa Eksperimen.................................................................................................43

4.4 Perbandingan Numerik dan Eksperimen..................................................................45

4.5 Pembahasan..............................................................................................................46

4.6 Pembahasan Analisa Numerik..................................................................................46


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................50
5.1 KESIMPULAN........................................................................................................50

5.2 SARAN....................................................................................................................50
DAPTAR PUSTAKA......................................................................................................51

11
DAPTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Daun, Batang, dan Serat Rami......................................................................8
Gambar 2. 2 Klasifikasi komposit menorut penyusunny................................................10
Gambar 2. 3 komposit partikel........................................................................................11
Gambar 2. 4 komposit serat.............................................................................................11
Gambar 2. 5 komposit lapis.............................................................................................12
Gambar 2. 6 Tipe discontinuous fiber.............................................................................15
Gambar 2. 7 Tipe Komposit Serat...................................................................................15
Y
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian..............................................................................20
Gambar 3. 2 Mal tenunan Serat rami...............................................................................21
Gambar 3. 3 Universal testing machine servo pulser......................................................21
Gambar 3. 4 Timbangan digital.......................................................................................22
Gambar 3. 5 Mesin gergaji jigsaw...................................................................................22
Gambar 3. 6 Serat rami....................................................................................................23
Gambar 3. 7 Resin bening (polyester).............................................................................23
Gambar 3. 8 Wax.............................................................................................................23

12
Gambar 3. 9 Hardener.....................................................................................................24
Gambar 3. 10 Gambar gelas ukur...................................................................................24
Gambar 3. 11 Plastisin atau lilin mainan.........................................................................25
Gambar 3. 12 Bentuk spesimen uji tarik berdasarkan ASTM D- 638.............................27
Gambar 3. 13 Mal tenunan serat rami.............................................................................28
Gambar 3. 14 Proses pembuatan cetakan........................................................................29
Gambar 3. 15 Serat rami..................................................................................................29
Gambar 3 16 Perendaman serat rami dalam larutan 20% NaOH selam 30 menit..........30
Gambar 3. 17 Pengeringan serat rami.............................................................................30
Gambar 3. 18 Proses tenunan rami..................................................................................31
Gambar 3. 19 Prose timbangan.......................................................................................31
Gambar 3. 20 Proses pembuatan cetakan........................................................................32
Gambar 3. 21 Pemberian wax pada permukaan panel cetakan.......................................32
Gambar 3. 22 Pencampuran resin dan hardener.............................................................33
Gambar 3. 23 Pembuatan Komposit................................................................................33
Gambar 3. 24 Komposit yang telah kering......................................................................34
Gambar 3. 25 Masing-masing spesimen........................................................................35
Gambar 3. 26 Autodesk Helius Composite 2016............................................................35
Gambar 3. 27 Serat Rami...............................................................................................35
Gambar 3. 28 Resin polyster...........................................................................................36
Gambar 3. 29 komposit dengan jumlah lamina...............................................................36
Gambar 3. 30 Laminate loads..........................................................................................37
Gambar 3. 31 kegagalan analisis lamina........................................................................37
Gambar 3. 32 Hasil Kekuatan tarik komposit.................................................................38

Gambar 4. 1 Get Started Autodesk Helius Composite 2016...........................................39


Gambar 4. 2 Komposit dengan 3 lamina.........................................................................40
Gambar 4. 3 Komposit dengan 5 lamina.........................................................................40
Gambar 4. 4 Komposit dengan 7 lamina.........................................................................41
Gambar 4. 5 Kekuatan tarik komposit 3 lamina..............................................................41
Gambar 4. 6 Kekuatan tarik komposit 5 lamina..............................................................42
Gambar 4. 7 Kekuatan tarik komposit 7 lamina..............................................................42
Gambar 4. 8 kekuatan komposit hasil numerik...............................................................43
Gambar 4. 9 Grafik Kekuatan komposit hasil eksperimen..............................................45

13
Gambar 4. 10 Grafik hubungan numerik dengan eksperimen........................................46
Gambar 4. 11 komposit lamina serat rami......................................................................47
Gambar 4. 12 Patahan spesimen yang sudah di uji tarik................................................49

DAFTAR TABEL

Halam
Tabel 2. 1 Sifat-Sifat dari Beberapa Serat Sintetis (Reinforcement)...............................6
Tabel 2. 2 Sifat Mekanik Serat Alam Sebagai Pembanding Terhadap Fiber
Konvensional.....................................................................................................................9
Y
Tabel 3. 1 komposit % resin, jumlah lapisan % serat rami..............................................26
Tabel 3 2 Dimensi Spesimen Uji Tarik............................................................................28

Tabel 4. 1 Hasil pengujian tarik.......................................................................................43


Tabel 4. 2 Perbandingan Numerik Dan eksperimen........................................................45

14
DAFTAR PERSAMAAN DENGAN SIMBOL

Lambang Arti Satuan

Latin

F Beban N

b Lebar spesimen mm

d Tebal spesimen mm

E Modulus elastisitas Mpa

Vc Volume komposit cm

Vf Volume serat cm

Vm Volume matrik cm
V Fraksi volume serat %

Lo Panjang awal mm

L1 Panjang akhir mm

15
16
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah


terutama bahan serat alam. Diantara berbagai macam serat alam yang sangat berpotensi
diolah menjadi penguat dalam bahan komposit adalah serat rami. Rami mulai ditanam
di indonesia sejak tahun 1937, Produksinya dari tahun ke tahun pun mulai meningkat.
Berpijak data penelitian dan lembaga penelitian tanaman industri (LPTI) Bogor, pada
tahun 2009 rata-rata hasil produksi tanaman rami dalam luasan satu hektar adalah
sekitar 36 ton batang basah dengan rendeman 3,5 % - 4,0%. Dari batang basah akan
dihasilkan serat kering 3,5 % ( 2,625 ton ) dan limbah 16 % (12 ton).

Pemilihan serat rami sebagai bahan penelitian didasarkan pada pertimbangan atas
potensi serat rami di Indonesia yang berlimpah dan belum termanfaatkan secara baik.
Termasuk didalamnya adalah isu tentang lingkungan, dimana saat ini berkembang
pandangan baru tentang go green, kembali ke alam dan isu tentang pengurangan limbah
yang berbahaya. Serat rami yang berasal dari serat alam sangat berpotensi untuk
dikembangkan dan memenuhi kriteria penggunaan bahan alami. Demikian juga jika
dilihat dari sisi kekuatan. Hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan oleh peneliti
sebelumnya menunjukkan bahwa serat mempunyai rasio kekuatan yang baik dan ringan.
Sifat ini sangat diperlukan dalam pengembangan bahan untuk soket prostesis.

Selama ini serat rami kebanyakan hanya diolah menjadi bahan baku tekstil.
Seperti industri serat rami di kopentesi darusalam, Garut, Jawa Barat. Produksi
kerajinannya telah diekspor sampai ke Jepang. Disisi lain serat rami sebagai penguat
bahan komposit dirasa kurang dikembangkan. Padahal serat rami diyakini merupakan
serat alam berbasis selulosa yang memiliki sipat mekanis paling tinggi diantara serat
alam lainnya. Serat rami memiliki kadar selulosa mencapai 45-53 persen, sedangkan
lignin sebagai komponen yang merugikan bahan komposit hanya 21-26 persen [1].
Serat rami yang dipadu dengan epoxy dapat digunakan sebagai bahan baku .

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi plastik, sejak tahun 1990-an


teknologi komposit bermatrik polimer mengalami perkembangan yang cukup pesat.

1
1Bahkan pada dasawarsa terakhir, kecenderungan perkembangan meterial komposit
bergeser pada penggunaan kembali serat alam sebagai pengganti serat sintetik. Hal ini
didukung oleh berbagai keungulan yang dimiliki oleh serat alam, diantaranya adalah
massa jenisnya yang rendah, terbaharukan, produksi memerlukan energi yang rendah,
proses lebih rendah, serta menpunyai sifat insulasi panas dan akustik yang baik [2].

Matrik dan penguat (serat) adalah unsur petama penyusun komposit. Matrik
berfungsi mendistribusikan beban-beban ke serat serta melindungi serat-serat dari abrasi
dan inpak [3]. Sedangkan serat merupakan unsur utama penanam beban. Perbandingan
komposit antara matrik dan serat merupakan faktor penentu dalam memberikan
karakteristik kekuatan komposit yang dihasilkan. Perbandingan ini dapat ditunjukkan
dalam bentuk fraksi volume serat (vf).

Kemudian masalahan lain yang timbul adalah cara meningkatkan ikatan


(mechanical bonding) antara serat rami dan matrik. Karena sifat alami serat alam adalah
hydrophilic yaitu suka terhadap air, berbeda dengan polimer yang hydrophobic.
Perbedaan sifat ini membuat resin dan serat alam susah menyatu. Pengaruh perlakuan
alkali terhadap sifat permukaan serat alam selulosa telah diteliti dimana kandungan
optimum air maupun direduksi sehingga sifat alami hydrophilic serat dapat memberikan
kekuatan ikatan interfacial dengan mtrik polimer secara optimal [4].

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang penelitian tugas akhir, maka dapat
dirumuskan pemasalahan sebagai berikut:
1. Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pemasalahan yaitu bagaimana
pengaruh serat rami dengan variasi jumlah lapisan pada serat rami terhadap
kekuatan tarik komposit.
2. Maka dari itu di lakukan lah pengujian pembuatan plat menggunakan komposit
resin berpenguat serat rami dengan memanfaatkan serat rami sebagai bahan penguat
komposit.

2
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari tugas akhir ini sebagai berikut:


1. Mengetahui kekuatan tarik plat komposit resin berpenguat serat rami dengan variasi
jumlah lapisan.
2. Membandingkan kekuatan tarik plat komposit resin berpenguat serat rami secara
eksperimen dan numerik.

1.4 Bantasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis membatasi masalah antara lain:


1. Properties serat rami diangap homoggeny.
2. Distribusi serat pada komposit dianggap seragam.
3. Pengujian tarik dilakukan menggunakan alat dengan standar ASTM-D638

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat diantara lain:


1. Memberi pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian meterial komposit khusus
komposit berpengaruh terhadap serat rami.
2. Dapat mengetahui cara pemilihan serat alam dan kegunaan serat alam yang
menghasilkan kualitas yang bagus.
3. Data yang diperoleh dari pengujian ini dapat dipergunakan untuk pembuatan
komposit lain nya yang berskala industri untuk berbagai hasil serat rami dan sarat
alam lainya.
4. Mengembangkan pemanfaatan potensi serat alam menjadi bahan baku komposit yang
memiliki sifat mekanik yang lebih baik khususnya serat rami.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1.6 Studi Literatur

3
Komposit serat alam merupakan salah satu material yang memiliki potensi yang
baik untuk dikembangkan. Penelitian tentang komposit alam ini telah banyak dilakukan
pada saat ini. Penelitian komposit alam yang dilakukan oleh peneliti pada satu dekade
terakhir menggunakan serat seperti serat kenaf, serat kelapa sawit, serat sayuran, serat
bambu, serat jute, serat sisal, serat kelapa, serat rami dan serat daun nenas. Pengujian itu
berupa pemanfaatan serat alam baru atau bagaimana cara untuk meningkatkan sifat dari
komposit serat alam yang telah dimanfaatkan tersebut. Mechanical bonding komposit
yang diperkuat serat alam dapat ditingkatkan dengan perlakuan kimia serat dan
menggunakan coupling agent [5].

Peningkatan sifat mekanik dengan perlakuan kimia sebagian besar didapatkan


dengan menghilangkan atau melarutkan lapisan yang menyerupai lilin pada permukaan
serat, seperti lignin, hemiselulosa, pectin dan kotoran lainnya.

Komposit yang diperkuat oleh serat alam memiliki kelemahan ikatan antar-muka
antara hydrophilic serat dan hydrophobic resin yang menyebabkan ketidak sesuaian
pada ikatannya. Tingginya daya serat air oleh serat menyebabkan terjadinya
penggelembungan (swelling) sehingga membuat ketidak stabilan ukuran dan
menurunnya sifat mekanik.[6]

Lingkungan bisa menyebabkan penurunan sifat mekanik komposit. Moisture


content dan thermal shock merupakan penyebab terjadinya degradasi dari sifat mekanik
komposit [7]. telah melaporkan bahwa kombinasi dari dua atau lebih pengaruh
lingkungan dapat memperburuk penurunan kualitas dari material komposit. Epoksi tipe
SC-14 dan ortho-polyester merupakan yang paling sensitif terhadap temperatur dan
moisture. Kedua jenis resin ini memiliki kejenuhan moisture content yang relatif tinggi
dan penurunan kekuatan ikatan permukaan setelah direndam dalam air. Kondisi
lingkungan dapat menyebabkan degradasi matrik, debonding antara serat dan matrik,
dan delaminasi pada komposit polimer. melaporkan terjadinya degradasi sifat mekanik
komposit akibat proses aging didalam air pada temperatur 25C dan 75C. juga
melaporkan absorbsi air menyebabkan terjadinya delaminasi serat karbon pada
komposit polimer [8]. Melaporkan hasil yang sama dengan peneliti sebelumnya bahwa
thermal shock menyebabkan terjadinya degradasi kekuatan bending dan ketangguhan
impak pada komposit berbasis serat bambu. Sependapat dengan peneliti-peneliti

4
sebelumnya [9] juga melaporkan bahwa thermal shock menyebabkan degradasi yang
ekstrim terhadap kekerasan dan ketahanan impak dari komposit yang berbasis basalt
dan serat karbon.

Perlakuan alkali (NaOH) yang optimal untuk serat yang telah dilaporkan yaitu 5%
selama 2 jam [10]. Melaporkan tujuan perlakuan NaOH bertujuan untuk menghilangkan
atau melarutkan lapisan yang menyerupai lilin di permukaan serat, seperti lignin,
hemiselulosa pectin dan kotoran lainnya. Perlakuan alkali pada serat alam secara tidak
langsung akan menaikkan sifat mekanik komposit berbasis serat alam.

Komposit serat alam bisa dimanfaatkan untuk aplikasi keteknikan yang tidak
mengalami beban tinggi. Serat alam bisa menggantikan penggunaan serat gelas untuk
mendapatkan biaya pembuatan komposit yang lebih murah dan ramah lingkungan
walaupun kekuatan komposit berbasis serat gelas lebih tinggi dari serat alam. Untuk
mendapatkan kekuatan yang relatif tinggi tapi juga bisa mengurangi polusi pada
lingkungan maka komposit bisa menggunakan serat hibrid yaitu perpaduan serat alam
dan serat gelas.

2.2 Pengenalan Tentang Komposit

Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau kombinasi dua
atau lebih material baik secara mikro atau makro, dimana material tersebut berbeda
bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya.[11] Pendapat lain mengatakan bahwa
komposit adalah sebuah kombinasi material yang berfasa padat yang terdiri dari dua
atau lebih material secara skala makroskopik yang mempunyai kualitas lebih baik dari
material pembentukanya. [12] Serat atau fibre terbuat dari logam, polimer, keramik,
kapas ataupun kertas. Gambar di bawah ini menunjukkan macam-macam fibre yang
umum digunakan untuk material komposit.
Pada polimer matrik komposit, fibre yang banyak digunakan adalah dari jenis
serat sintetis seperti glass, kevlar dan carbon. Sifat dari serat sintetis yang biasa
digunakan tersebut bisa dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2. 1 Sifat-Sifat dari Beberapa Serat Sintetis (Reinforcement)

Fiber Tensile Tensile


Fiber Diameter Fiber Density Strenghth Modulus

5
m Ib/in g/cm ksl Cpa Msi Gpa
E-glass 8-14 0.092 2.54 500 3.45 10.5 72.4
S-glass 8-14 0.090 2.49 665 4.58 12.5 86.2
Polethylene 10-12 0.035 0.97 392 2.70 12.6 87.0
Aramid (Kevlar 12 0.052 1.44 525 3.62 19.0 130.0
49)
HS carbon, T300 7 0.063 1.74 514 3.54 33.6 230
AS4 carbon 7 0.065 1.80 580 4.00 33.0 228
IM7 carbon 5 0.065 1.80 785 5.41 40.0 276
GY80 carbon 8.4 0.071 1.96 270 1.86 83.0 572
Boron 50-203 0.094 2.60 500 3.44 59.0 407

Fiber glass mempunyai bahan dasar silika (silicone dioxide) dan metallic-oxide
yang telah dimodifikasi, fiber glass ini umumnya dibuat dengan proses mechanical
drawing. [13] Komposit yang menggunakan glass/epoxy dan glass/polyester biasanya
digunakan dalam aplikasi alat pancing, tangki pengisi, dan bagian pesawat terbang.

2.2.1 Pengertian Komposit

Kata komposit dalam pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih
bahan yang berbeda yang digabung atau dicampur secara makroskopis. Menurut [13].
Komposit adalah perpaduan dari bahan yang dipilih berdasarkan kombinasi sifat fisik
masing-masing material penyusun untuk menghasilkan material baru dengan sifat yang
unik dibandingkan dengan sifat material dasar sebelum dicampur dan terja ikatan
permukaan antara masing-masing material penyusun. Dari campuran tersebut akan
dihasilkan material komposit yang menpunyai sifat mekanik dan karakteristik yang
berbeda dari material pembentukannya.

Sedangkan menurut [14]. Mengemukakan bahwa kata komposit (coposite)


merupakan kata sifat yang berarti suasana atau gabungan. Composite berasal dari kata
kerja to compose yang berarti menyusun atau menggambung. Jadi secara sederhana
bahan komposit berarti bahan gabungan dari dua atau lebih bahan yang berlainan.

Pada umumnya komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda yaitu:
1. Matriks, umunya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan yang lebih rendah.
2. Penguat (reinforcement), umumnya berbentuk serat yang menpunyai sifat kurang
ductile tetapi lebih kuat.

6
1.7 Teori Dasar
2.2.2 Pengenalan Tanaman Rami

Tanaman rami sudah dikenal manusia sejak kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi.
Rami diduga berasal dari Negri Cina bagian tengah dan barat, [20] dan sampai sekarang
rami berkembang sangat baik dinegri tirai bamboo tersebut. Tanaman rami pertama kali
ditemukan oleh seorang peneliti botani dari Negri Belanda yang bernama [15] di daerah
Indian Timur dan diberi nama Ramium majus.

Batang tanaman rami tinggi ramping hingga mencapai ketinggian antara 200
sampai 250 cm, tetapi adakalanya hingga mencapai ketinggian 300 cm. Diameter batang
berkisar antara 12 sampai 20 mm, bergantung pada kondisi pertumbuhan, diameter
batang rami berkisar antara 8 sampai 16 mm.

Daun rami sangat karakteristik, berbentuk menyerupai jantung dan bagian sisinya
bergerigi halus, panjang 10 sampai 20 cm, dan lebar 5 sampai 15 cm. Daunnya
berwarna hijau muda hingga tua berkilap pada bagian atasnya dan berwarna putih
keperak-perakan dan berbulu halus pada bagian punggungnya. Bunganya tergolong
majemuk dengan biji sangat kecil. Bunga pada beberapa varietas berwarna putih
kehijau-hijauan di samping ada yang berwarna hijau kekuningan-kuningan dan berubah
menjadi coklat jika sudah tua. Bunga rami terikat mengelompok di sela-sela daun pada
bagian bawah buku-buku batang.

Rami merupakan tanaman tahunan dengan bentuk tanaman herbal berumpun


banyak yang menghasilkan serat dari kulit batangnya sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 2.1. Serat rami tergolong dalam serat panjang, kuat, dan baik untuk bahan
bakutekstil karena memiliki struktur yang mirip dengan serat kapas [16]. Untuk diambil
seratnya, batang tanaman rami dipanen setiap dua bulan sekali dan diproses dengan
mesin dekortikator sehingga menghasilkan serat kasar (china grass). Sebelum dipintal
menjadi benang, serat kasal yang masih banyak mengandung getah (gum) perlu
dibersihkan melalui proses degumming.dan proses pemutihan serta pelemasan dengan
pemberian minyak (oiling) sehingga menjadi serat putih dan lemas (rami top).

7
Gambar 2. 1 Daun, Batang, dan Serat Rami

2.2.3 Sifat fisika serat rami dalam keadaan standar adalah sebagai berikut

a) Kekuatan : 33 99 gr/tex rata-rata 67 78 gr/tex


b) Mulur : 2 10 % rata-rata 3 4 %
c) Kehalusan : 0,5 1, 16 tex rata-rata 0,66 0,77 tex
d) Moisture regain : 12 %
e) Berat jenis : 1,50 1,55 rata-rata 1,51

1.8 Keunggulan Serat Alam

Keunggulan dari serat alam dibanding serat sintetis adalah sebagai berikut:
1) Penguat plastik alami mengalami masalah dalam hal daur ulang, proses
pembakaran atau landfill dimana menghasilkan jumlah CO2 dengan sendirinya
mempengaruhi keadaan yang diterima disekitarnya selama proses tersebut berlanjut
2) Pengurasan alam oleh hasil serat alam jauh lebih rendah dibandingkan
fiberglass dimana dengan memperhatikan manfaat utamanya secara teknik dalam
daur ulang material atau proses material komposit itu sendiri secara umum
3) Serat alam penguat plastik dengan menggunakan biodegrabilitas polimer sebagai
matriks adalah material ramah lingkungan yang mana dapat dikomposkan bila
sudah tidak terpakai lagi. Sayangnya, sifat fisik secara keseluruhan pada komposit
jauh dari yang diharapkan dibanding fiber glass penguat termoplastik.

Komponen utama dari serat alam adalah selulosa, hemi-selulosa, lignin, pektin,
waxes, dan komposisi air yang dapat larut. Selulosa, hemi-selulosa dan lignin
merupakan komponen dasar yang akan mempengaruhi sifat fisik dari serat. Umumnya
serat tumbuhan dan sayur-sayuran digunakan sebagai penguat plastik. Serat tumbuhan
meliputi rambut (kapas, kapok), serat pada tumbuhan dikotil atau pembuluh tumbuhan

8
monokotil, misalnya kulit pohon (batang lenan, ganja, benang goni, rami) dan serat
kasar (sisal, henequen, sabut kelapa).

Pada penggunaannya serat alam harus mengalami proses perlakuan dengan cara
yang serupa. Penggantian fiberglass dengan serat alam adalah hal utama menghalangi
alasan ekonomi. Tetapi serat alam sedikit lebih bermanfaat dari fiber glass.
Tabel 2. 2 Sifat Mekanik Serat Alam Sebagai Pembanding Terhadap Fiber
Konvensional

Fible Density Elongation Tensile Youngs


(g/cm) (%) Strength modulus
Cotton 1.5-1.6 7.0-8.0 287-597 5.5-12.6
Jute 1.3 1.5-1.8 393-773 26.5
Flax 1.5 2.7-3.2 345-1035 27.6
Hemp - 1.6 690 -
Ramie - 3.6-3.8 400-938 61.44-128
Sisal 1.5 2.0-2.5 511-635 9.4-22.0
Cair 1.2 30.0 175 4.0-6.0
Viscose (cord) - 11.4 593 11.0
Soft wood kraft 1.5 - 1000 40.0
E-glass 2.5 2.5 2000-3500 70.0
S-glass 2.5 2.8 4570 86.0
Aramide 1.4 3.3-3.7 3000-3150 63.0-67.0
Carbon 1.4 1.4-1.8 4000 230.0-240.0

1.9 Klasifikasi Komposit

Material komposit terbentuk dari beberapa unsur. Komponen ini dapat berupa
unsur organik anorganik ataupn metalik dalam bentuk serat, serpihan, partikel dan
lapisan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.2

Gambar 2. 2 Klasifikasi komposit menorut penyusunny

Bila dilihat dari material pembentuk komposit, maka komposit dapat dibedakan
dalam beberapa bagian antara lain:

9
a. Komposit partikel ( Particulate Composite)
Komposit partikel merupakan komposit yang mengandung bahan penguat
berbentuk partikel atau serbuk. Partikel sebagai bahan penguat sangat menentukan
sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh
matrik. Ukuran, bentuk, dan material partikel adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat mekanik dari komposit partikel.

Sifat-sifat komposit partikel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:


1) Ukuran dan bentuk partikel
2) Sifat-sifat atau bahan partikel
3) Rancangan partikel
4) Rasio perbandingan antara partikel
5) Jenis matrik.
Halyang perlu diperhatikan dalam pembuatan komposit pertikel adalah
menghilangkan unsur udara dan air karena partikel yang berongga atau memiliki
lubang udara kurang baik digunakan dalam campuran komposit. Adanya udara dan
air di sela-sela partikel dapat mengutangi kekuatan dan mengurangi ketahanan retak
bahan.
Partikel sebagai elemen penguat sangat menentukkan sifat mekanik dari komposit
karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh matrik. Ukuran, bentuk dan
material partikel adalah faktor-faktor yang mempengaruhi property mekanik dari
komposit partikel. pengaruh peningkatan kehalusan partikel pada komposit antara
lain.
1) Memperkecil diameter pori
2) Meningkatkan kerapatan
3) Meningkatkan nilai porositas
4) Meningkatkan kekuatan tekan dan kekuatan lentur

Keunggulan komposit polimer yang menggunakan partikel antara lain dapat


menigkatkan sifat fisis material seperti kekuatan mekanis, dan modulus elastisitas,
serta kekuatan komposit lebih homogen (merata). Dalam pembuatan komposit
partikel sangat penting menghilangkan unsur udara dan air karena partikel yang
berongga atau yang memiliki lubang udara kurang baik jika digunakan dalam
campuran komposit. Adanya udara dan air pada sela-sela partikel dalam komposit
dapat mengurangi kekuatan dan ketahanan retak bahan sebagai mana diperlihatkan
pada Gambar 2.3.

10
Gambar 2. 3 komposit partikel

Partikel yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah potong dari batu
marmer. Dalam pembuatan komposit limbah potong dari batu marmer ini sangat
mudah untuk dibuat, karena limbah ini sudah berbentuk partikel halus,
selanjutnya di pisahkan menggunakan ayakan untuk memperoleh variasi ukuran
partikelnya. Limbah batu marmer dalam penelitian ini dijadikan partikel penguat
komposit guna mengetahui keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh limbah batu
marmer.
b. Komposit serat (Fibrous Composite Material)
Komposit serat merupakan komposit yng tersiri dari matriks (bahan dasar) yang
diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat ditambahkan resin sebagai bahan
perekat.sebagaimana dapat diperlihatkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2. 4 komposit serat

Komposit serat Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina
atau lapisan yang menggunakan penguat berupa serat (fiber). Fiber yang digunakan bisa
berupa glass fiber, carbon fibers, armid fibers (poly aramide), dan sebagainya. Fiber ini
bisa disusun secara acak (chopped strand mat) maupun dengan orientasi tertentu bahkan
bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
c. Komposit Lapis (Laminates Composites meterial)
Komposit laminat merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih
yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakterstik sifat sendiri
sebagaimana dapat diperlihatkan pada Gambar 2.5.

11
Gambar 2. 5 komposit lapis

Merupakan komposit yang tersusun atas dua (atau lebih) lamina. Komposit serat
dalam bentuk lamina ini yang paling banyak digunakan dalam lingkup teknologi
ataupun otomotif maupun industry. Dalam bentuk nyata dari komposit lamina adalah.
1) Bimetal Bimetal adalah lapis dari dua buah logam yang mempunyai koefisien
ekspansi thermal yang berbeda. Bimetal akan melengkung seiring dengan
berubahnya suhu sesuai dengan perancangan, sehingga jenis ini sangat cocok untuk
alat ukur suhu.
2) Pelapisan Logam Pelapisan logam yang satu dengan yang lain dilakukan untuk
mendapatkan sifat terbaik dari keduanya.
3) Kaca yang dilapisi Konsep ini sama dengan pelapisan logam. Kaca yang dilapisi
akan lebih tahan terhadap cuaca.

Komposit lapis serat Dalam hal ini lapisan dibentuk dari komposit serat dan
disusun dalam berbagai orientasi serat. Komposit jenis ini biasa digunakan untuk panel
sayap pesawat dan badan pesawat

1.10 Untuk Pembentukan Komposit


2.5.1 Serat

Serat atau fiber dalam bahan komposit berperan sebagai bagian utama yang
menahan beban, sehingga besar kecilnya kekuatan bahan komposit sangat tergantung
dari kekuatan serat pembentuknya. Semakin kecil bahan (diameter serat mendekati
ukuran Kristal) maka semakin kuat bahan tersebut, karena minimnya cacat pada
material [18].

12
Selain itu serat (fiber) juga merupakan unsur yang terpenting, karena seratlah
nantinya yang akan menentukan sifat mekanik komposit tersebut seperti kekakuan,
keuletan, kekuatan dan sebagainya. Fungsi utama dari serat adalah :
a) Sebagai pembawa beban. Dalam strukur komposit 70%-90% beban dibawa oleh
serat
b) Memberikan sifat kekakuan, kekuatan, stabilitas panas dan sifat-sifat lain dalam
komposit
c) Memberikan insulasi kelistrikan (konduktivitas) pada komposit, tetapi ini
tergantung dari serat yang digunakan

2.5.2 Matrik

Matrik biasanya bersifat lebih ulet, kurang keras, dan berkarakter kontinyu.
Matriks sebagai mengikat serat dan menyalurkan beban pada serat. Serat ditambahkan
ke matrik dalam bentuk tertentu. Serat biasanya memilki sifat lebih kuat daripada
matrik, [19] Pada bahan komposit matriks mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1) Matrik memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.
2) Pada saat pembebanan.

Merubah bentuk dan mendistribusikan tegangan ke unsur utama yaitu serat. Sifat
matrik berkebalikan dengan penguat yaitu dapat dibentuk (ductile) akantetapi
mempunyai kekuatan dan kekerasan yang lebih rendah. Matrik berfungsi untuk
mengikat serat, melindungi, dan meneruskan gaya antar serat. Dalam penelitian ini
matrik yang dipakai yaitu resin termoset jenis polyester . Priciple of composite material
mechanics [20]. Mechanics of Composite Materials. Menjelaskan bahwa definisi dari
komposit dalam lingkup ilmu material merupakan gabungan antara dua buah material
atau lebih yang digabung pada skala makroskopis untuk membentuk material baru yang
lebih bermanfaat.Komposit terdiri dari dua unsur yaitu serat (fibre) sebagai
reinforcement atau penguat dan bahan pengikat serat yang disebut dengan matriks.

2.5.3 Pengisi (Filler)

Pengisi adalah bahan yang banyak digunakan untuk ditambahkan pada bahan
polimer untuk meningkatkan sifat-sifatnya dan pemerosesan untuk mengurangi ongkos
produksi [28]. Filler dalam komposit digunakan sebagai penguat matrik resin polimer.

13
Mekanisme filler dalam meningkatkan kekuatan adalah dengan membatasi pergerakan
rantai polimer. Beberapa jenis filler ditambahkan dengan alasan meningkatkan stabilitas
dimensi, anti oksidan, penyerap UV dan pewarna.

1.11 Klafikasi Komposit Ayaman Serat

Klasifikasi komposit berdasarkan pada bentuk serat antara lain :


1) Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik. Terdapat
beberapa tipe serat pada komposit, yaitu :
a) Komposit Serat Kontinyu (Continuous Fiber Composite)
Continuous atau uni-directional, mempunyai susunan serat panjang dan
lurus, membentuk lamina diantara matriksnya.Jenis komposit ini paling
banyak digunakan. Kekurangan tipe ini adalah lemahnya kekuatan antar
lapisan. Hal ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh
matriksnya.
b) Komposit Serat Anyam (Woven Fiber Composite)
Komposit ini tidak mudah terpengaruh pemisahan antar lapisan karena
susunan seratnya juga mengikat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat
memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan
kekakuan tidak sebaik tipe continuous fiber.
c) Komposit Serat Acak/pendek (Discontinuous Fiber Composite)
Discontinuous Fiber Composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi tiga, sebagaiman dapat diperlihatkan pada
Gambar 2.6.
1) Aligned discontinuous fiber
2) Off-axis aligned discontinuous fiber
3) Randomly oriented discontinuous fiber

Gambar 2. 6 Tipe discontinuous fiber

d) Hybrid Fiber Composite


Hybrid Fiber Composite merupakan composite gabungan antara tipe serat
lurus dengan serat acak. Tipe ini digunakan agar dapat mengganti

14
kekurangan sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.
sebagaiman dapat diperlihatkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2. 7 Tipe Komposit Serat

2) Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan matrik


3) Particulate composite adalah gabungan partikel dengan matrik.
4) Filled composite adalah gabungan matrik continious skeletal dengan matrik yang
kedua.
5) Laminar composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina [21].

1.12 Pengujian Mekanis Meterial

Jenis pengujian mekanik yang diberikan pada material tergantung dari jenis
pembebanan yang diberikan. Jenis pembebanan yang diberikan pada material ada tiga
macam yaitu:
1) Pembebanan statik yaitu besarnya beban yang diberikan tidak berubah terhadap
waktu, seperti : uji tarik, uji keras, uji tekan
2) Pembebanan dinamis yaitu besarnya beban yang diberikan terhadap material
berubah terhadap waktu, seperti : uji fatik
3) Pembebanan impak yaitu pemberian beban secara tiba-tiba/beban kejut seperti :
uji impak.

1.13 Pengujian Tarik

Pengujian tarik dilakukan untuk mendapatkan informasi kekuatan suatu material


dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi material. Pada pengujian tarik, benda uji
diberikan beban gaya tarik sesumbu (uniaxial) yang bertambah secara kontinu.
Bersamaan dengan itu, dilakukan pengamatan mengenai perpanjangan yang dialami

15
benda uji. Tengangan yang didapatkan dari kurva tengangan teoritik adalah tengangan
yang membujur rata-rata dari pengujian tarik. Tengangan tersebut diperoleh dengan
membagi beban dengan luas awal penampilan lintang benda uji.
F
= A (2.1)

= Tengangan Tarik (Mpa)


F = Daya Tarik (N)
A = Luas Penampang Mula-mula (mm)

Rengangan yang didapatkan adalah rengangan linier rata-rata, yang diperoleh


dengan cara membagi perpanjangan panjang ukur (gage length) benda uji (L) dengan
panjang awal.
L LL
=
= L L

(2.2)

Karena tengangan dan rengangan diperoleh dengan membagi beban dan


perpanjangan dengan factor yang konstan, kurva beban terhadap perpanjangan akan
mempunyai bentuk yang sama. Tekanan yang didapatkan dari adanya variasi penekanan
yang sama beban tekan pada titik tumpu dibagi luas penampang.
F

P A

(2.3)
P = Tekanan (N/m)
F = Gaya (N)
A = Luas Penampang (mm)

Sifat mekanik dapat diatur dengan serangkain proses perlakuan fisik. Dengan
adanya perlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan perkembangan material
hingga menghasilkan material baru.

16
BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN

1.14 Alur Penelitian

Proses penelitian dilakukan melalui bebrapa tahapan untuk mempersiapkan bahan


uji. Serat rami dengan demensi 1,5 mm ditenunan secara menual dengan orientasi 90.
Serat yang telah bersihkan dari kotoran, kemudian dilakukan dengan perlakuan alkali
(alkali treatment) dengan cara direndam dalam larutan alkali yaitu 20 % NaOH selama
30 menit. Serat rami yang telah direndam kemudian dibersihkan dengan air dan
dikeringkan di udara bebas tampa cahaya matahari. Kemudian dilakukan penenunan
sesuai dengan oriantasi serat rami dan variasi lapisan serat. Tenunan serat rami
berfungsi sebagai bahan penguat (natural fiber) pada pembuatan komposit berbentuk
lembaran plat. Kemudian tenunan serat rami disusun dalam cetakan yang telah diisi
polyester. Jumlah lapisan tenunan serat divariasikan untuk mendapatkan fraksi volum
yang optimum antara serat rami dengan polyester. Prosedur diatas dilakukan beberapa
kali untuk mendapatkan kekuatan komposit yang optimum untuk aplikasi lembaran plat.

17
Kemudian dibuat specimen uji tarik berdasarkan ASTM D638, dengan ukuran dimensi
spesimen pengujian span (L= 16,5 d), panjang total (Lo = L + 10 %), lebar (b = 19 d)
dan table (T = 7 d) sesuia ketebalan material uji yakni 7 mm. pengujian tarik dilakukan
dengan menggunakan Universal testing machine servo pulser yang ada pada
laboratorium bahan teknik jurusan teknik mesin.

Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan universal testing machine servo


pulser yang ada pada laboratorium bahan teknik jurusan teknik mesin fakultas Teknik
Mesin Unand.

Selanjutnya dilakukan analisa numeric dengan menggunakan Autodesk Simulation


Composite Desing 2016 untuk memperoleh nilai perbandingan hasil kerja eksperimen.
Bagi alir penelitiian diperlihatkan pada Gambar 3.1.

Mulai

Studi Literatur

Penyiapan alat dan bahan

Penyiapan serat

Tenunan Tenunan serat Tenunan


serat rami 1 rami 2 (lapis) serat rami 3 Matrik (polyester)
(lapis) (lapis)

Alkali Alkali Alkali


Treatment Treatment Treatment
(NaOH 20%) (NaOH 20%) (NaOH 20%)

18
Pembersihan Pembersihan Pembersihan
& & & Matrik +hardener
Pengeringan Pengeringan Pengeringan hardener

Pembuatan sampel

Tampa perlakuan Variasi jumlah


lapisan serat rami

Pengujian tarik
Pengujian tarik

Analisa numeric
(ASCD 2016)

Hasil dan pembahasan

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

1.15 Tempat Penelitian

Tugas akhir ini dilakukan di Workshop Teknik Mesin dan Laboratorium Pengujian
Tarik Teknik Mesin Institut Teknologi Padang.

19
1.16 Peralatan dan Bahan yang digunakan

Pembuatan spesimen uji dimulai dengan pembuatan panel komposit dengan


beberapa alat dan bahan. Alat untuk pembuatan panel komposit terdiri dari mal tenunan
manual, cetakan komposit, mesin gergaji jigsaw, dan timbangan digital, sedangkan
bahan berupa serat rami, resin polyester, NaOH, wax dan hardener

1.16.1 Peralatan Uji

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


1) Cetakan/mal untuk membuat komposit
Cetakan ini dibuat secara manual untuk menenun serat rami sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Mal tenunan Serat rami

2) Mesin uji tarik


Mesin uji tarik yang digunakan adalah mesin uji tarik transversal loading.
Pengujian tarik dan bending dilakukan dengan menggunakan Universal testing
machine servo pulser yang ada pada Laboratorium Bahan Teknik Jurusan Teknik
Mesin Institut Teknologi Padang sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.3.

20
Gambar 3. 3 Universal testing machine servo pulser

3) Timbangan digital
Timbangan digital dengan tipe KWO500378 dengan spesifikasi 500 g x 0.01g
digunakan untuk mengukur massa dari bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini yaitu : serat rami dan polyester (matrik). Diperlihatkan pada Gambar
3.4.

Gambar 3. 4 Timbangan digital

4) Mesin gergaji jigsaw


Mesin gergaji jigsaw digunakan untuk memotong dan membentuk bagian dari
komposit supaya menjadi bentuk spesimen uji tarik seperti diperlihatkan pada
Gambar 3.5

21
Gambar 3. 5 Mesin gergaji jigsaw

1.16.2 Bahan Uji dan Pelengkapan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebai berikut:


a) Serat rami
Serat rami yang ditenun yang digunakan pada penelitian ini berfungsi sebagai
bahan penguat (natural fiber) pada pembuatan komposit untuk lembaran plat
seperti diperlihatkan pada Gambar 3.6

Gambar 3. 6 Serat rami

b) Matrik
Matrik yang digunakan berfungsi sebagai pengikat dari material komposit . Matrik
yang digunakan adalah jenis polyester tipe resin bening bacth original C1001C008
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.7

Gambar 3. 7 Resin bening (polyester)

c) Wax

22
Wax digunakan sebagai pelincin pada bidang permukaan cetakan komposit agar
komposit tidak menempel jika dikeluarkan dari cetakan tersebut diperlihatkan pada
Gambar 3.8.

Gambar 3. 8 Wax
d) Katalin / Hardener
Hardener digunakan sebagai katalis untuk mempercepat matriks (polyester)
menjadi Keras/kering diperlihatkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3. 9 Hardener

e) Larutan NaOH
Larutan NaOH ini digunakan sebagai proses perlakuan pada permukaan serat untuk
menghilangkan zat-zat hemi selulosa, lignin dan waxes yang bisa mengurangi
kekuatan serat rami dan daya ikat serat rami dengan matrik. Proses perlakuan ini
dilakukan dengan cara merendam serat dalam larutan NaOH 20% selama 30 menit,
kemudian diikuti dengan pembersihan serat dengan air bersih. Untuk mendapatkan
larutan NaOH 20% ini adalah dengan cara melarutkan serbuk NaOH sebanyak 200
gr dalam 1 liter aquadest.
f) Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk menentukan jumlah komposisi dari masing-masing
bahan yang akan diuji dan sebagai tempat untuk mencampur resin polyester dan
hardener dan kemudian diaduk sampai merata diperlihat pada Gamabr 3.10
23
Gambar 3. 10 Gambar gelas ukur

g) Plastisin atau lilin mainan


Berguna untuk merapatkan mal cetakan komposit agar supaya tidak bocor dan
menimbulkan gelembung udara diperlihatkan pada Gambar 3.11.

Gambar 3. 11 Plastisin atau lilin mainan

h) Pembentukan Spesimen
Setelah serat rami dipuntir dan penyiapan resin selesai, tahap selanjutnya
melakukan pembentukan spesimen, dengan ditenun 90. Spesimen yang dibentuk
dibuat seperti plat persegi panjang yang nantinya akan dibagi menjadi 3 buah
spesimen per setiap komposisi jumlah lapisan serat tenunan 90 yang ditentukan.
o Volume Spesimen :
Satu unit spesimen = 20 cm x 20 cm x 0,7 cm = 280 cm3
Keseluruhan Spesimen = 6 x 33 cm= 198 cm3
serat = 1,5 gr/cm3

m
Vserat = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...

(3.1)

26 gr
= 1,5 gr /cm

24
= 17,33 cm3

V serat
% Serat = Vcetak 100 % . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.2)

17,33 c m 3
= 280 c m 3 100 %

=6%

Dari hasil perhitungan didapatkan fraksi volume sebanyak 94 % resin dan 6 %


serat rami, dapat diperbandingkan antara % tenunan serat rami yang dibuat dan % resin
polyester.tujuan untuk memperbandingkan antara serat rami dan resin polyester.

1.17 Variasi jumlah lapisan

Pembuatan komposit dengan penguat serat dau rami divariasikan dengan jumlah
lapisan, yaitu: 1,2,3 dengan 90 tenunan serat rami. Hal ini bertujuan untuk
membandingkan hasil dari pengujian tarik yang dilakukan terhadap spesimen dan
variasi jumlah lapisan serat rami tersebut.

Tabel 3. 1 komposit % resin, jumlah lapisan % serat rami

Jumlah lapisan % Serat % Resin


1 6% 94 %
2 6% 94 %
3 6% 94 %

1.18 Tahap Proses Pengujian Tarik


1.18.1 Penyiapan Serat

1) Serat di uraikan dari gulungan dan di potong sesuai panjang yang di butuhkan
cetakan, kemudian dilakukan perlakuan alkali (alkali treatment) dengan cara
direndam dalam larutan alkali yaitu NaOH 20% selama 30 menit.

25
2) Serat yang telah direndam kemudian dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
Pengeringan dilakukan pada udara terbuka tidak terkena sinar mata hari.
3) Serat ditenun secara menual dengan orientasi 900

1.18.2 Pembuatan Sampel

1) Siapkan cetakan komposit terlebih dahulu berbentuk persegi dengan dimensi 200
mm x 400 mm x 7 mm (untuk uji tarik) yang telah diberi wax diseluruh permukaan
cetakan. Pemberian wax ini bertujuan agar pelepasan komposit terhadap cetakan
tidak menempel jika dikeluarkan dari cetakan komposit tersebut.
2) Campur resin polyester dengan hardener sampai merata dan diberikan waktu 60
detik proses pengandukan hardener dan resin polyester, kemudian tuang kedalam
cetakan komposit.
3) Siapkan tenunan serat rami, kemudian disusun rapi dalam cetakan komposit yang
telah diisi resin polyester. Jumlah lapisan tenunan serat rami divariasikan sesuai
orientasi untuk mendapatkan fraksi volume yang optimum antara serat rami dengan
resin polyester.
4) Prosedur pembuatan komposit ini dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan
beberapa jumlah lapisan serat dan bervariasi jumlah lapisan 1,2 dan 3 lapisan serat
tenunan yang optimum untuk aplikasi lembaran plat.
5) Setelah proses pencetakan komposit dibuat, maka selanjutnya akan dibuat bentuk
spesimen uji tarik sesui dengan standar uji tarik berdasarkan ASTM D638.
6) Setelah itu spesimen komposit diuji dengan bervariasi jumlah lapisan serat rami dan
dilakukan dengan analisa numeric menggunakan Autodesk Simulation Composite
Design 2016.
7) Menganalisa setiap hasil kajian dalam bentuk data tabe dan grafik.
8) Menyimpulkan hasil akhir penelitian tugas akhir.

1.18.3 Pembuatan Spesimen Uji Tarik Komposit

Proses pembuatan spesimen dilakukan dengan pemesinan yaitu dengan grinda


yang mengacu pada standar uji yang digunakan yaitu bentuk spesimen uji tarik
berdasarkan standar ASTM D 638. Setelah spesimen diberi label dengan catatan jenis
variasi untuk menhindari kesalahan pembacaan dapat diperlihatkan pada Gambar 3.12.

26
Gambar 3. 12 Bentuk spesimen uji tarik berdasarkan ASTM D- 638

Tabel 3 2 Dimensi Spesimen Uji Tarik

1.19 Pembentukan Panel komposit

Pembuatan spesimen uji dimulai dengan pembuatan panel komposit dengan


beberapa alat dan bahan. Alat untuk pembuatan panel komposit terdiri dari mal tenunan
manual, cetakan komposit, mesin gergaji jigsaw, dan timbangan digital, sedangkan
bahan berupa serat rami, resin polyester, NaOH, wax dan hardener.
.
1.19.1 Pembuatan Mal Tenunan Serat Rami

Cetakan atau mal dibuat secara menual untuk menenun serat rami. Bahan cetakan
terbuat dari kayu dan berbentuk persegi dengan dimensi 120 x 120 mm. Paku disusun
sekeliling mal tenunan dengan diberi jarak 5 mm sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 3.13

27
Gambar 3. 13 Mal tenunan serat rami

1.19.2 Pembuatan Cetakan Komposit

Cetakan untuk pembuatan panel komposit terbuat dari acrylic tebal 7 mm. proses
pembuatan cetakan komposit dilakukan dengan mengunakan mesin gergaji jigsaw dapat
dilihat pada Gambar 3.14

Gambar 3. 14 Proses pembuatan cetakan

1.19.3 Penyiapan Serat

Serat rami yang ditenun yang digunakan pada penelitian ini berfungsi sebagai
bahan penguat (natural fiber) pada pembuatan komposit untuk lembaran plat seperti
diperlihatkan pada Gambar 3.15.

28
Gambar 3. 15 Serat rami

Serat rami yang telah didapatkan, kemudian dilakukan perlakuan alkali (alkali
treatment) dengan cara direndam dalam larutan alkali yaitu NaOH 20% selama 30 menit
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.16.

Gambar 3 16 Perendaman serat rami dalam larutan 20% NaOH selam 30 menit

Serat yang telah direndam kemudian dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
Pengeringan dilakukan pada udara terbuka, tidak dilakukan pada sinar matahari
sebagaimana dapat diperlihatkan pada Gambar 3.17.

29
Gambar 3. 17 Pengeringan serat rami

Serat rami ditenun secara menual dengan orientasi 90 0 sebagaimana diperlihatkan


Gambar 3.18.

Gambar 3. 18 Proses tenunan rami

Serat rami yang telah dilakukan tenunan dan dilakukan penimbangan dengan
timbangan digital untuk membandingkan berat lapisan, terhadap tenunan serat rami dan
bervariasi lapisan 1,2 dan 3 disamakan berat dapat diperlihatkan pada Gambar 3.19.

(a) (b)

(c)

30
Gambar 3. 19 Prose timbangan
a) Tenunan satu lapis serat rami
b) Tenunan dua lapis serat rami
c) Tenunan tiga lapis serat rami

1.19.4 Pembuatan pembuatan komposit

Cetakan untuk pembuatan panel komposit terbuat dari acrylic tebal 7 mm.
berbentuk persegi dengan dimensi 400 mm x 200 mm x 7 mm. Proses pembuatan
cetakan komposit dilakukan dengan mengunakan mesin gergaji jigsaw dapat dilihat
pada Gambar 3.20.

Gambar 3. 20 Proses pembuatan cetakan

Pembuatan panel komposit dimulai dengan menyiapkan cetakan yang berbentuk


persegi dengan dimensi 400 mm x 200 mm x 7 mm yang telah diberi wax diseluruh
permukaannya. Pemberian wax ini bertujuan agar komposit tidak menempel pada kaca
dan cetakan jika melakukan pengeluaran dari cetakan komposit tersebut sebagaimana
diperlihat pada Gamabr 3.21.

31
Gambar 3. 21 Pemberian wax pada permukaan panel cetakan

Proses selanjutnya dilakukan pencampuran resin polyster dengan hardener


dicampur sampai merta dan diberikan waktu pengadukan selama 60 detik (s).
perbandingan resin polyster dengan hardener 450 ml : 1 ml, kemudian dituang dalam
cetakan komposit yang telah di sediakan sebagaimana dapat diperlihatkan pada Gambar
3.22.

Gambar 3. 22 Pencampuran resin dan hardener

Setelah itu siapkan rami yang sudah ditenunan, kemudian dimasukkan resin yang
telah di aduk dengan polyster secara merata sebagai lapisan pertama senjutnya diikuti
dengan memasukkan tenunan serat rami pada lapisan berikutnya dan ditutup kembali
denga resin polyester pada lapisan atasnya untuk komposit 2 lapisan atau 3 lapisan
disesuaikan dengan pembuatan 1 lapisan dan dapat diperlihatkan pada Gambar 3.23.

Gambar 3. 23 Pembuatan Komposit

32
Fraksi volume untuk komposit berpariasi lapisan serat rami. Fraksi volume yang
dipilih adalah serat rami 6 % dan resin polyester 94 % terdapat pada komposit satu
lapisan serat rami, sedangkan untuk komposit dua lapisan rami, fraksi volume serat rami
6 % dan resin polyester 94 % dan pada komposit tiga lapisan serat rami, fraksi volume
serat rami 6 % dan resin polyester 94 %. Setelah cetakan penuh, kemudian komposit
dikeringkan sampai merata lebih kurang waktu yang dibutuhkan sekitar 2 24 jam.
Hasil berupa panel komposit berbasis serat rami dapat diperlihatkan pada Gambar 3.24.

Gambar 3. 24 Komposit yang telah kering

Selanjutnya Proses pembuatan spesimen dilakukan dengan pemesinan yaitu


dengan memakai mesin gergaji jigsaw yang mengacu pada standar uji yang digunakan
yaitu bentuk spesimen uji tarik berdasarkan standar ASTM D 638. Setelah spesimen
diberi label dengan catatan jenis variasi untuk mehindari kesalahan pembacaan dapat
diperlihatkan pada Gambar 3.25.

(a) (b)

33
(c)
Gambar 3. 25 Masing-masing spesimen
a) Specimen 1 lapisan serat rami
b) Specimen 2 lapisan serat rami
c) Specimen 3 lapisan serat rami

1.20 Analisis Numerik

Selanjutkan dilakukan analisis numerik menggunakan Autodesk Helius


Composite 2016 untuk memperoleh nilai perbandingan hasil numerik dan eksperimen.
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.26.

Gambar 3. 26 Autodesk Helius Composite 2016

Menggunakan luas basis data disesuikan dari lamina, serat, resin, dan bahan inti
untuk membangun panel sandwich anda. Menambah atau membuat bahan baru dengan
fitur New Item. Memperkejakan micromehanic untuk menentukan sifat-sifat komposit
atau teori lamina klasik untuk menghitung sifat-sifat komposit. Dari serat rami yang
telah di tentukan dapat diperlihatkan pada Gambar 3.27.

34
Gambar 3. 27 Serat Rami
Kemudian dilakukan New Item dan dipilih New Lamina untuk memasukan data
dari resin polyester untuk memperbandingkan dengan data lapisan serat rami dengan
resin polyester dapat diperlihatkan pada Gambar 3.28.

Gambar 3. 28 Resin polyster

Analisa diawali dengan pemodelan komposit baik 1,3,5 maupun 7 lamina.


Komposit 1 lamina tampa perlakuan serat rami dan disusun 1 lapisan resin polyester dan
diperlihatkan pada Gambar 3.29.

35
Gambar 3. 29 komposit dengan jumlah lamina

Menunjukkan tab laminasi banyak muncul di stres-ketegangan dan analisis


jendela analisis kekuatan. Selanjutnya klik linamite loads untuk menukarkan angka
Axial Load X (MPa), menjadi 1000. Diperlihatkan pada Gambar 3.30.

Gambar 3. 30 Laminate loads

Mementukan perkembangan individu lapisan kegagalan serat rami dan degradasi


terkait kekuatan lamina progresif sebagai hasil dan dari beban diterapkan. Untuk
menentukan progresif kegagalan analisis lamina klik progressive Failure dan di klik 2
kali Calculate untuk meperlihatkan hasil kegagalah uji tersebut dapat diperlihatkan pada
Gambar 3.31.

36
Gambar 3. 31 kegagalan analisis lamina

Setelah hasil yang ditampilkan dapat mengambil tindakan tersebut. Menghapus


gagal bebas, memiliki opsi untuk menyaring hasil sehingga hanya bebas bertahap
terjadinya kegagalan lapis ini terjadi pada lamina tampa perlakuan atau tampa serat rami
dan dilakuan dengan resin polyester. Hasil perhitungan secara lengkpat apat
diperlihatkan pada lampiran 1. dapat diperlihatkan pada Gambar 3.32

Gambar 3. 32 Hasil Kekuatan tarik komposit

37
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan data-data hasil pengujian tarik.
Komposit yang diuji adalah komposit hidrid berbasis serat rami oriantasi 0/90o. Adapun
variasi komposit yang digunakan adalah 3 macam variasi jumlah lapisan yaitu
dilakukan satu lapisan serat rami 6 % : 94 %, 2 lapisan serat rami 6 % : 94 % dan 3
lapisan serat rami 6 % : 94 %. Pengujian yang dilakukan untuk tiap variasi atau lapisan
dilakukan lima buah spesimen yang dilakukan pengujian tarik.

4.2 Analisis Numerik Sifat Mekanik Komposit

Analisis numerik komposit resin berpenguat serat rami dilakukan


dengan menggunakan Autodesk Helius Composite 2016 sebagaimana
diperlihatkan pada Gamba 4.1.

38
Gambar 4. 1 Get Started Autodesk Helius Composite 2016

Analisa diawali dengan pemodelan komposit baik 3,5 maupun 7 lamina.


Selanjutnya dengan pemodelan komposit baik 3 lamina. Komposit 3 lamina terdiri dari
2 lapisan resin polyester dan 1 lapisan serat rami yang sudah dilakukan tenunan.
yang disusun secara bersilangan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Komposit dengan 3 lamina

Selanjutnya dilakukan pemodelan komposit 5 lamina, yang terdiri dari 3 lapisan


resin polyester dan 2 lapisan tununan serat rami, yang disusun secara bersilang
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.3.

39
Gambar 4. 3 Komposit dengan 5 lamina

Selanjutnya dilakukan pemodelan komposit 7 lamina, yang terdiri dari 4 resin


polyester dan 3 lapisan serat rami, yang disusun secara bersilang sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4. 4 Komposit dengan 7 lamina

Analisa secara numerik dari kekuatan komposit 3 lamian diperlihatkan pada


Gambar 4.5. kegagalan terjadi 2 kali saat material mendapatkan tegangan tarik 105
Mpa. Pada lapis ke 1 dan 3 pada tegangan tarik 350 Mpa. Hasil perhitungan secara
lengkat dapat diperlihatkan pada lampiran 1.

40
Gambar 4. 5 Kekuatan tarik komposit 3 lamina

Sedangkan kekuatan komposit 5 lamina diperlihatkan pada Gambar 4.6.


Kegagalan terjadi 2 kali yang pertama terjadi saat material mendapatkan tegangan tarik
105 Mpa pada lapisan ke 2 dan 4 dan juga pada tegangan tarik 350 Mpa. Hasil
perhitungan secara lengkap dapat diperlihatkan pada lampiran 2.

Gambar 4. 6 Kekuatan tarik komposit 5 lamina

Nilai kekuatan tarik komposit 7 lamina dapat diperlihat pada Gambar 4.7. Jika
dibandingkan kekuatan tarik hasil eksperimen dengan kekuatan tarik hasil simulasi
diperoleh kekuatan tarik hasil simulasi 4 kali lebih besar dari hasil eksperimen baik
untuk komposit 3,5 atau 7 lamina. Perbedaan yang cukup besar ini bisa jadi diakibatkan
oleh beberapa parameter fisik dari serat rami yang tidak diketahui secara pasti dalam
analisa numerik. Di samping itu, adanya faktor ketidak seragaman dalam proses
pembuatan komposit. Hasil perhitungan secara lengkap dapat diperlihatkan pada
lampiran 3.

41
Gambar 4. 7 Kekuatan tarik komposit 7 lamina

Dapat dilihat dengan Gambar 4.8. Bahwa kekuatan tariknya sama pada 105 MPa
di ply 3,5,7 mendapatkan kekuatan tarik yang sama sama kuat, ini baru melakukan
analisis dengan numerik, lain lagi menggunakan eksperimen, adanya faktor
ketidakseragaman dalam proses pembuatan komposit bisa jadi diakibatkan oleh
beberapa parameter fisik dari serat nenas yang tidak diketahui secara pasti dalam analisa
numerik.

120
100 105 105 105

80

Kekuatan Tarik (Mpa) 60


40
20
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Variasi Lapisan

Gambar 4. 8 kekuatan komposit hasil numerik

Pada Grafik 4.8 dengan variasi jumlah lapisan serat rami 1,2 dan 3 lapisan. Dan
hasil kekuatan tarik dalam pencarian numerik 105 Mpa. Hasil perbandingan kekuatan
tarik sama-sama kuat, ini dilakukan dengan analisis numerik. Lain lagi menggunakan
eksperimen, adanya factor ketidak seragaman dalam proses pembuatan komposit bias

42
jadi diakibatkan oleh beberapa parameter fisik dari serat ramiyang tidak dapat diketahui
secara pasti dalam analisa numerik.

4.3 Analisa Eksperimen

Hasil dari pengujian tarik yang di lakukan di Universitas Andalas ( UNAND )


untuk komposit serat daun rami varaksi volume 6 : 94 %, 6 : 94 % dan 6 : 94 % setiap
komposit di lakukan 3 kali pengujian sehingga di dapatkan nilai tegangan rata-rata dari
komposit serat daun rami di ambil 2 nilai terbaik dapat di lihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4. 1 Hasil pengujian tarik

Variasi Komposisi Gaya (kgf) (Mpa)


Lapisan
1 6 94 % 155 23,81 0,769
2 6 94 % 102,5 13,86 0,020
3 6 94 % 125 13,00 0,017

Cara menghitung tegangan adalah :

1 lapis serat rami fraksi volume 6 : 94 %


a) Tegangan Tarik( )
f
=
A

A = 63,84 mm

F = 155 N

155 N
=
63,84 mm

= 2,427 Mpa

b) Regangan ( )
= L0 L1
L1
L1= 12 mm

2 lapis
= 11,33 11,1

43
11,1
= 0,020

Setelah dilakukan pembuatan dan pengujian terhadap komposit serat rami dengan
komposisi 1 lapis, 2 lapis dan 3 lapis serat. Kemudian dibuat juga perbandingan dari
ketiga komposisi yang diperlihatkan, yang mana dapat dilihat pada uraian berikut :

Pada Gambar grafik 4.9. terlihat bahwa lapisan 1 dengan tegangan tarik 28,66
Mpa terkuat dibandingkan 2 lapis serat rami yaitu 14,26 Mpa dan begitu juga pada 3
lapis serat rami yaitu di dapatkan kekuatan tarik rata-rata 13,39 Mpa. Dapat diperbedakn
hasil pengujian dimana hasil yang lebih kuat regangan tari terdapat pada lapisan 1 dan
semakin menurun dan pada lapisan 3 tegangan tarinya semakin rendah.

35
30
28.66
25
20
(Mpa) 15
14.26 13.39
10
5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

ply

Gambar 4. 9 Grafik Kekuatan komposit hasil eksperimen

Gambar 4.9 melihatkan hasil pengujian tarik terhadap komposit serat rami, di
mana di dapatkan nilai rata-rata masing-masing lapisan. Untuk spesimen lapisan 1 di
dapatkan nilai kekuatan tarik sebesar 28,66 MPa memiliki kekuatan tertinggi, pada 2
lapis didapatkan kekuatan tarik rata-rata sebesar 14,26 MPa selanjutnya pada 3 lapis di
dapatkan kekuatan tarik rata-rata sebesar kekuatan tarik terendah di miliki oleh
spesimen komosit 3 lapisan serat di dapatkan nilai rata-rata kekuatan tarik sebesar 13,39
MPa .

44
4.4 Perbandingan Numerik dan Eksperimen

Berdasarkan data hasil pengujian pada Tabel 4.2 mengalami jauh perbedaan kuat
tarik menggunakan analisis numerik dengan eksperimen, lebih tinggi hasil tegangan taik
yang dihasilkan dengan menggunakan analisis numerik dibandingkan analisis
eksperimen.

Tabel 4. 2 Perbandingan Numerik Dan eksperimen

Komposit Tegangan tarik ( = Mpa)


Numerik Eksperimen
Lpisan (ply)
1 105 28,66
2 105 14,26
3 105 13,39
Perbandingan antara Eksperimen dengan Variasi jumlah lapisan. Terlihat jauh
perbedaan analisa antara numerik dan eksperimen. Dimana kekuatan tarik dengan
analisis numerik 4 kali lebih besar dari analisis eksperimen, dapat diperlihatkan pada
Gamabra 4.10.
120
105
105 105
100

80

60
(Mpa)
Numerik
40
Eksperimen
28.66
20 14.26
13.39
0
2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5

ply

Gambar 4. 10 Grafik hubungan numerik dengan eksperimen

4.5 Pembahasan

Pada umumnya pembuatan komposit adalah bertujuan untuk menggabungkan sifat


yang dimiliki oleh resin sebagai matriks dan serat sebagai penguat, oleh karena itu
penggabungan dari kedua hal ini akan mengakibatkan material komposit yang dibentuk
menjadi lebih kuat.

45
Serat inilah yang menentukan karakteristik dari komposit, serat inilah yang
nantinya akan menahan sebagian besar gaya gaya yang bekerja pada bahan komposit,
saat pengujian tarik dilakukan tegangan mulanya akan diterima oleh matrik (resin) dan
diteruskan kepada serat sehingga sampai menahan beban maksimum.

4.6 Pembahasan Analisa Numerik

Menunjukan hasil kekuatan tarik dari tiga variasi jumlah lapisan, serat daun rami,
Kekuatan tarik rata-rata sebesar 105 Mpa sama ketiga variasi lapisan dan di 350 Mpa.
Pada 3 lamina saat kekuatan 105 Mpa terjadi putusnya pada lapisan 2 dan sampai pada
350 Mpa sudah mulai putus semuanya pada lapisan 1 dan 3. Sedang kan pada 5 lamina
saat kekuatan 105 Mpa mulai putusnya pada lapisan 2 dan 4, saat memasuki kekuatan
350 Mpa lapisan 1,3 dan 5 juga mengalami putus. Begitu juga dengan 7 lamina saat
tekanan 103 Mpa tiga lapisan langsung putus, lapisan 2,4 dan 6, pada kekuatan 350 Mpa
lapisan 1,3,5 dan 7 mulai putus keseluruhan lapisan, di karenakan proses pembuatan
analisis numerik itu tidalah mengetahui bentuk fisik serat, ada ketidak seragaman yang
dilewati numerik.

a) (b)

46
(c)

Gambar 4. 11 komposit lamina serat rami


a) 3 lamina/1 lapis serat rami
b) 5 lamina/2 lapis serat rami
c) 7 lamina/3 lapis serat rami

Pada Gambar 4.11. Menunjukan bahwasanya dengan analisa numerik komposit dengan
menggunakan fraksi volume dan komposisi yang sama, maka kekuatannya tidak akan
berbeda kekuatan tarik.

Pada umumnya pembuatan komposit adalah bertujuan untuk menggabungkan sifat


yang dimiliki oleh resin sebagai matriks dan serat sebagai penguat, oleh karena itu
penggabungan dari kedua hal ini akan mengakibatkan material komposit yang dibentuk
menjadi lebih kuat.

Serat inilah yang menentukan karakteristik dari komposit, serat inilah yang
nantinya akan menahan sebagian besar gaya gaya yang bekerja pada bahan komposit,
saat pengujian tarik dilakukan tegangan mulanya akan diterima oleh matrik (resin) dan
diteruskan kepada serat sehingga sampai menahan beban maksimum.

Pada Gambar 4.12 menunjukkan foto patahan dari spesimen yang telah dilakukan
pengujian tarik serat rami bervariasi jumlah lapisan. Kegagalan yang terlihat pada
spesimen uji tarik didominasikan oleh semakin getasnya matrik polyester. Variasi
jumlah lapisan serat rami membuat kekuatan tarik bertambah, semakin banyak lapisan
tenuana serat dilakukan pengujian tarik semakin kuat kekuatan komposit. Rapuhnya
komposit juga disebabkan oleh adanya gelembung udara yang terperangkap didalam,
saat proses pembuatan komposit. Sehingga menyebabkan adanya rongga kosong
didalam komposit tersebut.

47
(a) (b)

(c)
Gambar 4. 12 Patahan spesimen yang sudah di uji tarik
a) Dua lapisan serat rami
b) Tiga lapisan serat rami
c) Satu lapian serat rami

48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil data-data yang didapatkan selama penelitian tugas akhir dapat
simpulkan sebagai berikut:
a) Dari semua spesimen uji dengan analisa eksperimen, ply 3 memiliki nilai
tegangan yang paling rendah, sedangkan nilai tegangan tertinggi didapatkan pada
ply 5.

b) Jumlah lapisan (ply) serat mempengaruhi kekuatan tarik dari komposit serat rami,
semakin tinggi Jumlah lapisan (ply) serat, semakin rendah tegangan yang
dihasilkan.

c) Disini dalam analisis eksperimen jelas adanya faktor tidak seragaman


dalamproses pembuatan komposit bisa jadi diakibatkan oleh beberapa parameter
fisik dari serat rami yang pembuatan tenunan seratnya secara manual.

5.2 SARAN

Adapun Saran-saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian tugas


akhir sebagai berikut:
1. Perhatian setiap proses dalam penelitian sup aya hasil yang
didapat akan lebih baik.
2. Sampel yang akan diuji hendaknya mempunyai bentuk yang lebih baik ditandai
dengan isi- isi yang rata.
3. Mengganti resin polyester debgan resin epoxy supaya mendapatkan keuletan yang
lebih optimal.

49
DAPTAR PUSTAKA

[1] Soemardi MM., 2009,. Teknologi Pemanfaatan Serat Daun rami Sebagai
Alternatif Bahan Baku Tekstil
[2] Smallmal dan Bishop 1999,. Bahan Polimer Konstruksi Bangunan . PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[3] Smalman dkk,1999. Priciples of Materials Science and Engineering,2 nd ed,Mc
Graw-Hill, Singapore.
[4] Mokhtar, dkk., Diharjo, dkk, Mawardi, dkk,.2007. Characterization and
treatments of pineapple leaf fibre Thermoplastic composite for construction
application. Research vot no: 75147. Jabatan Kejuruteraan Polimer Fakulti
Kejuruteraan Kimia dan Kejuruteraan Sumber Asli Universiti Teknologi
Malaysia.
[5] Li, M,.2000. Temperature And Moisture Effects On Composite Materials For
Wind Turbine Blades. Thesis. Master of Science in Chemical Engineering.
Montana State University-Bozeman. Montana
[6] Ray, B., C., 2005. Effects of Thermal and Cryogenic Conditionings on
Mechanical Behavior of Thermally Shocked Glass Fiber/Epoxy Composites.
Journal of Reinforced Plastic and Composite Vol 24 No 27.
[7] Aoki, Y., Yamada, K., and Ishikawa, T., 2008. Effect of hygrothermal
condition on compression after impact strength of CFRP laminates. Composites
Science and Technology 68. Elsevier. 13761383
[8] Gibson, R., F., 1994. Principles of Composite Meterial Mechanics. McGraw-
Hill, Inc Singapure
[9] Soemardi MM., 1984. Material Komposit Handbook . McGraw-Hill, New
York, Amerika Serikat.

50
[10] Vavilov, 1951 Geoge E. Rumpius pada tahun 1660. Laporan hasil penelitian
tentang oktimasi kekuatan tarik komposit serat rami polyester univesitas sebelas
maret (surakarta)
[11] Berger, 1969; Buxton dan Greenhalgh, 1989., Optimasi kekuatan tarik
composite serat rami polyester Surakarta
[12] Gibson, R.F., 1994. Principles of Composite Material Mechanics .
McGraw-Hill Inc., St. Louis.
[13] Sminth, W., F., 1996. Priciples of Meterial Science and Engineering,2 and ed,
Mc Graw-Hill, Singapura.
[14] Jacobs, J., A., and Kilduft T., K., 1994. Engineering Meterial Tschnology
Structure, Processing, Proerty and selection,2 Prentice Hall, Inc A Simon
Schuster Compay, USA
[15] Budinkski, G., K., 1995. Engineering Meterial Properties and Selection, 4th,
Prentice Hall, Inc A Simon Schuster Compay, USA
[16] berger,.1968; Buxton and Greenhalgh,. 1989.
[17] Gibson, R., F., 1994. Principles of Composite Meterial Mechanics. McGraw-
Hill, Inc Singapure
[18] Diharjo, K., Jamasri, Soekrisno, and Rochardjo, H., S., B., 2005. Tensile
Properties of Random kenaf FiberReinforced Polyester Composite, National
Seminar Proceeding, Center of Inter University, UGM, Yogyakarta, Indon
[19] Hendrodiyantopo, dkk., 1998. Teknik Penyempurnaan . STTT, Bandung.
[20] Swanson, S., R., 2000. Material of Engineering Fiber Composite Material.
University of Utah, USA.
[21] Richardson, T., 1987. Composites . Industrial Press Inc., New York.
[22] Sugiyanto, Wijoyo, 2013,Pengaruh Kekuatan Sambungan Komposit Serat
RAMI Terhadap Kekuatan Tarik Dan Geser Dengan Adhesive Epoksi
[23] Belaguru, P.N., And Shah, S.P., 1992. Fiber-reinforced Concrete
Composites . McGraw-Hill, New York.

51

Anda mungkin juga menyukai