Anda di halaman 1dari 80

KAJIAN TEKNIS DAN EKONIMI PLTMH SEGAMIT

KAPASITAS 10 kW

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


Program Strata-1 Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang

RIVALDI ANHAR
132018004

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PALEMBANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN TEKNIS DAN EKONIMI PLTMH SEGAMIT
KAPASITAS 10 KW

Merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana


Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Dipersiapkan dan Disusun Oleh:

Rivaldi Anhar
132018004

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing 1 Penguji 1

Ir. Zulkiffli Saleh., M.Eng Erliza Yuniarti, S.T.,M.Eng


NIDN : 0212056402 NIDN : 0230066901

Pembimbing 2 Penguji 2

Yosi Apriani, S.T.,MT Sofiah, S.T.,M.T


NIDN : 0213048201 NIDN : 0209047302

Menyetujui Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Elektro

Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, M.T.,IPM Taufik Barlian, S.T.,M.Eng


NIDN : 0227077004 NIDN : 0218017202

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
 Berdo’a dan berusaha.
 Orang yang belajar akan berhati-hati dalam bertindak dan menghindari
kesalahan untuk kedua kalinya.
 Kegagalan dan kesalahan mengajari kita untuk mengambil pelajaran dan
menjadi lebih baik.
 Hasil tidak akan mengkhianati usaha.

Kupersembahkan skripsi kepada :


 ALLAH SWT atas segala nikmat dan ridho-Nya sehingga saya bisa
menulis skripsi ini, yang selalu memberi kesehatan, selalu diberi
perlindungan, selalu di berikan kemudahan, diberi rezeki, dan pertolongan.
 Kepada Kedua Orang Tuaku Bapak M Soleh dan Ibu Minarni yang sangat
aku cinta dan sangat aku sayang, terimakasih banyak atas perhatiannya
yang selalu memberikan Doa-doa, bantuan, dan semangat,
kupersembahkan keberhasilan ini untuk Bapak dan Ibu tercinta yang selalu
memberi nasihat, memotivasi untuk lebih baik dan lebih maju.
 Kepada Saudara-saudara ku Nurul Aicha dan Arsil Majid yang selalu
mendoakan, selalu membuat saya untuk bersemangat dalam mengerjakan
skripsi ini dan memotivasi.
 Kepada tempat berbagi suka dan duka Fitri (Ayang)
Team Turbin Cross-flow yang selalu bersama menghibur dan bersemangat
dikampus bimbingan dan dilapangan.

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini tidak ada karya
yang pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi atau universitas manapun, sepanjang sepengatahuan saya, dan tidak terdapat
karya atau usulan yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali
yang tertulis yang di acu dalam naskah dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Palembang, Agustus 2022


Yang membuat pernyataan,

Rivaldi Anhar
Nim: 132018004

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik. Shalawat serta salam tetap selalu dilimpahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-Nya hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMI
PLTMH SEGAMIT KAPASITAS 10 kW”. Penyusunan penelitian ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Strata-1 atau
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini berkat bimbingan, pengarah,


dan nasehat yang tidak ternilai harganya. Untuk itu, pada kesempatan ini dan
selesainya penelitian ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Zulkiffli Saleh, M.Eng. Selaku Dosen Pembimbing 1
2. Ibu Yosi Apriani, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing 2
Ucapan terimakasih kepada pihak yang berperan dalam menyelesaikan
penelitian, yaitu :
1. ALLAH SWT atas segala nikmat dan ridho-Nya sehingga saya bisa
menulis penelitian ini, yang selalu memberi kesehatan, selalu diberi
perlindungan, selalu di berikan kemudahan, diberi rezeki, dan pertolongan.
2. Bapak Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Palembang
3. Bapak Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang.
4. Bapak Taufik Barlian, S.T., M.Eng. Selaku Ketua Prodi Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Palembang.

iv
5. Bapak Feby Ardianto, S.T., M.Cs. Selaku Sekretaris Prodi Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Palembang.
6. Kepada pembimbing Skripsi I saya Bapak Ir. Zulkiffli Saleh, M.Eng.
sekaligus telah menjadi ayah dikampus dan dilapangan kami.
Pembimbing II Ibu Yosi Apriani, S.T., M.T. yang telah membimbing
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Elektro dan Staff Admintrasi Mbak
Dian Syakorwi dan Mbak Asri Indah program Studi Teknik Elektro.
8. Kepada Kedua Orang Tuaku Bapak M Soleh dan Ibu Minarni, Adik-adik
ku Indah Nurul Aicha dan Arsil Majid yang sangat aku cinta dan sangat
aku sayang, terimakasih banyak atas perhatiannya yang selalu memberikan
doa-doa, bantuan, dan semangat, kupersembahkan keberhasilan ini untuk
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi nasihat, memotivasi untuk
lebih baik.
9. Team Sarwan Renewable Energy 2022 serta Team Basecamp . yang selalu
bersama menghibur dan bersemangat dikampus bimbingan dan
dilapangan.
10. Teman-teman satu angkatan 2018 yang selalu berjuang untuk
menyelesaikan studi.
11. Seluruh pihak yang ikut membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga ALLAH SWT, membalas budi baik kalian yang telah membantu
dalam menyelesaikan penelitian ini.

v
Palembang, Juli 2022
Penulis

Rivaldi Anhar
132018004

vi
ABSTRAK

ANALISIS TORSI DAN PUTARAN PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA MIKRO HIDRO DI DESA SEGAMIT

Wawan*

Email : wawanalwani75@gmail.com

Pada penelitian ini dilakukan di Desa Segamit Kecamatan Semendo darat ulu
Kabupaten Muara enim Provinsi Sumatera Selatan. Jenis turbin yang digunakan
pada penelitian ini adalah turbin crossflow dengan fokus pada torsi dan putaran
yang dihasilkan. Metode penelitian yang dilakukan berupa studi literatur,
pengumpulan data, perhitungan dan analisis. Hasil penelitian mengindikasikan
bahwa turbin tetap berfungsi dengan baik. Berdasarkan hasil perhitungan
kecepatan aliran air dengan menggunakan alat ukur flowmeter aliran terendah
1,34 m/det. dan aliran terringgi dengan kecepatan aliran 1,47 m/det. dan kecepatan
rarata aliran sungai 1,424 m/det. kecepatan aliran menggunakan program aplikasi
matlab didapatkan nilai tertinggi yaitu terletak pada titik V6 = 1.4649 m/s dan
terendah V354 = 1,3529 m/s dan torsi yang dihasilkan pada turbin sebesar 315,87
Nm. Rata-rata putaran turbin sebesar 616 rpm yang menghasilkan putaran spesifik
sebesar 159 rpm.

vii
ABSTARC

ANALYSIS TORQUE AND ROTATION ON MICRO HYDRO POWER


GENERATING SYSTEM IN SEGAMIT VILLAGE

Wawan*

E-mail : wawanalwani75@gmail.com

This research was conducted in Segamit Village, Semendo Darat Ulu District,
Muara Enim Regency, South Sumatra Province. The type of turbine used in this
study is a crossflow turbine with a focus on torque and rotation produced. The
research method used is literature study, data collection, calculation and analysis.
The results indicate that the turbine is still functioning properly. Based on the
results of the calculation of the speed of water flow using a flowmeter, the lowest
flow is 1.34 m/s. and the highest flow with a flow velocity of 1.47 m/s. and the
average speed of the river flow is 1.424 m/s. The flow velocity using the matlab
application program obtained the highest value, which is located at the point V6 =
1.4649 m/s and the lowest V354 = 1.3529 m/s and the torque generated at the
turbine is 315.87 Nm. The average turbine rotation is 616 rpm which produces a
specific rotation of 159 rpm.

viii
DAFTAR ISI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ii


KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian...........................................................................................2
1.3. Batasan Masalah............................................................................................3
1.4. Sistematika Penulisan....................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).....................................4
2.1.1. Karakteristik PLTMH.............................................................................5
2.1.2. Komponen PLTMH................................................................................8
2.1.3. Kelebihan dan kekurangan PLTMH.......................................................9
2.2. Turbin Air......................................................................................................9
2.2.1. Klasifikasi turbin air.............................................................................10
2.2.2. Jenis-Jenis turbin...................................................................................10
2.2.3. Komponen turbin air.............................................................................14
2.3. Turbin Cross Flow.......................................................................................15
2.3.1. Komponen turbin crossflow.................................................................16
2.3.2. Karakteristik turbin crossflow..............................................................16
2.4. Generator.....................................................................................................18
2.4.1. Komponen generator sinkron...............................................................19
2.4.2. Prinsip kerja generator sinkron.............................................................20
2.4.3. Daya generator......................................................................................21
2.5. Torsi.............................................................................................................21
2.6. Putaran spesifik...........................................................................................22

ix
2.7. Putaran turbin crossflow.............................................................................22
BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................23
3.1. Tempat dan Waktu......................................................................................23
3.2. Diagram Fishbone.......................................................................................24
3.3. Mekanisme Pelaksanaan Penelitian.............................................................24
3.4. Alat dan Bahan............................................................................................25
3.5. Blok Diagram Langkah-langkah Untuk Mendapatkan Torsi dan Putaran
Pada Turbin Crossflow.......................................................................................26
BAB 4 DATA DAN ANALISIS..........................................................................27
4.1. Data Pengukuran.........................................................................................27
4.1.1. Penampang saluran...............................................................................27
4.1.2. Kecepatan aliran sungai........................................................................30
4.1.3. Kecepatan aliran air sungai menggunakan aplikasi Matlab.................33
4.1.4. Head atau tinggi jatuh air......................................................................36
4.1.5. Data putaran turbin...............................................................................36
4.1.6. Data Spesifikasi Generator Sinkron......................................................38
4.2. Daya Available............................................................................................38
4.3. Perhitungan Daya Turbin............................................................................40
4.4. Perhitungan Daya Generator.......................................................................40
4.5. Torsi.............................................................................................................40
4.6. Putaran Turbin.............................................................................................41
4.7. Analisi Torsi Yang Dihasilkan....................................................................42
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................43
5.1. Kesimpulan..................................................................................................43
5.2. Saran............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44
LAMPIRAN..........................................................................................................47

DAFTAR GAMBAR

x
Gambar 2. 1 Skema pembangkit listrik tenaga mikrohidro.....................................4
Gambar 2. 2 metode water pas dan papan kayu.......................................................6
Gambar 2. 3 Komponen-komponen besar sebuah skema PLTMH.........................8
Gambar 2. 4 Turbin crossflow...............................................................................11
Gambar 2. 5 Gambar turbin archimedes screw......................................................11
Gambar 2. 6 Komponen utama pada turbin kaplan...............................................12
Gambar 2. 7 Turbin pelton.....................................................................................13
Gambar 2. 8 Turbin francis....................................................................................14
Gambar 2. 9 Turbin crossflow...............................................................................16
Gambar 2. 10 Kontruksi generator sinkron............................................................18
Gambar 2. 11 Kontruksi stator...............................................................................19
Gambar 2. 12 Kontruksi rotor................................................................................20
Gambar 3. 1 Peta lokasi.........................................................................................23
Gambar 3. 2 Diagram fishbone..............................................................................24
Gambar 3. 3 Blok diagram langkah-langkah menentukan torsi dan putaran pada
turbin crossflow......................................................................................................26
Gambar 4.1. Proses pengukuran lebar dan tinggi penampang...............................27
Gambar 4.2. Penampang saluran............................................................................29
Gambar 4.3. Proses pengukuran kecepatan aliran.................................................30
Gambar 4.4. grafik perhitungan kecepatan aliran..................................................32
Gambar 4.5. Hasil pengukuran kecepatan aliran,luas penampang dan tinggi
penampang.............................................................................................................32
Gambar 4.6. Grafik kecepatan aliran air tertinggi.................................................35
Gambar 4.7. Grafik kecepatan aliran air terendah.................................................35
Gambar 4. 8. Grafik kecepatan putaran turbin.......................................................37

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil pengukuran lebar penampang.......................................................28


Tabel 4.2 Hasil pengukuran tinggi penampang.....................................................29
Tabel 4.3. Hasil perhitungan kecepatan aliran sungai...........................................31
Tabel 4.4. Hasil kecepatan aliran air sungai menggunakan flowatch....................33
Tabel 4.5 Kecepatan aliran air tertinggi dan terendah dengan menggunakan
aplikasi matlab.......................................................................................................34
Tabel 4.6 Hasil pengukuran head atau tinggi jatuh air..........................................36
Tabel 4.7 Kecepatan putaran turbin.......................................................................37
Tabel 4.8 Spesifikasi generator sinkron.................................................................38
Tabel 4.9 Hasil Perkalian luas penampang dan kecepatan aliran air.....................39

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di Indonesia penggunaan energi sebagian besar masih bersumber dari fosil,
terutama penggunaan energi tak terbarukan yang dihasilkan oleh minyak bumi
dan batu bara. Namun seiring berjalannya waktu, ketersediaan energi fosil
semakin menurun. Pemanfaatan sumber energi alternatif dalam bentuk sumber
Energi Baru dan Terbarukan (EBT) merupakan salah satu solusi alternatif.
Penggunaan EBT harus menjadi perhatian utama untuk pembangkitan energi
listrik, tidak hanya untuk mengurangi penggunaan energi fosil, tetapi juga untuk
mewujudkan energi bersih atau ramah lingkungan (Azhar & Satriawan, 2018).
Tenaga air adalah sumber EBT terbesar secara global. Rilis Dewan Energi
Nasional (DEN) melalui dokumen buku bauran energy nasional 2020
mengungkapkan besaran potensi bentuk sumber energi angin sebesar 60,6 GW,
surya 207.898 MW dan air sebesar 75.091 MW. Kecenderungan pemanfaatan air
sebagai sumber energi ini lebih mengemuka dibandingkan dengan bentuk sumber
energi alternatif lainnya lebih disebabkan oleh arah regulasi dan besaran capital
cost yang harus dikeluarkan (Usman, 2020).
Salah satu bentuk pemanfaatan potensi tenaga air dalam skala kecil adalah
melalui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Wahana suplai
fluida dapat menggunakan saluran irigasi, sungai atau terjunan air dengan cara
memanfaakan beda ketinggian level fluida dan besarnya debit air. Di anak sungai
terdapat potensi ketersediaan air yang cukup sepanjang tahun, debit andalan,
ketinggian yang sesuai (Dwiyanto et al., 2016).
Torsi merupakan suatu gerakan berupa dorongan yang terjadi antara sudu
dan poros engkol. Jika terjadi dorongan pada kedua bagian tersebut, maka akan
menghasilkan suatu perputaran gerakan atau torsi. Gerakan ini sering terjadi pada
turbin, sehingga turbin tersebut bisa berfungsi dengan maksimal.

1
Pemilihan jenis turbin air dalam pltmh disesuaikan dengan debit air, dan
ketinggian (head). Turbin air adalah mesin konversi energi yang berfungsi untuk
merubah/mengkonversi energi potensial (head) yang dimiliki oleh air membentuk
energi mekanik pada poros turbin. Terdapat banyak jenis turbin yang digunakan
dalam pembangkit listrik tenaga mikrohidro, salah satunya yaitu turbin crossflow.
Turbin air crossflow adalah salah satu turbin air dari jenis turbin aksi (impulse
turbine). Daya listrik terbangkitkan pada turbin dipengaruhi oleh putaran dan
besaran torsi yang didapatkan pada poros turbin.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Christiawan et al., 2017)
dengan judul “Studi Analisis Pengaruh Model Sudu Turbin Terhadap Putaran
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)” dari hasil penilitian
tersebut dilakukan investigasi terhadap sudu turbin mikro hidro untuk
mendapatkan hasil yang lebih efektif dengan rpm yang lebih besar, Hasil
pengukuran yang dilakukan, diperoleh rpm tertinggi sebesar 151,6 dan torsi
tertinggi sebesar 0,017 Nm. Pada penelitian ini dilakukan juga oleh (Saleh et al.,
2019) dengan judul “Analisis Karakteristik Turbin Crossflow Kapasitas 5 kW”
dari hasil penilitian tersebut di dapatkan Karakteristik mekanis menghasilkan
putaran sebesar 256,30 rpm dan daya yang terbangkitkan pada turbin sebesar 4,88
kW.
Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk menganalisa berapa torsi dan
putaran yang dihasilkan pada turbin dengan kapaitas yang berbeda yaitu 10 kW.
sebagai tugas akhir saya dengan judul penelitian “ANALISIS TORSI DAN
PUTARAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO DI DESA
SEGAMIT”. Diharapkan dengan adanya energy alternative berbasis mikro hidro
sebagai energy utama untuk mengghidupkan tenaga listrik di lingkungan
masyarakat yang belum terjangkau oleh listrik. Dan dapat mengedukasi
masyarakat bagaimana pemanfaatan energy yang terbarukan.

1.2. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis torsi dan putaran yang dihasilkan pada
sistem pembangkit listrik mikro hidro di Desa Segamit Kecamatan Semendo darat
ulu Kabupaten Muara enim.

2
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini menganlisis torsi dan putaran pada system
pembangkit listrik mikro hidro di Desa Segamit Kecamatan Semendo darat ulu
Kabupaten Muara enim.

1.4. Sistematika Penulisan


Secara sistematika penulisan skripsi ini akan ditulis sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN : Berisi tentang Latar Belakang,


Tujuan Penelitian, Batasan Masalah,
Dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA : Membahas mengenai landasan teori


yang berisikan dasar pemikiran
secara teoritis dan secara umum
antara lain tentang PLTMH, turbin
air.

BAB 3 METODE PENELITIAN : Pada bab ini akan dibahas secara


rinci mengenai metode pengerjaan
skripsi.

BAB 4 DATA DAN ANALISIS : Pada bab ini menguraikan tentang


torsi dan putaran pada system
pembangkit listrik mikro hidro.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN: Pada bab ini berisi tentang


kesimpulan dan saran dari
pembahasan pada bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)


Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) merupakan pembangkit
listrik yang berpotensi pada aliran sungai yang debitnya cukup tinggi. Prinsip
kerja dari PLTMH adalah Memanfaatkan perbedaan ketinggian dan kapasitas air
aliran di sungai dalam per detik. Air Mengalir melalui intake dan diteruskan ke
Tabung tekanan yang akan memutar poros turbin dan menghasilkan energi
mekanik. Turbin akan memutar generator dan menghasilkan listrik (Ikrar
Hanggara dan Harvi Irvani, 2017).

Gambar 2.1. Skema pembangkit listrik tenaga mikrohidro


Sumber : (Michael & Jawahar, 2017)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) memiliki prinsip kerja


dengan memanfaatkan beda tinggi head dan jumlah debit air per detik yang ada
pada aliran atau sungai. Air yang mengalir melalui intake diteruskan oleh saluran
pembawa hingga penstock, kemudian akan memutar poros turbin sehingga
menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator dan
menghasilkan energi listrik (I Putu Andrean Wiranata, I Gusti Ngurah Janardana,
2020).

4
2.1.1. Karakteristik PLTMH
Berikut karakteristik PLTMH yang dinyatakan dari beberapa konstanta
sebagai berikut (Apriani, Saleh, Dillah, & Sofian, 2020):
1. Kapasitas debit air
Untuk mendapatkan nilai debit air, banyak metode yang bisa di lakukan mulai
dari pemakaian bola pingpong, Metode bendung (persegi panjang), metode
pengenceran garam dan metode yang menggunakan alat current meter. Pada
penelitian ini saya menggunakan alat current meter dikarenakan lebih presisif
nilai yang dihasilkan dalam pengukuran kecepatan aliran.
Persamaan untuk mencari luas penampang adalah sebagai berikut:

A=b ∙ h ..............................................................................................................(2.1)

dengan,
A = Luas penampang
b = Lebar penampang
h = Tinggi penampang

2. Kapasitas arus
Pengukuran debit aliran sungai biasanya dilakukan pengukuran
menggunakan pelampung dan stopwatch, dilakukan di sebuah titik tertentu dan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Q= A . V ...........................................................................................................(2.2)
Untuk mendapatkan nilai kecepatan aliran dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
V =Q/ A .......................................................................................................... (2.3)
dengan,
Q = debit (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan (m/s)

3. Power available
Daya yang tersedia adalah daya yang dapat dihasilkan oleh turbin pada saat
mendesain turbin. Daya yang tersedia dapat ditentukan empat parameter, yaitu

5
massa jenis air, gaya berat, debit, dan efektif tinggi jatuh. Berikut persamaan
menentukan daya yang dihasilkan oleh turbin dengan efisiensi tertentu.
Pa=ρ x g x Q x H .............................................................................................(2.4)
dengan,
ρ = kepadatan air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Q = debit (m3/s)
H = tinggi efektif (m)

4. Tinggi jatuh air (head)


Pengukuran ini menggunakan metode waterpas dan papan kayu yang
menggunkan peralatan sederhana yaitu tongkat kayu, penggaris kayu dan
waterpass kemudian di jumlahkan setiap tinggi yang di dapat, alasan
menggunakan metode ini karena kondisi medan yang tidak terlalu sulit dan
jaraknya cukup dekat.

6
Gambar 2.2. metode water pas dan papan kayu
Sumber : (Dokumentasi penelitian)

Gambar diatas adalah prosedur bertahap untuk menentukan head kotor H g


antara air buangan dan permukaan air yang lebih tinggi (pada air terjun atau bak
penenang) dengan persamaan :
H g=h1 +h2 +…+ hn .........................................................................................(2.5)
Untuk menghitung tinggi jatuhnya air (Head Effektif) terhadap Head kotor
adalah sebagai berikut :
1
Head Losses= x Head kotor .......................................................................(2.6)
3

5. Daya turbin
Daya turbin air ditentukan oleh besarnya debit air, massa jenis air, gravitasi,
tinggi jatuh air (head), dan effisiensi turbin sehingga dapat ditulis dengan
persamaan (Insanto, 2017):
Daya keluaran turbin:
Pt h =¿ ρ . Q . g .H . η ¿...................................................................................................(2.7)
t

dengan,
Pt h =¿ ¿ daya turbin (kW)
𝞺 = massa jenis air (1000 kg/ M 3)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/dt 2)
Q = besarnya debit air ( M 3 /dt )
H = besarnya tinggi terjun air (m)
ηt = efisiensi turbin (0,7)

Karakteristik umum yang dapat dilihat pada PLTMH antara lain:


a. Kapasitas energi yang dibangkitkan kecil.
b. Energi yang dihasilkan hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik
wilayah tertentu saja meskipun dalam perkembangannya ada yang
interkoneksi.
c. Kebanyakan hanya dipakai untuk penerangan rumah tangga dan mengisi
baterai.
d. Serta cukup untuk menyuplai energi listrik pada industri kecil.

7
2.1.2. Komponen PLTMH
Komponen pada PLTMH terdiri dari bendungan, bak pengendap, saluran
pembawa, bak penenang, pipa pesat, turbin dan generator yang akan dijelaskan
sebagai berikut: (Subandono, 2013).

Gambar 2.3. Komponen-komponen besar sebuah skema PLTMH


Sumber: (Subandono, 2013)

a. Bendungan (weir)
Bendungan (weir) atau waduk adalah bangunan yang terletak menentang arah
aliran sungai, digunakan untuk membelokkan arah aliran air. Struktur bendung
dirancang untuk meningkatkan dan mengontrol ketinggian air di sungai secara
signifikan sehingga ketinggian air cukup untuk dialirkan ke saluran masuk
PLTMH.
b. Bak pengendap ( settling basin )
Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air.
Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen
komponen berikutnya dari dampak pasir.
c. Saluran pembawa (headrace)
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari
air yang disalurkan.
d. Bak penenang (headtank)
Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air
antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran
dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.
e. Pipa pesat/penstock

8
Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda
air, dikenal sebagai sebuah turbin.
f. Turbin dan generator
Perputaran gagang dari roda dapat digunakan untuk memutar sebuah alat
mekanikal (seperti sebuah penggilingan biji, pemeras minyak, mesin bubut
kayu dan sebagainya), atau untuk mengoperasikan sebuah generator listrik.

2.1.3. Kelebihan dan kekurangan PLTMH

Beberapa kelebihan pada penggunaan PLTMH antara lain:

a. Potensi energi air yang melimpah


b. Teknologi yang handal dan kokoh sehingga mampu beroperasi lebih dari 50
tahun
c. Teknologi PLTMH merupakan teknologi ramah lingkungan dan terbarukan
d. Effisiensi tinggi (70-85 persen)
e. Sumber energi terbarukan
f. Sumber melimpah
g. Biaya pembangkitan rendah
h. Ramah Lingkungan dan Mendorong upaya penyelamatan lingkungan
i. Output daya yang cukup besar 10 kW – 100 kW

Sedangkan kekurangan dari pembangkit ini adalah:

a. Investasi awal relatif besar


b. Bermasalah saat kemarau, tergantung debit air
c. Berpotensi menjadi teknologi yang konsumtif

2.2. Turbin Air


Turbin air merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi potensial
menjadi energi mekanik. Air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju
tempat yang lebih rendah, dalam hal ini air memiliki energi potensial. Besarnya
tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan
debit air. Energi mekanis di konversi dengan generator listrik menjadi tenaga
listrik (Mastika, Jasa, & Manuaba, 2020).

9
2.2.1. Klasifikasi turbin air
Turbin air diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu turbin impuls dan
turbin reaksi. Turbin impuls atau bisa disebut juga turbin aksi merupakan turbin
yang berputar karena adanya gaya dorongan dari air. Turbin yang termasuk dalam
turbin impuls antara lain turbin pelton, turbin turgo, turbin crossflow, kincir air.
Sedangkan, pada turbin reaksi memanfaatkan energi potensial menjadi energi
mekanik. Air yang masuk kedalam jaringan memiliki tekanan dan kemudian
mengalir ke sudu. Perbedaan tekanan memberikan gaya dan menyebabkan turbin
berputar. Turbin yang termasuk dalam turbin reaksi yaitu turbin francis, turbin
kaplan, turbin propeller (Irawan, 2018).

2.2.2. Jenis-Jenis turbin


Terdapat dua jenis turbin air yaitu : turbin impulse yang terdiri dari turbin
Crossflow,Pelton, dan Archimedes dan turbin reaksi yang terdiri dari turbin
francis, dan kaplan. Pada poin-poin di bawah ini akan dijelaskan pengertian dan
prinsip kerja dari turbin-turbin tersebut.

2.2.2.1 turbin crossflow


Turbin crossflow turbin air yang digolongkan kedalam turbin impuls.
Prinsip kerja dari turbin ini adalah ketika air masuk melalui pipa yang dimana
aliran air pada inlet turbin dapat diatur oleh guide vane yang berfungsi sebagai
nozzle. Air yang masuk kedalam runner mengenai sudu dua kali. Tahap pertama
atau first stage, air mengenai sudu dekat dengan inlet dan tahap kedua dimana air
akan mengenai sudu dekat dengan outlet turbin sebelum meninggalkan turbin.
Sehingga pada keadaan ini air yang mengenai sudu dekat dengan outlet turbin
dapat memberikan gaya tambahan agar runner turbin dapat berputar lebih cepat
(Dinata et al., 2020)

Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit air sebesar 20 liter/dt hingga
10.000 liter/dt dan head antara 1 m sampai 200 m. Pancaran air masuk turbin dan
mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi
mekanik.Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih

10
rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin.Runner turbin
dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan parallel (Ahmad
Murtadho dan Venny Yusiana, 2019).

Gambar 2.4. Turbin crossflow


Sumber : (Nurdin, 2017)

2.2.2.2 turbin archimedes screw


Archimedes sekrup adalah salah satu mesin tertua yang masih digunakan
dan berfungsi mengangkat air untuk irigasi dan drainase. Turbin ulir berasal dari
konsep kuno oleh ahli matematika dan fisika Archimedes (287 – 212 SM). Sekrup
Archimedes terdiri dari permukaan heliks yang mengelilingi poros silindris pusat
di dalam pipa berongga. Ketika digunakan sebagai pompa, sekrup biasanya
diputar oleh generator atau tenaga kerja manual. Ketika poros berputar, ujung
bawah menggulung volume air yang disebut sebagai ember. Air ini akan meluncur
ke dalam tabung spiral saat sekrup berputar, sampai akhirnya mengalir keluar dari
bagian atas sekrup. Pompa sekrup digunakan terutama untuk mengalirkan air
keluar dari tambang atau area lain dari air yang rendah. Palung yang terbuka dan
desain keseluruhan sekrup memungkinkan lintasan puing tanpa tersumbat (Putra
et al., 2018)

Gambar 2.5. Gambar turbin archimedes screw


Sumber: (Putra et al., 2018)

11
2.2.2.3 Turbin Kaplan
Prinsip kerja turbin Kaplan adalah air yang mengalir dari water intake (kanal)
mula-mula memasuki spiral casing (rumah spiral). Kemudian akibat bentuk volute
dari spiral casing, air diarahkan untuk memasuki guide vane (sudu arah) secara
tangensial. Setelah keluar dari guide vane aliran air bergerak kearah aksial karena
pengaruh whirl chamber (ruang pusar) kemudian air akan memasuki runner (sudu
gerak). Pada runner, aliran air mengalami perubahan momentum yang
menyebabkan timbulnya putaran pada poros turbin. Air selanjutnya keluar dari
turbin melalui draft tube (saluran pembuangan). keadaan ekonomi dan memenuhi
kebutuhan kelistrikan di daerah tersebut (Hartadi, 2015).

Gambar 2.6. Komponen utama pada turbin kaplan


Sumber: (Hartadi, 2015)
Keterangan dari gambar 2.4 :

1. Spiral casing (rumah spiral)


2. Guide vane (sudu arah)
3. Runner (sudu gerak)
4. Blade (daun atau pisau)
5. Draft tube (saluran pelepasan)

12
2.2.2.4. turbin pelton
Turbin Pelton merupakan jenis turbin impuls yang dipakai head yang besar.
Terdiri dari satu set runner yang berisi sudu dipasang secara sejajar pada disk
seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.7. Turbin pelton


Sumber: (Saputra et al., 2020)
Turbin ini diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih
nozel. Aliran fluida dalam pipa yang dihasilkan dari head akan keluar dengan
kecepatan tinggi melalui nozel. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang
simetris. Tekanan air diubah menjadi kecepatan, pancaran air akan mengenai
bagian tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah
sehingga bisa membalikkan pancaran air dengan baik. Prinsip kerja turbin Pelton
ini yaitu merubah gaya potensial air menjadi gaya mekanis yang terjadi akibat
reaksi impuls pada runner turbin yang menyebabkan runner turbin dapat berputar
selama ada pancaran air yang menyemprot sudu. Air disemprotkan dari nozel
mengenai sudu-sudu turbin, maka runner dapat berputar untuk memutar pulley
turbin yang terhubung ke pulley generator menggunakan belt sehingga generator
dapat berputar (Saputra et al., 2020).
2.2.2.5. turbin francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin ini dipasang
antara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial. Turbin francis bekerja dengan memakai
proses tekanan lebih. Pada waktu air masuk ke runner sebagian energi potensial

13
bekerja di dalam sudu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi
tinggi jatuh dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap
memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum
mungkin. Energi mekanik turbin berasal dari penjumlahan energi kinetik dan
energi potensial. Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya
terbenam dalam air. Air yang masuk ke dalam turbin dialirkan melalui pengisian
air dari atas turbin (schact) atau melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral
(rumah keong). Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi
pembukaan sudu pengarah. Dengan demikian kapasitas air yang masuk ke dalam
roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil (Fachrudin et al., 2021).

Gambar 2.8. Turbin francis


Sumber: (Fachrudin et al., 2021)
2.2.3. Komponen turbin air
Pada turbin air terdapat dua komponen utama yaitu terdiri dari komponen
rotor dan stator. Komponen tersebut terdapat beberapa bagian antara lain sebagai
berikut (Putra F. A., 2018):
a. Rotor, yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari beberapa bagian
antara lain:
 Sudu-sudu, berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan
oleh nozzle.

14
 Poros, berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar
yang dihasilkan oleh sudu.
 Bantalan, berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan
tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.
b. Stator, yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari beberapa bagian
antara lain:
 Pipa pengarah/nozzle yang berfungi untuk meneruskan aliran fluida
sehingga tekanan dan kecepatan fluida yang digunakan didalam sistem
besar.
 Rumah turbin, berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen-komponen
turbin.

2.3. Turbin Cross Flow


Sumber energi terbarukan seperti aliran air sungai dan saluran irigasi dapat
digunakan untuk energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Salah satu jenis turbin yang digunakan adalah turbin crossflow. Turbin tipe ini
dibuat pertama kali di Eropa. Nama crossflow diambil dari kenyataan bahwa air
melintasi kedua sudu gerak atau runner dalam menghasilkan putaran (rotasi).
Sedangkan nama Banki (dari Hungaria) dan Mitchell (dari Austria) adalah nama
ahli teknik yang mengembangkan prinsip – prinsip turbin tersebut yaitu turbin ini
dilengkapi dengan pipa hisap, dan sebagai akibatnya daya yang dihasilkan turbin,
proses kerja dan randemen turbin menjadi lebih baik.
Turbin crossflow ini mempunyai arah aliran yang radial atau tegak lurus
dengan sumbu turbin. Turbin ini mempunyai alat pengarah sehingga dengan
demikian celah bebas dengan sudu-sudu di sekeliling roda hanya sedikit. Karena
itu pada keadaan beban penuh perputarannya roda terjadi sedikit kemacetan-
kemacetan, yang menimbulkan sedikit tekanan lebih. Turbin crossflow terdiri dari
tiga bagian utama yaitu roda jalan, alat pengarah dan rumah turbin. Dalam
aplikasinya turbin crossflow baik sekali digunakan untuk pusat tenaga air yang
kecil dengan daya kurang lebih 750 kW. Tinggi air jatuh yang bisa digunakan

15
diatas 1 m sampai 200 m dan kapasitas antara 0,02 m3/s sampai 7 m3/s (Mafruddin
& Irawan, 2014).

2.3.1. Komponen turbin crossflow


Komponen - komponen utama konstruksi turbin crossflow adalah sebagai
berikut :

Gambar 2.9. Turbin crossflow


Sumber : (Mafruddin & Irawan, 2014)

a. Rumah Turbin
b. Alat Pengarah (distributor)
c. Roda Jalan
d. Penutup
e. Katup Udara
f. Pipa Hisap
g. Bagian Peralihan.

2.3.2. Karakteristik turbin crossflow


Dalam karakteristik turbin crossflow dinyatakan secara umum beberata konstanta
sebagai berikut (Saleh, Apriani, Ardianto, & Purwanto, 2019):
1. Rasio kecepatan
Perbandingan antara kecepatan keliling linier turbin pada ujung diameter
nominalnya dibagi dengan kecepatan teoritis air melalui curat dengan tinggi terjun
sama dengan tinggi terjun (H) yang bekerja pada turbin.
ng
r nc= ...........................................................................................................(2.8)
nt

16
2. Kecepatan spesifik
Kecepatan turbin model (turbin dengan bentuk sama tetapi skalanya berlainan).
Kecepatan spesifik dipakai sebagai tanda batasan untuk membedakan tipe roda
turbin dan dipakai sebagai suatu besaran yang penting dalam merencanakan turbin
air.

N √P
NS= 5 .......................................................................................................(2.9)
H4
dengan,
Ns = kecepatan spesifik
N = putaran turbin (rpm)
H = tinggi efektif (m)
P = daya (Watt)

3. Tinggi jatuh air


Head adalah ketinggian vertical dimana air jatuh. Besarnya head dinyatakan
dengan satuan meter (m).

4. Debit
Laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu, dalam sistem satuan SI besarnya debit
dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).
𝑄 = 𝑣. 𝐴
5. Kecepatan Satuan
Kecepatan satuan (Nu) adalah kecepatan putar turbin yang mempunyai
diameter (D) satu satuan panjang dan bekerja pada tinggi terjun (H) satu satuan
panjang.
ND
Nu= ..........................................................................................................(2.10)
√H
dengan,
Nu = kecepatan satuan (m/s)
D = diameter karakteristik turbin (m)
N = putaran turbin (rpm)
H = tinggi efektif (m)

17
2.4. Generator
Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Semua generator sinkron
mempunyai jangkar yang diam sebagai stator dan medan magnet yang berputar
sebagai rotor. Energi listrik yang di hasilkan karna perputaran rotor yang terkopel
dengan turbin sebagai penggerak mula (prime mover) yang terkopel dengan rotor
generator, sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik
yang melibatkan kumparan rotor dan kumparan stator. Mesin listrik arus bolak-
balik ini disebut sinkron karena rotor berputar secara sinkron atau berputar dengan
kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet putar (Subandono, 2015)
Generator sinkron secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk
rotornya, yaitu generator turbo atau cylindrical-rotor generator dan salient pole
generator. Generator yang digunakan pada pembangkit lisrik yang besar biasanya
merupakan jenis generator turbo yang beroperasi pada kecepatan tinggi dan
dikopel dengan turbin gas atau uap. Sedangkan generator salient-pole biasanya
digunakan untuk pembangkit listrik kecil dan menengah (Sitompul & Setiawan,
2021)

Gambar 2.10. Kontruksi generator sinkron


Sumber : (Sitompul & Setiawan, 2021)

Pada generator sinkron, arus searah dialirkan pada kumparan rotor yang
kemudian menghasilkan medan magnet rotor. Rotor dari generator akan diputar
oleh prime mover, menghasilkan medan magnet putar di dalam mesin. Pada stator
generator juga terdapat kumparan. Medan magnet putar menyebabkan medan

18
magnet yang melingkupi kumparan stator berubah secara kontinu, Perubahan
medan magnet secara kontinu ini menginduksikan tegangan pada kumparan stator.
Tegangan induksi ini akan berbentuk sinusoidal dan besarnya bergantung pada
kekuatan medan magnet serta kecepatan putaran dari rotor. Untuk membuat
generator tiga fasa, pada stator ditempatkan tiga buah kumparan yang terpisah
sejauh 120 satu sama lain, sehingga tegangan yang diinduksikan akan terpisah
sejauh 120 satu sama lain pula (Subandono, 2015).

2.4.1. Komponen generator sinkron


Secara umum ada dua komponen utama penyusun generator sinkron yaitu
stator dan rotor. Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam,
tempat dimana tegangan induksi dibangkitkan. Sedangkan rotor merupakan
bagian dari generator sinkron yang bergerak dan dialiri arus searah pada
kumparannya. Pada stator, terdapat beberapa komponen utama, yaitu (Subandono,
2015):

Gambar 2.11. Kontruksi stator


Sumber : (Azhar & Satriawan, 2018)
 Rangka stator
Rangka luar yang biasanya terbuat dari baja berfungsi untuk menyokong
struktur stator dan mempunyai kaki-kaki yang dipasang pada bagian
fondasi. Rangka stator ini dibuat kokoh untuk mengatasi perubahan beban
secara tiba-tiba atau hubung singkat tiga fasa.
 Inti stator
Inti stator menyediakan jalur permeabilitas yang tinggi untuk proses
magnetisasi. Inti stator dibuat berlaminasi untuk mengurangi rugi eddy

19
current dan juga rugi histeresis. Bahan-bahan non-magnetic atau
penggunaan perisai fluks yang terbuat dari tembaga juga digunakan untuk
mengurangi stray loss.
 Kumparan stator
Kumparan stator merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi pada
generator dan didesain untuk menghasilkan kutub-kutub elektromagnetik
stator yang sinkron dengan kutub magnet rotor.
Sedangkan pada bagian rotor terdapat tiga bagian utama, yaitu:

Gambar 2.12. Kontruksi rotor


Sumber : (Azhar & Satriawan, 2018)
 Collector ring atau slip ring
Collector ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor, tetapi
dipisahkan oleh isolasi tertentu. Bagian ini merupakan bagian yang
terhubung dengan sumber arus searah yang untuk selanjutnya dialirkan
menuju kumparan rotor.
 Kumparan rotor
Kumparan rotor merupakan bagian yang dialiri arus searah sebagai sumber
medan magnet melalui sistem eksitasi tertentu.
 Poros
Poros merupakan tempat untuk meletakkan kumparan rotor dan merupakan
bagian yang terkopel dengan dan diputar oleh prime mover.

2.4.2. Prinsip kerja generator sinkron


Prinsip kerja dari generator sinkron yaitu bila kumparan medan yang
terdapat pada rotor terhubung dengan sumber eksitasi yang akan menyuplai arus
searah yang mengalir melalui kumparan magnet akan menimbulkan fluks yang

20
besarnya terhadap waktu adalah tetap. Penggerak mula yang terhubung dengan
rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan yang
ditentukan. Perputaran rotor akan sekaligus memutar medan magnet yang akan
dihasilkan kumparan medan, medan magnet yang dihasilkan rotor ketika diputar,
akan di induksikan pada jangkar atau lilitan tembaga pada stator yang akan
menghasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu
(Subandono, 2015).
Adanya perubahan fluks magnetik dikelilingi oleh lilitan kumparan akan
menghasilkan gaya gerak listrik induksi pada ujung-ujung kumparan. Jika rotor
berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan
kumparan. Satu putaran rotor dalam 1 sekon menghasilkan satu siklus per detik
atau 1 hertz. Apabila kecepatanya 60 putaran per menit, frekuensi 1 hertz. Jika
frekuensi 60 hertz, maka rotor harus berputar 3600 RPM. Dengan kecepatan rotor
n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolusi per detik (rps). Frekuensi
dari tegangan induksinya sebagai sebuah fungsi dari kecepatan dari rotor
(Subandono, 2015).

2.4.3. Daya generator


Daya yang terbangkitkan atau daya generator ditentukan oleh besarnya
debit air, massa jenis air, gravitasi, ketinggian, effisiensi pembangkit dan
effisiensi generator. Sehingga dapat ditulis dengan persamaan(Aji, 2017) :
P= ρ. Q . g . H .η g.............................................................................................(2.11)
dengan,
P = daya output generator (kW)
𝞺 = massa jenis air (1000 kg/ M 3)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/dt 2)
Q = besarnya debit air ( M 3 /dt )
h = besarnya tinggi terjun air (m)
η g= efisiensi generator (0,7)

21
2.5. Torsi
Daya output dan kecepatan putaran turbin berbeda pada setiap pergantian
sudu nozzlenya, maka torsi turbin dapat dihitung sebagai berikut (Christiawan et
al., 2017).
Generator yang dipakai adalah generator sinkron, karena merupakan
generator yang efisien serta dapat menghasilkan energi listrik, walaupun
digerakkan dengan putaran (rpm) yang tidak terlalu tinggi., maka torsi pada
generator dapat dihitung sebagai berikut:
P
T=
n .......................................................................................................(2.12)

60
dengan,
T = torsi (Nm)
P = daya (W)
n = putaran (rpm)

2.6. Putaran spesifik


Putaran spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak
berhubungan dengan ukurannya. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama
yang menunjukkan pemilihan jenis Turbin yang tepat berdasarkan karakteristik
sumber air. Putaran spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain turbin.
Turbin crossflow Memiliki putaran spesifik berkisar anatara 40-200 rpm, putaran
spesifik dapat dihitung dengan persamaan:
N .√P
Ns= .....................................................................................................(2.13)
H 5/ 4
dengan,
Ns = putaran spesifik
N = putaran turbin (rpm)
Hnet = tinggi air jatuh (m)
P = daya turbin (HP)

22
2.7. Putaran turbin crossflow
Kecepatan putar turbin (turbine speed), merupakan perbandingan antara head
netto dan diameter turbin crossflow.
41. √ Hnet
N= ................................................................................................(2.14)
Dturbin
dengan,
N = putaran turbin (rpm)
Dturbin = diameter turbin (m)
Hnet = tinggi air jatuh (m)

23
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu


Lokasi potensial rencana pengembangan PLTMH yang terletak di Desa
Segamit Kecamatan Semendo darat ulu Kabupaten Muara enim Provinsi
Sumatera Selatan. Sungai-sungai kecil yang mengalir berasal dari danau deduhuk
yang di rencanakan akan di gunakan airnya merupakan salah satu sumber air yang
berada di wilayah tersebut dan mengalir sepanjang tahun berdasarkan informasi
dari warga setempat. Adapun lokasinya bisa di lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1. Peta lokasi


Sumber: Dokumentasi penelitian

Pada gambar 3.1. merupakan tempat pelaksanaan penilitian dengan tujuan


mengembangkan atau mengoptimalkan cara kerja pembangkit listrik tenaga mikro
hidro. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan maret sampai
dengan juni. Adapun persiapan kegiatan yang telah dilakukan mulai dari mencari
data reset jurnal lalu melakukan survei ke lokasi, pengolahan data survei, sampai
dengan pembuatan laporan dan konsultasi laporan dengan pembimbing.

23
3.2. Diagram Fishbone

Gambar 3.2. Diagram fishbone


Sumber: Dokumentasi penelitian
Pada gambar 3.2. Merupakan alur diagram fishbone yang digunakan untuk
mendapatkan berapa besar torsi yang dihasilkan torsi berhubungan dengan gaya
dan panjang lengan pada pembangkit turbin crossflow dan putaran berhubungan
dengan kecepatan aliran dan tinggi jatuh air pada potensi yang terdapat di desa
segamit pada turbin yang tersedia hingga besaran daya yang terbangkitakan pada
pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa segamit.

3.3. Mekanisme Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dimulai dari pengumpulan bahan yang berupa literatur baik
dari buku, dan jurnal-jurnal yang terkait penelitian,maupun sumber-sumber
lainnya yang bermanfaat. Setelah mengumpulkan literatur langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang dibutuhkan dalam
penyelesaian penelitian ini adalah data tentang kapasitas aliran (debit), ketinggian
air (air), daya available (tersedia), kecepatan putaran, daya keluaran turbin
crossflow, tinggi jatuh air (head).
Metode penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian penyusunan ini
adalah sebagai berikit:

24
a. Studi literature
Dalam penyusunan tugas ini perlu diketahui landasan teori yang akan
digunakan sebagai dasar untuk mengelolah data yang ada. Dengan fokus kajian
untuk mendapatkan berapa besar torsi yang dihasilkan dan putaran pada turbin
crossflow.
b. Pengumpulan data
Menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dan menerapkan atau
memanfaatkan sumber energi alternatif sebagai pembangkit listrik. Pengambilan
data kecepatan aliran air dan perhitungan daya tersedia untuk mengetahui potensi
yang digunakan untuk memutar turbin crossflow dan turbin akan memutar
generator untuk mengeluarkan energi listrik. serta melakukan pengukuran putaran
turbin untuk mengetahui pengaruh terhadap generator.
c. Perhitungan dan analisis
Mengetahui berbagai pengaruh dan sejauh mana energi yang dihasilkan dari
pemanfaatan aliran air yang memiliki tinggi jatuh air untuk digunakan untuk
sumber energi alternatif sebagai pembangkit listrik.

3.4. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikutz:

Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan

No Alat dan bahan

1 Turbine crossflow
2 Generator
3 Torsi meter
4 Tacho meter
5 Flow watch
6 Stop watch
7 Pita ukur
8 Meteran 7,5

Pada tabel 3.1. Merupakan alat dan bahan yang digunakan untuk
mendapatkan berapa besar torsi yang dihasilkan dan putaran pada turbin yang

25
tersedia hingga besaran daya yang terbangkitakan pada pembangkit listrik tenaga
mikro hidro di desa segamit. Untuk mendapatkan debit pada aliran sungai yang
terdapat di desa segamit digunakan metode pengambilan data menggunakan
metode pengukuran alat ukur aliran seperti flowatch meter untuk mengukur
kecepatan aliran sungai.

3.5. Blok Diagram Langkah-langkah Untuk Mendapatkan Torsi dan Putaran


Pada Turbin Crossflow

Pengumpulan Perhitungan Dan


Alat dan Bahan Data Analisis

Daya Terbangkitkan
Alas, Tinggi Penampang dan
Turbin Crossflow Panjang Saluran
Daya Daya
Generator Available Generator

Torsi Meter Daya


Luas Kecepatan Turbin
Tacho Meter Penampang Aliran
Putaran
Flow Wacth Turbin

Meteran 7,5 m Debit Air


Torsi
Turbin
Pita Ukur Tinggi Jatuh Air

Gambar 3.3. Blok diagram menentukan torsi dan putaran pada turbin crossflow
Sumber: Dokumentasi penelitian

Pada gambar 3.3. merupakan Blok diagram menentukan torsi dan putaran
pada turbin crossflow. Diperlukan beberapa langkah-langkah untuk mendapatkan
berapa besar torsi yang dihasilkan dan putaran pada turbin yang tersedia hingga
besaran daya yang terbangkitakan pada PLTMH seperti alat dan bahan yang
digunakan, pengumpulan data, perhitungan dan analisis. Untuk torsi dan putaran
yang dihasilkan pada pembangkit listrik mikro hidro dibutuhkan daya
terbangkitkan, daya availabel, daya generator dan daya pada turbin crossflow.

26
BAB 4
DATA DAN ANALISIS

4.1. Data Pengukuran


Pada bab ini akan membahas dan menyajikan hasil data yang berhubungan
dengan intisari kajian difokuskan pada parameter turbin crossflow. Pengukuran
parameter tersebut mengarah pada kajian analisis pengaruh putaran dan torsi yang
di hasilkan.
Nilai yang diperoleh dari pegujian pada aliran mulai dari mengukur
kecepatan aliran, mengukur ketinggian jatuh air, daya turbin, dan daya generator.
Daya available atau daya yang di dapatkan dari debit air dikalikan dengan tinggi
jatuh air, Pengukuran parameter tersebut mengarah pada kajian analisis pengaruh
putaran dan torsi yang di hasilkan. Adapun data yang akan diangkat dari turbin
crossflow adalah sebagai berikut:

4.1.1. Penampang saluran


Data pengukuran pada penampang saluran diambil di daerah Desa Segamit
Kecamatan Semendo Darat Ulu Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatra Selatan
Adapun hasil pengukuran antara lebar dan tinggi penampang penelitian disajikan
pada tabel dibawah ini:

Gambar 4.1. Proses pengukuran lebar dan tinggi penampang


Sumber: Dokumentasi penelitian

27
Pada gambar 4.1. Merupakan proses metode pengambilan data pengukuran
lebar dan tinggi penampang pada aliran sungai yang memiliki potensi pada turbin
crossflow dengan menggunakan metode pengukuran alat ukur meteran seperti pita
ukur untuk mengukur lebar dan tinggi penampang pada aliran sungai. Pengukuran
tersebut dilakukan sebanyak 10 kali percobaan untuk mendapatkan nilai
prngukuran yang akurat. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel hasil
pengukuran antara lebar dan tinggi penampang sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Hasil pengukuran lebar penampang


Parameter Satuan
No Lebar Penampang(m)

(b)
1 0.955
2 0.970
3 0.955
4 0.944
5 0.940
6 0.937
7 0.945
8 0.924
9 0.950
10 0.946
btotal 9.466
brata-rata 0.947

Pada tabel 4.2. Merupakan hasil pengukuran lebar penampang yang


dilakukan pada aliran sungai yang memiliki potensi pada turbin crossflow yang
terletak di desa segamit. pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 10 kali
percobaan untuk mendapatkan nilai pengukuran yang akurat. Dengan lebar
penampang terkecil terdapat di pengukuran kedelapan dengan lebar penampang
0,924 m. dan lebar penampang terbesar terdapat di pengukuran kedua dengan
lebar penampang 0,970 m dan lebar penambang rarata aliran sungai 0,947 m.

28
Tabel 4. 2 Hasil pengukuran tinggi penampang
Parameter Satuan
No Tinggi Penampang(m)
(h)
1 0.165
2 0.173
3 0.177
4 0.190
5 0.191
6 0.188
7 0.186
8 0.193
9 0.192
10 0.185
htotal 1.840
hrata-rata 0.184

Pada tabel 4.2. Merupakan hasil pengukuran tinggi penampang yang


dilakukan pada aliran sungai yang memiliki potensi pada turbin crossflow yang
terletak di desa segamit. pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 10 kali
percobaan untuk mendapatkan nilai pengukuran yang akurat. Dengan tinggi
penampang yang terkecil terdapat di pengukuran pertama dengan tinggi
penampang 0,165 m. dan tinggi penampang terbesar terdapat di pengukuran
kedelapan dengan tinggi penampang 0,193 m dan tinggi penambang rarata aliran
sungai 0,187 m.

Gambar 4.2. Penampang saluran

29
Sumber: Dokumentasi penelitian

Pada gambar 4.2. merupakan gambar ilustrasi penampang saluran tempat


pelaksanaan penilitian yang dilakukan di desa segamit dengan tujuan
mengembangkan atau mengoptimalkan cara kerja pembangkit listrik tenaga mikro
hidro. Setelah mendapatkan data pengukuran lebar penampang dan tinggi
penampang pada saluran langkah selanjutnya adalah mencari luas penampang
saluran dengan menggunakan persamaan 2.1:

A=b . h
A=9,593 cm. 1,84 cm
A=0,9593 m. 0,184 m
A=0,1765 m2
Maka A atau luas penampang adalah 0, 1765 m2

4.1.2. Kecepatan aliran sungai


Pengukuran kecepatan yang dilakukan pada aliran menerus pada sumber
potensi di desa Segamit. Teknis pengukuran dilakukan dengan menempatkan
posisi pengukuran pada lajur aliran yang lurus, tanpa belokan dan pada aliran
yang tidak memiliki potensi gelombang.

Gambar 4.3. Proses pengukuran kecepatan aliran


Sumber: Dokumentasi penelitian

30
Pada gambar 4.3. Merupakan proses metode pengambilan data yang
dilakukan pada aliran sungai yang memiliki potensi pada turbin crossflow yang
terletak di desa segamit. Dengan pengambilan data menggunakan metode
pengukuran alat ukur aliran seperti flowatch meter untuk mengukur kecepatan
aliran sungai. Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 10 kali percobaan untuk
mendapatkan nilai prngukuran yang akurat. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam
tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hasil perhitungan kecepatan aliran sungai


No Kecepatan
Aliran(m/dt)
1 1.345
2 1.355
3 1.392
4 1.444
5 1.470
6 1.460
7 1.460
8 1.435
9 1.439
10 1.450
btotal 14.240
brata-rata 1.424

Pada tabel 4.3. Merupakan hasil perhitungan metode pengambilan data


menggunakan metode pengukuran alat ukur aliran seperti flowatch meter untuk
mengukur kecepatan aliran sungai. Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 10
kali percobaan untuk mendapatkan nilai prngukuran yang akurat. Dengan aliran
terendah terdapat di pengukuran pertama dengan kecepatan aliran 1,345 m/det.
dan aliran tertinggi terdapat di pengukuran kelima dengan kecepatan aliran 1,47
m/det. dan kecepatan rarata aliran sungai 1,424 m/det.

31
Gambar 4.4. grafik perhitungan kecepatan aliran
Sumber: Dokumentasi penelitian

Pada gambar grafik 4.4 adalah data yang didapat dari pengukuran kecepatan
aliran dengan 10 kali pengukuran menggunakan alat ukur flowcart meter di aliran
sungai dengan aliran terendah terdapat di pengukuran pertama dengan kecepatan
aliran 1,34 m/det. dan aliran tertinggi terdapat di pengukuran kelima dengan
kecepatan aliran 1,47 m/det. dan kecepatan rarata aliran sungai 1,424 m/det. lebih
jelasnya bisa kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.5. Hasil pengukuran kecepatan aliran,luas penampang dan tinggi


penampang
Sumber: Dokumentasi penelitian

32
Pada gambar 4.5. Merupakan gambar sebagai ilustrasi dimana letak titik-
titik pengukuran pada aliaran sungai pengukuran aliran kecepatan sungai
dilakukan sebanyak 10 titik. Berdasarkan data dan hasil perhitungan dari luas
penampang dengan kecepatan aliran maka akan menghasilkan debit. Dalam
prakteknya di lapangan banyak faktor-faktor yang mengakibatkan ketidak
akuratan dalam perhitungan debit aliran sungai. Setelah mendapatkan data
pengukuran kecepatan aliran dengan nilai rata-rata 1,424 m/det, langkah
selanjutnya adalah mencari debit air dengan menggunakan persamaan 2.2 :

𝑄 = A.V
Q=0 ,176 x 1,424=0,251m3 /det
Q=251 L/det

4.1.3. Kecepatan aliran air sungai menggunakan aplikasi Matlab


Data kecepatan aliran, air sungai, didapatkan, dengan cara menggunakan
bantuan alat ukur flowatch, sehingga mendapatkan nilai pengukuran yang akurat.
Kemudian didapatkan nilai Va, Vb, Vc, dan Vd. Adapun data pengukuran
disajikan pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 4. 4. Hasil kecepatan aliran air sungai menggunakan flowatch

No Kecepatan
Aliran(m/dt)

1 1.470
2 1.450
3 1.392
4 1.345

Pada tabel 4.4. didapat dengan cara mengurutkan kecepatan aliran dari yang
terbesar sampai dengan kecepatan aliran terkecil. Simulasi, kecepatan aliran air
sungai, dihitung menggunakan program aplikasi matlab dengan menggunakan
ordo 19 x 19 untuk mengetahui nilai kecepatan aliran, terendah, nilai tersebut
menjadi acuan untuk memprediksi besaran daya available (daya yang tersedia
pada aliran) diperoleh:

33
1. Nilai tertinggi kecepatan aliran air pada saluran sungai terdapat pada titik
Va = 1.470 m/dt.
2. Nilai terendah kecepatan aliran air pada saluran sungai terdapat pada titik
Vd = 1.345 m/dt.

Adapun untuk lebih jelasnya tertera pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4. 5 Kecepatan aliran air tertinggi dan terendah dengan menggunakan


aplikasi matlab
Kecepatan Aliran Air
Tertinggi
Kecepatan Aliran Air
Terendah
(m/det)
(m/det)
V1 1.4595 V343 1.3977
V2 1.4629 V344 1.3771
V3 1.4643 V345 1.3675
V4 1.4648 V346 1.3624
V5 1.465 V347 1.3592
V6 1.4649 V348 1.3572
V7 1.4647 V349 1.3558
V8 1.4644 V350 1.3548
V9 1.4641 V351 1.354
V10 1.4637 V352 1.3535
V11 1.4632 V353 1.3531
V12 1.4626 V354 1.3529
V13 1.4618 V355 1.3529
V14 1.4607 V356 1.353
V15 1.4592 V357 1.3535
V16 1.4569 V358 1.3545
V17 1.4531 V359 1.3563
V18 1.446 V360 1.3602
V19 1.4308 V361 1.369

Pada tabel 4.5. Merupakan tabel kecepatan aliran air tertinggi dan terendah
dengan perhitungan ordo 19x19 menggunakan program aplikasi matlab. Dengan

34
aliran tertinggi terdapat di titik perhitungan V6 dengan kecepatan aliran 1,4649
m/det. dan aliran terendah terdapat di titik perhitungan V354 dan V355 dengan
kecepatan aliran 1,3529 m/det. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam grafik hasil
kecepatan aliran air tertinggi dan terendah dengan menggunakan aplikasi matlab
sebagai berikut:
Kecepatan Aliran

12

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19

n Pengukuran

Gambar 4.6. Grafik kecepatan aliran air tertinggi


Sumber: Dokumentasi penelitian

Pada gambar grafik 4.6. Merupakan grafik data yang didapat dari simulasi
pengukuran kecepatan aliran tertinggi dengan perhitungan ordo 19x19
menggunakan program aplikasi matlab. dengan aliran tertinggi terdapat di titik
perhitungan V6 dengan kecepatan aliran 1,4649 m/det.
Kecepatan Aliran

1.41
1.4
1.39
1.38
1.37
1.36
1.35
1.34
1.33
343 345 347 349 351 353 355 357 359 361

n pengukuran

Gambar 4.7. Grafik kecepatan aliran air terendah

35
Sumber: Dokumentasi penelitian

Pada gambar grafik 4.7 Merupakan grafik data yang didapat dari simulasi
pengukuran kecepatan aliran terendah dengan perhitungan ordo 19x19
menggunakan program aplikasi matlab. dengan aliran terendah terdapat di titik
perhitungan V354 dan V355 dengan kecepatan aliran 1,3529 m/det.

4.1.4. Head atau tinggi jatuh air


Pengukuran head atau tinggi jatuh air menggunakan metode waterpass dan
papan kayu yang di ukur menggunakan penggaris secara bertahap.

Gambar 4. 8 Metode water pas dan papan kayu


Sumber : (Dokumentasi penelitian)
Hasil pengukuran bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 6 Hasil pengukuran head atau tinggi jatuh air

No Tahapan Hasil pengukuran


1 h1 4.5 Meter
2 h2 4.5 Meter

36
3 h3 4.3 Meter
4 h4 3 Meter

Pada tabel 4.6. Merupakan tabel hasil pengukuran head atau tinggi jatuh air
yang dilakukan di pembangkit listrik mikro hidro di desa segamit yang dibagi
menjadi empat tahap dengan menggunakan metode waterpass dan papan kayu
yang di ukur menggunakan penggaris kayu secara bertahap. Hasil pengukuran
pada tabel diatas lalu di jumlahkan dengan menggunakan rumus persamaan 2.5.:

H g=4.5+ 4.5+ 4.3+3=16.3 m

Setelah mendapatkan data pengukuran head kotor langkah selanjutnya


adalah mencari head effisien dengan menggunakan persamaan 2.6 :

1
Head Losses= x 16,3m=5,4 m
3
Heff =16,4 m−5,4 m=11 m

4.1.5. Data putaran turbin


Diperoleh data dari hasil pengukuran putaran turbin crosflow yang
dilakukan sebanyak 10 kali dengan menggunakan alat ukur tachometer. Data
putaran turbin sangat dipengaruhi oleh debit. Semakin besar debit semakin besar
pula putaran turbin yang dihasilkan.

Tabel 4. 7 Kecepatan putaran turbin

Putaran Turbin
No (rpm)
1 585
2 618
3 615
4 618
5 618
6 618
7 618
8 618
9 618
10 620

37
Total 6146
Rata-rata 614.6

Pada tabel 4.7. Merupakan tabel hasil pengukuran kecepatan putaran turbin
yang dilakukan di pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa segamit.
Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 10 kali percobaan untuk mendapatkan
nilai prngukuran yang akurat. Dengan kecepatan putaran turbin terendah terdapat
di pengukuran pertama dengan kecepatan putaran turbin 585 rpm. dan kecepatan
putaran turbin tertinggi terdapat di pengukuran kesepuluh dengan kecepatan
putaran turbin 620 rpm. dan kecepatan rarata putaran turbin 614.6 rpm.

Gambar 4. 9. Grafik kecepatan putaran turbin


Sumber: Dokumentasi penelitian
Pada gambar grafik 4.8. Merupakan grafik kecepatan putaran turbin
crossflow yang didapat pada pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa
segamit. Data pengukuran kecepatan putaran pada poros turbin yang dilakukan
sebanyak 10 kali dengan menggunakan alat ukur tachometer dengan kecepatan
putaran turbin terendah sebesar 585 rpm dan kecepatan putaran turbin tertinggi
sebesar 620 rpm. didapat kecepatan putaran turbin rerata yang diperoleh yaitu
614.6 rpm.

38
4.1.6. Data Spesifikasi Generator Sinkron
Berdasarkan perhitungan dalam perencanaan PLTMH dengan potensi
dilokasi Desa Segamit Kecamatan Semendo Darat Ulu Kabupaten Muara Enim ini
digunakan generator dengan spesifikasi generator sebagai berikut

Generator sinkron yang didapat pada pembangkit listrik tenaga mikro hidro
di desa segamit. Adapun kapasitas daya generator yang digunakan sebesar 10 kW.
Dengan jumlah kutub pada generator 4 kutub. Dengan kecepatan putaran pada
generator sinkron sebesar 1500 rpm dengan tegangan keluran pada generator
sebesar 380/220 Volt dan cos phi pada generator yaitu 0,8.

4.2. Daya Available


Sebelum menghitung daya available, debit air pada saluran sungai dihitung
terlebih dahulu. Adapun untuk menghitung debit air menggunakan persamaan
rumus 2.2 yaitu perkalian luas penampang dengan kecepatan aliran air. Dan untuk
hasil dari perkalian antara luas penampang dengan menggunakan rumus 2.1 dan
kecepatan aliran air dapat dilihat pada tabel 4.3, maka diperoleh:

Tabel 4. 8 Debit aliran dari hasil pengukuran

Luas Kecepatan Debit


penampang aliran (m3/dt)
No
(L) (t) (v=L*t)
1 0.1765112 1.345 0.237408
2 0.1765113 1.355 0.239173
3 0.1765114 1.392 0.245704
4 0.1765115 1.444 0.254882
5 0.1765116 1.45 0.255941
6 0.1765117 1.47 0.259471
7 0.1765118 1.46 0.257706
8 0.1765119 1.435 0.253294
9 0.1765120 1.439 0.254
10 0.1765121 1.45 0.255941

39
Total 14.24 2.513519
Rata-rata 1.424 0.251352

Pada tabel 4.9. Merupakan tabel hasil perkalian luas penampang dan
kecepatan aliran air yang didapat pada pembangkit listrik tenaga mikro hidro di
desa segamit. Dari tabel tersebut didapat bahwa rata-rata debit adalah 0.251 m³/dt.
Setelah debit air diketahui, langkah selanjutnya adalah mencari daya available
atau potensi daya yang tersedia pada sungai tersebut. Adapun untuk menghitung
daya available menggunakan persamaan rumus 2.5:

Daya-available pada kecepatan aliran:

Pa= ρ. g . H . Q

Pa=1000. 9,8 . 11. 0,251

Pa=27085,41W

Pa=27.08 kW

Didapatkan bahwa potensi daya pada sungai tersebut sebesar 27.08 kW

4.3. Perhitungan Daya Turbin


Adapun untuk menghitung daya terbangkitkan pada turbin menggunakan
persamaan rumus 2.1 Daya input turbin crossflow berasal dari daya available yang
di dapat dari persamaan 2.7 yaitu 27,08 kW, Sedangkan daya output turbin
crossflow dengan efisiensi 75 %, dengan menggunakan persamaan rumus:

Pt =ρ . g . Q . H . ηt

Pt =1000 . 9,8. 0,251 .11 . 0,7 5

Pt =20293,35 W

Pt =20,29 kW

Maka didapatkan bahwa daya output yang dibangkitkan oleh turbin adalah
sebesar 20,29 kW (27 HP)

40
4.4. Perhitungan Daya Generator
Daya input generator berasal dari daya turbin yang di dapat dari persamaan
2.7 yaitu 20,29 kW, Sedangkan daya output generator didapat dengan efisiensi 75
%, dengan menggunakan persamaan rumus 2.9 :

Pg =ρ ∙ g ∙ Q∙ Η .n t .n g

Pg =1000 ∙9.81 ∙ 0.251∙ 11∙ 0,75 ∙ 0,75

Pg =12,9 kW

Maka didapatkan bahwa daya yang bisa di pakai oleh generator adalah
sebesar 12,9 kW.

4.5. Torsi
Derivat energi mekanis yang dimanfaatkan melalui poros turbin berupa
besaran torsi. Semakin besar energi mekanis yang dapat dimanfaatkan, maka akan
berpengaruh pada peningkatan torsi pada poros turbin. Selanjutnya besaran torsi
mempengaruhi putaran turbin (rpm) yang dikopling pada poros generator.
Besarnya torsi pada poros turbin akan menurunkan rasio perbandingan antar
pulley pada poros turbin dan poros generator pada persamaan 2.12. Sehingga
diperoleh :
Pt
T= dengan ω=2 π . n/60
ω
20293,35
T=
2. 3,14 . 614 /60
20293,35
T=
2. 3,14 . 10,23

T =315,87 Nm

4.6. Putaran Turbin


Kecepatan putar turbin (turbine speed), merupakan perbandingan antara
head netto dan diameter turbin crossflow. Data yang diambil di daerah desa
segamit kecamatan semendo darat ulu kabupaten muara enim provinsi sumatra
selatan. Adapun data yang diperoleh yaitu putaran turbin crossflow dengan tinggi

41
jatuh air Hnet 11 m dan diameter turbin crossflow sebesar 50 cm atau 0,5 m. Hasil
pengukuran tersebut lalu di jumlahkan dengan menggunakan rumus persamaan
2.14. sehingga diperoleh:

41 √ Hnet
N=
Dturbin

41 √ 11
N=
0,5 m

135,98
N=
0,5 m

N=¿271,96 rpm

Sedangkan putaran spesifiknya,

N .√P
Ns=
H 5/ 4

271,96 . √ 27
Ns=
115/ 4

Ns = 70 rpm

Untuk data putaran turbin yang didapat dilapangan putaran spesifiknya

N . √P
Ns= 5/ 4
H

614 . √ 27
Ns= 5 /4
11

Ns = 159 rpm

4.7. Analisi Torsi Yang Dihasilkan


Analisis sistem mikrohidro yang sudah dilakukan menggunakan turbin
crossflow dengan daya 10 kW dan generator jenis sinkron 1 phasa dengan putaran
1500 rpm, tegangan keluaran 220 Volt, frekuensi 50Hz dan Cos θ : 0,8 . dengan
daya available atau daya yang tersedia di air yaitu 27,08 kW. hasil perhitungan
daya turbin yaitu sebesar 20,29 kW. Untuk mencari torsi yang dihasikan pada

42
turbin dibutuhkan berapa daya pada turbin tersebut. Jadi daya turbin 20,29 kW
torsi yang terindikasi sebesar 315,87 Nm. Rata-rata putaran pada poros turbin
sebesar 616 rpm yang menghasilkan putaran spesifik sebesar 159 Rpm.

43
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Pengukuran lebar penampang sungai dan kedalaman sungai dengan luas
penampang sebesar 0,1765 m2 ,Kecepatan aliran air dengan aliran terendah 1,34
m/det. dan aliran tertinggi dengan kecepatan aliran 1,47 m/det. dan kecepatan
rarata aliran sungai 1,424 m/det. Debit air yang mengalir dari danau deduhuk
adalah 251 L/det . dengan head effisien 11 m. Potensi daya pada sungai tersebut
sebesar 27.08 kW. Daya yang dibangkitkan oleh turbin adalah sebesar 20,29 kW,
daya yang dibangkitkan oleh generator adalah sebesar 12,9 kW.
1. Semakin besar torsi semakin besar daya keluaran, pada daya output turbin
20293 Watt. torsi yang terindikasi sebesar 315,87 Nm.
2. Rerata putaran pada poros turbin sebesar 616 rpm yang menghasilkan
putaran spesifik sebesar 159 Rpm.

5.2. Saran
Pada penelitian ini tentunya tidak lepas dari berbagai macam kekurangan
dan kelemahan, baik itu pada sistem maupun peralatan yang telah digunakan.
Untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan tersebut dan megantisipasi
kesalahan pembacaan pada saat pengukuran putaran pada turbin dalam penelitian
ini disarankan untuk melakukan pengukuran sebanyak 20 kali untuk
meminimalisasikan kesalah dalam pengambilan data putaran.

43
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Murtadho dan Venny Yusiana. (2019). Rancang Bangun Turbin untuk
PLTMH di Jalan Bintara Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi. Journal of Electrical Power Control and
Automation, 2(1), 25–28. https://doi.org/10.33087/jepca.v2i2.27
Aji, N. dan H. (2017). Perancangan dan pembangunan pembangkit listrik tenaga
mikro hidro. 3(2), 82–90.
Apriani, Y., Saleh, Z., Dillah, R. K., & Sofian, I. M. (2020). Analysis of the Local
Energy Potential Connection with Power Plants Based on Archimedes
Turbine 10 kW. Journal of Robotics and Control (JRC), 162-166.
Astro, R. B., Doa, H., & Hendro. (2020). Fisika Kontekstual Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi
Pendidikan Fisika, 142-149.
Azhar, M., & Satriawan, D. A. (2018). Implementasi Kebijakan Energi Baru dan
Energi Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional.
Adminitrative Law & Governance Journal, 399.
Bima, & Rizky. (2019). repository.untag.ac.id. pengertian turbin air, 1-15.

Buyung, S. (2017). Analisis pengaruh tinggi jatuh air terhadap daya terbangkitkan
pada turbin pelton. majalah teknik elektro, 2-3.

Dwiyanto, V., K, D. I., & Tugiono, S. (2016). Analisis Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH). Journal Rekayasa Sipil Dan Desain, 407-422.
Hanggara, I., & Irvani, H. ( 2017). Potensi Pltmh (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro) di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur.
Jurnal Reka Buana, 149-155.
Irawan, H., Syamsuri, & Rahmad. (2018). Analisis Performansi Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Air Jenis Turbin Pelton Dengan Variasi
Bukaan Katup Dan Beban Lampu Menggunakan Inverter . Jurnal Hasil
Penelitian, 27-31.
Jawahar, C., & Michael, P. A. (2017). A review on turbines for micro hydro
power plant. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 882-887.
Juliana, I. P., Weking, A. I., & Jasa, L. (2018). Pengaruh Sudut Kemiringan Head
Turbin Ulir dan Daya Putar Turbin Ulir dan Daya Output Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Majalah Ilmiah Teknologi
Elektro, 393-400.

44
Karim, M. W., Widyartono, M., Hermawan, A. C., & Haryudo, S. I. (2021).
Kajian Kemiringan Blade dan Head Turbin Archimedes Screw Terhadap
Daya Keluaran Generator Ac 1 Phase 3 kW. Jurnal Teknik Elektro , 219-
228.
Mastika, I. N., Jasa, L., & Manuaba, I. B. (2020). Karakteristik Kinerja Turbin
Nest-Lie pada Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Jurnal
SPEKTRUM .
Michael, P. A., & Jawahar, C. (2017). Design of 15 kW Micro Hydro Power Plant
for Rural Electrification at Valara. Energy Procedia, 163–171.
Nugroho, D., Suprajitno, A., & Gunawan. (2017). Desain Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro di Air Terjun Kedung Kayang. Jurnal Rekayasa
Elektrika, 161-171.
Putra, F. A. (2018). Analisa Pengaruh Sudut Sudu dan Debit Aliran Terhdap
Performa Turbin Kaplan. Publikasi Online MahsiswaTeknikMesin.
Putra, F. A., Basyirun, & Saputra, D. D. (2019). Pengaruh Variasi Kemiringan
Propeller Terhadap Efisiensi Turbin Ulir . Jurnal Inovasi Mesin, 6-9.
Putra, I. G., Weking, A. I., & Jasa, L. (2018). Analisa Pengaruh Tekanan Air
Terhadap Kinerja PLTMH dengan Menggunakan Turbin Archimedes
Screw. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, 385-392.
Ratman. (2021). PT INDIRA DWI MITRA. Retrieved from idmboiler:
https://idmboiler.co.id/screw-pump/IDM-BOILER.html
Rauf, & Nur. (2019). jurnal teknik hidro. analisis perubahan dasar saluran
terbuka, 1-9.

Richardo, y. d. (2020). unud.ac.id. Potensi Energi Air Sebagai Sumber Listrik


Ramah Lingkungan Di Pulau Flores , 1-9.

RidwanL, & Sutini. (2021). garuda net. Simulasi Prototype Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro Turbin Crossflow Ditinjau dari Ketinggian, Debit dan
Arah Aliran, 1-5.

Rohmer, J., Knittel, D., Sturtzer, G., Flieller, D., & Renaud, J. (2016). Modeling
and experimental results of an Archimedes screw turbine. Renewable
Energy, 136-146.
Saefudin, E., Kristyadi, T., Rifki, M., & Arifin, S. (2017). Turbin Screw Untuk
Pembangkit Listrik Skala Mikrohidro Ramah Lingkungan. Jurnal
Rekayasa Hijau.

45
Saleh, Z., Apriani, Y., & Ardianto, F. (2020). Analysis of the Local Energy
Potential Connection with Power Plants Based on Archimedes Turbine 10
kW. Journal of Robotics and Control (JRC), 162-166.

Saleh, Z., Apriani, Y., Ardianto, F., & Purwanto, R. (2019). Analisis Karakteristik
Turbin Crossflow Kapasitas 5 Kw. Jurnal Surya Energy, 255-261.

Saputra, I. M., Jasa, L., & Wijaya, I. W. (2020). umsu.ac.id. Pengaruh Tekanan
AIir dan Sudut Nozzle Terhadap Karakteristik Output pada Prototype
PLTMH derngan Turbin Pelton, 1-10.

Saroinsong, T., Soenoko, R., Wahyudi, S., & Sasongko, M. N. (2015). The Effect
of Head Inflow and Turbine Axis Angle Towards The Three Row Bladed
Screw Turbine Efficiency. International Journal of Applied Engineering
Research, 16977-16984.

Siswantara, A. I., S, M. H., Budiarso, Harmadi, R., Warjito, & Adanta, D. (2018).
Analysis of the Effects of Overflow Leakage Phenomenon on Archimedes
Turbine Efficiency. International Conference on Science and Technology.

Trisasiwi, W., & Masrukhi. (2018). media.neliti.co. Rancang Bangun Turbin


Cross-Flow Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (Pltmh) Skala
Laboratorium, 1-8.

Usman, E. (2020). BAURAN ENERGI NASIONAL 2020. Jakarta: Dewan Energi


Nasional.

Yandra, F. E., & Djufri, S. U. (2019). Studi Awal Pemanfaatan Turbin Screw
pada Aliran Sungai Kecil di Kota Jambi. Journal of Electrical Power
Control and Automation, 29-32.
Yunus, A., & Husaimann. (2018). jurnal teknik hidro. karakteristrik aliran pada
bangunan pelimpah tipe OGGE, 72-82.

46
LAMPIRAN

L . 1 Flow watch

L . 2 Tacho meter

47
L . 3 Pita ukur

L . 4 Torsi meter

48
L . 5 Meteran 7,5

L . 6 Proses pengukuran luas penampang

49
L . 7 Proses pengukuran kecepatan aliran

L . 8 Tinggi jatuh air

50
L . 9 Proses pengukuran putaran turbin

L . 10 Team sarwan renewable energy

51
L . 11 Hasil ranning matlab ordo 19

File matlab ordo 19


% perkiraan kecepatan aliran :
text(2.3,5.09,'Va = 1.470 m/dt')
text(-0.6,2.5,'Vb = 1.450 m/dt')
text(5.09,2.375,'Vc = 1.392 m/dt')
text(2.3,-0.25,'Vd = 1.345 m/dt')

%GAMBAR DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN PADA PENAMPANG LINTANG SALURAN


x = 0 ; 0.0005 ; 5.00;
y = 5.00;
plot (x,y,'-')
v = [0 5.00 0 5.00];
Y = 0 : 0.001 : 5.00;
X1 = 0.25;
X2 = 0.50;
X3 = 0.75;
X4 = 1.00;
X5 = 1.25;

52
X6 = 1.50;
X7 = 1.75;
X8 = 2.00;
X9 = 2.25;
X10 = 2.50;
X11 = 2.75;
X12 = 3.00;
X13 = 3.25;
X14 = 3.50;
X15 = 3.75;
X16 = 4.00;
X17 = 4.25;
X18 = 4.50;
X19 = 4.75;
X20 = 5.00;
X = 0 : 0.001 : 5.00;
Y1 = 0.25;
Y2 = 0.50;
Y3 = 0.75;
Y4 = 1.00;
Y5 = 1.25;
Y6 = 1.50;
Y7 = 1.75;
Y8 = 2.00;
Y9 = 2.25;
Y10 = 2.50;
Y11 = 2.75;
Y12 = 3.00;
Y13 = 3.25;
Y14 = 3.50;
Y15 = 3.75;
Y16 = 4.00;
Y17 = 4.25;
Y18 = 4.50;
Y19 = 4.75;

% Data kecepatan aliran :


V1 = 1/4 * ( 1.47 + 1.45 + V2 + V20 ) ;
V2 = 1/4 * ( 1.47 + V1 + V3 + V21 ) ;
V3 = 1/4 * ( 1.47 + V2 + V4 + V22 ) ;
V4 = 1/4 * ( 1.47 + V3 + V5 + V23 ) ;
V5 = 1/4 * ( 1.47 + V4 + V6 + V24 ) ;
V6 = 1/4 * ( 1.47 + V5 + V7 + V25 ) ;
V7 = 1/4 * ( 1.47 + V6 + V8 + V26 ) ;
V8 = 1/4 * ( 1.47 + V7 + V9 + V27 ) ;
V9 = 1/4 * ( 1.47 + V8 + V10 + V28 ) ;
V10 = 1/4 * ( 1.47 + V9 + V11 + V29 ) ;
V11 = 1/4 * ( 1.47 + V10 + V12 + V30 ) ;
V12 = 1/4 * ( 1.47 + V11 + V13 + V31 ) ;
V13 = 1/4 * ( 1.47 + V12 + V14 + V32 ) ;
V14 = 1/4 * ( 1.47 + V13 + V15 + V33 ) ;
V15 = 1/4 * ( 1.47 + V14 + V16 + V34 ) ;
V16 = 1/4 * ( 1.47 + V15 + V17 + V35 ) ;
V17 = 1/4 * ( 1.47 + V16 + V18 + V36 ) ;
V18 = 1/4 * ( 1.47 + V17 + V19 + V37 ) ;

53
V19 = 1/4 * ( 1.47 + V18 + 1.392 + V38 ) ;

V20 = 1/4 * ( V1 + 1.45 + V21 + V39 ) ;


V21 = 1/4 * ( V2 + V20 + V22 + V40 ) ;
V22 = 1/4 * ( V3 + V21 + V23 + V41 ) ;
V23 = 1/4 * ( V4 + V22 + V24 + V42 ) ;
V24 = 1/4 * ( V5 + V23 + V25 + V43 ) ;
V25 = 1/4 * ( V6 + V24 + V26 + V44 ) ;
V26 = 1/4 * ( V7 + V25 + V27 + V45 ) ;
V27 = 1/4 * ( V8 + V26 + V28 + V46 ) ;
V28 = 1/4 * ( V9 + V27 + V29 + V47 ) ;
V29 = 1/4 * ( V10 + V28 + V30 + V48 ) ;
V30 = 1/4 * ( V11 + V29 + V31 + V49 ) ;
V31 = 1/4 * ( V12 + V30 + V32 + V50 ) ;
V32 = 1/4 * ( V13 + V31 + V33 + V51 ) ;
V33 = 1/4 * ( V14 + V32 + V34 + V52 ) ;
V34 = 1/4 * ( V15 + V33 + V35 + V53 ) ;
V35 = 1/4 * ( V16 + V34 + V36 + V54 ) ;
V36 = 1/4 * ( V17 + V35 + V37 + V55 ) ;
V37 = 1/4 * ( V18 + V36 + V38 + V56 ) ;
V38 = 1/4 * ( V19 + V37 + 1.392 + V57 ) ;

V39 = 1/4 * ( V20 + 1.45 + V40 + V58 ) ;


V40 = 1/4 * ( V21 + V39 + V41 + V59 ) ;
V41 = 1/4 * ( V22 + V40 + V42 + V60 ) ;
V42 = 1/4 * ( V23 + V41 + V43 + V61 ) ;
V43 = 1/4 * ( V24 + V42 + V44 + V62 ) ;
V44 = 1/4 * ( V25 + V43 + V45 + V63 ) ;
V45 = 1/4 * ( V26 + V44 + V46 + V64 ) ;
V46 = 1/4 * ( V27 + V45 + V47 + V65 ) ;
V47 = 1/4 * ( V28 + V46 + V48 + V66 ) ;
V48 = 1/4 * ( V29 + V47 + V49 + V67 ) ;
V49 = 1/4 * ( V30 + V48 + V50 + V68 ) ;
V50 = 1/4 * ( V31 + V49 + V51 + V69 ) ;
V51 = 1/4 * ( V32 + V50 + V52 + V70 ) ;
V52 = 1/4 * ( V33 + V51 + V53 + V71 ) ;
V53 = 1/4 * ( V34 + V52 + V54 + V72 ) ;
V54 = 1/4 * ( V35 + V53 + V55 + V73 ) ;
V55 = 1/4 * ( V36 + V54 + V56 + V74 ) ;
V56 = 1/4 * ( V37 + V55 + V57 + V75 ) ;
V57 = 1/4 * ( V38 + V56 + 1.392 + V76 ) ;

V58 = 1/4 * ( V39 + 1.45 + V59 + V77 ) ;


V59 = 1/4 * ( V40 + V58 + V60 + V78 ) ;
V60 = 1/4 * ( V41 + V59 + V61 + V79 ) ;
V61 = 1/4 * ( V42 + V60 + V62 + V80 ) ;
V62 = 1/4 * ( V43 + V61 + V63 + V81 ) ;
V63 = 1/4 * ( V44 + V62 + V64 + V82 ) ;
V64 = 1/4 * ( V45 + V63 + V65 + V83 ) ;
V65 = 1/4 * ( V46 + V64 + V66 + V84 ) ;
V66 = 1/4 * ( V47 + V65 + V67 + V85 ) ;
V67 = 1/4 * ( V48 + V66 + V68 + V86 ) ;
V68 = 1/4 * ( V49 + V67 + V69 + V87 ) ;
V69 = 1/4 * ( V50 + V68 + V70 + V88 ) ;
V70 = 1/4 * ( V51 + V69 + V71 + V89 ) ;
V71 = 1/4 * ( V52 + V70 + V72 + V90 ) ;

54
V72 = 1/4 * ( V53 + V71 + V73 + V91 ) ;
V73 = 1/4 * ( V54 + V72 + V74 + V92 ) ;
V74 = 1/4 * ( V55 + V73 + V75 + V93 ) ;
V75 = 1/4 * ( V56 + V74 + V76 + V94 ) ;
V76 = 1/4 * ( V57 + V75 + 1.392 + V95 ) ;

V77 = 1/4 * ( V58 + 1.45 + V78 + V96 ) ;


V78 = 1/4 * ( V59 + V77 + V79 + V97 ) ;
V79 = 1/4 * ( V60 + V78 + V80 + V98 ) ;
V80 = 1/4 * ( V61 + V79 + V81 + V99 ) ;
V81 = 1/4 * ( V62 + V80 + V82 + V100 ) ;
V82 = 1/4 * ( V63 + V81 + V83 + V101 ) ;
V83 = 1/4 * ( V64 + V82 + V84 + V102 ) ;
V84 = 1/4 * ( V65 + V83 + V85 + V103 ) ;
V85 = 1/4 * ( V66 + V84 + V86 + V104 ) ;
V86 = 1/4 * ( V67 + V85 + V87 + V105 ) ;
V87 = 1/4 * ( V68 + V86 + V88 + V106 ) ;
V88 = 1/4 * ( V69 + V87 + V89 + V107 ) ;
V89 = 1/4 * ( V70 + V88 + V90 + V108 ) ;
V90 = 1/4 * ( V71 + V89 + V91 + V109 ) ;
V91 = 1/4 * ( V72 + V90 + V92 + V110 ) ;
V92 = 1/4 * ( V73 + V91 + V93 + V111 ) ;
V93 = 1/4 * ( V74 + V92 + V94 + V112 ) ;
V94 = 1/4 * ( V75 + V93 + V95 + V113 ) ;
V95 = 1/4 * ( V76 + V94 + 1.392 + V114 ) ;

V96 = 1/4 * ( V77 + 1.45 + V97 + V115 ) ;


V97 = 1/4 * ( V78 + V96 + V98 + V116 ) ;
V98 = 1/4 * ( V79 + V97 + V99 + V117 ) ;
V99 = 1/4 * ( V80 + V98 + V100 + V118 ) ;
V100 = 1/4 * ( V81 + V99 + V101 + V119 ) ;
V101 = 1/4 * ( V82 + V100 + V102 + V120 ) ;
V102 = 1/4 * ( V83 + V101 + V103 +
V121 ) ;
V103 = 1/4 * ( V84 + V102 + V104 + V122 )
;
V104 = 1/4 * ( V85 + V103 + V105 + V123 )
;
V105 = 1/4 * ( V86 + V104 + V106 + V124 )
;
V106 = 1/4 * ( V87 + V105 + V107 + V125 )
;
V107 = 1/4 * ( V88 + V106 + V108 + V126 )
;
V108 = 1/4 * ( V89 + V107 + V109 + V127 )
;
V109 = 1/4 * ( V90 + V108 + V110 + V128 )
;
V110 = 1/4 * ( V91 + V109 + V111 + V129 )
;
V111 = 1/4 * ( V92 + V110 + V112 + V130 )
;
V112 = 1/4 * ( V93 + V111 + V113 + V131 )
;
V113 = 1/4 * ( V94 + V112 + V114 + V132 )
;

55
V114 = 1/4 * ( V95 + V113 + 1.392 + V133 )
;

V115 = 1/4 * ( V96 + 1.45 + V116 + V134 )


;
V116 = 1/4 * ( V97 + V115 + V117 + V135 )
;
V117 = 1/4 * ( V98 + V116 + V118 + V136 )
;
V118 = 1/4 * ( V99 + V117 + V119 + V137 )
;
V119 = 1/4 * ( V100 + V118 + V120 + V138
) ;
V120 = 1/4 * ( V101 + V119 + V121 + V139
) ;
V121 = 1/4 * ( V102 + V120 + V122 + V140
) ;
V122 = 1/4 * ( V103 + V121 + V123 + V141
) ;
V123 = 1/4 * ( V104 + V122 + V124 + V142
) ;
V124 = 1/4 * ( V105 + V123 + V125 + V143
) ;
V125 = 1/4 * ( V106 + V124 + V126 + V144
) ;
V126 = 1/4 * ( V107 + V125 + V127 + V145
) ;
V127 = 1/4 * ( V108 + V126 + V128 + V146
) ;
V128 = 1/4 * ( V109 + V127 + V129 + V147
) ;
V129 = 1/4 * ( V110 + V128 + V130 + V148
) ;
V130 = 1/4 * ( V111 + V129 + V131 + V149
) ;
V131 = 1/4 * ( V112 + V130 + V132 + V150
) ;
V132 = 1/4 * ( V113 + V131 + V133 + V151
) ;
V133 = 1/4 * ( V114 + V132 + 1.392 + V152
) ;

V134 = 1/4 * ( V115 + 1.45 + V135 + V153


) ;
V135 = 1/4 * ( V116 + V134 + V136 + V154
) ;
V136 = 1/4 * ( V117 + V135 + V137 + V155
) ;
V137 = 1/4 * ( V118 + V136 + V138 + V156
) ;
V138 = 1/4 * ( V119 + V137 + V139 + V157
) ;
V139 = 1/4 * ( V120 + V138 + V140 + V158
) ;
V140 = 1/4 * ( V121 + V139 + V141 + V159
) ;

56
V141 = 1/4 * ( V122 + V140 + V142 + V160
) ;
V142 = 1/4 * ( V123 + V141 + V143 + V161
) ;
V143 = 1/4 * ( V124 + V142 + V144 + V162
) ;
V144 = 1/4 * ( V125 + V143 + V145 + V163
) ;
V145 = 1/4 * ( V126 + V144 + V146 + V164
) ;
V146 = 1/4 * ( V127 + V145 + V147 + V165
) ;
V147 = 1/4 * ( V128 + V146 + V148 + V166
) ;
V148 = 1/4 * ( V129 + V147 + V149 + V167
) ;
V149 = 1/4 * ( V130 + V148 + V150 + V168
) ;
V150 = 1/4 * ( V131 + V149 + V151 + V169
) ;
V151 = 1/4 * ( V132 + V150 + V152 + V170
) ;
V152 = 1/4 * ( V133 + V151 + 1.392 + V171
) ;

V153 = 1/4 * ( V134 + 1.45 + V154 + V172


) ;
V154 = 1/4 * ( V135 + V153 + V155 + V173
) ;
V155 = 1/4 * ( V136 + V154 + V156 + V174
) ;
V156 = 1/4 * ( V137 + V155 + V157 + V175
) ;
V157 = 1/4 * ( V138 + V156 + V158 + V176
) ;
V158 = 1/4 * ( V139 + V157 + V159 + V177
) ;
V159 = 1/4 * ( V140 + V158 + V160 + V178
) ;
V160 = 1/4 * ( V141 + V159 + V161 + V179
) ;
V161 = 1/4 * ( V142 + V160 + V162 + V180
) ;
V162 = 1/4 * ( V143 + V161 + V163 + V181
) ;
V163 = 1/4 * ( V144 + V162 + V164 + V182
) ;
V164 = 1/4 * ( V145 + V163 + V165 + V183
) ;
V165 = 1/4 * ( V146 + V164 + V166 + V184
) ;
V166 = 1/4 * ( V147 + V165 + V167 + V185
) ;
V167 = 1/4 * ( V148 + V166 + V168 + V186
) ;

57
V168 = 1/4 * ( V149 + V167 + V169 + V187
) ;
V169 = 1/4 * ( V150 + V168 + V170 + V188
) ;
V170 = 1/4 * ( V151 + V169 + V171 + V189
) ;
V171 = 1/4 * ( V152 + V170 + 1.392 + V190
) ;

V172 = 1/4 * ( V153 + 1.45 + V173 + V191


) ;
V173 = 1/4 * ( V154 + V172 + V174 + V192
) ;
V174 = 1/4 * ( V155 + V173 + V175 + V193
) ;
V175 = 1/4 * ( V156 + V174 + V176 + V194
) ;
V176 = 1/4 * ( V157 + V175 + V177 + V195
) ;
V177 = 1/4 * ( V158 + V176 + V178 + V196
) ;
V178 = 1/4 * ( V159 + V177 + V179 + V197
) ;
V179 = 1/4 * ( V160 + V178 + V180 + V198
) ;
V180 = 1/4 * ( V161 + V179 + V181 + V199
) ;
V181 = 1/4 * ( V162 + V180 + V182 + V200
) ;
V182 = 1/4 * ( V163 + V181 + V183 + V201
) ;
V183 = 1/4 * ( V164 + V182 + V184 + V202
) ;
V184 = 1/4 * ( V165 + V183 + V185 + V203
) ;
V185 = 1/4 * ( V166 + V184 + V186 + V204
) ;
V186 = 1/4 * ( V167 + V185 + V187 + V205
) ;
V187 = 1/4 * ( V168 + V186 + V188 + V206
) ;
V188 = 1/4 * ( V169 + V187 + V189 + V207
) ;
V189 = 1/4 * ( V170 + V188 + V190 + V208
) ;
V190 = 1/4 * ( V171 + V189 + 1.392 + V209
) ;

V191 = 1/4 * ( V172 + 1.45 + V192 + V210


) ;
V192 = 1/4 * ( V173 + V191 + V193 + V211
) ;
V193 = 1/4 * ( V174 + V192 + V194 + V212
) ;
V194 = 1/4 * ( V175 + V193 + V195 + V213
) ;

58
V195 = 1/4 * ( V176 + V194 + V196 + V214
) ;
V196 = 1/4 * ( V177 + V195 + V197 + V215
) ;
V197 = 1/4 * ( V178 + V196 + V198 + V216
) ;
V198 = 1/4 * ( V179 + V197 + V199 + V217
) ;
V199 = 1/4 * ( V180 + V198 + V200 + V218
) ;
V200 = 1/4 * ( V181 + V199 + V201 + V219
) ;
V201 = 1/4 * ( V182 + V200 + V202 + V220
) ;
V202 = 1/4 * ( V183 + V201 + V203 + V221
) ;
V203 = 1/4 * ( V184 + V202 + V204 + V222
) ;
V204 = 1/4 * ( V185 + V203 + V205 + V223
) ;
V205 = 1/4 * ( V186 + V204 + V206 + V224
) ;
V206 = 1/4 * ( V187 + V205 + V207 + V225
) ;
V207 = 1/4 * ( V188 + V206 + V208 + V226
) ;
V208 = 1/4 * ( V189 + V207 + V209 + V227
) ;
V209 = 1/4 * ( V190 + V208 + 1.392 + V228
) ;

V210 = 1/4 * ( V191 + 1.45 + V211 + V229


) ;
V211 = 1/4 * ( V192 + V210 + V212 + V230
) ;
V212 = 1/4 * ( V193 + V211 + V213 + V231
) ;
V213 = 1/4 * ( V194 + V212 + V214 + V232
) ;
V214 = 1/4 * ( V195 + V213 + V215 + V233
) ;
V215 = 1/4 * ( V196 + V214 + V216 + V234
) ;
V216 = 1/4 * ( V197 + V215 + V217 + V235
) ;
V217 = 1/4 * ( V198 + V216 + V218 + V236
) ;
V218 = 1/4 * ( V199 + V217 + V219 + V237
) ;
V219 = 1/4 * ( V200 + V218 + V220 + V238
) ;
V220 = 1/4 * ( V201 + V219 + V221 + V239
) ;
V221 = 1/4 * ( V202 + V220 + V222 + V240
) ;

59
V222 = 1/4 * ( V203 + V221 + V223 + V241
) ;
V223 = 1/4 * ( V204 + V222 + V224 + V242
) ;
V224 = 1/4 * ( V205 + V223 + V225 + V243
) ;
V225 = 1/4 * ( V206 + V224 + V226 + V244
) ;
V226 = 1/4 * ( V207 + V225 + V227 + V245
) ;
V227 = 1/4 * ( V208 + V226 + V228 + V246
) ;
V228 = 1/4 * ( V209 + V227 + 1.392 + V247
) ;

V229 = 1/4 * ( V210 + 1.45 + V230 + V248


) ;
V230 = 1/4 * ( V211 + V229 + V231 + V249
) ;
V231 = 1/4 * ( V212 + V230 + V232 + V250
) ;
V232 = 1/4 * ( V213 + V231 + V233 + V251
) ;
V233 = 1/4 * ( V214 + V232 + V234 + V252
) ;
V234 = 1/4 * ( V215 + V233 + V235 + V253
) ;
V235 = 1/4 * ( V216 + V234 + V236 + V254
) ;
V236 = 1/4 * ( V217 + V235 + V237 + V255
) ;
V237 = 1/4 * ( V218 + V236 + V238 + V256
) ;
V238 = 1/4 * ( V219 + V237 + V239 + V257
) ;
V239 = 1/4 * ( V220 + V238 + V240 + V258
) ;
V240 = 1/4 * ( V221 + V239 + V241 + V259
) ;
V241 = 1/4 * ( V222 + V240 + V242 + V260
) ;
V242 = 1/4 * ( V223 + V241 + V243 + V261
) ;
V243 = 1/4 * ( V224 + V242 + V244 + V262
) ;
V244 = 1/4 * ( V225 + V243 + V245 + V263
) ;
V245 = 1/4 * ( V226 + V244 + V246 + V264
) ;
V246 = 1/4 * ( V227 + V245 + V247 + V265
) ;
V247 = 1/4 * ( V228 + V246 + 1.392 + V266
) ;

V248 = 1/4 * ( V229 + 1.45 + V249 + V267


) ;

60
V249 = 1/4 * ( V230 + V248 + V250 + V268
) ;
V250 = 1/4 * ( V231 + V249 + V251 + V269
) ;
V251 = 1/4 * ( V232 + V250 + V252 + V270
) ;
V252 = 1/4 * ( V233 + V251 + V253 + V271
) ;
V253 = 1/4 * ( V234 + V252 + V254 + V272
) ;
V254 = 1/4 * ( V235 + V253 + V255 + V273
) ;
V255 = 1/4 * ( V236 + V254 + V256 + V274
) ;
V256 = 1/4 * ( V237 + V255 + V257 + V275
) ;
V257 = 1/4 * ( V238 + V256 + V258 + V276
) ;
V258 = 1/4 * ( V239 + V257 + V259 + V277
) ;
V259 = 1/4 * ( V240 + V258 + V260 + V278
) ;
V260 = 1/4 * ( V241 + V259 + V261 + V279
) ;
V261 = 1/4 * ( V242 + V260 + V262 + V280
) ;
V262 = 1/4 * ( V243 + V261 + V263 + V281
) ;
V263 = 1/4 * ( V244 + V262 + V264 + V282
) ;
V264 = 1/4 * ( V245 + V263 + V265 + V283
) ;
V265 = 1/4 * ( V246 + V264 + V266 + V284
) ;
V266 = 1/4 * ( V247 + V265 + 1.392 + V285
) ;

V267 = 1/4 * ( V248 + 1.45 + V268 + V286


) ;
V268 = 1/4 * ( V249 + V267 + V269 + V287
) ;
V269 = 1/4 * ( V250 + V268 + V270 + V288
) ;
V270 = 1/4 * ( V251 + V269 + V271 + V289
) ;
V271 = 1/4 * ( V252 + V270 + V272 + V290
) ;
V272 = 1/4 * ( V253 + V271 + V273 + V291
) ;
V273 = 1/4 * ( V254 + V272 + V274 + V292
) ;
V274 = 1/4 * ( V255 + V273 + V275 + V293
) ;
V275 = 1/4 * ( V256 + V274 + V276 + V294
) ;

61
V276 = 1/4 * ( V257 + V275 + V277 + V295
) ;
V277 = 1/4 * ( V258 + V276 + V278 + V296
) ;
V278 = 1/4 * ( V259 + V277 + V279 + V297
) ;
V279 = 1/4 * ( V260 + V278 + V280 + V298
) ;
V280 = 1/4 * ( V261 + V279 + V281 + V299
) ;
V281 = 1/4 * ( V262 + V280 + V282 + V300
) ;
V282 = 1/4 * ( V263 + V281 + V283 + V301
) ;
V283 = 1/4 * ( V264 + V282 + V284 + V302
) ;
V284 = 1/4 * ( V265 + V283 + V285 + V303
) ;
V285 = 1/4 * ( V266 + V284 + 1.392 + V304
) ;

V286 = 1/4 * ( V267 + 1.45 + V287 + V305


) ;
V287 = 1/4 * ( V268 + V286 + V288 + V306
) ;
V288 = 1/4 * ( V269 + V287 + V289 + V307
) ;
V289 = 1/4 * ( V270 + V288 + V290 + V308
) ;
V290 = 1/4 * ( V271 + V289 + V291 + V309
) ;
V291 = 1/4 * ( V272 + V290 + V292 + V310
) ;
V292 = 1/4 * ( V273 + V291 + V293 + V311
) ;
V293 = 1/4 * ( V274 + V292 + V294 + V312
) ;
V294 = 1/4 * ( V275 + V293 + V295 + V313
) ;
V295 = 1/4 * ( V276 + V294 + V296 + V314
) ;
V296 = 1/4 * ( V277 + V295 + V297 + V315
) ;
V297 = 1/4 * ( V278 + V296 + V298 + V316
) ;
V298 = 1/4 * ( V279 + V297 + V299 + V317
) ;
V299 = 1/4 * ( V280 + V298 + V300 + V318
) ;
V300 = 1/4 * ( V281 + V299 + V301 + V319
) ;
V301 = 1/4 * ( V282 + V300 + V302 + V320
) ;
V302 = 1/4 * ( V283 + V301 + V303 + V321
) ;

62
V303 = 1/4 * ( V284 + V302 + V304 + V322
) ;
V304 = 1/4 * ( V285 + V303 + 1.392 + V323
) ;

V305 = 1/4 * ( V286 + 1.45 + V306 + V324


) ;
V306 = 1/4 * ( V287 + V305 + V307 + V325
) ;
V307 = 1/4 * ( V288 + V306 + V308 + V326
) ;
V308 = 1/4 * ( V289 + V307 + V309 + V327
) ;
V309 = 1/4 * ( V290 + V308 + V310 + V328
) ;
V310 = 1/4 * ( V291 + V309 + V311 + V329
) ;
V311 = 1/4 * ( V292 + V310 + V312 + V330
) ;
V312 = 1/4 * ( V293 + V311 + V313 + V331
) ;
V313 = 1/4 * ( V294 + V312 + V314 + V332
) ;
V314 = 1/4 * ( V295 + V313 + V315 + V333
) ;
V315 = 1/4 * ( V296 + V314 + V316 + V334
) ;
V316 = 1/4 * ( V297 + V315 + V317 + V335
) ;
V317 = 1/4 * ( V298 + V316 + V318 + V336
) ;
V318 = 1/4 * ( V299 + V317 + V319 + V337
) ;
V319 = 1/4 * ( V300 + V318 + V320 + V338
) ;
V320 = 1/4 * ( V301 + V319 + V321 + V339
) ;
V321 = 1/4 * ( V302 + V320 + V322 + V340
) ;
V322 = 1/4 * ( V303 + V321 + V323 + V341
) ;
V323 = 1/4 * ( V304 + V322 + 1.392 + V342
) ;

V324 = 1/4 * ( V305 + 1.45 + V325 + V343


) ;
V325 = 1/4 * ( V306 + V324 + V326 + V344
) ;
V326 = 1/4 * ( V307 + V325 + V327 + V345
) ;
V327 = 1/4 * ( V308 + V326 + V328 + V346
) ;
V328 = 1/4 * ( V309 + V327 + V329 + V347
) ;
V329 = 1/4 * ( V310 + V328 + V330 + V348
) ;

63
V330 = 1/4 * ( V311 + V329 + V331 + V349
) ;
V331 = 1/4 * ( V312 + V330 + V332 + V350
) ;
V332 = 1/4 * ( V313 + V331 + V333 + V351
) ;
V333 = 1/4 * ( V314 + V332 + V334 + V352
) ;
V334 = 1/4 * ( V315 + V333 + V335 + V353
) ;
V335 = 1/4 * ( V316 + V334 + V336 + V354
) ;
V336 = 1/4 * ( V317 + V335 + V337 + V355
) ;
V337 = 1/4 * ( V318 + V336 + V338 + V356
) ;
V338 = 1/4 * ( V319 + V337 + V339 + V357
) ;
V339 = 1/4 * ( V320 + V338 + V340 + V358
) ;
V340 = 1/4 * ( V321 + V339 + V341 + V359
) ;
V341 = 1/4 * ( V322 + V340 + V342 + V360
) ;
V342 = 1/4 * ( V323 + V341 + 1.392 + V361
) ;

V343 = 1/4 * ( V324 + 1.45 + V344 + 1.345


) ;
V344 = 1/4 * ( V325 + V343 + V345 + 1.345
) ;
V345 = 1/4 * ( V326 + V344 + V346 + 1.345
) ;
V346 = 1/4 * ( V327 + V345 + V347 + 1.345
) ;
V347 = 1/4 * ( V328 + V346 + V348 + 1.345
) ;
V348 = 1/4 * ( V329 + V347 + V349 + 1.345
) ;
V349 = 1/4 * ( V330 + V348 + V350 + 1.345
) ;
V350 = 1/4 * ( V331 + V349 + V351 + 1.345
) ;
V351 = 1/4 * ( V332 + V350 + V352 + 1.345
) ;
V352 = 1/4 * ( V333 + V351 + V353 + 1.345
) ;
V353 = 1/4 * ( V334 + V352 + V354 + 1.345
) ;
V354 = 1/4 * ( V335 + V353 + V355 + 1.345
) ;
V355 = 1/4 * ( V336 + V354 + V356 + 1.345
) ;
V356 = 1/4 * ( V337 + V355 + V357 + 1.345
) ;

64
V357 = 1/4 * ( V338 + V356 + V358 + 1.345
) ;
V358 = 1/4 * ( V339 + V357 + V359 + 1.345
) ;
V359 = 1/4 * ( V340 + V358 + V360 + 1.345
) ;
V360 = 1/4 * ( V341 + V359 + V361 + 1.345
) ;
V361 = 1/4 * ( V342 + V360 + 1.392 + 1.345
) ;

65

Anda mungkin juga menyukai