Oleh:
YOGYAKARTA
2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Dosen Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Yogi Try Pratama Putra Nasution (1700020085)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. Berkat
rahmat serta karunia-Nya penyusun dapat menyusun dan menyelesaikan naskah
Skripsi dengan judul “Prarancangan Pabrik Metil Etil Keton dari 2-Butanol dengan
Proses Dehidrogenasi Kapasitas 65.000 Ton/Tahun.
Skripsi prarancangan pabrik ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat
guna memperoleh Gelar sarjana Teknik Kimia S-1 pada Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Dalam penyusunan naskah ini penyusun banyak sekali mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Muchlas, M.T., selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
2. Bapak Sunardi, S.T., M.T., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Ir. Erna Astuti, S.T., M.T., IPM., selaku Ketua Program Studi Teknik
Kimia-S1 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Zahrul Mufrodi, S.T., M.T., IPM., selaku dosen pembimbing skripsi
atas bimbingan, saran dan motivasinya.
5. Segenap Dosen dan Karyawan di lingkungan Teknik Kimia, Fakultas
Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
6. Kedua orangtua dan seluruh keluarga tercinta atas doa, semangat dan
dukungannya, semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya.
7. Teman – teman Teknik Kimia angkatan 2017 yang telah memberikan
dukungan dan bantuan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
baik secara moril maupun materil.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan naskah ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dami kesempurnaan
naskah ini.
Akhir kata penyusun berharap Skripsi ini bermanfaat dan memberikan
wawasan bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca serta semua pihak pada
umumnya.
Penyusun
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kedua orang tua, ayah saya M.Sholeh Nasution dan mama saya Usmaini. Skripsi ini
mungkin akan menjadi salah satu kebahagiaan kecil yang bisa saya berikan kepada
ayah dan mama. Terima kasih sudah mendidik, merawat, dan mencintai saya, hingga
saya bisa melalui banyak hal dalam hidup untuk sampai di titik ini. Kepada kakak
saya Ella Septri Armila terima kasih sudah menjadi sosok kakak yang selalu berada di
posisinya bagaimana seharusnya sosok seorang kakak, terima kasih karena selalu ada
saat saya butuh pendapat, saran, uang jajan, dan teman bercerita pengalaman. Adisti
Putri Soleha adik saya tersayang terima kasih sudah selalu bercanda, bertengkar dan
hal-hal lainnya, terima kasih sudah memberikan sedikit tawa saat saya sedang pusing
memikirkan skripsi ini. Dan juga tidak lupa untuk om saya Afrizal Usman, Ibu saya
Yurtisni Usman dan keluarga besar saya, terima kasih sudah mengajarkan,
memotivasi dan mendukung banyak hal dalam hidup saya.
Dosen pembimbing akademik Ibu Dra. Siti Salamah, M.Si. dan dosen pembimbing
skripsi bapak Dr. Ir. Zahrul Mufrodi, S.T., M.T., IPM terimakasih atas bimbingan,
dukungan, motivasi, kesabaran serta bantuannya selama saya duduk di bangku
perkuliahan dan dalam penyelesaian skripsi ini.
Partner skripsi saya Irfan Sya’bani, terimakasih sudah berjuang bersama saya dalam
penyelesaian skripsi ini. Semoga ilmu yang kita dapat selama pengerjaan skripsi ini
dapat bermanfaat untuk ke depannya bagi kita.
Saya orang yang tidak percaya dengan kekuatan super tapi kehadiranmu seolah
selalu memberikan saya kekuatan. Kamu selalu menjadi sosok yang saya butuhkan.
Sahabat untuk saya berkeluh kesah, teman yang membantu saat saya butuhkan
sesuatu, partner yang berjuang dengan saya selama empat tahun ini, dan apapun itu.
Terima kasih sudah menjadi salah satu sosok yang istimewa di kehidupan saya Lia
Septianingsih. Semoga kita bisa terus mengejar mimpi dan cita-cita kita ke depannya.
Sahabat saya Fayyadh, Gylang, Maydika. Terimakasih semua canda, tawa, dan sedih
yang selama ini kalian berikan, semoga persahabatan ini tidak akan pudar oleh
waktu.
iv
HALAMAN MOTTO
“Kalau kita kaji, sukses itu abu-abu banget standarnya, Sukses itu luas banget
parameter nya, tapi jika setiap hari kita menjadi yang terbaik versi diri kita,
percayalah kesuksesan kita sedekat darah dalam nadi”
(Yogi Try Pratama)
"Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di
dalam mencoba, itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil"
(Buya Hamka)
"Barang siapa belajar sesuatu semata-mata karena Allah, mencari ilmu yang ada
bersama-Nya, maka dia akan menang. Dan barang siapa yang belajar sesuatu
karena selain Allah, maka dia tidak akan mencapai tujuannya, juga pengetahuan
yang diperolehnya tidak akan membawanya lebih dekat kepada Allah".
(Hasan al-Basri)
v
DAFTAR ISI
vi
III.3 Spesifikasi Produk .............................................................................. 19
BAB IV NERACA MASSA ................................................................................ 20
IV.1 Neraca Massa per Alat ........................................................................ 20
IV.1.1 Neraca Massa Vaporizer (VP-01) ............................................ 20
IV.1.2 Neraca Massa Separator (SP) .................................................. 20
IV.1.3 Neraca Massa Furnace (F-01) .................................................. 20
IV.1.4 Neraca Massa Reaktor (R-01).................................................. 20
IV.1.5 Neraca Massa Flash Drum (FD-01) ......................................... 21
IV.1.6 Neraca Massa Menara Distilasi (MD-01) ................................ 21
IV.2 Neraca Massa Total ............................................................................ 21
BAB V NERACA PANAS .................................................................................. 22
V.1 Neraca Panas di Vaporizer (VP-01).................................................... 22
V.2 Neraca Panas di Furnace (F-01) ......................................................... 22
V.3 Neraca Panas di Reaktor (R-01) ......................................................... 22
V.4 Neraca Panas di Cooler (CL-01) ......................................................... 22
V.5 Neraca Panas Condenser (CD-01) ...................................................... 23
V.6 Neraca Panas di Menara Distilasi (MD-01)........................................ 23
V.7 Neraca Panas di Condenser 02 (CD-02) ............................................. 23
V.8 Neraca Panas di Cooler (CL-02) ......................................................... 23
V.9 Neraca Panas di Reboiler (RB-01)...................................................... 24
V.10 Neraca Panas di Cooler (CL-03) ..................................................... 24
BAB VI SPESIFIKASI ALAT ........................................................................... 25
VI.1 Tangki ................................................................................................. 25
VI.2 Vaporizer (VP-01) .............................................................................. 25
VI.3 Separator (SP-01) ................................................................................ 26
VI.4 Furnace (F-01) .................................................................................... 26
VI.5 Reaktor (R-01) .................................................................................... 27
VI.6 Flash Drum (FD-01) ........................................................................... 27
VI.7 Menara Destilasi (MD-01) .................................................................. 27
VI.8 Kompresor .......................................................................................... 28
VI.9 Cooler ................................................................................................. 29
VI.10 Expansion Valve (EV-01) ............................................................... 29
VI.11 Condenser ....................................................................................... 30
VI.12 Accumulator (ACC-01) ................................................................... 30
vii
VI.13 Reboiler (RB-01)............................................................................. 31
VI.14 Pompa.............................................................................................. 32
BAB VII UTILITAS ........................................................................................... 33
VII.1 Unit Penyedia dan Pengolahan Air (Water Treatment System) ...... 33
VII.1.1 Unit Penyediaan Air................................................................. 33
VII.1.2 Unit Pengolahan Air ................................................................ 35
VII.1.3 Kebutuhan Air.......................................................................... 38
III.2 Unit Pembangkit Steam (Steam Generation System) ......................... 41
III.3 Unit Pembangkit Listrik...................................................................... 41
III.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar ............................................................ 42
III.5 Unit Pengolahan Limbah .................................................................... 42
VII.5.1 Limbah Cair ............................................................................. 42
VII.5.2 Limbah Gas .............................................................................. 43
BAB VIII LAY OUT PABRIK DAN PERALATAN PROSES ...................... 44
VIII.1 Lokasi Pabrik .................................................................................. 44
VIII.1.1 Faktor Primer Penentuan Lokasi Pabrik .................................. 44
VIII.1.2 Faktor Sekunder Penentuan Lokasi Pabrik .............................. 46
VIII.2 Layout Pabrik .................................................................................. 47
VIII.2.1 Daerah Administrasi/Perkantoran Laboratorium ..................... 47
VIII.2.2 Daerah Proses dan Ruang Kontrol ........................................... 47
VIII.2.3 Daerah Gudangan, Bengkel, dan Garasi .................................. 48
VIII.3 Lay Out Peralatan ............................................................................ 50
BAB IX STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN ................................... 53
IX.1 Organisasi Perusahaan ........................................................................ 53
IX.2 Struktur Organisasi ............................................................................. 53
IX.3 Tugas dan Wewenang ......................................................................... 56
IX.4 Pembagian Jam Kerja ......................................................................... 60
IX.5 Perincian Tugas dan Keahlian ............................................................ 62
IX.6 Sistem Kepegawaian dan Sistem Gaji ................................................ 63
IX.6.1. Sistem Kepegawaian ................................................................ 63
IX.6.2. Sistem Gaji............................................................................... 63
IX.7 Kesejahteraan Sosial Karyawan.......................................................... 64
IX.7.1 Tunjangan ................................................................................ 64
IX.7.2 Pakaian Kerja ........................................................................... 64
viii
IX.8 Manajemen Perusahaan ...................................................................... 65
BAB X EVALUASI EKONOMI ........................................................................ 66
X.1. Penaksiran Harga Peralatan ................................................................ 67
X.2. Dasar Perhitungan ............................................................................... 71
X.3. Perhitungan Biaya ............................................................................... 71
X.3.1. Capital Investment ....................................................................... 71
X.3.2. Manufacturing Cost ..................................................................... 71
X.3.3. General Expense .......................................................................... 72
X.4. Analisa Kelayakan .............................................................................. 72
X.4.1 Percent Return On Investment (ROI) .......................................... 72
X.4.2 Pay Out Time (POT) ................................................................... 72
X.4.3 Break Even Point (BEP) .............................................................. 73
X.4.4 Shut Down Point (SDP) .............................................................. 73
X.4.5 Discounted Cash Flow Rate Of Return (DCFRR) ...................... 74
X.4.6 Hasil Perhitungan ........................................................................ 74
X.5. Analisa Keuntungan ............................................................................ 77
X.6. Hasil Kelayakan Ekonomi .................................................................. 77
BAB XI KESIMPULAN ..................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82
LAMPIRAN A REAKTOR................................................................................ 86
LAMPIRAN B FLASH DRUM ........................................................................ 117
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel IX. 1. Jadwal Kerja Masing – Masing Regu ............................................... 61
Tabel IX. 2. Jabatan dan Prasyarat ........................................................................ 62
Tabel IX. 3. Komposisi dan Sistem Gaji Karyawan ............................................. 64
Tabel X. 1. Indeks Harga ...................................................................................... 68
Tabel X. 2. Daftar Harga Alat – Alat Proses ........................................................ 70
Tabel X. 3. Fixed Capital Investment ................................................................... 75
Tabel X. 4. Manufacturing Cost ........................................................................... 76
Tabel X. 5. Working Capital ................................................................................. 76
Tabel X. 6. General Expense ................................................................................ 76
Tabel X. 7. Total Production Cost ........................................................................ 77
Tabel X. 8. Fixed Cost (Fa) ................................................................................... 78
Tabel X. 9.Regulated Cost (Ra) ............................................................................ 78
Tabel X. 10. Variable Cost (Va) ........................................................................... 78
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMBANG
xiii
Nx = Nilai indeks tahun x
Ny = Nilai indeks tahun y
N = Jumlah pengaduk
OD = Diameter luar, in, ft
P = Tekanan, atm, bar
PEC = Purchased Equipment Cost
POT = Pay Out Time
Q = Panas, Btu/jam, kkal/jam, kJ/jam
R = Jari-jari, in, ft, m
Ra = Regulated Cost
RB = Reboiler
ROI = Return of Investment
SDP = Shut Down Point
Sa = Sales Cost
Sch = Schedule
T = Suhu, °C, °F, K
T = Waktu, detik, menit, jam
Th = Tebal dinding head, in
Ts = Tebal dinding shell, in
T = Tangki
WC = Working Capital
X = Konversi
Z1 = Tinggi cairan, in, m, ft
µ = Viskositas, cP
η = Efficiency
∑ = Jumlah
Ρ = Densitas, kg/m3
ΔP = Pressure drop, psi
ΔT = Beda suhu
xiv
INTISARI
Metil Etil Keton (MEK) dengan rumus molekul CH3COCH2CH3, adalah
kelompok aliphatic ketone homologue urutan kedua yang merupakan senyawa
keton yang penting dan diproduksi secara komersial. Pabrik MEK dari 2-butanol
melalui proses dehidrogenasi dengan kapasitas 65.000 ton/tahun dirancang untuk
memenuhi kebutuhan industri cat pelapis serta pelarut terutama di Indonesia yang
setiap tahuna mengalami peningkatan dan masih mengandalkan impor. Pabrik
MEK direncanakan berdiri pada tahun 2026 di Cilegon Provinsi Banten dengan
tanah seluas 3,3 hektar dan beroperasi secara kontinyu selama 330 hari pertahun.
MEK dibuat melalui reaksi dehidrogenasi dengan cara mereaksikan 2-
Butanol sebanyak 9569,6239 kg/jam dengan bantuan katalis Zinc Oxide (ZnO)
secara kontinyu di dalam Reaktor Fixed Bed Multitube pada fase gas dengan suhu
400 °C dan tekanan 3 atm. Hasil reaksi dari reaktor berupa MEK, gas Hidrogen, 2-
Butanol yang tidak bereaksi, dan sedikit air. Gas Hidrogen dipisahkan di Flash
Drum (FD-01) sebanyak 233,9617 kg/jam. Hasil atas Menara Distilasi (MD-01)
berupa MEK sebanyak 8207,0707 kg/jam dengan kemurnian 99,94% dan hasil
bawah MD-01 berupa 2- Butanol, MEK, dan air. Pabrik MEK ini dilengkapi dengan
penunjang proses produksi yaitu utilitas. Kebutuhan utilitas berupa air sebanyak
183622,2522 kg/jam, listrik sebesar 584,7648 kW yang disediakan oleh PLN dan
generator sebagai cadangan.
Ditinjau dari proses, kondisi operasi, sifat-sifat bahan baku dan produk
pabrik MEK ini merupakan pabrik beresiko tinggi. Analisis ekonomi terhadap
perancangan pabrik MEK ini diperoleh Profit on Sales (POS) sebelum pajak dan
setelah pajak sebesar 20,53% dan 14,37%. Return on Investment (ROI) sebelum
pajak 48,06% dan setelah pajak 33,64%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,72
tahun dan setelah pajak 2,29 tahun. Break Event Point (BEP) sebesar 44,82% dan
Shut Down Point (SDP) sebesar 31,92%. Discounted Cash Flow Rate of Return
(DCFRR) diperoleh 45,57%. Dari hasil perhitungan ekonomi dengan jenis pabrik
beresiko tinggi maka pabrik MEK ini layak untuk didirikan.
Kata kunci: metil etil keton, 2-butanol, dehidrogenasi, zinc oxide
xv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Industri merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam
pembangunan ekonomi dan wilayah suatu negara. Hampir semua negara
memandang bahwa industrialisasi merupakan suatu keharusan untuk menjamin
kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka panjang dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan
pendapatan perkapita setiap tahunnya. Seiring dengan terus berkembang pesatnya
industri di dunia, Indonesia harus melakukan banyak pengembangan di segala
bidang industri, salah satunya industri kimia. Sektor industri kimia merupakan salah
satu industri penyumbang devisa negara sebesar US$ 1,9M (Kemenperin 2020). Di
era globalisasi Indonesia masih bergantung pada negara lain dalam pemenuhan
kebutuhan bahan baku ataupun bahan antara dalam industri kimia, salah satunya
metil etil keton.
Metil etil keton (MEK) dengan rumus molekul CH3COCH2CH3, adalah
kelompok aliphatic ketone homologue urutan ke dua yang merupakan senyawa
keton yang penting dan di produksi secara komersial. Metil etil keton merupakan
senyawa tidak berwarna, stabil, dan mudah terbakar yang memiliki aroma
karakteristik jenis aseton aliphatic ketone dengan berat molekul yang rendah. Metil
etil keton mengalami reaksi khas gugus karbonil dengan atom hidrogen aktif pada
atom karbon yang berdekatan, dan mengembun dengan berbagai reagen. (Krik
Orthmere, 1995). Metil etil keton digunakan pada industri kimia seperti industri cat,
pernis, pelapisan dan sebagainya. Penggunaan Metil etil keton paling banyak
sebagai solvent pada nitrocellulose dan acrylic. Tidak hanya sebagai solvent Metil
etil keton juga digunakan untuk perekat, tinta cetak, magnetic tapes dan bahan
kimia intermediate untuk produksi parfum, antioksidan dan katalis.
Kebutuhan metil etil keton di Indonesia hampir setiap tahunnya mengalami
peningkatan namun sampai saat ini belum ada pabrik yang memproduksi metil etil
keton di dalam negeri. Indonesia saat ini masih mengandalkan impor dari negara-
negara lain seperti Belgia, China, Jerman, Jepang, Singapura, Afrika selatan,
1
Taiwan, dan Amerika. Menurut data dari Badan pusat statistika pada tahun 2020
China merupakan negara importir metil etil keton terbesar ke Indonesia sebanyak
21.060,113 Ton. Dengan berdirinya pabrik metil etil keton di Indonesia diharapkan
mampu memicu berdirinya pabrik-pabrik lainnya, baik pabrik yang mengkonsumsi
metil etil keton ataupun pabrik 2-Butanol sebagai bahan baku dari metil etil keton
itu sendiri. Selain itu tujuan didirikannya pabrik metil etil keton yaitu untuk
menghemat devisa negara, meningkatkan ekonomi negara, serta memperluas
lapangan pekerjaan di Indonesia.
I.2 Penentuan Kapasitas Pabrik
Dalam menentukan kapasitas pabrik, terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan
pertimbangan. Pertimbangan tersebut dapat mempengaruhi perhitungan ekonomi
maupun teknis. Semakin besar kapasitas suatu pabrik maka keuntungan yang
didapat akan semakin tinggi. Pabrik metil etil keton direncanakan berdiri pada
tahun 2026. Pertimbangan penentuan kapasitas pabrik metil etil keton adalah
sebagai berikut.
2
50000,0000
45000,0000
40000,0000
35000,0000
Volume (Ton)
30000,0000
25000,0000
20000,0000
y = 2091,7778x - 4183949,256
15000,0000
R² = 0,824
10000,0000
5000,0000
0,0000
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
x = tahun ke – i
b = intersep
y = 2091,7778x – 4183949,256
y = 2091,7778(2026) – 4183949,256
y = 53992,5728 Ton/tahun
3
Sedangkan untuk peningkatan rata-rata akan kebutuhan metil etil keton dapat
diperkirakan dengan perhitungan sebagai berikut :
y1 = 2091,7778x – 4183949,256
= 2091,7778(2019) – 4183949,256
= 39350,1222
y2 = 2091,7778x – 4183949,256
= 2091,7778(2010) – 4183949,256
= 20524,122
𝑦1−𝑦2
rata – rata = 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ∶ 𝑦2
39350,1222−20524,122
= ∶ 20524,122
10
= 9,17 %
4
Tabel I. 2. Produksi Metil Etil Keton di Dunia
Pabrik Lokasi Kapasitas (Ton/tahun)
Maruzen Petrochemical Chiba Pref, Japan 170.000
Exxon Chemical Hampshire, UK 135.000
Exxon Mobil Louisiana, US 135.000
Shell Pernis, Netherlands 90.000
Tonen Chemical Kanagwa Pref, Japan 90.000
Zibo Qixiang Tengda
Shandong, China 80.000
Chemical
INEOS Moers, Germany 65.000
Sasol Mpumalanga, South Africa 65.000
Tasco Chemical Kaohsiung, Taiwan 60.000
Fushun Petrochemical Liaoning, China 55.000
SK Global Chemical South Korea 50.000
Oxiteno Industrial &
Rio Grande Sul, Brazil 42.000
Comercio
Haiyue New Material Zhejiang, China 40.000
Idemitsu Kosan Yamaguchi Pref, Japan 40.000
Isu Chem-Shandong
Shandong, China 40.000
Dongming
Zibo Qixiang Tengda
Shandong, China 40.000
Chemical
China Bluestar Harbin
Heilongijiang, China 30.000
Petrochemical
Hebei Zhongjie
Hebei, China 30.000
Petrochemical Group
Lanzhou Petrochemical Gansu, China 30.000
Petrobrazi Romania 30.000
(ICIS, 2017)
Dari Tabel I.2. dapat dilihat industri metil etil keton secara global dan di
Indonesia belum terdapat industri metil etil keton ini, oleh karena itu untuk
mencukupi kebutuhan metil etil keton di Indonesia, pemerintah mengimpor dari
negara lain. Ketersediaan bahan baku diperlukan untuk menjamin kontinuitas
produk pada suatu pabrik. Bahan baku dalam pembuatan metil etil keton adalah 2
butanol yang diperoleh dari Maruzen Petrochemical yang berlokasi di Chiba
Pref, Jepang. Pabrik ini merupakan pabrik 2 butanol terbesar di dunia. Dengan
melihat pertimbangan yang ada, maka dipilih kapasitas produksi dari pabrik metil
etil keton sebesar 65.000 ton/tahun.
5
I.3 Pemilihan lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi merupakan salah satu komponen penting dalam pendirian
pabrik karena dapat menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup dari pabrik
yang akan didirikan. Dalam pemilihan lokasi terdapat beberapa aspek yang dapat
dijadikan pertimbangan seperti sumber bahan baku, pemasaran, sarana transportasi,
utilitas serta tenaga kerja. Dari pertimbangan tersebut, Cilegon dipilih sebagai
lokasi untuk mendirikan pabrik metil etil keton. Pemilihan lokasi didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan berikut:
6
pelabuhan Merak di Cilegon, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan
pengiriman bahan baku maupun produk tidak mengalami hambatan.
d. Utilitas
Dalam kelancaran operasi pabrik memerlukan aspek pendukung seperti
air, listrik dan lain-lain, agar proses produksi dapat berjalan dengan baik.
Penyediaan tenaga listrik diperoleh dari PLN dan generator set sebagai
cadangan. Penyediaan air pendingin untuk proses produksi diperoleh dari
selat Sunda dan kebutuhan air sanitasi didapat dari PT. Sauh Bahtera yang
berjarak sekitar 3 km dari lokasi pendirian pabrik yang direncanakan.
e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk menjalankan proses produksi dalam
suatu pabrik. Tenaga kerja yang produktif berasal dari Perguruan Tinggi baik
yang S1 maupun DIII dan teknisi serta lulusan SMK/SMU.
7
Gambar I. 2. Lokasi Pendirian Pabrik MEK
8
pembuatan plastik, dan produk rumah tangga seperti pernis, tekstil, dalam produksi
lilin parafin, dan produk rumah tangga seperti pernis, penghilang cat, agen
denaturasi untuk denaturasi alkohol, lem dan sebagai agen pembersih. (EPA, 1994)
CH3 CH2 CH OH O
Reaksi pembentukan metil etil keton bersifat endotermis dan reaksi berjalan
secara reversible (dapat berlangsung dalam dua arah).
9
katalitik dari n-butena dalam fase cair menghasilkan produk lain yaitu asam asetat.
Metil etil keton juga dapat diproses dengan Oksidasi langsung dari n-butena (proses
Hoechst-Wacker atau proses Maruzen) namun proses ini tidak digunakan secara
umum karena terbentuknya produk samping yang tidak diinginkan (Neier dan
Sterhlke, 2011). Proses pembuatan Metil etil keton dapat dilakukan dengan
beberapa proses antara lain (Ullmans, 1989) :
10
Kondisi operasi pada proses di suhu 110 oC pada tekanan 1,2 x 106 Pa
dengan yield sebesar 85-88%. Namun proses ini secara komersial tidak baik
karena terbentuk hasil samping seperti butiraldehid, butanon ter klorinasi, dan
karbon dioksida yang dapat menurunkan yield. Selain itu juga sulit dalam
pemurnian produk (Neier dan Sterhlke, 2011).
c. Proses dehidrogenasi katalitik 2-butanol fase gas
Dehidrogenasi katalitik 2-Butanol merupakan reaksi endotermis yang terjadi
pada fase gas. Reaksi yang terjadi:
C4H9OH C4H8O + H2……………………………….……………[I.6]
Reaksi ini biasanya menggunakan katalis ZnO atau brass dengan temperatur
reaksi antara 400 - 500 oC dan tekanan antara 1-3 atm. Konversi MEK 98 %
(Mc Ketta, 1976). 2-butanol didehidrogenasi pada reaktor fixed bed
multitube, panas reaksi disupplai lewat pemanas. Gas hasil reaksi
dikondensasikan dan kondensat difraksionasi dalam menara distilasi.
(Ullmans, 1989). Secara keseluruhan perbandingan ketiga proses diatas dapat
di lihat pada Tabel I.3. berikut :
11
1) Konversi yang dihasilkan tinggi yaitu 90-95% dan tidak terjadi reaksi
samping sehingga proses pemurnian produk lebih mudah dan ekonomis.
2) Tekanan operasi lebih rendah (1 – 3 atm) dibandingkan dengan proses
oksidasi n-butana fase cair (64 atm).
3) Metil Etil Keton diproduksi sebagai produk utama sehingga kapasitasnya
lebih besar dibanding proses oksidasi n-butana. Metil Etil Keton yang
terbentuk merupakan produk samping dari produksi asam asetat.
4) Tidak ada permasalahan khusus mengenai korosi seperti pada proses
oksidasi n-butana fase cair dan proses oksidasi Hoechst Wacker, sehingga
peralatan proses dapat menggunakan bahan-bahan konstruksi dari baja
12
PA, PB, PC = tekanan parsial 2- Butanol, Metil Etil Keton dan Hidrogen, (atm)
(Thodos and Perona, 1957)
I.4.5 Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditunjukkan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis/eksotermis) dan arah reaksi (reversible/irreversible). Penentuan panas
reaksi yang berjalan secara eksotermis atau endotermis dapat dihitung dengan
perhitungan panas pembentukan standar (∆H0f).
Reaksi:
Katalis
C4H9OH C4H8O +H2……………………………………………..[I.14]
Nilai ∆H0f masing-masing komponen pada suhu 298 K dapat dilihat pada Tabel I.4.
sebagai berikut.
Tabel I. 4. Nilai ∆H0f Masing-Masing Komponen
Komponen ∆H0f (kJ/mol)
C4H9OH -292,29
C4H8O -238,36
H2 0
(Yaws, 1999)
13
Berikut perhitungan ∆G dalam proses dehidrogenasi 2-butanol. Nilai ∆G0f masing-
masing komponen pada suhu 25 oC dapat dilihat pada Tabel I.5. sebagai berikut.
21,26 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
= exp[− ( 𝑘𝐽 )
8,314 𝐾 × 298 𝐾
𝑚𝑜𝑙
= 0,9915
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai K<1, maka dapat disimpulkan bahwa
reaksi bersifat reversible (dapat berlangsung dalam dua arah). Reaksi dikatakan
reversible karena dalam reaksi tersebut tidak hanya reaktan yang dapat berubah
menjadi produk, tetapi produk juga dapat berubah kembali menjadi reaktan.
14
15
BAB II
URAIAN PROSES
II.1 Tahap Persiapan Bahan Baku
Langkah ini dimaksud untuk mendapatkan umpan reaktor berupa uap 2-
butanol yang berasal dari 2-butanol cair. Mula-mula 2-butanol cair dari tangki
bahan baku (T–01) dengan komposisi 99,5% berat 2-butanol dan 0,5% berat air
pada suhu 30 oC dan tekanan 1 atm kemudian fresh feed dicampur dengan recycle
hasil bawah dari Separator 1 (SP-01). Vaporizer (VP-01) akan mengubah 2-butanol,
air dan MEK dari fase cair menjadi fase uap, hasil keluar vaporizer (VP-01) berupa
2-butanol, air, dan metil etil keton dalam fase uap dengan suhu 99,6 oC dan tekanan
1 atm. Arus keluar vaporizer kemudian dialirkan ke separator (SP-01) untuk
memisahkan gas dan cairan nya. Hasil atas separator yang berupa gas kemudian
dinaikkan tekanannya menjadi 3 atm dengan menggunakan kompresor (K–01)
selanjutnya dinaikkan suhunya menjadi 400 oC melalui furnace (F–01), kemudian
masuk ke dalam reaktor (R–01). Hasil bawah separator yang berupa cairan
kemudian di recycle kembali ke vaporizer (VP-01) untuk diuapkan kembali.
II.2 Tahapan Reaksi
Proses dehidrogenasi 2-butanol ini berlangsung dalam reaktor fixed bed
multitube (R - 01) pada suhu 400 oC dan tekanan 3 atm dengan konversi 90%.
Reaktor bekerja pada kondisi isothermal non-adiabatis dan bersifat endotermis
sehingga menggunakan media pemanas berupa downtherm A. Reaksi dehidrogenasi
2- Butanol berjalan pada fase gas dimana 2-butanol dialirkan melalui tube reaktor
dan berkontak langsung dengan katalis sedangkan pemanas downtherm A mengalir
di shell reaktor secara co current. Arus keluar reaktor terdiri dari metil etil keton,
hidrogen, air, dan sisa 2–butanol yang tidak bereaksi dengan suhu 396,13 oC dan
tekanan 2,95 atm. Reaksi yang terjadi adalah:
OH O
14
15
Komponen Kg/Jam
C4H8O 41,2416
C4H9OH 948,0975
H2O 11,6284
Total 1000,9674
18
19
20
21
NERACA PANAS
V.1 Neraca Panas di Vaporizer (VP-01)
Tabel V. 1. Neraca Panas di Vaporizer (VP-01)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Q umpan 415669,9824
Q keluar 1602901,8515
Q pemanas 1187231,8692
Total 1602901,8515 1602901,8515
22
23
SPESIFIKASI ALAT
VI.1 Tangki
Tabel VI. 1. Spesifikasi Alat Tangki
Keterangan Tangki
Kode Alat T-01 T-02
Fungsi Menyimpan bahan baku 2- Menyimpan produk metil
butanol (C4H9OH) sebanyak etil keton (C4H8O) sebanyak
9557,9507 kg/jam 8207,0707 kg/jam.
Jenis Tangki silinder tegak dan Tangki silinder tegak dan
beratap kerucut beratap kerucut
Suhu 30 0C 30 0C
Tekanan 1 atm 1 atm
3
Volume Tangki 6360 m 2084,8153 m3
Jumlah 2 buah 2 buah
Spesifikasi :
Bahan SA-283 grade C SA-283 grade C
Diameter Tangki 27,432 m 15,24 m
Bentuk Head Beratap kerucut Beratap kerucut
Tinggi Head 13,7160 m 7,62 m
Tinggi Total 36,5760 m 20,7264 m
Tebal Head 0,0048 m 0,0048 m
25
26
VI.8 Kompresor
Tabel VI. 8. Spesifikasi Alat Kompresor
Keterangan Kompresor
Kode Alat K-01 K-02
Fungsi Untuk menaikkan tekanan Untuk menaikkan tekanan
gas (umpan ke R-01) dari 1 gas (produk reaktor) dari 3
atm menjadi 3 atm atm menjadi 10 atm
Jenis Centrifugal multistage Centrifugal multistage
Laju alir massa 9569,6239 kg/jam 9569,6239 kg/jam
Kondisi operasi :
Pin dan Tin 1 atm dan 99,6005 0C 2,9454 atm dan 396,1316 0C
Pout dan Tout 3 atm dan 112,5499 0C 10 atm dan 429,0751 0C
Spesifikasi :
Daya 5 Hp 25 Hp
Jumlah Stage 2 2
28
29
VI.9 Cooler
Tabel VI. 9. Spesifikasi Alat Cooler
Keterangan Cooler
Kode Alat CL-01 CL-02 CL-03
Fungsi Mendinginkan keluaran Mendinginkan gas keluar Mendinginkan hasil bawah
reaktor (R-01) dari accumulator (ACC-01) dari menara distilasi (MD-01)
429,0751 0C menjadi 150 0C 82,7071 0C menjadi 40 0C dari 137,78 0C menjadi 40
0
sebelum masuk ke flash sebelum masuk ke tangki C sebelum masuk ke UPL
drum (FD-01) penyimpanan (T-02)
Jenis 1-2 Shell and Tube 1-2 Shell and Tube Double-Pipe Exchanger
Jenis Aliran Counter Current Counter Current Counter Current
Fluida Keluaran bawah flash drum Cooling water Cooling water
(FD-01)
Laju Alir Massa 9569,6239 kg/jam 8211,8350 kg/jam 1000,9674 kg/jam
Beban panas 6288552,1161 Btu/jam 517000,3104 Btu/jam 232265,9222 Btu/jam
Spesifikasi :
Bahan Plate Steel SA-283 grade C Plate Steel SA-283 grade C Plate Steel SA-283 grade C
Luas Transfer 25,6179 m2 27,3663 m2 7,4249 m2
Panas
ID Shell 0,3366 m 0,3366 m IPS Annulus : 0,0508 m
ID Tube 0,0148 m 0,0142 m ID Annulus : 0,0525 m
OD Tube 0,0191 m 0,0191 m ID Inner Pipe : 0,0351 m
Jumlah Tube 90 buah 97 buah De : 0,0492 m
Panjang 4,8768 m 4,8768 m 4,2672 m
∆Ps 3,6279E-03 atm 1,5574E-03 atm ∆Pa : 7,5259E-06 atm
∆Pt 8,9093E-07 atm 9,1046E-05 atm ∆Pp : 9,7918E-07 atm
VI.11 Condenser
Tabel VI. 11. Spesifikasi Alat Condenser
Keterangan Condenser
Kode Alat CD-01 CD-02
Fungsi Mengembunkan produk dari Mengembunkan uap hasil
cooler (CL-01) sebanyak atas menara distilasi (MD-
9569,6239 kg/jam 01) sebanyak 8211,8350
kg/jam
VI.14 Pompa
Tabel VI. 14. Spesifikasi Alat Pompa
Keterangan Pompa
Kode Alat P-01 P-02 P-03 P-04 P-05 P-06
Fungsi Mengalirkan Mengalirkan Mengalirkan Mengalirkan Mengalirkan Mengalirkan
2-butanol 2-butanol hasil bawah keluaran CL- produk metil hasil bawah
(C4H9OH) (C4H9OH) flash drum 02 menuju etil keton menara
dari dari tangki (FD-01) tangki (C4H8O) dari distilasi
pembelian (T-01) menuju penyimpanan tangki (MD-01)
menuju menuju menara (T-02) penyimpanan menuju
tangki (T-01) vaporizer distilasi (T-02) cooler (CL-
(VP-01) (MD-01) menuju 03)
transportasi
penjualan
Jenis Single Stage Single Stage Single Stage Single Stage Single Stage Single Stage
Centifugal Centifugal Centifugal Centifugal Centifugal Centifugal
Pump Pump Pump Pump Pump Pump
Impeller Radial flow Radial flow Radial flow Radial flow Radial flow Radial flow
Laju Alir 9569,6239 9569,6239 9212,8024 8211,8350 8211,8350 1000,9674
Massa kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam
Spesifikasi :
IPS of pipe 0,0635 m 0,0635 m 0,0635 m 0,0635 m 0,0635 m 0,0254 m
Sch. Pipe 40 40 40 40 40 40
ID 0,0627 m 0,0627 m 0,0627 m 0,0627 m 0,0627 m 0,0266 m
OD 0,0732 m 0,0732 m 0,0732 m 0,0732 m 0,0732 m 0,0335 m
Kapasitas 52,6068 gpm 52,6068 gpm 50,9707 gpm 45,5316 gpm 45,5315 gpm 6,0368 gpm
Pompa
Head Pompa 6,8175 m 6,6795 m 5,8144 m 6,6749 m 6,5715 m 5,6026 m
Friction 0,2805 m 0,1426 m 0,2941 m 0,2101 m 0,1068 m 0,2609 m
Head
Static Head 6m 6m 5m 6m 6m 5m
Kecepatan 1500 rpm 1500 rpm 1500 rpm 1500 rpm 1500 rpm 1500 rpm
Putar Pompa
Efisiensi 80 % 80 % 80 % 80 % 80 % 80 %
Motor
Daya Pompa 0,75 HP 0,75 HP 0,75 HP 0,75 HP 0,75 HP 0,08 HP
BAB VII
UTILITAS
Unit utilitas merupakan pendukung proses dalam suatu pabrik sebagai
penunjang jalannya proses produksi. Unit ini akan menyediakan bahan penunjang
seperti air, steam, listrik, bahan bakar, udara tekan dan lainnya menuju seluruh
bagian proses agar produksi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
33
34
Air yang di peroleh dari lingkungan pabrik kemudian digunakan sebagai berikut :
1. Air Pendingin
Pada umumnya air digunakan sebagai media pendingin disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Mudah dalam pengolahannya
b. Dapat diperoleh dalam jumlah yang besar
c. Dapat menyerap panas dalam jumlah yang relatif tinggi persatuan volume
d. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya
perubahan suhu
e. Tidak terdekomposisi.
Adapun syarat air yang dapat digunakan untuk media pendingin, sebagai
berikut:
a. Jernih, bersih dan tidak terdapat partikel-partikel kasar seperti batu,
kerikil, ataupun partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut.
b. Tidak menyebabkan korosi.
c. Tidak menyebabkan fouling.
2. Umpan air Boiler (Boiler Feed Water)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler yaitu
sebagai berikut :
a. Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi.
Korosi yang terjadi di dalam boiler biasanya disebabkan oleh air
yang mengandung larutan-larutan asam dan gas-gas terlarut seperti O2
dan CO2.
b. Zat yang dapat menyebabkan kerak (scale forming).
Pembentukan kerak disebabkan adanya kesadahan dan suhu tinggi
pada air, biasanya mengandung garam-garam karbonat dan silikat.
c. Zat-zat yang dapat menyebabkan foaming
Foaming pada boiler biasanya terjadi saat air yang digunakan
diambil kembali dari hasil pemanasan, hal itu terjadi karena adanya zat-
zat organik dan zat-zat yang tidak terlarut dalam jumlah besar.
35
b. Air Pendingin
Berikut data kebutuhan air pendingin dapat dilihat pada Tabel VII.2.
Tabel VII. 2. Kebutuhan Air Pendingin
Nama Alat Jumlah (kg/jam)
CL-01 387,3160
CL-02 8664,8443
CL-03 3892,7405
CD-01 21529,7282
CD-02 74444,16528
TOTAL 108918,7943
Air pendingin 80% dimanfaatkan kembali, maka Blowdown yang diperlukan
20%, sehingga Blowdown pendingin
20
Blowdown = 7772,3058 𝑥 = 1554,4612 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
100
Keterangan:
Gambar VII. 1. Diagram Alir Utilitas
AEU/KEU :anion/cation exchanger BLU : Boiler BU : Bak utilitas
CDU : Condenser CLU : Clarifier CTU : Cooling tower
DAU : Deaerator KEU : Cation exchanger PU : Pimpa utilitas
SFU : Sand Filter TU : Tangki utilitas TF : Tangki premix
41
44
45
e. Keamanan
Di dunia industri keamanan merupakan salah satu faktor yang paling
penting. Walaupun sebuah pabrik telah dilengkapi dengan alat-alat
pengaman, seperti hydrant, reservoir air yang mencukupi, penahan ledakan
dan juga asuransi pabrik. Faktor-faktor pencegah harus tetap disediakan
misalnya tangki bahan baku, produk dan bahan bakar harus ditempatkan di
areal khusus dengan jarak antar ruang yang cukup untuk tempat-tempat yang
rawan akan bahaya ledakan dan kebakaran.
f. Fasilitas Jalan
Jalan raya untuk pengangkutan bahan baku, produk dan bahan-bahan
lainnya sangat diperlukan. Penempatan jalan tidak boleh mengganggu proses
atau kelancaran dari operasional pabrik.
g. Kebijakan Pemerintah
Pendirian pabrik perlu memperhatikan faktor kepentingan pemerintah yang
terkait di dalamnya. Kebijaksanaan pengembangan industri berhubungan
dengan pemerataan kesempatan kerja.
VIII.2 Layout Pabrik
Tata letak pabrik adalah suatu penentuan lokasi yang optimal dari fasilitas-
fasilitas dalam pabrik. Layout ini merupakan bagian-bagian pabrik yang meliputi
tempat bekerjanya karyawan, tempat peralatan, tempat penyimpanan bahan baku
dan produk, dan sarana lain seperti utilitas, taman dan tempat parkir. Secara garis
besar layout pabrik dibagi menjadi beberapa daerah utama, yaitu:
Skala
1:1000
Keterangan gambar:
K-01
R FD CD-02
ACC
CL-02 T-02
SP K-02
CD-01 MD
VP
CL-01
EV RB CL-03
T-01
Keterangan;
1. Tangki-01 (T-01) 11. Cooler-03 (CL-03)
2. Tangki-02 A - (T-02) 12. Flash Drum (FD)
3. Vaporizer (VP) 13. Condensor-01 (CD-01)
4. Separator (SP) 14. Condensor-02 (CD-02)
5. Compressor-01 (C-01) 15. Expansion Valve (EV)
6. Compressor-02 (C-02) 16. Menara Distilasi (MD)
7. Furnace (F) 17. Accumulator (ACC)
8. Reaktor (R-01) 18. Reboiler (RB)
9. Cooler-01 (CL-01)
10. Cooler-02 (CL-02)
BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
IX.1 Organisasi Perusahaan
Dalam perancangan ini, perusahaan direncanakan berbentuk Perseroan
Terbatas (PT). Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu bentuk persekutuan yang
modalnya berasal dari beberapa pemegang saham yang terdapat memiliki satu atau
beberapa saham. Pemilihan bentuk Perseroan Terbatas ini didasarkan pada
ketentuan sebagai berikut :
1. Mudah mendapat modal dengan cara menjual saham.
2. Tanggung jawab terbatas pada para pemegang saham, dimana kekayaan
perusahaan terpisah dari kekayaan pemegang saham.
3. Pemilik dan pengurus terpisah satu dengan lainnya, dimana pemilik Perseroan
Terbatas adalah para pemegang saham sedangkan pengurus adalah direksi.
Oleh karena itu, pengurus dan perusahaan PT harus dipilih orang-orang yang
cakap dalam bidangnya.
4. Kehidupan dari PT lebih terjamin, tidak terpengaruh oleh kepentingan atau
berhentinya seorang pemegang saham, direksi atau karyawan.
5. Efisiensi dalam manajemen. Para pemegang saham dapat memilih orang yang
ahli sebagai dewan komisaris dan direktur utama yang cakap dan
berpengalaman.
6. Merupakan badan usaha yang memiliki kekayaan tersendiri yang terpisah dari
kekayaan pribadi.
7. Lapangan usaha lebih luas. Suatu PT dapat menarik modal yang sangat pesat
dari masyarakat sehingga dengan modal ini PT dapat memperluas usahanya.
IX.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasinya adalah sistem garis, dimana setiap bawahan hanya
mempunyai satu tanggung jawab kepada atasannya. Dan sebaliknya, setiap atasan
hanya mempunyai satu garis perintah kepada karyawan. Suatu pabrik yang ingin
dijalankan dengan proses yang baik, maka diperlukan suatu manajemen atau
organisasi yang memiliki pembagian tugas dan wewenang yang baik. Struktur
organisasi dari suatu perusahaan dapat bermacam – macam sesuai dengan bentuk
53
54
Dewan Komisaris/
Pemegang Saham
Direktur Utama
Kepala
Kepala Kepala
Kepala Kepala Seksi Kepala
Seksi Seksi Lab Kepala Kepala Kepala Kepala
Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Kepala Keseha- Seksi Unit
Penelitian dan Seksi Seksi Seksi Seksi tan dan
Seksi Bahan Seksi dan listrik dan dan Pengen- Seksi Seksi Pengola-
Baku dan instrumen Pemasa- Persona- Tata Keamana Keselama han
Proses Bengkel Pengem- dalian Keuangan ran lia Usaha Humas n
Produk -tasi -tan Limbah
bangan Mutu
Kerja
1. Return On Investment
2. Pay Out Time
3. Discounted Cash Flow
4. Break Even Point
5. Shut Down Point
Sebelum dilakukan analisa terhadap kelima faktor tersebut, maka perlu
dilakukan perkiraan terhadap beberapa hal sebagai berikut:
1. Penentuan modal industri ( Total Capital Investment )
Meliputi :
a. Modal tetap ( Fixed Capital Investment )
b. Modal kerja ( Working Capital Investment )
2. Penentuan biaya produksi total ( Total Production Cost )
Meliputi :
a. Biaya pembuatan ( Manufacturing Cost )
b. Biaya pengeluaran umum ( General Expenses )
3. Pendapatan modal
Untuk mengetahui titik impas, maka perlu dilakukan perkiraan terhadap :
a. Biaya tetap ( Fixed Cost )
b. Biaya variabel ( Variable Cost )
c. Biaya mengambang ( Regulated Cost )
66
67
Tahun vs Indeks
700
600
500
Indeks
400
300
y = 9,4473x - 18465
200 R² = 0,9106
100
0
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
Tahun
a. Direct Cost
Direct Cost adalah pengeluaran yang berkaitan langsung dengan
pembuatan produk.
72
b. Indirect Cost
Indirect Cost adalah pengeluaran–pengeluaran sebagai akibat tidak
langsung karena operasi pabrik.
c. Fixed Cost
Fixed Cost adalah biaya – biaya tertentu yang selalu dikeluarkan
baik pada saat pabrik beroperasi maupun tidak atau pengeluaran yang
bersifat tetap tidak tergantung waktu dan tingkat produksi.
Break Even Point (BEP) merupakan titik impas produksi ( suatu kondisi
dimana pabrik tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian ). BEP juga
dapat diartikan sebagai titik yang menunjukkan pada tingkat berapa biaya
dan penghasilan jumlahnya sama. Dengan BEP kita dapat menetukan harga
jual dan jumlah unit yang dijual secara minimum dan berapa harga serta unit
penjualan yang harus dicapai agar mendapat keuntungan. Pabrik akan rugi
jika beroperasi dibawah BEP dan akan untung jika beroperasi diatas BEP.
(𝐹𝑎 + 0,3𝑅𝑎)
𝐵𝐸𝑃 = 𝑥 100%
(𝑆𝑎 − 𝑉𝑎 − 0,7𝑅𝑎)
Dimana,
Fa : Annual Fixed Manufacturing Cost pada produksi maksimum
Ra : Annual Regulated Expenses pada produksi maksimum
Va : Annual Variable Value pada produksi maksimum
Sa : Annual Sales Value pada produksi maksimum
𝑛=0
Dimana:
FC : Fixed capital
WC : Working capital
SV : Salvage value
C : Cash flow
profit after taxes + depresiasi + finance
n : Umur pabrik = 10 tahun
i : Nilai DCFR
X.4.6 Hasil Perhitungan
Perhitungan rencana pendirian pabrik metil etil keton memerlukan
rencana Fixed Capital Investment (FCI), Working Capital (WC),
Manufacturing Cost (MC), serta General Expense (GE). Hasil rancangan
disajikan pada Tabel X.3. – Tabel X.7. sebagai berikut:
75
(𝐹𝑎 + 0,3𝑅𝑎)
𝐵𝐸𝑃 = 𝑥 100%
(𝑆𝑎 − 𝑉𝑎 − 0,7𝑅𝑎)
BEP = 44,82 %
5. Shut Down Point (SDP)
(0,3𝑅𝑎)
𝑆𝐷𝑃 = 𝑥 100%
(𝑆𝑎 − 𝑉𝑎 − 0,7𝑅𝑎)
SDP = 31,92 %
6. Discounted Cash Flow Rate Of Return (DCFRR)
Umur pabrik (n) = 10 tahun
Salvage Value (SV) = Depreciation = Rp 75.002.809.950
Cash Flow (CF) = Annual profiy + Depreciation + Finance
79
= Rp 588.285.778.074
Working Capital Investment (WCI) = Rp 524.766.388.225
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 750.028.099.502
Persamaan DCFRR
𝑛−𝑁−1
Grafik BEP
3000
2500
as
Ra
Uang/tahun (milyar Rp)
2000
1500 ac
Sa
0,3Ra
1000 Va
BEP
500 SDP
Fa
0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kapasitas Produksi (%)
Sa Ra Va Fa Sa + 0,3 Ra
81
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S., and Newton, R.D., 1955, “Chemical Engineering Cost Estimation”,
McGraw-Hill Book Company, Inc., New York.
Atkins, P. and Paula, J. 2006. Atkins Physical Chemistry. 8th Edition pp. 200-234.
Oxford University Press. New York.
Badan Pusat Statistik. (2019). Eksport dan Import. https://www.bps.go.id/exim/,
diakses pada 26 Februari 2021
Brown, G.G. 1978. Unit Operation, 3rd edition. Tokyo: McGraw Hill International
Book Company.
Brownell, L.E. dan Young, E.H. 1959. Equipment Process Design. Wiley Eastern
Limited: Banglore.
Chauvel, Alain dan Gilles Lefebvre., 1989, Petrochemical Processes Technical
and Economic Characteristics, Institut Français du Pétrole, Paris.
Coulson, J.M., and Richardson, J.F., 2005, Chemical Engineering, Vol 6, Pergamon
Internasional Library, New York.
Groggins, P.H. 1983. Unit Processes in Organic Synthesis, 5th edition. Tokyo:
McGraw Hill Kogakusha, Ltd.
Environmental Protection Agency. (1994). “Locating And Estimating Air
Emissions From Sources Of Methyl Ethyl Ketone”, Office of Air Quality
Planning and Standards, U.S. Environmental Protection Agency.
Himmelblau, D.M. dan Riggs, J.B. 2012. Basic Principles and Calculation in
Chemincal Engineering, Eight Edition. New York: Prentice Hall Inc.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses pada 27 Februari 2021.
Independent Commodity Intelligence Service, ICIS. (2017) Chemical Profile :
Europe Methyl Ethyl Ketone,
https://www.icis.com/explore/resources/news/2017/04/27/10101414/chemic
al-profile-methyl-ethyl-ketone/ diakses pada 28 Februari 2021
Kern, D.Q. 1965. Process Heat Transfer, International Student Edition. New
York: Mc Graw Hill Company.
82
83
LAMPIRAN
86
LAMPIRAN A
REAKTOR
Jenis : Reaktor Fixed Bed Multitube
Suhu = 400 oC
Tekanan = 3 atm
Reaksi : Endotermis
Konversi : 90 %
Pemanas : Dowtherm A
Tujuan :
Dowtherm A
TC R-01
C4H9OH C4H8O + H2
Mula-mula : FA0 - -
Bereaksi : FA0.Xa FA0.Xa FA0.Xa
Kondisi Akhir : (1-Xa).FA0 FA0.Xa FA0.Xa
Mol setelah reaksi
Komponen Dalam FAo
C4H8O FA₀.Xa
C4H9OH (1-Xa).FA₀
H2O 0.0050 FA₀
H2 FA₀.Xa
Total (1,0050 + Xa) FAo
b. Menentukan nilai k
Persamaan reaksi mengikuti persamaan reaksi di bawah ini
C. (PA − PB. PC/KC)
−𝑟𝐴 =
PA
PH − (1 + KA. PA + KAK. PB)
10735
log 𝐶 = 7,776 −
𝑇
Dimana :
2790
log 𝐾𝐶 = − + 1,510. log 𝑇 + 1,865
𝑇
89
6165
log 𝐾𝐴 = 5,327 −
𝑇
486
log 𝐾𝐴𝐾 = − 0,1968
𝑇
Dengan :
- rA = kecepatan pengurangan 2- Butanol, (kgmol / j.m2)
C = konstanta, (kgmol/j.m2)
Kr = konstanta kesetimbangan reaksi, (atm)
KA = konstanta , (atm-1)
KAK = konstanta (tak berdimensi)
T = suhu gas
PA, PB, PC = tekanan parsial 2- Butanol, Metil Etil Keton dan
Hidrogen, (atm)
(Thodos and Perona, 1957)
2. Persamaan – Persamaan Matematis Reaktor
a. Neraca massa pada elemen volume
Reaksi berlangsung dalam keadaan steady state dalam reaktor setebal ΔZ
dengan konversi X. Neraca massa pada elemen volume :
FA z
z
z +z
FA z + z
Di 2
Δv = (1- ) . Δz
4
ΔZ
FA
= (-rA) . ρB . Nt . π/4 Di2 (1- )
Z
XA
FAo . = (-rA) . ρB . Nt . π/4 Di2 (1- )
Z
XA
= (-rA) . ρB . Nt . π/4 Di2 (1- )
Z
Lim ΔZ 0
dXA
dimana : = perubahan konversi persatuan panjang
dz
= porositas
πID2
∑ Fi. Cpi (T − TR )|Z − ∑ Fi. Cpi (T − TR )|(Z+∆Z) + UDπODNt∆Z (T − TR ) − (−rA ) [ ] (1 − ε)ρcat(−∆HR )∆Z = 0
4
dT πID2
∑ FiCpi = −(−rA ) [ ] (1 − ε)ρcat(−∆HR ) + UDπOD(T − 𝑇𝑠)Nt
dZ 4
𝜋 . 𝐼𝐷2
𝑑𝑇 −(−𝑟𝐴 ) [ ] (1 − 𝜀) 𝜌𝑐𝑎𝑡 (−∆𝐻𝑅 ) + 𝑈𝐷 . 𝜋 . 𝑂𝐷 (𝑇 − 𝑇𝑠 ) 𝑁𝑡
4
=
𝑑𝑍 ∑ 𝐹𝑖𝐶𝑝𝑖
𝑑𝐹𝐴 𝜋
= − 𝑟̅𝐴 . 𝜌𝐵 . 𝑁𝑡 . (𝐼𝐷)2 . (1 − 𝜀)
𝑑𝑧 4
92
Sehingga
𝐹𝐴0 . 𝑑𝑋 𝜋
− = − 𝑟̅𝐴 . 𝜌𝐵 . 𝑁𝑡 . (𝐼𝐷)2 . (1 − 𝜀)
𝑑𝑍 4
𝜋
𝑑𝑋 −𝑟̅𝐴 . 𝜌𝐵 . 𝑁𝑡 . 4 (𝐼𝐷)2 . (1 − 𝜀)
=
𝑑𝑍 𝐹𝐴0
OD = Diameter luar
T = Suhu gas
Ts = Suhu penelitian
Ts = Kapasitas panas
- 26,5 % Diphenyl
FA z Ts z
Qp ΔTd
93
z+Δz
FA z+ Δz Ts z+ Δz
Ws . Hsz – Ws . Hs z + z = Ud . π . D . Nt (T – Ts) Z
Ws . Hs𝑍 – Ws . HsZ + Z
= Ud . π . D . Nt (T – Ts) Z
Z
Jika diambil
ΔZ 0
𝑑𝑇𝑠
Sehingga 𝑊𝑠 . 𝐶𝑝𝑠 . = 𝑈𝑑 . 𝜋 . 𝐷 . 𝑁𝑡 (𝑇 − 𝑇𝑠)
𝑑𝑍
𝑑𝑇𝑠 𝑈𝑑 . 𝜋 . 𝐷 . 𝑁𝑡 (𝑇 − 𝑇𝑠)
=
𝑑𝑍 𝑊𝑠 . 𝐶𝑝𝑠
Dimana :
G = Kecepatan aliran massa gas dalam pipa, gr/cm3
= Densitas gas, gr/cm3
Dp = Densitas partikel katalisator, cm
G = Gaya gravitasi, cm/det2
94
dP
=0
dZ
𝜇
Dari grafik Bird, figure 1.3 pg. 46 diperoleh 𝜇𝑐 = 0,498/cm
𝜇𝑐 = (𝜇/𝜇𝑐) . 𝜇𝑐
𝜇𝑔𝑎𝑠 = 0,0003 gr/det . 0,498/cm = 0,0001 gr/cm.det = 0,0504 kg/m.jam
e. Menentukan konduktivitas gas umpan
2
10−6 . (14,52𝑇𝑟 − 5,14)3
k gas = 1 1 2
𝑇𝑐 6 . 𝐵𝑀2 . 𝑃𝑐 −3
2
10−6 . (14,52 . 1,2545 − 5,14)3
k gas = 1 1 2
(536,6054 𝐾)6 . (73,8425𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙)2 . (42,1256 𝑎𝑡𝑚)−3
kgas = 2,7430E-06 kal/cm.det.K
f. Menentukan kapasitas panas campuran gas
Cp = A + BT + CT 2 + DT 3 + ET 4
Tabel A.3. Data Kapasitas Panas Umpan Reaktor 1
Komponen A B C D E
C4H8O 37,369 2,3045E-01 5,7387E-06 -8,8168E-08 2,9637E-11
C4H9OH 22,465 3,5134E-01 -1,2858E-04 -1,1931E-08 1,2940E-11
H2O 33,933 -8,4186E-03 2,9906E-05 -1,7825E-08 3,6934E-12
H2 25,399 2,0178E-02 -3,8549E-05 3,1880E-08 -8,7585E-12
Delta (∆) 29,7915 0,14838735 -3,28711E-05 -2,1511E-08 9,37798E-12
(Chemical properties handbook,Mc Graw-hill Carl L.yaws)
= 345,7162 kJ/jam.K
= 2,6913 kJ/kg.K
Vt = 0,1361 m3
𝑍𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 . 𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 . 𝑅 . 𝑇
𝑉𝑔 =
𝑃
Vg = 0,6565 m3/s
𝑉𝑔
𝑡=
𝑉𝑡
t = 4,8228 s
Jadi waktu tinggal katalis di reaktor adalah 4,8228 s
4. Dimensi reaktor
a. Menentukan ukuran dan jumlah tube
Diameter pipa reaktor dipilih berdasarkan pertimbangan agar
perpindahan panas berjalan dengan baik. Mengingat reaksi yang terjadi
endotermis, untuk itu dipilih aliran gas dalam pipa turbulen agar
koefisien perpindahan panas lebih panas lebih kecil.
Pengaruh ratio Dp / Dt terhadap koefisien perpindahan panas dalam
pipa yang berisi butir-butir katalisator dibandingkan dengan pipa kosong
yaitu hw/h telah diteliti oleh Colburn’s (Smith, P. 571) yaitu :
Dp/Dt 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
hw/h 5,5 7,0 7,8 7,5 7,0 6,6
dipilih Dp/Dt = 0,15
di mana :
hw = koefisien perpindahan panas dalam pipa berisi katalis
h = koefisien perpindahan panas dalam pipa kosong
Dp = diameter katalisator
Dt = diameter tube
Sehingga :
Dp/Dt = 0,15
Dp = 0,35 cm = 0,1378 in
Dt = 0,35 / 0,15 = 2,3333 cm = 0,9186 in
99
Dari hasil perhitungan tersebut, maka diambil ukuran pipa standar agar
koefisien perpindahan panasnnya baik.
Dari tabel 11, Kern dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai berikut :
𝜇𝑔 𝑁𝑅𝑒
𝐺𝑡 =
𝐷𝑡
Dalam hubungan ini:
g = viskositas umpan = 0,0001 g/cm.det
Dt = Diameter tube = 2,3333 cm
(0,0001)(5000) gr
Gt = = 0,2999 2
2,3333 cm . s
Luas penampang semua tube dalam raktor (At)
2658,229
At = = 8864,1595 cm2
0,2999
Jumlah tube dalam reaktor
8864,1595
Nt = = 1591 buah
5,5742
b. Menghitung diameter shell dalam reaktor
Direncanakan tube disusun dengan pola triangular pitch.
C
PT
o
60
o o
A 60 D 60 B
C
'
100
IDs = 175,5807 cm
Dimana :
ts = tebal shell, in
E = efisiensi pengelasan
f = maksimum allowable stress bahan yang digunakan
(Brownell,tabel 13-1, p.251)
r = jari-jari dalam shell, in
C = faktor korosi, in
P = tekanan design, Psi
Bahan yang digunakan Carbon Steel SA 283 Grade C
E = 0,85
f = 17900 psi
C = 0,1250 in
R = ID/2 = (69,15/2) in = 27,2230 in
P = 29,4000 psi
101
= 0,2053 in
dipilih tebal dinding reaktor standar 0,25 in (0,0064 m)
= 69,1263 + (2*0,25)
= 69,6263 in
= 1,7685 m
d. Menghitung pressure drop
a. Pressure drop di tube
dP G (1 − ε) 150(1 − ε)μ
= ( + 1.75G)
dZ ρ. g. Dp (ε)3 Dp
∆Ps = 0,0365 Pa
OA b=depth
of dish
Icr
A
sf B
t
ID
a r
C
Keterangan gambar :
ID = diameter dalam head
OD = diameter luar head
a = jari-jari dalam head
t = tebal head
r = jari-jari luar dish
icr = jari-jari dalam sudut icr
b = tinggi head
sf = straight flange
OA = tinggi total head
Tebal head dihitung berdasarkan persamaan :
P.IDs
th C (Brownell, 1979)
2. f .E 0,2.P
Pd = tekanan design, psi = 35,28 psi
IDs = diameter dalam reactor, in = 69,1263 in
F = maksimum allowable stress, psi = 17900 psi
E = efisiensi pengelasan = 0,85
C = faktor korosi, in = 0,1250 in
0,885Pd r
th = +C
fE − 0.1Pd
103
(0,88)(35,28)(69,1263)
maka th = (17900 . + 0,125
0,85)− 0,1 (35,28)
= 0,2669 in
dipilih tebal head reaktor standar 0,3125 in (0,0079 m)
b. Menghitung tinggi head reaktor
ODs = 69,6263 in
ts = 0,25 in
didapat : icr = 4,1476 in
r = 69,1263 in
a = IDs/2 = 34,5631 in
AB = a – irc = 30,4156 in
BC = r – irc = 64,9787 in
AC = (BC2 - AB2)1/2 = 57,4206 in
b = r – AC = 11,7057 in
Digunakan sf = 3 in
Tinggi head reaktor dapat dihitung dengan persamaan :
hH = th + b + sf
= (0,3125 + 11,7057+ 3) in
= 15,0182 in
= 0,3821 m
= 767,3725 cm
= 7,6737 m
104
Qloss
T1
T3
T2
T4
r1
r2
T5 r3
tis ts
Keterangan :
r1 = Jari-jari dalam reaktor
r2 = Jari-jari luar reaktor = r1 + ts
r3 = Jari-jari isolator luar = r2 + tis
T1 = Suhu cairan dalam reaktor
T2 = Suhu dinding dalam reaktor
T3 = Suhu dinding luar reaktor
T4 = Suhu dinding luar isolator
ts = Tebal dinding reaktor
tis = Tebal isolasi
Dirancang : T4 (Tw) = 223,3692 oC = 434 ºF = 894,0646 ºR
Diketahui : T1 = 734,6408 ºC = 1354,3535 ºF = 1814,3535 ºR
T5 (Tu) = 30 ºC = 86 ºF = 546 ºR
D = 1,7558 m = 5,7605 ft
Ls = 6,3 m = 20,6693ft
r1 = 0,8779 m = 2,8803 ft
ts = 0,0064 m = 0,0208 ft
105
th = 0,0079 m = 0,0260 ft
r2 = 0,8843 m = 2,9011 ft
Sifat-sifat fisis bahan
* Bahan isolasi : Asbestos, dengan sifat-sifat fisis :
k = 0,096 Btu/jam.ft2.(oR.ft)
Q1 hc1 Ai (T1 T2 )
Dengan : hc1 = Koefisien perpindahan panas konveksi dari cairan ke
dinding dalam reaktor, Btu/jam.ft2.R
Ls = Tinggi shell, ft
Sehingga, Qloss = Q1 = Q2 = Q3 = Q4
Algoritma Perhitungan :
Ta = 86 °F = 30 °C (suhu lingkungan)
∆t = T4 – Ta
= (434 – 86 ) °F
= 348 °F
= 0,8222 Btu/j.ft2.F
Panas radiasi :
Ti 4 Ta 4
0.173. εx [(100) − (100) ]
hr =
Ti − Ta
= 0,1652 Btu/j.ft2.F
1
Rs
hc hr
=1,0128 J.ft2.F/Btu
Dari Fig. 19-17 (Rose & Barrow, 1957) untuk tebal isolasi 2 in maka harga :
ak
2,3 in
b
Dari perhitungan :
ak = 1,4842 in
X Rs.k
b
2. Jari-jari luar isolasi, r3 = r2 + tis = 3,0678 ft
hc 0.3T 0.25
108
Dengan : ∆T = Tw – Tu = 198 °R
(Tw4 Tu4 )
hr
(Tw Tu )
Q2
T3 = T2 − ( )
2πLs k s 2Ahi k s
( )+
ln(r2 /r1 ) (r2 − r1 )
T3 = 1813,7756 °R
Q3
T4 = T3 − ( )
2πLs k is 2Aho k is
( + )
ln(r3 /r2 ) (r3 − r2 )
Karena T4 hitung ~ T4 trial dan T4 <= 100 ºC maka perhitungan sudah benar.
109
Top Manhole
Ukuran = 24 in = 0,6096 m
Grid Support
Resume :
682
680
678
Suhu (K)
676
T
Ts
674
672
670
668
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0
Panjang Reaktor (Z)
Grafik 1. Hubungan Antara panjang (m) tube reaktor (R-AB) dengan suhu (K).
115
LAMPIRAN B
FLASH DRUM
zi F.zi Po
Komponen
fraksi umpan kmol/jam kmol/jam
C4H8O 0,4724 116,0524 119,9645
C4H9OH 0,0525 12,8947 25,4093
H2O 0,0026 0,6480 31,8649
H2 0,4724 116,0524 2,5169E+19
Total 1,0000 245,6476
119
maka:
V = 0, 4794 × 245,6476 kmol/jam
= 117,7570 kmol/jam
L = F-V
= 245,6476 kmol/jam – 117,7570 kmol/jam
= 127,8906 kmol/jam
Komposisi Uap :
Xf F, umpan D, distilat
Komponen
fraksi umpan kmol/jam kmol/jam
C 4 H8 O 0,4724 116,0524 1,6626
C4H9OH 0,0525 12,8947 0,0396
H2O 0,0026 0,6480 0,0025
H2 0,4724 116,0524 116,0524
Total 1,000 245,648 117,7570
Komposisi Cairan :
Xf F, umpan B, bottom
Komponen
fraksi umpan kmol/jam kmol/jam
C 4 H8 O 0,4724 116,0524 114,3899
C4H9OH 0,0525 12,8947 12,8551
H2O 0,0026 0,6480 0,6455
H2 0,4724 116,0524 0,0000
Total 1,000 245,648 127,8906
ρl = 3425,7621 kg/m3
120
Komposisi Uap:
ρv = 1,2181 kg/m3
Kecepatan Linier
3.425,7621 𝑘𝑔/𝑚3 0,5
Vlin = 0,035 ft/s × ( )
1,2181 𝑘𝑔/𝑚3
A = 0,0438 m2
121
Dt = 0,2363 m
Dipilih diameter standar 0,5000 m
Menghitung Tinggi Cairan
Waktu tinggal cairan 0,6 menit (Coulson and Richardson, 1983: 363)
Ɵ = 0,6 menit
= 36 s
Laju alir cairan
9212,8024 𝑘𝑔/ℎ𝑟
Q1 = 3600 𝑥 3425,7621 𝑘𝑔/𝑚2
= 0,0007 m3/s
Volume cairan
V1 = Laju alir cairan × waktu tinggal
V1 = 0,0007 m3/s × 36 s
V1 = 0,0269 m3
Luas penampang
0,0814 𝑚3 /𝑠
A = 1,8561 𝑚/𝑠
A = 0,0438 m2
Tinggi cairan
0,0269 𝑚3
H1 = 0,0438 𝑚2
H1 = 0,6134 m
Menghitung Ukuran Flash Drum
Tinggi flash drum
Jarak feed nozzle dengan permukaan cairan (nf) sebesar 8 in atau 0,2032 m.
122
H = Hl + Hv +nf
H = 0,6134 + 0,75 + 0,2032
H = 1,5666 m
Cek H/D,
1,5666 m
H/D =
0,5 m
H/D = 3,1333
Menurut Evans, F. L tahun 1974 halaman 155 syarat rasio tinggi terhadap diameter
(H/D) berkisar antara 3 sampai 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa H/D telah
memenuhi syarat.
Tebal dinding shell
Dihitung dengan persamaan pada buku Sinnot,Chemical Engineering Design
Principles, Practice and Economics of Plant and Process Design, (2008), Mc.Graw
Hill.
𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡𝑠 = +𝐶
2 𝑆𝐸 + 1,2 𝑃𝑖
Diketahui:
Di = 0,5 m
Pi = 11 atm
= 1,1146 N/mm2
S = 16000 psi
= 110,3168 N/mm2
C = 2 mm
Bahan Konstruksi = Stainless Steel SA 249 Tipe 317 dengan kandungan
18 Cr-13Ni-4Mo
𝑁
1,1146 × 0,5 𝑚 𝑥 1000
𝑚𝑚2
ts = 𝑁 𝑁 + 2 𝑚𝑚
2 × 110,3168 × 0,85 −1,2 𝑥 1,1146
𝑚𝑚2 𝑚𝑚2
ts = 4,9929 mm
= 0,1966 in
123
t = 7,2660 mm
4. Mencoba Flat Ends
𝐶𝑃𝑖
𝑡 = 𝐷𝑒 √
𝑆𝐸
t = 94,6709 mm
Sehingga, dipilih Ellipsoidal Heads
t tangki = 4,9929 mm
= 0,1966 in
t head = 4,9751 mm
= 0,1959 in
t bottom = 4,9751 mm
124
= 0,1959 in
Sehingga dipilih ukuran standar 3/16 in
th
OA
icr
sf
OD
rc
Keterangan:
icr = jari-jari sudut internal, m
rc = jari-jari kelengkungan, m
sf = flange lurus, m
th = tebal penutup, m
OA = tinggi penutup, m
Nilai sf diperoleh dari table 5.6 Brownell and Young, Process Equipment Design
(1959). Untuk tebal head 3/16 in nilai sf memiliki kisaran antara 1,5 s/d 2,25 in
Sehingga, dipilih sf sebesar 1,75
r = ids = 12 in
125
icr = 0,75 in
BC = r-icr = 12 in – 0,75 in
= 11,25 in
AB =
AC = [(11,25 in)2 – (9,0925 in)2]0,5
= 6,6248 in
b = 12 in – 6,6248 in
= 5,3752 in
OA = th + b + sf
= 0,1875 in + 5,3752 in + 1,75
= 7,3127 in
= 0,1857 m