1. DEFINISI
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami
hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkembang atau sama
sekali tidak terisi udara.
2. ANATOMI
1
pleura yang melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi setiap paru-
paru (pleura vesiralis). Diantara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu lapisan
tipis cairan pleura yang berpungsi untuk memudahkan kedua permukaan bergerak
selama pernapasan dan untuk mencegah sela perpisahan thorak dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer, untuk mencegah
kolaps paru-paru.1
Peredaran darah paru-paru berasal dari arteri bronkilais dan arteri pulmonalis.
Sirkulasi bronchial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan
berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru. Arteri bronchial
berasal dari aortatorakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronkus. Vena
bronkialis yang besarmengalirkan darahnya ke dalam sistem azigos, yang kemudian
bermuara pada vena cava superior dan mengembalikan darah ke atrium kanan. Vena
bronkialis yang lebih kecil akan mengalirkan darah vena pulmonalis. Karena sirkulasi
bronchial tidak berperan pada pertukaran gas, darah yang tidak teroksigenasi
mengalami pirau sekitar 2 sampai 3% curah jantung. Arteri pulmonalis yang berasal
dari ventrikel kanan mengalirkan darah vena campuaran keparu-paru di mana darah
tersebut mengambil bagian dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus
mengitari dan menutupi alveolus, merupakan kontak erat yang diperlukan untuk
proses pertukaran gas antara alveolus dan darah. Darah yang teroksigenasi kemudian
dikembalikan melalui vena pulmonaliske ventrikel kiri, yang selanjutnya membagikan
kepada sel-sel melalui sirkulasi sistemik.1
3. ETIOLOGI
Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma thorak yang
menahan rasa sakit, keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran sekret bronkus
yang dapat memperberat terjadinya atelektasis.
4. PATOFISIOLOGI
2
Setelah penyumbatan bronchial yang terjadi secara mendadak sirkulasi darah
perifer akan diserap oleh udara dari alveoli, yang akan menyebabkan terjadinya
kegagalan pernapasan dan penarikan kembali paru-paru dalam beberapa menit, hal ini
tanpa desebabkan adanya infeksi. Paru-paru akan menyusut secara komplek. Dalam
tingkat awal, perfusi darah paru-paru akan kekurangan udara yang menyebabkan
hipoksemi arterial. Jika kapiler dan jaringan hipoksia mengakibatkan timbulnya
transudat berupa gas dan cairan serta udem paru. Pengeluaran transudat dari alveoli
dan sel merupakan pencegahan komplit kolaps dari atelektasis paru. Daerah sekitar
paru-paru yang mengalami udem kompensata sebagian akan kehilangan volume.
Bagaimanapun juga pada kasus kolaps yang luas diafragma mengalami paninggian,
dinding dada nyeri dan hal ini akan mempengaruhi perubahan letak hati dan
mediastinum.3
Sesak yang disebabkan merupakan variasi perubahan stimulus pusat respirasi
dan kortek serebral. Stimulus berasal dari kemoreseptor di mana terdapat daerah
atelektasis yang luas yang menyebabkan tekanan O2 kurang atau berasal dari paru-
paru dan otot pernapasan, dimana paru-paru kekurangan oksigen tidak terpenuhi dan
penambahan kerja pernapasan. Kiranya aliran darah pada daerah yang mengalami
atelektasis berkurang. Tekanan CO2 biasanya normal atau seharusnya turun sedikit
dari sisa hiperventilasi parenkim paru-paru yang normal.3
5. GEJALA KLINIS
Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung pada sebab dan luasnya atelektasis.
Pada umumnya atelektasis yang terjadi pada penyakit tuberculosis, limfoma,
neoplasma, asma dan penyakit yang disebabkan infeksi misalnya bronchitis,
bronkopmeumonia, dan pain-lain jarang menimbulkan gejala klinis yang jelas, kecuali
jika ada obstruksi pada bronkus utama. Jika daerah atelektsis itu luas dan terjadi
sangat cepat akan terjadi dipsneu dengan pola pernapasan yang cepat dan dangkal,
takikardi dan sering sianosis, temperatur yang tinggi, dan jika berlanjut akan
menyebabkan penurunan kesadaran atau syok. Pada perkusi redup dan mungkin pula
normal bila terjadi emfisema kompensasi. Pada atelektasis yang luas, atelektasis yang
melibatkan lebih dari satu lobus, bising nafas akan melemah atau sama sekali tidak
terdengar, biasanya didapatkan adanya perbedaan gerak dinding thorak, gerak sela iga
dan diafragma. Pada perkusi mungkin batas jantung dan mediastinum akan bergeser,
letak diafragma mungkin meninggi.4,5
6. GAMBARAN RADIOLOGIS
Sebagai dasar gambaran radiologis pada atelektasis adalah pengurangan
volume bagian paru baik lobaris, segmental atau seluruh paru, dengan akibat
kurangnya aerasi sehingga memberi bayangan lebih suram (densitas tinggi) dengan
penarikan mediastinum kearah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik ke atas dan
sela iga menyempit.2
Dengan adanya atelektasis, maka bagian paru sekitarnya mengalami suatu
enfisema kompensasi yang kadang-kadang begitu hebatnya sehingga terjadi herniasi
3
hemithorak yang sehat kearah hemethorak yang atelektasis.2 Beberapa atelektasis di
kenal sebagai: 2
Atelektasis lobaris bawah: bila terjadi dilobaris bawah paru kiri, maka akan
tersembunyi dibelakang bayangan jantung dan pada foto thorak PA hamya
memperlihatkan diafragma letak tinggi.
7. DIAGNOSIS
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan klinis dan gambaran radiologis
yang jelas dari berkurangnya ukuran paru-paru (digambarkan dengan adanya
penarikan tulang iga, peninggian diafragma, penyimpangan dari trakea, jantung dan
mediastinum dan selam lobus kehilangan udara, di celah interlobus menjadi bergeser
atau tidak pada tempatnya, dan densitas pada lobus menjadi lebih opak, seperti pada
bronkus, pembuluh darah kelenjar limfe menjadi tidak beraturan. Dan pemeriksaan
khusus misalnya dengan bronkoskopi dan bronkografi, dapat degan tepat menetukan
cabang bronkus yang tersumbat.3.5
8. TERAPI
4
9. PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
1. A. Price Sylvia, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, vol 2, edisi
4, Jakarta, 1995, hal 645-707.
2. Rasad Sjahriar, Radiologi Diagnostik, FK UI, cetakan 6, Jkarta 2000, hal 108.
3. Sharma. S, Atelektasis, 2003, http//www.eMedicine.com.
4. Franken et all, Atelektasis: A Shrunke, Air Less State Affecting All or Part of Lung,
2004, http//www.eMedicine.com.
5. Ilmu Penyakit Dalam, Penyakit Sistem Pernapasan, 1998, FKUI, Jakarta.
6.Edwin F. Donnelly, M.D., Ph.D., Patterns of Lobar Collapse, 2004,
http//www.RadiologyNotebook.com.