Identitas
3. Umur : 20 tahun
4. Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
5. Agama : Islam
B. Anamnesis
1. Keluhan utama
Mata kuning
Satu minggu sebelum BAK seperti teh dan mata kuning penderita mengeluh
demam yang tidak terlalu tinggi, dirasakan terus menerus siang dan malam
selama 1 hari. Demam tidak disertai dengan menggigil. Penderita juga
merasakan badan menjadi lemah, nyeri kepala, pegal-pegal, nafsu makan
berkurang, mual dan muntah sebanyak satu kali berisi cairan dan sisa makanan.
Penderita membeli Parasetamol dan merasa demam dan sakit kepala agak
berkurang namun keluhan lainnya tidak berkurang sampai timbul keluhan mata
kuning.
Riwayat kontak dengan penderita sakit kuning sebelumnya tidak ada. Riwayat
mendapat transfusi tidak ada. Riwayat penggunaan obat Carbamazepin (untuk
epilepsi) dengan dosis 2 x 1 tablet/hari sejak SMP, sedang minum jamu-jamuan
disangkal.
Adanya riwayat sering lemah, mudah lelah, lesu, pandangan mata berkunang-
kunang, pusing, jantung berdebar-debar tidak ada. Riwayat berpergian ke
daerah endemis malaria tidak ada. Riwayat penurunan berat badan yang nyata
tidak ada. Muntah darah dan buang air besar seperti aspal disangkal. Riwayat
sering nyeri atau perih di ulu hati yang disertai mual dan muntah terutama bila
terlambat makan tidak ada.
Penderita mengaku memiliki riwayat epilepsi yang mulai dialami sejak kelas 5
SD. Jika serangan epilepsi terjadi, dirasakan kejang di kedua tangan dan kaki
tanpa disertai kehilangan kesadaran. Serangan berlangsung kurang dari 1 menit.
Setelah serangan epilepsi berakhir, pasien dapat beraktifitas seperti biasa lagi.
Sejak itu penderita mengkonsumsi obat Carbamazepine yang diminum 2 tablet
per hari (pagi dan sore). Selama 3 tahun terakhir, epilepsi tidak pernah kambuh.
Selama minum obat, penderita tidak mengalami efek samping apapun.
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan penderita.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan umum
Tampak sakit ringan
2. Tanda vital
a. Kulit
b. Kepala
c. Mata
d. Telinga
e. Hidung
f. Mulut
Frenulum linguae ikterik (+), sianosis perioral (-), fetor hepatikum (-)
g. Tenggorok
h. Leher
Distensi vena leher (-), JVP 5+2 cmH2O, spider naevi (-), kelenjar getah bening
tak teraba membesar.
i. Dada
Bentuk dan gerak simetris, perbandingan ant : post 2 : 1 spider naevi (-)
j. Paru
Inspeksi : bentuk dan gerak simetris, tidak ada gerakan yang tertinggal
Palpasi : fokal fremitus kanan dan kiri sama, normal
Perkusi : sonor di semua lapang paru, batas paru hepar ICS V kanan
Auskultasi : suara nafas dasar vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
k. Jantung
l. Abdomen
m. Anus/rektum
n. Alat kelamin/perineum
o. Ekstremitas
q. Limfonodi
D. Resume
Penderita berobat ke dokter spesialis penyakit dalam di poli penyakit dalam RSU
dr. Soedarso 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan
darah, dikatakan menderita penyakit Hepatitis, kemudian disarankan untuk
dirawat.
E. Diagnosis Sementara/Tetap
F. Diagnosis Banding
1. Hepatitis virus A
Hepatitis virus B
Hepatitis virus C
G. Terapi/Tatalaksana
1. Non-farmakologik
Istirahat
Stop Carbamazepin sampai kadar bilirubin dan SGOT/SGPT normal
2. Farmakologik
H. Program/Pemeriksaan Penunjang
2. GDS
4. Serologi
IgM anti HAV, IgM anti HBc, HBsAg, IgM anti HCV
I. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad functionam : ad bonam
3. Ad sanactionam : ad bonam