1.1
LATAR BELAKANG
Demam tifoid merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram
negatif Salmonella typhi atau S. paratyphi melalui asupan makanan atau
minuman yang terkontaminasi (Davey, 2006). Kementrian Kesehatan RI
melaporkan pada tahun 2009, demam tifoid menempati urutan ketiga dari 10
penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan
jumlah kasus 80.850 dengan korban meninggal sebanyak 1.013 jiwa, urutan
pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus 143.696 dan urutan kedua
ditempati oleh DBD (Demam Berdarah Dengue) dengan jumlah kasus 121.334
(Depkes RI, 2010).
Salmonella
yang
termaksud
dalam
family
Enterobactericeae
merupakan bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Angka kesakitan akibat
infeksi bakteri salmonella sangat tinggi. Penyakit ini tidak hanya terjadi di
negara berkembang tetapi juga terjangkit di negara maju. Angka kejadian
infeksi salmonella diseluruh dunia mencapai lebih dari 12,5 juta per tahun dan
di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 2 juta penderita salmonellosis setiap
tahun (Radji, 2011).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid,
penyakit tifoid merupakan penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat
indonesia, oleh karenanya dalam meningkatan kualitas kesehatan masyarakat
sejak usia dini, perlu dilakukan upaya pengendalian Demam Tifoid dengan
pemeriksaan berkala, pengobatan, pengamatan penyakit, perbaikan kesehatan
lingkungan dan penyuluhan kesehatan (Depkes RI, 2010).
Infeksi salmonella terjadi pada saluran cerna dan terkadang menyebar
lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh. Infeksi salmonella pada manusia
bervariasi,
yaitu
dapat
berupa
infeksi
yang
dapat
sembuh
sendiri
(gastroenteritis), tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila ada
1
terhadap
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah ekstrak etanol rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val)
memiliki aktifitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella
Thypi.
2. Berapa konsentrasi hambat minimum ekstrak etanol rimpang temu giring
(Curcuma heyneana Val)
Thypi.
1.3
Batasan masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diberikan batasan-batasan
sebagai berikut :
1. Temu giring (Curcuma heyneana Val) yang digunakan berasal dari Desa
Pengaron, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
2. Bagian temu giring (Curcuma heyneana Val) yang digunakan adalah
bagian rimpangnya dan ektrak dengan mengunakan etanol 96%
3. Bakteri yang digunakan adalah bakteri salmonell thypi, yang diperoleh
dari laboratorium analis politeknik kesehatan banjarbaru.
4. Pengujian antibakteri dilihat berdasarkan tumbuh atau tidaknya
Salmonella thypi pada media, setelah itu diukur diameter zona hambatnya
pada masing-masing konsentrasi, dari pengukuran diameter dapat
Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antibakteri ekstrak
etanol rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val)
terhadap
Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
Agar masyarakat lebih mengetahui bahwa rimpang temu giring bukan
hanya bumbu untuk masakan tapi rimpang temu giring (Curcuma heyneana
Val) juga berkhasiat dalam dunia kesehatan yang mempunyai banyak manfaat
sebagai obat-obatan.
2. Peneliti
a) Mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dibangku kuliah
b) Menambah pengetahuan penulis
3. Akademik