Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Sistem Pneumatis adalah suatu sistem yang mengunakan udara termampat sebagai media
kerjanya. Udara termampat adalah udara sekeliling yang telah dimampatkan dengan mengunakan
pemampat udara (compressor) yang dikendalikan dengan motor listrik. Praktikum ini bertujuan agar
Praktikan memahamiprinsip dasar kerja systempneumatis, mampu merangkai dan menjalankan
sistempneumatis sederhana, serta mengetahui dan memahamikomponen-komponen
sistempneumatic. Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah actuator (single and double
acting), kompresor, valve (3/2 dan 5/2), pipa fleksibel, manifold, stopwatch, flow control, pressure
gauge, dan penggaris. variabel yang menjadi titik acuan dalam pencaharian yaitu tekanan A dan
bukaan flow yang merupakan variable manipulasi, diameter actuator yang merupakan variable
control, waktu, tekanan B dan C yang merupakan variabel respon.Dari hasil praktikum dapat
disimpulkan bahwa tekanan yang diberikan akan berbanding lurus dengan gaya yang dihasilkan. Jadi
ketika tekanan naik maka gayanya juga akan naik, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan
rumus F = P x A dimana F adalah gaya dalam newton, P adalah tekanan dalam bar, dan A adalah
Luasan dalam satuan m2. Aplikasi system pneumatic adalah pada rem kemdaraan kendaraan besar
semisal truk, atau bus. Bebarapa aplikasi sistem pneumatis didunia marine adalah penggunaan pada
klakson kapal, starting engine kapal, blow pipe dan pintu otomatis.

Pneumatic system is a system that uses compressed air as his medium. The compressed air is
ambient air which has been compressed using compressor with electric motor. The Practicum
intended to make practican understand the basic principles of working of pneumatic system, able to
assemble and run simple pneumatic system, and to know and understand the components of
pneumatic systems .Equipment used in this practicum is the actuator (single and double acting),
compressor, valve (3/2 and 5/2), flexible pipe, manifold, stopwatch, flow control, pressure gauge,
and a ruler. Variables used as reference point in this system is the pressure A and flow opening as
manipulation variable, actuators diameter as control variable, time, pressure A and B as response
variable.From the practicum results can be concluded that given pressure will be proportional to the
force produced. So when the pressure increases then the force will also increase. This is in accordance
with the formula F = P x A where F is the force in newtons, P is the pressure in bar, and A is the area
in m2.So the outline pneumatic system is used for truck break or bus.Some of in the marine marine
pneumatic systems applications is the use of the vessel horn, engine starting, blow pipe and
automatic doors.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktikum ini berdasarkan pada ilmu yang disampaikan dalam mata kuliah mesin fluida. Mata
kuliah mesin fluida membahas tentang mesin-mesin yang berhubungan dengan fluida. Sebagai
contoh pompa dan kompresor.
Praktikum ini perlu dilaksanakan agar praktikan memahami prinsip dasar kerja sistem
pneumatis, mampu merangkai dan menjalankan sistem pneumatis sederhana, serta mengetahui dan
memahami komponen-komponen sistem pneumatis
Jadi, dengan adanya praktikum ini yang berdasarkan pada ilmu mata kuliah mesin fluida
diharapkan diharapkan bahwa praktikan dapat mengetahui dan memahami mesin-mesin yang
dibahas dalam mata kuliah tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana prinsip dasar kerja sistem pneumatis
b. Bagaimana cara merangkai dan menjalankan sistem pneumatis sederhana
c. Apa saja komponen-komponen pada sistem pneumatis

1.3. Tujuan
a. Memahami prinsip dasar kerja sistem pneumatis
b. Mampu merangkai dan menjalankan sistem pneumatis sederhana
c. Mengetahui dan memahami komponen-komponen sistem pneumatis
BAB II
Dasar Teori

I.1 Sistem Pneumatis Secara Umum


Sistem Pneumatis mengunakan udara termampat sebagai medium mindahan kuasa.
Udara termampat adalah udara sekeliling yang telah dimampatkan dengan mengunakan
pemampat udara (compressor) yang dikendalikan dengan motor listrik.
Kompresor diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak mula umumnya motor
listrik. Udara akan disedot oleh kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga
mencapai tekanan beberapa bar. Untuk menyalurkan udara yang telah dimampatkan ke
seluruh sistem (sirkuit pneumatis) diperlukan unit pelayanan atau service unit yang terdiri
dari penyaring (filter), pengatur tekanan (regulator) dan pelumas (lubrikator) bagi yang
memerlukan. Service unit ini diperlukan karena udara yang telah termampatkan yang
diperlukan di dalam sirkuit pneumatis harus benar-benar bersih, tekanan operasional pada
umumnya hanyalah sekitar 6 bar. Selanjutnya udara tersebut disalurkan dengan membuka
katup pada service unit, kemudian menekan tombol katup pneumatis (katup pengarah)
hingga udara tersebut masuk ke dalam tabung pneumatis (silinder pneumatis kerja tunggal)
dan akhirnya piston bergerak maju.

Jadi kesimpulannya Sistem Pneumatis adalah sistem tenaga fluida yang


menggunakan udara sebagai media transfer. Udara dimampatkan dengan menggunakan
kompresor dan disimpan di dalam tangki udara kempa untuk setiap saat dapat digunakan.

I.2 Rumus yang digunakan


1.2.1 Hukum Boyle
Disebutkan diatas bahwa pada temperatur konstan, tekanan yang diberikan pada massa
atau gas sebanding dengan volumenya. Dalam perumusan dapat ditulis dengan :
P1.V1 = P2.V2
Dengan :
P1 dan P2 = tekanan ( pa )
V2 danV2 = volume ( m3)
(Tahara,Haruo & Sularso, 2000)
1.2.2 Hukum Charles
Disebutkan bahwa pada temperature yang konstan massa gas akan meningkat 1/273 dari
volumenya untuk setiap kenaikan temperatur dalam celcius.
(Tahara,Haruo & Sularso, 2000)
1.2.3 Hukum Gay Lussac
Disebutkan bahwa pada temperature yang konstan volume dari gas akan meningkat
sebanding dengan temperaturnya. Dalam perumusan dapat ditulis dengan:
V1/V2 = T1/T2
Dengan :
3
V1 danV2 = volume (m )
T1 dan T2 = temperatur ( K )
(Tahara,Haruo & Sularso, 2000)
Disebutkan pula pada volume yang konstan, tekanan akan meningkat sebanding dengan
temperaturnya. Dalam perumusan dapat ditullis dengan:
P1/P2 = T1/T2
Dengan :
P1 danP2 adalah tekanan dalam pa
T1 dan T2 adalah temperatur dalam K
1.2.4 Hukum Pascal
Gaya yang bekerja pada torak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
F
P =
A

Dengan :

A= luas penampang bidang kompresi pada torak

sehingga :
F = P x A ........(N)
(Dosen FMIPA ITS, 2007)

Sesuai dengan dengan hukum Boyle tentang kompresi udara tekan, pada 3 jenis tabung
yang sama dengan volume tekan yang berbeda pada masing-masing tabung akan
dijelaskan sebagai berikut:

gambar 1 - kompresi udara tekan

gambar 2- kurva perbandingan Tekanan dan Volume

(sumber: modul praktikum sistem pneumatis- lab mesin fluida dan system)

Jika volume pada V1 = 1 m3 pada tekanan absolut 100 kPa dikompresikan pada temperatur
konstan ke volume V2 = 0,5 m3, maka :
kemudian, jika volume pada V1 = 100 kPa ditekan pada volume V3 = 0,2 m3, maka tekanan
resultan yang dihasilkan adalah :

I.3 Komponen Sistem Pneumatis Pada Umumnya


A. Kompressor dan alat penunjang

1. Air Compressor (Kompresor Udara)

Kompresor merupakan alat untuk menghasilkan sumber energi bagi sistem pneumatis
berupa udara mampat. Kompresor berfungsi untuk menghisap udara dari atmosfer dengan
menggunakan pompa torak, kemudian udara tersebut akan dipompakan kepada sebuah
tabung receiver, yang nantinya akan dimampatkan pada sebuah penampung (reservoir).
Kompresor ini digerakkan oleh sebuah motor listrik, yang dikontrol dengan menggunakan
saklar, yang dihubungkan dengan penampung. Bila tekanan udara di dalam penampung
turun sampai ke suatu harga minimum yang telah ditentukan, saklar akan secara otomatis
menghidupkan motor listrik, dan kompresor akan menambah persediaan udara dalam
penampung.

2. Air Service Unit

Pada alat air service unit terdapat tiga proses utama, yaitu penyaringan udara agar udara
yang keluar bebas kotoran dan uap air, pengaturan tekanan udara yang keluar (regulator
udara), dan pelumasan udara.
Pada umumnya air service unit terdiri dari:

Air filter, yaitu saringan udara


Air regulator, yaitu pengatur tekanan udara kerja
Air lubricator, yaitu pelumas udara

3. Refrigerated Dryer

Alat yang berfungsi untuk menurunkan temperatur udara guna menghilangkan kandungan
air yang berada dalam udara sehingga udara menjadi kering

4. Receiver (Air Storage Tank)

Saluran penyambung antara kebutuhan, penyimpanan serta kebutuhan yang akan disalurkan
ke seluruh bagian stasiun kerja.

B. Sistem Distribusi

1. Distribution

Saluran penyambung antara kebutuhan, penyimpanan serta kebutuhan yang akan disalurkan
ke seluruh bagian stasiun kerja.

2. Valve (Katup)
Pada sistem pneumatis valve/ katup berfungsi untuk mengatur arah aliran udara bertekanan
dalam sistem peralatan pneumatis. Pada dasarnya katup terbagi menjadi empat macam,
yaitu :

a. Katup pengarah (Directional control valve)

Katup pengarah adalah katup yang mengubah dan menghentikan arah aliran udara
bertekanan. Katup pengarah dilambangkan dengan katup X/Y. Simbol X menyatakan
jumlah lubang sambungan (port) dan simbol Y menyatakan jumlah kamar atau
ruangan.

b. Katup searah (Non return valve)

Katup searah adalah katup yang hanya dapat dilewati oleh udara dalam satu arah
dan menutup aliran dari arah sebaliknya

c. Katup pengatur aliran (Flow control valve)

Katup pengatur aliran adalah katup yang digunakan untuk mengatur kecepatan
udara (debit udara) yang masuk ke dalam aktuator dengan memperbesar atau
memperkecil luas penampang saluran sehingga mempengaruhi kecepatan gerakan
aktuator.

d. Katup pengatur tekanan (Pressure valve)

Katup pengatur tekanan digunakan untuk mengatur tekanan udara yang dibutuhkan
secara konstan. Pada katup ini tekanan yang masuk harus lebih besar daripada
tekanan yang keluar.

C. Komponen Pengubah Energi

1. Actuator dan Output

Actuator adalah bagian terakhir dari output suatu sistem kontrol pneumatis. Output
biasanya digunakan untuk mengidentifikasi suatu sistem kontrol ataupun aktuator. Pada
pneumatis, jenis aktuator ada bermacam-macam, diantaranya:

a. Aktuator gerakan linier:

- Single acting cylinder (silinder aksi tunggal) 44


- Double acting cylinder (silinder aksi ganda)

b. Aktuator gerakan berputar:


- Motor yang digerakkan oleh udara. Motor pneumatis adalah suatu peralatan
pneumatic yang menghasilkan gerakan putar yang sudut putarnya tidak
terbatas bila terhadap peralatan ini dialiri udara yang dimampatkan. Ada 4
jenis motor pneumatis, yaitu piston motors, sliding vane motors, gear motors,
turbin.
- Aktuator yang berputar/gerakan putar.

I.4Jenis Kompresi

1. Kompresi Adiabatik
Kompresi Adiabatik adalah keadaan dimana pada saat kompresi tidak terjadi
perpindahan kalor. Hal ini disebabkan karena adanya isolasi yang baik pada system.
Gambar 3- kurva Adiabatik
( sumber: http://dain-umar.blogspot.com/ )

2. Kompresi Isotermal
Kompresi Isotermal adalah keadaan dimana saat kompresi tidak terjadi perubahan
temperatur atau temperaturnya konstan.

3. Kompresi Polytropik
Kompresi Polytropik adalah kompresi diantara Adiabatik dan Isotermal, jadi keadaan
dimana pada saat kompresi terjadi perubahan temperatur dan juga ada perpindahan
kalor.

a b

Gambar 4- kurva (b) Isothermal dan (c) polytropik


( sumber: http://dain-umar.blogspot.com/ )
I.5 Macam Macam Directional Valve

Simbol (ISO 5599) Keterangan

2/2 normally closed


2

2/2 normally open


1

3/2 normally closed


1 3

3/2 normally open


1 3

3/3 closed centre


1 3

2 4

4/2
1 3

4/3 closed centre

2 4

4/3 open centre


1 3

2 4

5/2
3 1 5

2 4

5/3 closed centre


3 1 5

1 4

5/3 open centre


3 1 5

1 4

5/3 pressurised centre


3 1 5

Gambar 5 - Macam macam directional valve


( sumber: Bahan ajar pneumatis-hidrolis, Drs. Wirawan MT&Drs. Pramono)

I.6 Perbedaan Sistem Pneumatis dan Hidolis

No Sistem Pneumatis Sistem Hidrolis


menggunakan kompresor dalam menggunakan Pompa dalam
1
mendistribusikan fluida. mendistribusikan fluida.
pneumatis menggunakan fluida kerja pneumatis menggunakan fluida kerja
2
gas (udara) liquid (cairan)
Fluida kerjanya bersifat
3 Fluida kerjanya bersifat Compressible
incompressible

4 Menggunakan instalasi terbuka Menggunakan instalasi tertutup


lebih muhal karena menggunakan
lebih murah karena menggunakan
5 cairan tertentu sebagai fluda
gasnya diambil secara bebas dari udara
kerjanya
Tidak ada batas temperatur
6 Ada batas temperature operasi
Respon lebih cepat jida dibandingkan
7 Responnya Lambat
dengan system pneumatis
perawatannya lebih mudah karena perawatannya susah karena
8
sistemnya yang praktis sistemnya yang rumit
gaya yang dihasilkan lebih besar dari
9 gaya yang dihasilkan kecil dari hidrolis
pneumatis dengan waktu yang sama
dengan waktu yang sama
Fluida bisa digunakan berulang kali
Fluida hanya bisa digunakan satu kali
10 sampai dengan tingkat kekentalan
saja pada satu siklus
tertentu.

I.7 Aplikasi Sistem Pneumatis

Aplikasi non marine:

1. Rem pada kendaraan besar semisal truk, bis, dst.


2. Alat untuk mengangkat dan memindahkan barang (pindah dan letak) untuk keperluan
industry.
3. Alat untuk buka tutup pintu
4. Untuk bor bor kecepatan tinggi pada alat kedokteran
5. Untuk bor pada perbaikan jalan dan pembangunan gedung

Aplikasi pada marine:

1. Horn pada kapal


2. System starting engine
3. Blow pipe
4. Quick close valve
5. Hydropore

Anda mungkin juga menyukai